“Sudah selesai, Mas. Terus ini aku nggak sisiran, gitu?” tanya Meisya sembari duduk, kemudiah meraih bedak dan lipbalm yang ia letakkan di dashboard. Dengan enggan kuraih laci dashboard dan mengambil sisir milikku. “Nih, dipakai. Tapi nanti sampai di rumah harus segera kamu cuci yang bersih!”“Emang kenapa, Mas? ‘Kan, aku baru saja keramas, nih masih bau wangi.” Dengan sengaja ia mendekatkan kepalanya k earah wajahku.“Apaan, sih, kamu? Bisa cepet nggak? Capek nungguin kamu. Mandinya lama, dandan aja juga lama. Lama-lama tumbuh jamur di kepala gegara kelamaan nungguin kamu!”“Hahaha … Mas Darren ini bisa aja. Masa jamur tumbuh di kepala, yang ada jamur itu tumbuh di batang kayu yang udah lama.”“Terserah!” jawabku ketus sembari membuang pandangan keluar mobil.“Eh, Mas. Tahu nggak waktu yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh setinggi pohon manga?” tetiba ia melontarkan pertanyaan seraya tangannya memegang lengan atasku, wajahnya tampak serius.Pertanyaan aneh, mana ada jamur tumbuh setin
Read more