Semua Bab Terpaksa Menikah dengan Paman Mantan: Bab 21 - Bab 30

124 Bab

Meminta menghentikan semua nya

Masih kembali ke masa lalu,Mansion utama keluarga Callister,Taman belakang.Saat menunggu matahari sore perlahan terbenam, Callister memilih memberikan makan pada ikan-ikan yang ada di kolam belakang rumah, pandangan mata laki-laki tersebut cukup fokus kearah depan sana dan tidak beralih kemanapun dimana bisa dilihat secara perlahan lampu-lampu sudah mulai dihidupkan oleh para pelayan bahkan beberapa jendela yang terbuka juga gorden yang terbuka telah ditutup dengan sempurna. Laki-laki tersebut asik pada ikan dan makanan yang dia berikan, mengabaikan siapapun yang ada di sekitarnya. Dia terlalu asik dengan kesendirian hingga akhirnya dari arah belakang nya muncul seseorang yang bergerak perlahan mendekati dirinya."Paman di sini rupanya," Satu suara memecah keadaan."Aku mencari paman sejak tadi." lanjut suara itu lagi.Callister yang mendengar suara tersebut sana sekali tidak menoleh, dia masih sibuk memberikan makan pada barisan ikan kesayangan nya."Seperti biasa, kamu mengabaika
Baca selengkapnya

Memohon agar meninggalkan dirinya

Callister tidak menjawab di mana kini kembali mengalihkan pandangannya ke dalam kolam, menatap ikan-ikan yang ada di depan tersebut di mana mereka saling berlomba untuk mengejar antara satu dengan yang lainnya. Roger terlihat gelisah melihat ekspresi yang ditampilkan oleh pamannya, dia benci ekspresi tenang tersebut karena baginya itu sangat mengganggu dirinya. sebentar menampilkan ekspresi seperti itu tidak ada yang pernah tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran laki-laki tersebut."Tinggalkan Safna, paman bisa memberikan Safna pada ku dan biarkan aku yang membahagiakannya." lanjut Roger lagi kemudian.Callister yang mendengar ucapan dari keponakan seketika langsung berdecih, dia terkekeh dan mengejek mendengar apa yang diucapkan oleh Roger."Apa ini perintah? Permintaan atau sebuah ancaman?," Kini tatapan mata laki-laki tersebut berpindah dari kolam ikan tertuju pada Roger, tatapan bola mata Callister terlihat begitu tajam dan siap membunuh siapapun yang ada dihadapannya.Dia
Baca selengkapnya

Mengetahui sebuah kenyataan

Kembali ke masa sekarang,Pasar ate,Bukittinggi.Bola mata Safna kini terlihat berbinar-binar menatap ke arah Callister, dia Callister pada masa lalu tentang mereka semua terutama bagaimana Roger menginginkan dirinya dan mendapatkan dirinya. Dia membiarkan netra nya menatap laki-laki dihadapan nya tersebut nya baru saja menutup cerita tentang masa lalu Callister dan Roger. Laki-laki itu tidak terlalu banyak bicara, dimana Callister hanya bercerita apa adanya tentang dirinya dan juga Roger. Juga tentang bagaimana mereka terhubung antara satu dengan yang lain dan hal itu jelas saja membuat Safna cukup terkejut.Gadis itu mencoba untuk menyambung benang kusut yang terjadi di antara mereka. Sejujurnya dia memang pernah jatuh cinta pada ada Callister, normal dan sudah bukan rahasia umum, terkadang gadis muda menyukai laki-laki dewasa yang di anggap nya sebagai cinta ke dua setelah cinta pertama mereka, ayahnya.Tapi sejauh yang dia ingat, dia memang pernah mendengar soal pembicaraan perjo
Baca selengkapnya

3 Sahabat baik yang terpecah

Masih kembali ke masa kemarin,Beberapa bulan yang lalu,Saat hubungan Safna, Roger dan Luna masih baik-baik saja.Galleri pakaian pengantin.Luna menatap ke arah gaun pengantin yang ada di hadapannya untuk beberapa waktu, mengagumi sebuah mahakarya yang begitu luar biasa, terlihat terlalu indah dan begitu mahal, membuat dia tampak berdebar-debar menatap gaun tersebut saat ini. Sebagai seorang gadis, gaun pengantin menjadi satu hal yang begitu di impi-impikan oleh mereka, merancang masa depan dengan seseorang yang mereka cintai sembari menyusun konsep pernikahan yang diimpikan oleh mereka. Dan pernikahan Safna benar-benar terlihat manis, konsep yang dibuat mengusung tema impian para gadis, gaun yang digunakan pun merupakan gaun yang terlalu indah, yang hanya bisa Luna kagumi diam-diam di balik hati nya.Dia hanya mengagumi, bermimpi sejuah itu untuk memiliki nya mana berani, sebab dia siapa? Hanya gadis miskin biasa yang bahkan kehidupan nya di bawah rata-rata.Berteman dengan Safna d
Baca selengkapnya

