Semua Bab Mengejar Sekretaris Kaya: Bab 311 - Bab 320

495 Bab

Bab 311

Cindy menghela napas, lalu menatap Jessy lagi dan bertanya dengan serius, "Bu Jessy, apa kamu bermusuhan dengan seseorang?"Jessy menutupi kepalanya dan berkata dengan sengsara, "Otakku kacau sekarang, aku nggak ingat, aku benar-benar nggak ingat ...."Cindy menyerahkan tablet itu, "Aku meminta pengasuhmu untuk mendapatkan video pengawasan tadi malam dan mengambil tangkapan layar dari setiap tamu yang naik ke atas. Coba lihat, apa kamu pikir ada orang di antara mereka yang mungkin akan membahayakan anakmu dan membalas dendam padamu?"Jessy melihat-lihat tangkapan layar satu per satu. Setelah membolak-balik tujuh atau delapan gambar, dia tiba-tiba berhenti, membuka lebar matanya dan berkata dengan tegas, "Itu dia, pasti dia!"Cindy melihat seorang gadis muda di tablet, "Siapa dia?"Jessy menggertakkan giginya dan berkata dengan getir, "Itu adikku. Dia selalu iri padaku karena menikah dengan Keluarga Helmoni. Karena mengandalkan ibunya disayangi, setiap kali dia bertemu denganku, dia sel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 312

Yogi tidak menjelaskan.Dia tidak pernah menjelaskan kepada siapa pun.Dia berdiri di pagar di lantai dua dan melihat ke bawah. Matanya melewati pintu yang terbuka, di luar gelap gulita.Malam sudah sangat larut.Yogi memiringkan kepala, "Pergilah tidur, Keluarga Helmoni sudah menyiapkan kamar.""Bagaimana denganmu?" Liana bertanya tanpa sadar.Yogi menyipitkan kelopak matanya. Biarpun dia tidak menunjukkan ketidakpuasan apa pun, Liana tahu bahwa dia tidak suka diganggu privasinya. Liana cemberut dan berkata, "Maksudku, besok pagi, Nyonya Besar Keluarga Helmino pasti akan bertanya padaku karena kamu nggak ada di sini. Bagaimana aku harus menjawabnya?""Kamu lihat situasi." Yogi mengambil dua langkah kemudian berbalik, "Jessy emosinya nggak stabil dan mungkin nggak bisa menjelaskan dengan jelas. Besok kamu beri tahu Nyonya Besar Keluarga Helmino pelaku yang ditemukan Cindy."Mata Liana berkedip sedikit, "Pelaku yang ditemukan Cindy."Memang benar Cindy menemukan sendiri pelaku sebenarny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

Bab 313

Yogi memandang Cindy dengan tatapan dingin, "Bukankah kamu yang mau bayar ongkosnya?"Cindy menggertakkan gigi dan Yogi berhenti mengemudi perlahan. Dia menginjak pedal gas dan menambah kecepatan seketika, lalu berbelok di tikungan gunung yang tajam. Cindy tidak siap dan tubuhnya menabrak pintu mobil dan ditarik kembali ke kursi oleh sabuk pengaman."...." Biarpun benturannya tidak menyakitkan, Cindy merasa sangat sedih, urat merah muncul di matanya dan dia menatap pria itu dengan sengit.Tangan Yogi yang memegang setir menegang dan kecepatan mobil akhirnya sedikit melambat tapi nada bicaranya tidak terlalu bagus, "Kenapa aku dulu nggak tahu kamu begitu pemarah? Aku nggak bisa mengikuti keinginanmu dan nggak bisa melawan keinginanmu."Kalau kata-kata seperti ini diucapkan oleh orang lain, itu akan terdengar seperti "Aku tidak bisa berbuat apa-apa padamu", "Bagaimana caranya aku bersikap padamu" dan "Kamu membuatku tidak berdaya".Tapi, dia adalah Yogi.Jadi Cindy hanya mendengar kekesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya

