All Chapters of Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki: Chapter 21 - Chapter 30

810 Chapters

Bab 21

Husein menyela pertanyaan ibunya, “Kita makan dulu.”Nenek Handoyo memandang Sita sambil tersenyum, “Sudah dibuatkan sup favoritmu. Husein, cepat tuangkan semangkuk sup untuk istrimu.”Mata Sita terbelalak, dia ingin mengambil sendok itu sendiri, ternyata Husein jauh lebih cepat darinya. Tangan Husein yang panjang sudah mengambilkan semangkuk sup untuk Sita.Sita melihat sup ikan putih susu di depannya, namun dia tiba-tiba kehilangan nafsu makan.Ibu mertua, Wulan mendengus dingin, “Kenapa? Anakku sudah menyajikan sup untukmu, tetapi kamu malah terlihat tidak nafsu?”Nenek Handoyo memandangnya dengan bingung, “Sita, apakah kamu tidak menyukai supnya?”“Tidak nenek, aku menyukainya,”Sita mengambil mangkuk itu. Tatapan Husein memperhatikan, Sita mencium aroma sup ikan itu lalu tanpa sadar mengerutkan kening.Tetapi Sita masih memakannya sesuap, pada suapan kedua dia tidak bisa menelannya lagi.Detik berikutnya, Sita meletakkan mangkuk itu lalu muntah.Aneh, Sita dulu suka makan sup ikan
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 22

“Tuan Husein, aku dulu memang bilang aku menyukaimu, tapi aku tidak bilang akan menyukaimu sepanjang waktu.”“Sita!”Husein mencubit dagu Sita erat-erat, dia menundukkan kepala dan menatap Sita lekat-lekat. Husein tiba-tiba menyadari bahwa dia tidak dapat memahami Sita dengan baik.Dulu Sita selalu berada di sisinya, mengurus segala kebutuhannya, seolah-olah tidak peduli dengan apa yang dia pikirkan. Sita dapat meyadarinya dari pertama dan langsung bereaksi.Tatapan matanya juga penuh pengertian dan penuh cinta.Tapi tiba-tiba, tatapan itu hilang.Lubuk hati Husein sangat tidak senang, memikirkan Sita melakukan hal yang sama dengan pria lain, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memukuli orang. Terutama pria semalam di hotel, Husein ingin memukulinya.Sita tidak bergeming sedikit pun, keduanya begitu dekat hingga ujung hidung mereka hampir bersentuhan.Napas mereka saling bertukar, hingga membuat suasananya menjadi sedikit aneh.“Astaga, apa yang kalian berdua lakukan di sini? Sita
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 23

“Sita, kenapa diam? Katakan sesuatu.”Sita menatap Husein dengan canggung dan berkata dengan nada rendah, “Apa yang harus aku katakan, tanya kan pada anakmu.”Hal itu memalukan bagi Sita.Husein bahkan belum menyentuh Sita, bagaimana dia bisa hamil?Husein terbatuk dengan suara pelan, “Bu, untuk apa kamu menanyakan ini? Kami sudah memutuskan, dan itu hal biasa bagiku untuk tidak memiliki anak. Dan aku pun juga tidak ada rencana untuk punya anak.” Sita mendengar kalimat terakhir Husein, menatap perutnya sepertinya dia benar-bear akan menjaga anak itu.Nenek Handoyo sedikit cemas, “Kamu sudah berumur tiga puluh an, bagaimana bisa tidak memiliki anak? Aku khawatir tidak akan bisa hidup sampai hari dimana anak mu lahir.”“Nenek, selama nenek menyetujui operasinya, nenek pasti akan hidup sampai hari itu.”“Hmph, jangan dipikir mudah membuatku setuju untuk operasi. Kalau Sita tidak hamil, jangan pernah membicarakannya.”Nenek Handoyo berbalik dan pergi setelah mengatakan itu. Ibu mertua. Wu
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 24

