Yogi tidak menjelaskan.Dia tidak pernah menjelaskan kepada siapa pun.Dia berdiri di pagar di lantai dua dan melihat ke bawah. Matanya melewati pintu yang terbuka, di luar gelap gulita.Malam sudah sangat larut.Yogi memiringkan kepala, "Pergilah tidur, Keluarga Helmoni sudah menyiapkan kamar.""Bagaimana denganmu?" Liana bertanya tanpa sadar.Yogi menyipitkan kelopak matanya. Biarpun dia tidak menunjukkan ketidakpuasan apa pun, Liana tahu bahwa dia tidak suka diganggu privasinya. Liana cemberut dan berkata, "Maksudku, besok pagi, Nyonya Besar Keluarga Helmino pasti akan bertanya padaku karena kamu nggak ada di sini. Bagaimana aku harus menjawabnya?""Kamu lihat situasi." Yogi mengambil dua langkah kemudian berbalik, "Jessy emosinya nggak stabil dan mungkin nggak bisa menjelaskan dengan jelas. Besok kamu beri tahu Nyonya Besar Keluarga Helmino pelaku yang ditemukan Cindy."Mata Liana berkedip sedikit, "Pelaku yang ditemukan Cindy."Memang benar Cindy menemukan sendiri pelaku sebenarny
Yogi memandang Cindy dengan tatapan dingin, "Bukankah kamu yang mau bayar ongkosnya?"Cindy menggertakkan gigi dan Yogi berhenti mengemudi perlahan. Dia menginjak pedal gas dan menambah kecepatan seketika, lalu berbelok di tikungan gunung yang tajam. Cindy tidak siap dan tubuhnya menabrak pintu mobil dan ditarik kembali ke kursi oleh sabuk pengaman."...." Biarpun benturannya tidak menyakitkan, Cindy merasa sangat sedih, urat merah muncul di matanya dan dia menatap pria itu dengan sengit.Tangan Yogi yang memegang setir menegang dan kecepatan mobil akhirnya sedikit melambat tapi nada bicaranya tidak terlalu bagus, "Kenapa aku dulu nggak tahu kamu begitu pemarah? Aku nggak bisa mengikuti keinginanmu dan nggak bisa melawan keinginanmu."Kalau kata-kata seperti ini diucapkan oleh orang lain, itu akan terdengar seperti "Aku tidak bisa berbuat apa-apa padamu", "Bagaimana caranya aku bersikap padamu" dan "Kamu membuatku tidak berdaya".Tapi, dia adalah Yogi.Jadi Cindy hanya mendengar kekesa
Siapa yang sebenarnya membuat marah siapa?Selain itu, kalau Cindy membuatnya marah, lalu dia bisa melakukan apa pun yang dia mau? Siapa yang membuat aturan ini? Dia juga 'kan?Dialah yang menentukan keputusan akhir dalam segala hal!Cindy sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata. Yogi mengusap sudut mulutnya, itu berdarah. Wanita itu menggigitnya seperti kucing liar.Jakunnya bergulir, "Duduk yang benar, jangan sampai tertabrak lagi dan melotot padaku." Jalan pegunungan memang penuh berkelok-kelok.Cindy menahan napas, duduk kembali di kursi dan memegang pegangan tangan.Yogi memasukkan gigi mobil, melepas rem dan mengemudikan mobil menuruni lereng.Yogi tidak bertanya pada Cindy di mana dia tinggal dan Cindy tidak memberitahunya, Cindy tahu bahwa dia tahu.Cindy mengira dirinya sudah di luar kendalinya, tapi nyatanya setiap gerak-gerik Cindy tetap diawasi olehnya.Mobil akhirnya sampai di kaki gunung dan melaju ke jalan raya, jalanan lurus dan lampu jalan terang benderang, fokus Y
Cindy tidur sangat nyenyak dan bangun sekitar jam tujuh keesokan paginya.Ini bangsal ganda, tirai dipasang di antara Cindy dan tempat tidur di sebelahnya, tapi dia masih bisa mendengar suara anggota keluarga pasien di sana yang memberikan perhatian, sementara di ranjang Cindy tenang.Yogi sudah pergi.Tidak tahu kapan dia pergi, mungkin tadi malam.Cindy tak pernah berani berpikir Yogi akan rela menemaninya di rumah sakit.Musim hujan di Barat Kota dingin, jendela terbuka sedikit, angin pagi bertiup lembut, tempat tidur Cindy dekat jendela jadi agak dingin, Cindy pun meringkuk di balik selimut.Cindy merasa sedikit pusing dan badannya nyeri dan sakit setelah demam tinggi mereda.Cindy memperkirakan waktunya, Hery seharusnya sudah bangun, jadi dia mengambil ponselnya dan menelepon.Benar saja, Hery mengangkatnya setelah beberapa saat.Cindy terbatuk dan berkata, "Pak Hery, aku sudah mengurus urusan Keluarga Helmoni tadi malam.""Hmm, apa yang terjadi?"Cindy melaporkan semuanya, tentu
