All Chapters of Istri Satu Hari sang CEO yang Melarikan Diri: Chapter 41 - Chapter 50

56 Chapters

BAB 41 Alat Untuk Memeras

“Sayang, tidurlah. Kami tidak akan memperlakukanmu dengan buruk,” kata suara seorang pria di belakangnya.Anna meronta-ronta, berusaha melawan, namun semuanya terasa sia-sia. Kesadarannya semakin menghilang dan tubuhnya terasa melemah. Anna tiba-tiba menyesali keputusannya untuk datang.Grace terlihat sangat bersemangat ketika melihat Anna sudah kehilangan kesadarannya, “bagaimana? Apakah dia sudah pingsan?”“Sudah, Nyonya,” jawab pria yang memegang sapu tangan. Sapu tangan itu berisi obat bius yang baru saja digunakan untuk membuat Anna pingsan.Grace tertawa lebar. Dia melihat tiga pria bertubuh kekar yang ada di hadapannya. Tiga orang ini adalah penjaga di rumah mereka. Malam ini, Grace ingin memberikan mereka “bonus” karena sudah bekerja dengan baik. “Nah, kalian sudah mengerti dengan apa yang harus kalian lakukan, bukan?” tanya Grace dengan seringai jahat di bibirnya.Ketiga pria itu mengangguk dengan penuh semangat. Wajah mereka tidak bisa menutupi keinginan mesum yang sudah me
Read more

BAB 42 Kebencian

Sementara itu, Keith berjalan memasuki ruang pesta. Kemarin, Esme memberitahu Anna untuk tidak membawanya ke sini, tapi tidak ada yang melarangnya untuk menyusul ke sini, bukan?Begitu Keith memasuki ruangan, seluruh pandangan jatuh kepadanya. Ada pandangan kagum, penasaran, bahkan pandangan benci. Namun berbeda dengan yang lainnya, Esme dan Thomas melihat kehadirannya dengan tatapan terkejut dan takut.Keith tidak menggubris orang-orang yang sedang menatapnya. Dia hanya fokus mencari sosok Anna. Kedua alisnya sedikit berkerut ketika tidak bisa menemukan sosok wanita itu di antara orang-orang yang datang. Dia jelas-jelas melihat mobilnya terparkir di depan. Keith bertanya di dalam hatinya, “mengapa dia tidak ada di sini? Apakah dia pergi ke toilet?”Keith kembali mengedarkan pandangannya dan tatapan matanya tanpa sengaja bertemu dengan Grace yang membeku dan menatapnya dengan tatapan ngeri dari lantai dua. Melihat ini, Keith bisa merasakan sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Dia
Read more

BAB 43 Kecelakaan

Keith melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kediaman Wilson. Dia melirik ke arah Anna yang masih tidak sadarkan diri, sorot matanya dipenuhi kekhawatiran, namun sedetik kemudian, matanya dipenuhi sorot kemarahan ketika mengingat saat dia memasuki kamar. Dia melihat Robert berdiri di samping tempat tidur dan kecemburuan kembali menguasainya, membuat pikirannya penuh.Apakah pria brengsek itu sudah menyentuh istrinya? Tangan yang mana yang dia gunakan untuk menyentuh istrinya? Sepertinya dia harus memotong tangan-tangan Robert dan menyuruh istrinya mandi dengan bersih ketika dia sadar nanti. Sedangkan untuk Grace? Keith sama sekali tidak percaya dengan penjelasan Grace. Dia hanya yakin satu hal, mereka pasti berencana melakukan sesuatu yang buruk kepada istrinya!Setelah beberapa saat, Keith menghela nafas berat, mencoba menenangkan dirinya. Setelah beberapa saat berlalu, dia menekan sebuah nomor yang ada di ponsel. Segera, suara seorang pria yang ceria terdengar dari sebe
Read more