Bab 314

Siapa yang sebenarnya membuat marah siapa?Selain itu, kalau Cindy membuatnya marah, lalu dia bisa melakukan apa pun yang dia mau? Siapa yang membuat aturan ini? Dia juga 'kan?Dialah yang menentukan keputusan akhir dalam segala hal!Cindy sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata. Yogi mengusap sudut mulutnya, itu berdarah. Wanita itu menggigitnya seperti kucing liar.Jakunnya bergulir, "Duduk yang benar, jangan sampai tertabrak lagi dan melotot padaku." Jalan pegunungan memang penuh berkelok-kelok.Cindy menahan napas, duduk kembali di kursi dan memegang pegangan tangan.Yogi memasukkan gigi mobil, melepas rem dan mengemudikan mobil menuruni lereng.Yogi tidak bertanya pada Cindy di mana dia tinggal dan Cindy tidak memberitahunya, Cindy tahu bahwa dia tahu.Cindy mengira dirinya sudah di luar kendalinya, tapi nyatanya setiap gerak-gerik Cindy tetap diawasi olehnya.Mobil akhirnya sampai di kaki gunung dan melaju ke jalan raya, jalanan lurus dan lampu jalan terang benderang, fokus Y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Bab 315

Cindy tidur sangat nyenyak dan bangun sekitar jam tujuh keesokan paginya.Ini bangsal ganda, tirai dipasang di antara Cindy dan tempat tidur di sebelahnya, tapi dia masih bisa mendengar suara anggota keluarga pasien di sana yang memberikan perhatian, sementara di ranjang Cindy tenang.Yogi sudah pergi.Tidak tahu kapan dia pergi, mungkin tadi malam.Cindy tak pernah berani berpikir Yogi akan rela menemaninya di rumah sakit.Musim hujan di Barat Kota dingin, jendela terbuka sedikit, angin pagi bertiup lembut, tempat tidur Cindy dekat jendela jadi agak dingin, Cindy pun meringkuk di balik selimut.Cindy merasa sedikit pusing dan badannya nyeri dan sakit setelah demam tinggi mereda.Cindy memperkirakan waktunya, Hery seharusnya sudah bangun, jadi dia mengambil ponselnya dan menelepon.Benar saja, Hery mengangkatnya setelah beberapa saat.Cindy terbatuk dan berkata, "Pak Hery, aku sudah mengurus urusan Keluarga Helmoni tadi malam.""Hmm, apa yang terjadi?"Cindy melaporkan semuanya, tentu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-20
Baca selengkapnya

Bab 316

Di Vila Keluarga Helmoni, orang-orang juga sedang sarapan.Nyonya Besar Keluarga Helmino mendongak ketika dia mendengar suara dan melihat Liana merangkul lengan Jessy dan berjalan ke bawah sambil berbicara dan tertawa.Mereka berdua terlihat dekat, seperti yang dipikirkan Cindy tadi malam, dalam sekejap mereka berubah dari sekadar kenalan menjadi sahabat karib.Nyonya Besar Keluarga Helmino sedikit mengernyit dan segera kembali tenang, "Terima kasih, Nona Liana. Kamu membantu merawat Jessy dan kedua anaknya tadi malam."Liana menarik kursi dan meminta Nyonya Besar Keluarga Helmino untuk duduk. Dia secara alami tersenyum dan berkata, "Nyonya Besar, sama-sama. Yogi menghormati kamu. Aku juga menganggap kamu sebagai nenekku jadi mereka adalah keponakanku, sudah sepantasnya aku bantu jaga."Nyonya Besar Keluarga Helmino sangat terharu dan menggandeng tangan Liana untuk duduk bersama.Nyonya Besar Keluarga Helmino tersenyum santai, "Aku dengar Yogi pergi tadi malam. Apakah ada sesuatu yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Baca selengkapnya

Bab 317

Tepat pukul delapan setelah Cindy selesai diinfus, dia terbaring sendirian di rumah sakit dalam keadaan berantakan, sehingga dia ingin meninggalkan rumah sakit dan kembali ke hotel untuk istirahat hingga sore hari sebelum berangkat ke perusahaan.Segera setelah mengangkat selimutnya, dia mendengar kata "sayang" dengan nada mesra datang dari pintu.Terdengar sembrono dan tidak bermoral.Kelopak mata Cindy berkedut dan dia merasa sedikit tidak nyaman. Dia mengintip dari balik tirai, ternyata itu Laskar!Laskar juga melihat Cindy dan senyumnya semakin mekar, "Bu Cindy, kamu sudah bangun? Kebetulan sekali, aku bawa sarapan. Makanlah selagi panas."Laskar memegang beberapa kantong plastik besar dan kecil, lalu dia meletakkan semuanya di atas meja kecil, "Aku nggak tahu apa yang kamu suka, jadi aku beli beberapa jenis, kamu bisa makan apa yang kamu suka."Cindy menatapnya lekat-lekat. Tidak, ini sangat salah, "Bagaimana Pak Laskar tahu bahwa aku dirawat di rumah sakit?"Apa Hery yang katakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 318