Sita tidak pernah diperlakukan seperti ini. Dia merasa malu sekaligus marah.Sita dibawa ke kamar tidur utama, Husein melemparnya sedikit kasar ke tempat tidur. Sita mendongak dan menggertakkan gigi, “Husein, kamu gila! Apa yang kamu lakukan?”Pria itu menyandarkan tangannya pada Sita, menatap rendah Sita, “Katakan padaku untuk mencobanya lagi, apakah itu biasa saja.”Mata Sita berkedip, “Aku nggak mau.”"Kamu baru menolak sekarang, ketika kamu baru bermain api, kamu cukup senang kan!"Husein melempar dasinya ke samping, menarik kemejanya dari celananya. Tatapan matanya gelap dan berat, “Katakan, permainan seperti apa yang kamu inginkan?”Sita merasa tersinggung!Kerasukan apa Husein!Sita tampak tenang, “Apa yang kamu lakukan ketika kamu marah?”“Saya tidak marah!”“Lihat, kamu sedang marah. Aku tidak sedang membuat lelucon!”“...”Husein mencubit Sita, “Sita, aku perhatikan kamu tiba-tiba tampak seperti orang yang berbeda, kamu dulu berpura-pura lembut dan berbudi luhur, bukankah itu
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 25

Jika berita ini tersebar, Sita khawatir dia akan dibungkam!Husein mengerutkan bibir tipisnya, “Sita, jangan terlalu banyak berpikir, aku hanya berakting untuk Nenek. Aku sama sekali tidak tertarik padamu.”Sita berdiri, “Kalau begitu bisakah aku pergi?”“Tunggu, jika Nenek tahu kamu pergi sendirian di malam hari, bagaimana aku akan menjelaskannya.”Sita teringat tangan Nenek yang agak dingin, Sita ragu-ragu, “Kapan Nenek dioperasi?”“Tidakkah kamu mendengar bahwa dia menolak untuk menjalani operasi.”Husein mengerutkan alisnya, “Jangan beri tahu Nenek tentang perceraian kita dengan kesepakatan sampai Nenek menyetujui operasi itu.”“Baik.”Sita menyetujuinya tanpa ragu-ragu, “Aku juga akan membujuk Nenek untuk menyetujui operasi tersebut.”Suasana hati Husein sedikit membaik, “Tidur lah.”Sita mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada bibinya, [Bibi, aku tidak pulang malam ini, tolong bantu aku menjelaskan kepada Dion.]Sita berjanji untuk pulang, tetapi dia benar-benar tidak bi
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 26

Husein memperhatikan Sita sudah makan empat roti, dua gorengan dan semangkuk bubur.Apakah biasanya memang porsi makannya banyak?Seusai sarapa, Nenek Handoyo mengeluarkan sebuah undangan, “Sita, aku membantumu mendapatkan kursi di kompetisi.”Sita melihat undangan itu: Kompetisi Desain Internasional Ratusan BungaSita sedikit terkejut, “Nek, kapan kamu melakukan ini?”“Beberapa waktu lalu, bukannya kamu memperlihatkanku beberapa desain dekorasi? Aku mendengar tentang kompetisi ini dan membantumu untuk mendapatkan kursi. Sita, cobalah, aku merasa kamu bisa melakukannya.”Sita melihat undangan itu dan mendesah. Dia memang berencana untuk mengikuti kompetisi ini, tetapi karena dia menikah dengan Husein, seluruh fokusnya berganti dan meninggalkan hobinya.Sandi berjalan dengan sombong, “Sita, kompetisi ini bukan kompetisi biasa. Dengan kemampuanmu, lebih baik untuk tidak mempermalukan dirimu sendiri atau Keluarga Handoyo.”Nenek Handoyo langsung berkata, “Sandi, kamu saya tidak lulus kuli
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 27

Sita bergegas menuju rumah sakit, dia mengambil tabungannya dalam tiga tahun terakhir untuk membayar seluruh biaya pengobatan. Ini adalah rumah sakit swasta, meskipun mahal, tetapi ini sangat baik untuk pemulihan pamanTapi satu bulannya menghabiskan 20 juta.Sita menggosok pelipisnya, dia hampir lupa jika Keluarga Handoyo lah yang selalu membayar biaya pengobatan. Sekarang dia sudah bercerai, Husein sudah tidak memiliki kewajiban untuk terus menanggung biaya pengobatan.Dia mengeluarkan undangan kompetisi dari tas nya, dan jika dia juara satu, hadiahnya berupa uang tunai sebesar 2 miliar.Sita mengirimkan pesan kepada sahabatnya, [Govi, terakhir kamu bilang tentang Kompetisi Desain Internasional Ratusan Bunga. Bisakah kamu mengirimkan soft file nya? Aku berencana mendaftar.][Tentu saja, kamu akhirnya memutuskan untuk kembali. Kalau kamu ikut, kamu pasti juara pertama, dari awal nama penamu sudah menarik hati setiap orang.]Sita memegang undangam di tangannya, dan dia ingin memulai l
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 28

