Semua Bab Misteri Gadis Lintas Waktu: Bab 21 - Bab 30

65 Bab

Blue Squash

“Mas Darren,” panggil Meisya yang membuatku mengalihkan pandangan ke arahnya.“Apa?”“Ocean blue itu samudera biru, ‘kan?”“Iya. Emang kenapa?”“Squash itu jenis sirup jeruk, ya?”“Iya!” jawabku sedikit kesal karena ia melontarkan pertanyaan yang tak bermutu.“Terus itu tadi Mas Darren pesen minuman osean blue squash?”“Iya! Kamu itu mau ngomong apa, sih, sebenernya? Bikin emosi aja dari tadi.” Nada suaraku langsung naik ke oktaf atas.“Nggak jadi! Orang aku cuma mau nanya kenapa pesen air laut yang dikasih sirup, gitu aja udah marah duluan. Kalau cuma air laut kasih sirup, ngapain coba bayar mahal?” ungkapnya dengan ekspresi polosnya.Ya Tuhan … harus aku apakan gadis di hadapanku ini? Geram rasanya mendengar celotehan dia yang sangat tak bermanfaat itu. Kenapa sampai bisa ada gadis yang seaneh dirinya? Nama saja keren, Meisya, tapi kelakuan teramat ndeso.“Meisya Anindya Ningrum, Mas.”Mulutku ternganga. Kenapa bisa lupa jika ia bisa mendengar suara hatiku. “Iya, Meisya Anindya Ning
Baca selengkapnya

Batu Seribu

Tak sabar dengan sikapnya, kutarik bahunya agar menghadap ke arahku. “Mau kamu apa? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?”Ia hanya mendelik ke arahku, wajahnya berubah masam. Tanpa menghiraukan ekspresi wajahku yang sudah memerah karena jengkel, ia kembali membalikkan badan ke arah pintu mobil.“Meisya!” kali ini aku membentaknya dengan sangat keras hingga ia terhenyak dan menutup telinga.“Apa, sih, Mas?”“Kamu kenapa abaikan aku?”“Katanya aku disuruh diem? Giliran aku diem malah marah-marah. Mas Darren maunya apa?” kali ini ucapan dia agak sinis, baru kali ini kulihat ia marah.“Ya, maksud aku, tuh … kamu tolong jangan banyak protes. Bicara yang kiranya penting aja.”“Oh, jadi mengingatkan Mas Darren agar nggak boros itu hal nggak penting? Aku mengingatkan karena aku pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan, Mas.” Wajah Meisya berubah sedih, ia menunduk dan memainkan jemarinya seakan ada pengalaman pahit yang tengah muncul dalam ingatannya.“Hal yang tidak menyenangkan? Maksud k
Baca selengkapnya

Fakta Terungkap

Tampak dua tebing tinggi berjajar, kemudian di sisi lain adalah spot tebing yang digunakan untuk melihat pemandangan di sekitar dua tebing yang berjajar tersebut. Perbukitan panjang membentang menambah keasrian destinasi wisata tersebuut.Sungguh tak kuduga, tempat itulah yang ada dalam mimpi dan sama persis. Apa ini sebuah kebetulan? Rasanya tak mungkin karena mana ada sebuah bunga tidur bisa menjadi sebuah kenyataan.Satu persatu mimpi yang hadir dalam lelapku berubah menjadi hal yang nyata. Meisya, gadis yang hadir dalam mimpi juga menjadi bukti pertama bahwa semua bayangan itu bukan sekedar bunga tidur.Perlahan genggamanku melemah hingga ponsel terjatuh. Tubuhku lunglai, serasa seluruh tulang melunak. Kusandarkan tubuh ke sandaran jok, pandangan pun seketika nanar. Meski kali ini tak kurasakan sakit pada kepala, namun keseimbangan otak mulai oleng.“Mas Darren kenapa? Mas ….” Meisya menggoyangkan lenganku dengan panik, mungkin ia lihat wajahku yang tetiba pucat pasi.Aku tak mere
Baca selengkapnya

