All Chapters of Benih 20 Milyar CEO Dingin: Chapter 81 - Chapter 90
190 Chapters
BAB 81
RASA INGIN TAHU DANISA Daren yang sejak tadi diam tentu saja mendengar perbincangan yang terjadi antara sang mama dan istrinya. Memilih tidak menanggapi, karena dia sedang melakukan pengecekan pada email yang masuk ke dalam ponselnya yang dikirimkan oleh sang asisten untuknya. Saat Danisa bertanya, dia mengalihkan perhatiannya dari benda pipih itu pada sang istri. “Hm. Tentu saja yang Danisa bilang itu benar,” kata Daren, memperjelas setiap kalimat yang Danisa sampaikan pada sang mama. Kesungguhan yang baru saja Daren berikan, tentu saja semakin membuat senyum pada kedua ujung bibir Riana semakin merekah. Wanita yang sudah melahirkan dan mempertahankan Darren itu semakin dibuat bangga oleh tindakan yang dilakukan oleh Putra semata wayang yang menjadi tumbuhan hidupnya selama ini. “Mama semakin bangga denganmu, Sayang. Melihat bentuk perhatianmu kepada istrimu semakin membuat mama bahagia. Karena mama semakin yakin, jika putra mama akan menjadi pria dan suami yang bertanggung j
Read more
BAB 82
Selain menatap datar ke arah Danisa, pria kaku itu menautkan kedua alisnya.“Kenapa?” Tanya Daren dengan nada datarnya.Danisa terdiam, dia mengulas senyum kakunya atas pertanyaan yang sudah Ia berikan kepada Deren - suaminya. “Hm. Tidak, Aku hanya ingin tahu saja. Sebab tadi saat aku keluar dari toilet, Aku sudah tak mendapati dirimu di kamar. Jadi aku pikir kau kembali ke kantor,” kata Danisa berterus terang. Tidak ada satupun yang ditutupi atas rasa ingin tahu yang mengganjal dalam benaknya sejak tadi dia keluar dari kamar dan tidak mendapati pemilik kamar yang sudah ia gunakan untuk beristirahat siang ini.“Tidak. Aku pergi ke ruang kerja. Ada beberapa email masuk yang harus aku periksa langsung. Dan Leo akan mengantarkan berkasnya nanti,” terang Daren pada sang istri. Danisa mengangguk canggung, “Baiklah. Kalau gitu aku akan membersihkan diri dulu,” katanya, dia pun segera berlalu menuju ke pintu penghubung toilet yang ada di kamar tersebut. Meninggalkan Daren yang masih menat
Read more
BAB 83
Daren keluar begitu saja setelah memberikan peringatan kepada Danisa. Mengabaikan keterkejutan wajah Danisa yang sama sekali tidak tahu menahu sebab Daren memperingatinya. Dia keluar dari kamar dan turun lebih dulu menuju ruang makan. Tak lupa membawa ponsel yang sudah ia ambil setelah memberikan peringatan kepada sang istri.Tiba di ruang makan, sambutan berupa tatapan tajam dari sang mama yang Daren dapatkan. Daren yang merasa tidak melakukan kesalahan apa pun, tentu saja dia masih bersikap tenang seperti tidak pernah terjadi apa pun juga.“Kau ini benar-benar keterlaluan ya!” Protes Riana, tatapannya pun sudah tidak bersahabat. Gerakan tangan yang semula hendak merapikan piring ke atas meja makan itu pun terhenti.Tetapi, pria yang mendapat protes dari mamanya itu masih mampu bersikap biasa saja. Dia merasa jika sama sekali tidak melakukan kesalahan, melainkan hanya sebuah tautan pada keningnya yang bingung menatap mamanya yang terlihat kesal kepadanya. “Mama kenapa?” Tanya Dar
Read more
BAB 84