Ketika Sita mendengar ini, dendam di hatinya perlahan pudar. Ternyata keluarganya tidak sengaja kehilangan dirinya.Doni lega, matanya sedikit memerah dan berkata, “Sita, itu semua salahku. Aku dari awal tidak jeli memeriksa karakter pengasuhmu, hingga membuat kamu hilang selama bertahun-tahun.”Mata Sita juga memerah, di sisi lain bibi menangis, “Sita, senang sekali kamu akhirnya bertemu dengan keluargamu.”Sita belum menangis, tetapi ketika dia melihat bibinya menangis, tangisnya tak tertahan lagi.Keenam pemuda itu mengangguk, tampaknya langkah pertama dari rencana itu telah berhasil.Dendam di hati Sita perlahan memudar.Doni diam-diam mengirim pesan kepada asistennya untuk melunasi tagihan medis paman.——Keesokan harinya, Sita terbangun karena ada telepon.Sita mengangkat dengan linglung, “Halo?”“Sita, di mana kamu meletakkan arlojiku?”Mendengar suara dingin Husein, rasa kantuk Sita menghilang seketika.Sita duduk, “Aku tidak tahu, jangan tanya padaku.”Setelah berkata demikian
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 29

Kesempatan emas!Yoga berdeham dan berkata, “Sita, apakah kamu suka desain interior?”“Iya, itu yang aku pelajari saat kuliah. Saat itu, aku sangat ingin memiliki rumah sendiri, dan bisa mendapatkan penghasilan dari jurusan ini, jadi saat kuliah aku memilih jurusan desain interior.”Mendengar Sita mengatakan untuk menghasilkan uang, entah kenapa Yoga agak sedih, “Setelah bersama kami, kamu tidak perlu khawatir masalah biaya hidup.”“Kalau begitu aku juga tidak bisa terus mengandalkan kalian selama hidupku. Aku dari dulu sudah terbiasa hidup sendiri.”Sita tidak mengambil hati perkataan tadi, dan mobil melaju menuju lokasi perlombaan.Yoga mengeluarkan ponselnya dengan santai, lalu menyebarkannya ke grup: [Informasi terakhir: Kak, Sita mau mengikuti Kompetisi Desain Internasional Ratusan Bunga yang diadakan perusahaan.]Doni menjawab serius, [Tanyakan pada Sita, apakah dia ingin menjadi juara?]Yoga, […]Doni segera meminta orang untuk mengatur kompetisi, istrinya Anggi berkata, “Suami,
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 30

Sita menyingkirkan barang-barangnya, dia mendecakkan lidahnya, “Sandi, mengapa kamu begitu bodoh dan polos? Pelajaran yang terakhir kali belum cukup? Apakah kamu muncul hari ini untuk menamparku? Tidak heran orang-orang diam-diam membicarakamu, sekarang aku akhirnya mengerti kenapa.”Sandi tiba-tiba melompat berdiri dengan marah, “Sita, aku akan membunuhmu!”Yoga menatap Sandi dengan wajah dingin, “Jika kamu berani mencoba menyentuhnya, percaya atau tidak, aku akan meninju tepat di hidung oplasmu.”Sandi tiba-tiba ketakutan, dan buru-buru menutup hidungnya dan tidak berani berbicara.Baru saat itulah Sita berkata kepada Yoga, “Ayo, bibi tidak akan membiarkanku bermain dengan orang bodoh.”Sandi berdiri di tempatnya, dan hampir meledak. Sandi diam-diam mengambil foto Sita dari belakang, lalu menelepon Linda, “Kak Linda, bukankah kamu sudah berkata kepada ketua panitia untuk menutup pendaftaran sehari sebelumnya, dan jangan biarkan Sita berpartisipasi dalam kompetisi ini?”“Benar, aku su
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more
PREV
123456
...
81
DMCA.com Protection Status