Rahasia Dalam Kotak

Potongan slide kedua yang hadir adalah sebuah acara sakral, namun aku masih belum tahu apakah acara tersebut merupakan pertunangan atau resepsi pernikahan karena hingga kini belum muncul kepingan lain yang bisa memperjelas bayangan tersebut.Dan potongan yang terakhir seakan mulai mengungkap tirai misteri, mimpi tentang tempat yang kukunjungi bersama Meisya dan ternyata tempat itu benar ada di daerah gadis itu berasal. Sedangkan potongan slide yang sering hadir sejak lama berupa kecelakaan menghadirkan bayangan empat orang dalam mobil. Itu artinya kecelakaan akan terjadi dalam mobil yang berisi empat orang.Berdasarkan semua analisis puzle mimpi itu, kuputuskan untuk mulai sekarang jika ingin pergi menggunakan mobil, aku harus menghindari pergi dengan jumlah tersebut. “Mas Darren,” panggil Meisya menghentikan usahaku untuk menyusun dan menghubungkan potongan memori yang terberai.Kuhelai kembali napas berat, kemudian bangkit dari posisi tidurku. “Meisya, apa kamu tahu apa saja yang
Baca selengkapnya

Kehadiran Arda

Debar yang biasanya kurasakan saat berdekatan dengan Meisya tak dapat aku rasakan lagi. Rasa itu justru berubah jadi sebuah kebingungan, seakan diri ini berada di labirin yang begitu menyesatkan.Keanehan sejak tadi kurasakan sejak ia memanggilku dengan nama Arda. Lalu, wajah itu terlihat lebih dewasa dari Meisya yang biasanya. Dan sekarang ia bicara tentang pekerjaanku."Kebiasaan kamu ini, Mas. Kalau diajak bicara pasti ngelamun. Apa kalau kamu di kantor juga seperti itu? Bos lagi mimpin meeting, eh kamunya asyik melamun."What? Apalagi ini?Sejak kapan aku bekerja dan jadi bawahan? Papaku seorang pengusaha sukses yang bisa memberiku warisan banyak, bahkan aku adalah pewaris tunggal dari perusahaan yang telah memiliki delapan cabang di Indonesia.Jadi, kurasa tak mungkin aku bekerja jadi bawahan. Terus, apa maksud perkataan Meisya tadi?"Mas Arda! Kenapa, sih, selalu nyebelin gitu? Bisa nggak kalau diajak ngomong, tuh, nyimak. Respon gitu!" Bibirnya manyun sambil membuang muka.Dia
Baca selengkapnya

Rahasia Mama

Aku beranjak dari tepi ranjang dan mendekat ke jendela pula. Tatapanku masih menelisik raut wajah yang masih menyisakan tanda kecantikan masa muda itu. Sorot mata mama tampak sayu."Ma, apa ada yang Mama sembunyikan dari Darren?""Sebenernya Mama masih belum yakin, Darren.""Yakin tentang apa?""Mama masih belum yakin kalau apa yang Mama dan Papa lakukan dulu ada hubungannya dengan semua mimpi kamu.""Memangnya dulu Mama dengan Papa melakukan apa di sana?"Kembali helaan napas panjang itu kudengar. "Dulu, Mama hampir disuruh cerai oleh Oma kamu.""Oma, ibunya Papa?""Iya. Karena pernikahan sudah hampir lima tahun tapi tak juga kunjung hamil. Beberapa kali ikut program hamil pun selalu gagal, bahkan kamu adalah bayi tabung kedua yang berhasil.""Iya, Mama sudah pernah cerita itu. Terus apa hubungannya dengan masalah Mama pergi ke Batu Seribu?""Karena Mama kalut, Mama menerima ide dari Papa kamu yang memang tak mau pisah dari Mama.""Ide? Ide apa?""Papa kamu dapat cerita dari temannya
Baca selengkapnya

Bayangan Kematian

Semakin lama goncangan semakin besar dan membuatku terpental kembali ke dunia nyata. Sontak mata ini terbuka dan posisiku masih tetap sama di atas ranjang."Aargh!!!" teriakku kesal sembari menjambak rambut.Aku sudah tak tahan dengan semua misteri ini, tak bisa dibiarkan lagi lebih lama bayangan itu menyiksa batin. Segera aku bangkit dan keluar dari kamar. Kaki ini kuayun menuju kamar mama yang berada di ujung. Dengan tak sabar kuketuk pintu dengan keras dan memanggil mama agar cepat membukakan daun pintu yang terkunci."Ada apa, Darren?" tanya mama saat melihatku yang sangat gugup."Ritual apa yang Mama dan Papa lakukan? Tolong, jujur, Ma. Bayangan itu terus menghantui Darren."Mama tampak kebingungan, kemudian papa yang mendengar percakapanku dengan mama pun muncul di belakang wanita yang telah mendampinginya puluhan tahun."Ada apa, Darren?"Aku segera menerobos ke dalam dan menggenggam kuat lengan pria yang menjadi panutanku itu. "Pa, apa yang sudah Papa dan Mama lakukan saat di
Baca selengkapnya