BAB 44 Koma

“Sial! Apa yang terjadi?!” Lee merasa sangat tertekan ketika melihat dua mobil ambulans berhenti di lobi lalu menurunkan dua sosok yang dikenalnya. Anna dan Keith dibawa turun dari dalam ambulan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Lee bahkan bisa melihat dari dari dua orang itu.Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah tadi Keith memintanya menyediakan kamar untuk Anna? Mengapa sekarang malah jadi dua orang?“Dokter Lee, Tuan Keith dan istrinya baru saja mengalami kecelakaan,” jawab seorang polisi yang mengikuti mobil ambulans.“Kecelakaan?” Wajah Lee memucat. Dia segera berbalik dan melihat ke arah tim medis yang berdiri di belakangnya, “cepat, bawa Tuan dan Nyonya Wilson ke kamar yang sudah disiapkan dan beri mereka tindakan. Biarkan mereka tinggal di dalam satu kamar.”Setelah mendengarkan perintah Lee, tim medis dengan sigap membawa pergi Anna dan Keith menuju kamar mereka.Lee kembali menoleh dan melihat ke arah polisi muda dan bertanya dengan tergesa-gesa, “bagaimana kecelakaan ini
Read more

BAB 45 Janji

“Bagaimana?” tanya Thomas ketika dia mengangkat teleponnya. Wajahnya sangat serius dan tegang, namun juga ada ketidaksabaran akan berita baik yang ingin dia dengar.“Bos, kami berhasil membuat mereka mengalami kecelakaan,” jawab suara lain dari seberang telepon.“Bagus! Bagus! Apakah kalian sudah memastikan kalau mereka mati?” tanya Thomas penuh semangat, seakan-akan dia sudah bisa melihat tumpukan harta milik Anna di depan matanya. Masalah Archer? Dia hanyalah seorang anak kecil tanpa dukungan orang tua, sangat mudah bagi Thomas untuk berurusan dengannya. Kali ini, dia tidak akan selembut seperti saat dia memperlakukan Anna dulu!“Anu Bos … itu …” Pria di seberang telepon merasa ragu-ragu ketika hendak menjawab. “Apa yang terjadi?!” Suara Thomas meninggi ketika mendengar anak buahnya yang terbata-bata. Dia tahu kalau sesuatu yang tidak baik pasti telah terjadi.“Kami … kami lihat mereka masih hidup setelah kecelakaan. Saat kami hendak membunuh mereka, sebuah mobil polisi tiba-tiba s
Read more

BAB 46 Siapa Anna?

“Saya akan segera menanyakannya, Tuan,” bisik Zack. Dia lalu menyalakan speaker telepon genggamnya dan kembali bertanya kepada polisi yang sedang menelpon, “dimana mereka sekarang? Apakah kami bisa menemui mereka?”“Tuan Graham, maafkan aku. Sayangnya, mereka sudah mati. Kesempatan orang itu sudah mati,” jawab polisi itu. Ada nada penyesalan yang tidak bisa disembunyikan sama sekali dalam suaranya.“Apa?!” Keith dan Zack membeku dan pikiran mereka seketika terasa kosong. Jelas keduanya tidak menyangka dengan kemungkinan ini.“Mati?! Bagaimana mereka bisa mati?!” Keith meraung, merasa sangat marah. Dia merebut telepon dari genggaman tangan Zack, berharap bisa meneriaki wajah polisi itu secara langsung.“Tolong tenangkan diri Anda, Tuan Wilson ,” pinta polisi itu berusaha menenangkan amarah Keith. “Mereka berempat mati karena dibunuh. Ada beberapa luka tembakan di sekujur tubuh mereka. Tidak hanya satu, namun ada belasan peluru di setiap tubuh. Tolong kalian tenang, kami pasti akan meny
Read more

BAB 47 Hilang Ingatan

Keith membuka dan menutup mulutnya beberapa kali, namun tidak ada suara yang keluar. Dia menatap Anna dengan pandangan ngeri. Kenapa? Kenapa Anna tidak mengenali dirinya? Mungkinkah ….“Gawat!” Lee mendesis pelan, dan segera memanggil tim medis untuk melakukan observasi. Tidak membutuhkan waktu lama, tim medis sudah berkumpul di dalam ruangan.Zack menarik Keith yang masih linglung menjauh dari tempat tidur, sehingga mereka tidak mengganggu kinerja tim medis dalam menangani Anna. Pikirannya begitu rumit. Ya Tuhan, mengapa jalan percintaan tuannya harus begitu sulit?Di sisi lain, Anna sedikit panik ketika tiba-tiba saja dia dikelilingi beberapa orang yang tidak dikenalnya. Tunggu. Dia tidak hanya tidak mengenali mereka, namun dia bahkan tidak mengenali … dirinya sendiri. Wajahnya seketika kehilangan warna, dan berubah seputih kertas.“Ah!” Tanpa diduga, Anna menjerit histeris. Jeritannya membuat tim medis sedikit terkejut, dan juga menyadarkan Keith dari kebingungannya.Wajah Keith sa
Read more