Saat dia selesai berbicara, seseorang meraih bahu Laskar, bahkan sebelum dia sempat berbalik untuk melihat siapa orang itu, dia dilempar oleh orang itu!Dia tidak siaga sehingga terhuyung dan semua susu kedelai di tangannya tumpah ke badannya.Biarpun tidak melepuh karena beberapa lapis pakaian, dia terlihat berantakan.Laskar menempelkan ujung lidah ke pipinya, mendongak dan melihat bahwa yang melemparnya adalah Yogi, senyuman di bibirnya masih ada, tapi agak dingin, "Pak Yogi, kalau ada sesuatu, katakan baik-baik. Kenapa kamu menyerangku?"Yogi memandangnya, "Apa Pak Laskar bisa berbicara dengan baik?""Bisa, kenapa nggak bisa?" Laskar melepas jaket, menggulungnya menjadi bola dan melempar jas buatan khusus senilai ratusan juta ke tempat sampah tanpa mengedipkan mata.Sambil tersenyum tipis dia berkata, "Aku dengar Pak Yogi mengantarkan Bu Cindy ke rumah sakit tadi malam, terima kasih. Lain kali hubungi saja aku untuk hal semacam ini. Lagi pula, aku calon pacar Bu Cindy."Yogi sedang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 319

Begitu menyinggung kejadian di Kompleks Vila Loffe, Cindy merasakan angin dingin masuk melalui jendela yang tidak tertutup dan menembus celah di tulangnya sehingga menimbulkan rasa sakit dan nyeri.Saat itu, Cindy melihat betapa hina dan kejamnya Yogi lagi terhadap Cindy, Cindy kemudian mengalami mimpi buruk.Dia bermimpi bahwa Yogi datang mencari Cindy untuk menyalahkan Cindy karena mempermainkannya dan memintanya melepas pakaiannya .... Cindy terbangun dari mimpinya. Saat itu baru jam tiga pagi ketika dia bangun, tapi Cindy tidak bisa tidur lagi dan hatinya sangat sakit.Kali ini Cindy jatuh sakit secara tiba-tiba, bukan hanya karena aklimatisasi dan tekanan pekerjaan, tapi juga karena rasa khawatir yang berlebihan.Tenggorokan Cindy masih sakit dan dia berkata dengan susah payah, "Bisakah kedua hal ini dibandingkan?"Yogi melihat wajah Cindy lebih pucat dari tadi malam dan tidak berkata apa-apa.Cindy menahan napas, menarik tangannya dengan paksa, memasukkan kata sandi dan mengirimk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 320

Stevanie berkata, "Setidaknya traktir semua orang makan!"Hanya mentraktir makan, tidak ada salahnya, jadi Cindy mengangguk, "Oke, aku nggak tahu banyak tentang restoran di Barat Kota. Kalian tentukan tempat dan waktunya, lalu beri tahu aku."Tidak banyak pekerjaan hari ini, semua orang bisa pulang kerja tepat waktu, Stevanie datang ke meja Cindy dan berkata dengan antusias, "Bu Cindy, ayo kita makan saja hari ini, aku sudah panggil rekan-rekan!"Cindy tidak demam atau pusing sekarang, tapi tenggorokannya masih sedikit sakit, dia merasa tidak nyaman dan dia tidak ingin berpesta.Tapi, melihat rekan-rekannya menantikannya, Cindy hanya bisa menahannya, "Oke."Sekelompok tujuh orang itu naik dua mobil dan tiba di sebuah klub dengan papan nama bertuliskan "Hidup seperti Mimpi".Dekorasi klub ini tidak kalah dengan Istana Barat di Kota Shigo, Cindy memiliki penilaian yang tajam, bahkan tanpa masuk ke dalam pun dia tahu konsumsi di tempat seperti ini tidak murah.Rekan-rekan yang lain juga b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
50
DMCA.com Protection Status