Di Vila Keluarga Helmoni, orang-orang juga sedang sarapan.Nyonya Besar Keluarga Helmino mendongak ketika dia mendengar suara dan melihat Liana merangkul lengan Jessy dan berjalan ke bawah sambil berbicara dan tertawa.Mereka berdua terlihat dekat, seperti yang dipikirkan Cindy tadi malam, dalam sekejap mereka berubah dari sekadar kenalan menjadi sahabat karib.Nyonya Besar Keluarga Helmino sedikit mengernyit dan segera kembali tenang, "Terima kasih, Nona Liana. Kamu membantu merawat Jessy dan kedua anaknya tadi malam."Liana menarik kursi dan meminta Nyonya Besar Keluarga Helmino untuk duduk. Dia secara alami tersenyum dan berkata, "Nyonya Besar, sama-sama. Yogi menghormati kamu. Aku juga menganggap kamu sebagai nenekku jadi mereka adalah keponakanku, sudah sepantasnya aku bantu jaga."Nyonya Besar Keluarga Helmino sangat terharu dan menggandeng tangan Liana untuk duduk bersama.Nyonya Besar Keluarga Helmino tersenyum santai, "Aku dengar Yogi pergi tadi malam. Apakah ada sesuatu yang
Tepat pukul delapan setelah Cindy selesai diinfus, dia terbaring sendirian di rumah sakit dalam keadaan berantakan, sehingga dia ingin meninggalkan rumah sakit dan kembali ke hotel untuk istirahat hingga sore hari sebelum berangkat ke perusahaan.Segera setelah mengangkat selimutnya, dia mendengar kata "sayang" dengan nada mesra datang dari pintu.Terdengar sembrono dan tidak bermoral.Kelopak mata Cindy berkedut dan dia merasa sedikit tidak nyaman. Dia mengintip dari balik tirai, ternyata itu Laskar!Laskar juga melihat Cindy dan senyumnya semakin mekar, "Bu Cindy, kamu sudah bangun? Kebetulan sekali, aku bawa sarapan. Makanlah selagi panas."Laskar memegang beberapa kantong plastik besar dan kecil, lalu dia meletakkan semuanya di atas meja kecil, "Aku nggak tahu apa yang kamu suka, jadi aku beli beberapa jenis, kamu bisa makan apa yang kamu suka."Cindy menatapnya lekat-lekat. Tidak, ini sangat salah, "Bagaimana Pak Laskar tahu bahwa aku dirawat di rumah sakit?"Apa Hery yang katakan
Saat dia selesai berbicara, seseorang meraih bahu Laskar, bahkan sebelum dia sempat berbalik untuk melihat siapa orang itu, dia dilempar oleh orang itu!Dia tidak siaga sehingga terhuyung dan semua susu kedelai di tangannya tumpah ke badannya.Biarpun tidak melepuh karena beberapa lapis pakaian, dia terlihat berantakan.Laskar menempelkan ujung lidah ke pipinya, mendongak dan melihat bahwa yang melemparnya adalah Yogi, senyuman di bibirnya masih ada, tapi agak dingin, "Pak Yogi, kalau ada sesuatu, katakan baik-baik. Kenapa kamu menyerangku?"Yogi memandangnya, "Apa Pak Laskar bisa berbicara dengan baik?""Bisa, kenapa nggak bisa?" Laskar melepas jaket, menggulungnya menjadi bola dan melempar jas buatan khusus senilai ratusan juta ke tempat sampah tanpa mengedipkan mata.Sambil tersenyum tipis dia berkata, "Aku dengar Pak Yogi mengantarkan Bu Cindy ke rumah sakit tadi malam, terima kasih. Lain kali hubungi saja aku untuk hal semacam ini. Lagi pula, aku calon pacar Bu Cindy."Yogi sedang
Begitu menyinggung kejadian di Kompleks Vila Loffe, Cindy merasakan angin dingin masuk melalui jendela yang tidak tertutup dan menembus celah di tulangnya sehingga menimbulkan rasa sakit dan nyeri.Saat itu, Cindy melihat betapa hina dan kejamnya Yogi lagi terhadap Cindy, Cindy kemudian mengalami mimpi buruk.Dia bermimpi bahwa Yogi datang mencari Cindy untuk menyalahkan Cindy karena mempermainkannya dan memintanya melepas pakaiannya .... Cindy terbangun dari mimpinya. Saat itu baru jam tiga pagi ketika dia bangun, tapi Cindy tidak bisa tidur lagi dan hatinya sangat sakit.Kali ini Cindy jatuh sakit secara tiba-tiba, bukan hanya karena aklimatisasi dan tekanan pekerjaan, tapi juga karena rasa khawatir yang berlebihan.Tenggorokan Cindy masih sakit dan dia berkata dengan susah payah, "Bisakah kedua hal ini dibandingkan?"Yogi melihat wajah Cindy lebih pucat dari tadi malam dan tidak berkata apa-apa.Cindy menahan napas, menarik tangannya dengan paksa, memasukkan kata sandi dan mengirimk
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n