PERHATIAN YANG BERLEBIHANMakan malam di rumah utama itu didominasi oleh suara Riana. Wanita yang sudah tak lagi muda itu terus memecah keheningan yang terjadi antara Putra dan menantunya.Dia tak segan, untuk menawari segala jenis masakan yang sengaja ia masak untuk Danisa. Alih-alih memasak banyak makanan, demi memastikan agar kecukupan gizi Danisa terpenuhi. Tentu saja, sebagai seorang ibu yang akan menjadi calon nenek. Riana tidak akan membiarkan jika terjadi sesuatu buruk pada janin yang dikandung Danisa.“Kau harus makan yang banyak. Mulai sekarang bukan hanya dirimu saja yang butuh nutrisi yang baik. Melainkan ada dua janin yang ada di dalam rahimmu, jadi kau harus memberikan asupan gizi yang baik untuk mereka. Mama tak mau, jika calon cucu mama sampai kekurangan gizi.” Entah sudah berapa kali Riana mengingatkan Danisa untuk menyantap makanan yang ada di hadapannya. Tidak hanya makanan tinggi protein, kalori, dan gizi terhidang di atas meja. Riana sengaja memasak daging sega
Read more
BAB 85
PERINGATAN KE SEKIAN KALINYADaren menuruti keinginan mamanya yang meminta untuk mengantar Danisa terlebih dahulu menuju ke kamar mereka. Barulah dia kembali melangkah untuk turun dan membuat susu hamil yang diminta oleh wanita yang sejak tadi terus menghakiminya. Ingin rasanya dia melakukan protes, tapi Daren sungguh tak mampu menolak setiap kata yang terucap dari mamanya tersebut.Daren menuruti, dia kembali turun ke lantai satu untuk membuatkan susu yang diminta oleh mamanya tadi untuk sang istri. “Tuan mau buat apa? Biar saya bantu,” kaga Pelayan. Dia mendekat ke arah kehadiran Daren saat merapikan dapur seusai acara makan malam majikannya. “Hm. Mana susu Danisa. Biar saya yang buatkan,” kata Daren pada pelayan yang berniat membantu Darren ke dapur.“Saya ambilkan dulu, Tuan. Susu Nona Danisa ada di sini,” jawab si Pelayan. Dengan sigap pelayan itu membantu Daren. Diambilnya satu gelas dan bubuk susu yang dikhususkan untuk wanita hamil.“Biar saya saja. Nanti saya yang akan m
Read more
BAB 86
Malam semakin larut, Danisa masih menikmati tayangan televisi yang ada di dalam kamar Daren. Dia yang sebelumnya telah mengistirahatkan diri, belum mampu membawa tubuhnya beristirahat kembali ke alam mimpi. Dia masih setia menunggu pria yang sudah sah menjadi suaminya itu karena ada hal penting yang ingin disampaikan olehnya.Bahkan, waktu pun sudah beranjak pukul dua belas malam lebih sepuluh menit. Danisa yang sebelumnya telah mengistirahatkan diri sejak sore hingga senja hampir menghilang itu masih terlihat segar. Sama sekali tidak merasakan kantuk pada kedua matanya. Hingga handle pintu bergerak, dan Danisa dapat melihat pergerakan pintu yang mulai perlahan bergerak terbuka dan menampilkan pria yang sejak tadi ditunggunya. Danisa sama sekali tidak peduli dengan tatapan cuek dari suaminya itu. Karena baginya itu adalah hal biasa. Daren sama sekali tidak menyapa Danisa. Pria itu lebih memilih menuju ke walk in closet dan Danisa hanya memberikan lirikan pada pria tersebut. Tida
Read more
BAB 87
NEGOSIASISejak tadi, saat Danisa memutuskan untuk menunggu Daren karena ingin bicara itu dia diliputi oleh keresahan yang begitu sangat. Tidak ingin mengulur waktu, karena Danisa yang ingin memiliki kepastian atas keadaan yang dialaminya saat ini. Hal itu lah yang membuat Danisa memantapkan diri berharap dia bisa tidur minyak malam ini jika semuanya sudah pasti.Jika dibilang materialistis, baginya itu sudah hal biasa memang fakta dirinya yang memang sangat menyukai banyaknya uang. Jadi, tak masalah jika Danisa akan dicap sebagai wanita mata duitan lagi oleh pria kaku di hadapannya itu.“Jangan buang waktuku. Apa kau tak tahu jika waktu itu sangat berharga dan kau sudah menyia-nyiakannya,” ketus Daren, yang sudah melangkah Kembali menuju ke sofa. Menunggu Danisa untuk bicara, namun nyatanya wanita itu sepertinya ragu untuk memberi mengungkapkan. Dan itu berhasil membuat Daren malas menanggapinya. “Tunggu,” cegah Danisa saat melihat suaminya itu sudah menang kembali melangkah menuju