BAB 48 Paman Ben

“Baiklah. Kamu bisa menunggu di sini dulu. Aku akan bertanya kepada Tuanku,” jawab penjaga itu. Dia baru saja berbalik ketika dia melihat sebuah mobil hendak keluar dari Kediaman Wilson. Pintu gerbang dibuka dari dalam dan mobil itu hendak keluar dari gerbang ketika tiba-tiba saja berhenti.Jendela mobil dibuka, dan seorang anak kecil berusia tiga tahun menampakkan wajahnya yang terlihat sangat bersemangat, “Paman Ben!”Secara kebetulan, Archer merasa sangat bosan hari ini. Jadi dia meminta Sandra membawanya pergi ke taman bermain. Dia tidak menduga akan mendapatkan kejutan di balik pintu gerbang.“Archer!” Benjamin berlari mendekati mobil dengan senyum yang tidak bisa disembunyikannya.Archer tiba-tiba saja membuka pintu, menuruni mobil lalu berlari menuju Ben.“Tuan Archer!” Sandra terkejut dengan gerakan tiba-tiba Archer dan ikut menuruni mobil untuk mengejarnya. Tadi, dia sempat terpana dengan ketampanan Ben sehingga dia tidak menyadari gerakan mendadak Archer. Dia panik. Kalau te
Read more

BAB 49 Tamu yang Tidak Diharapkan

“Woah!” Mata Archer berbinar begitu memasuki taman bermain. Senyumannya mengembang. Dia buru-buru menggandeng tangan Sandra dan Ben di masing-masing tangannya, lalu menarik keduanya untuk segera pergi bermain.“Tuan Archer, pelan-pelan. Bagaimana kalau kamu terjatuh?” tanya Sandra cemas.“Bagaimana bisa anak laki-laki tidak terjatuh? Kami terbiasa jatuh saat kecil,” kekeh Ben ketika melihat kekhawatiran yang berlebihan di wajah Sandra.Sandra sedikit cemberut ketika mendengar perkataan Ben. Archer adalah anak emas keluarga Wilson. Penerus sah yang harus mereka jaga bahkan dengan nyawa mereka. Bagaimana bisa mereka menyamakannya dengan anak biasa? Tidak bisakah dia melihat tiga orang pria berjas yang mengikuti mereka dari tadi?Ben kembali tertawa ketika melihat ketidaksetujuan Sandra melirik Ben dengan tatapan sedikit sinis, dan bertanya dengan kesal, “apanya yang lucu?”“Wajahmu,” jawab Ben tidak bisa menahan tawanya. “Semua pikiranmu tercetak jelas di wajahmu.”Sandra membuang muka,
Read more

BAB 50 Ceraikan dan Menikah

Marry menoleh, menatap Keith dengan tatapan datar. Beberapa saat kemudian, sudut bibirnya sedikit melengkung yang membuat Keith menyadari kalau ibunya pasti memiliki ide yang buruk.Benar saja, tidak lama kemudian Marry berkata omong kosong dengan entengnya, “sekarang Istrimu dalam keadaan koma. Bukankah ada kemungkinan kalau dia tidak akan sadar lagi?”Wajah Keith berubah gelap. Aura yang dingin dan menekan memenuhi ruangan, membuat Marry tanpa sadar bergidik. Dia sebenarnya merasa takut kepada Keith, tetapi, melihat kenyataan kalau dia adalah ibu yang melahirkannya dan seorang senior, dia merasa akan sangat sia-sia kalau dia takut kepada Keith. Justru anak itu harus belajar untuk menghormatinya.Marry menarik nafas dalam, berusaha menenangkan dirinya dan memasang wajah arogan untuk menunjukan kekuasaan dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Setelah beberapa saat dia kembali berkata, “sungguh sia-sia menunggu orang koma untuk bangun kembali. Itu membuang waktu dan tenagamu. Dengarkan
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status