Fattan mendekatkan wajahnya lagi, lalu mencium bibir pucat itu. Hanya sebentar bahkan Farah belum merasakan betul kecupan hangat suaminya. Seketika Fattan perlahan menjauhkan wajah dari Farah dan kembali mendudukkan wanita itu kembali ke kursi rodanya. “Ada apa, Mas?” tanya Farah bingung.“Enggak ada apa-, hanya saja aku baru ingat ada meeting aku harus cepat pergi.” Fattan segera merapikan pakaiannya dan ingin keluar dari kamar terburu-buru. “Mas, kamu enggak sarapan dulu?” ajak Farah mengingatkan.“Aku makan di kantor saja, aku pergi dulu, Assalamualaikum!” Fattan pun meninggalkan Farah sendirian di kamar bahkan tak menengok ke belakang sama sekali. “Wa—walaikumsalam, hati-hati Mas!” Farah menatap punggung Fattan dengan wajah kecewa. “Padahal aku sudah membuatkan sarapan kesukaan kamu, Mas, tapi kenapa kamu enggak mau makan? Atau aku bawakan saja sarapan pagi buat Mas Fattan, mungkin dia akan makan di sana,” ujarnya bersemangat. Farah keluar dari kamar, meskipun belum pulih be
Terakhir Diperbarui : 2024-05-20 Baca selengkapnya