Read more
BAB 88
TAWARAN SATU RANJANGMeski merasa sangat geram, Daren tidak tidak menyalahkan sikap Danisa yang meminta bayaran lebih darinya. Karena memang tidak ada yang tahu jika hasil dari percobaan bayi tabung yang dilakukan olehnya dan Danisa akan membuahkan dua janin sekaligus. Bagi darah, itu adalah hal yang sangat membahagiakan. Maka, dia tidak akan mempersulit dan bisa untuk mendapatkan hak yang dimintanya lagi darinya itu.Daren sama sekali tidak menyangka, Danisa akan mengatakan itu semua cara berterus terang. Jika bukan darah dagingnya yang ada dalam kandungan wanita itu, mungkin dia sudah meluapkan kemurkaannya padanya. Beruntung, Danisa adalah wanita yang sudah mengandung benihnya. Dalam keadaan seperti ini, dia harus mampu meredam emosinya. Menarik nafas dalam-dalam, Daren mengeluarkannya secara kasar. Tatapan tajam yang semula Daren lakukan pada Danisa. Perlahan mulai menguar, namun tetap dengan tatapan dingin yang pria itu lakukan. “Akan aku bayar dua kali lipat. Dan aku pastika
Read more
BAB 89
“Tuan! Ini serius?” Leo yang diminta untuk menyiapkan surat perjanjian baru dari atasannya itu pun terkejut. Melihat nominal yang akan diberikan Daren kepada Danisa membuat Leo menganga tak percaya.Bukan jumlah yang sedikit. Jumlah yang cukup fantastis hanya untuk perjanjian yang hanya akan berlangsung sembilan bulan saja. Bahkan, setahu Leo di luaran sana. Jumlah yang akan dibayar untuk melakukan sewa rahim tidak sebesar yang dibayarkan Daren pada Danisa. “Lakukan saja sesuai yang aku pinta. Aku rasa, yang aku bilang semua sudah jelas. Jadi seharusnya aku tak perlu lagi menjelaskan secara detail kepadamu. Atau perlu, aku memecatmu dan mengganti asisten baru yang lebih mumpuni,” ancam Daren dengan kalimat tegasnya. Dia menatap datar pada Leo yang masih tidak percaya dengan perintah yang daran berikan terhadap dirinya.Leo yang yang mendapati tatapan datar dari Daren itu pun menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Dia tersenyum kaku pada atasannya, atas ancaman yang tentu saj
Read more
BAB 90
MULAI POSESIF 1Bukan sambutan hangat yang Danisa dapatkan dari tatapan sang suami. Melainkan, tatapan tajam yang Daren beri saat melihat wanitanya itu masuk ke dalam ruang kerjanya dengan membawa satu cup coffee di tangannya.Kesal. Itu yang saat ini Daren rasakan pada Danisa. Bisa-bisanya wanitanya itu meminum minuman yang sebelumnya sudah diperingatkan oleh dokter Christie kepadanya. Entah apa yang ada di pikiran Danisa saat ini, hingga dia sama sekali seolah tak merasa bersalah sedikitpun atas perbuatan yang dilakukannya itu.Tanpa berkata apapun lagi, Daren bangkit dari kursi kebesarannya. Tatapan tajam dari mata elang pria yang saat ini menjadi suaminya itu menghentikan langkah Danisa. Tentu saja, dia bingung dengan sikap yang Daren lakukan. Danisa merasa jika dia sama sekali tidak melakukan kesalahan sedikitpun.Lalu, Mengapa pria itu memberikan tatapan bersahabat kepadanya?“Kau kenapa?” Tanya Danisa tanpa rasa bersalah sedikitpun darinya. Tanpa menjawab sepatah kata pun ata
Read more
PREV
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status