Tugu Kembar

Semilir angin menyapa wajahku, begitu sejuk. Saat kucoba menikmati suasana desa yang menyegarkan indera penglihatan, tetiba sebuah bayangan putih berkelebat melewati depan jendela mobil.Aku coba mengeluarkan kepala ke luar, kemudian menengok ke arah bayangan yang melintas itu. Ah ... ternyata ia bukan berkelebat, namun mobil ini yang melewatinya.Kulihat bayangan itu tertinggal jauh di belakang mobil, sekilas kulihat ia tersenyum. Saat mobil ini berbelok, masih dapat kulihat ia masih berdiri di bawah pohon yang sangat rindang.Sayang, wajahnya tak terlalu jelas. Hanya samar-samar kulihat senyum itu dan lambaian tangannya. Kurasakan ada sesuatu yang aneh, apa mungkin bayangan itu yang ada di rumah? Tapi kenapa ia sekarang ada di sini?Senyum dan lambaian tangan itu seakan menyambut bahagia kedatanganku. Ada rasa yang menelusup dalam kalbu, namun entah perasaan macam apa."Mas Darren lihat apa?""Ada gadis di bawah pohon sana, dia tersenyum dan melambaikan tangan."Meisya turut menengo
Baca selengkapnya

Keluarga Meisya

Srrrttt ....Tetiba sebuah bayangan muncul. Belaian lembut tangan ini pernah aku rasakan, tapi di mana? "Arda, anakku. Kamu sudah kembali, Nak?"Belum sempat aku menemukan jawaban, ucapan Eyang Uti justru terasa bak sengatan listrik. Baru saja ia menyebutku sebagai anak. Aku masih belum mengerti, namun perlahan mulai kusadari sesuatu. Ya ... sepertinya kunci pembuka semua misteri adalah neneknya Meisya."Arda, akhirnya kembali, Nak. Biyung kangen, kenapa kamu lama sekali perginya." Eyang Uti memelukku yang masih bergeming, tercenung dengan semua yang terjadi.Tangis Eyang Uti pecah, ia seolah tengah menumpahkan sejuta kerinduan yang telah ia pendam bertahun-tahun lamanya. Kubiarkan wanita senja ini meluapkan segala rasa yang mungkin telah menyiksanya selama ini.Sungguh aku tak tega untuk menolak sikap Eyang Uti, karena dapat kurasakan sebuah perasaan kehilangan yang teramat sangat. Aku sendiri pun masih belum mengerti, kenapa semua serasa dejavu. Ya, aku merasa pelukan ini pernah ku
Baca selengkapnya

Penembang Mistis

Seketika aku menoleh ke arah Meisya. "Sya, kamu lihat dia?" tanyaku seraya menunjuk ke arah ayunan, namun saat itu pula bayangan yang mirip Meisya menghilang tanpa jejak."Dia, tadi dia di sini. Di ayunan ini.""Siapa, Mas?""Wanita yang kamu bilang mengakhiri hidup di pohon besar itu.""Maksudnya?""Dia, dia mirip kamu ... dan aku pikir dia itu Marsya, wanita yang ada di foto itu."Meisya tampak kebingungan dengan penjelasanku, begitu pun aku yang masih tak campur aduk tak karuan rasanya. Perasaan takut dan cemas menyatu menjadi paduan kegundahan yang teramat sangat."Mas Arda, ehm ... maksud aku, Nak Darren." Tetiba suara Pak Joyo menghentikan kesibukan pikiran yang terus penuh duga.Aku menoleh ke arahnya. "Pak Joyo, aku butuh Bapak untuk mengurai benang kusut ini.""Masuklah dulu, Nak. Istirahat dan tenangkan dirimu.""Aku nggak bisa tenang, Pak, sebelum semua hal yang aneh ini terungkap.""Nak Darren, kamu terlihat sangat lelah. Istirahat atau makan dulu, nanti setelah itu akan B
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status