Jelang malam tragedi

Rumah kediaman keluarga RogerHampir tengah malam.Luna terlihat baru selesai menggosok tumpukan pakaian milik anggota keluarga Roger, seulas senyuman mengambang di balik wajah teduh dan cantik nya saat akhirnya dia pikir dia telah menyelesaikan semua pekerjaan rumah jadi dia tinggal pergi beristirahat dengan santai. Seperti biasa dia akan mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah tersebut mengingat ibunya sudah tidak mungkin lagi untuk melakukan terlalu banyak aktivitas Karena Wanita itu sudah cukup tua. Sejak tahun kemarin dia paling banyak membantu menggantikan tugas ibunya saat kembali dari kuliah, hitung-hitung keluarga Roger memberikan upah tambahan yang bisa dia gunakan untuk membayar biaya kuliah nya.Gadis itu sedikit memutar pinggang, rasa pegal dan lelah menghantam dirinya. Pada akhirnya setelah membereskan semua sisa barang-barang dia sempat melirik kearah jam di dinding sisi kanan dia berdiri."Alhamdulillah." Gumam nya pelan.Malam ini pekerjaan nya berakhir sedikit lebih
Baca selengkapnya

Membiarkan dia memutuskan nya

Kembali ke masa sekarang,Pasar ate,Bukittinggi.Callister menggelengkan kepalanya secara perlahan, membiarkan netra Safna terus menangkap bayangan nya saat ini di mana bisa dia lihat ada sosok diri nya di balik bola mata indah di hadapannya tersebut. Dia tahu pada akhirnya dia harus membuka semua kenyataan, tidak membiarkan Safna larut dalam pertanyaan."Aku tidak pernah melakukan kecurangan seperti itu, melainkan Roger sendiri yang telah berbuat kesalahan karena sifat egoisnya yang masih suka bersenang-senang di belakang semua orang," Callister bicara sembari menatap dalam bola mata Safna, dia bercerita tentang sedikit hal yang menjadi realita di masa kemarin. Bagaimana pada akhirnya pernikahan mereka di ganti dengan tiba-tiba.dia sama sekali tidak berbohong dan bicara apa adanya kepada sang istrinya tersebut "Kakak ku terpaksa mengajukan pertukaran pernikahan kembali pada awal kesepakatan, dan dia ingin putra nya belajar mempertanggungjawabkan kesalahan demi kesalahan yang telah
Baca selengkapnya

Kemarahan Safna

Warna langit terlihat biru cerah, terik matahari perlahan menyengat di sekitar kulit, detak jarum jam kian terdengar dan keramaian di pusat perbelanjaan pasar ate mulai terlihat dengan jelas. Safna dan Roger terlihat duduk saling berhadapan, cukup lama tidak terjadi percakapan di antara mereka, di mana safna mencoba untuk menunggu laki-laki di hadapannya tersebut bicara, sedangkan Roger sedang berusaha untuk menyusun kata-kata.Terlihat raut wajah tidak baik-baik saja dari Roger, wajah tampan dihadapan nya terlihat lusuh dan kusut, mata panda terlihat jelas di tiap lingkaran mata Roger. Safna pikir seperti nya kehidupan Roger dalam beberapa hari ini tidak baik-baik saja. Bahkan Roger nyaris tidak memperhatikan penampilan nya saat ini, seolah-olah laki-laki itu kehilangan sandaran hidup dan jati dirinya sendiri."Cukup sulit untuk bertemu denganmu dan bicara denganmu, Safna." Pada akhirnya laki-laki itu mulai membuka suaranya.Roger sudah mengumpulkan semua keberaniannya dan bahkan ia
Baca selengkapnya

Akhirnya awal dengan mu

"Pulanglah, Roger." Suara Safna terdengar mulai memelan."Pergilah untuk menebus segala kesalahan dan dosa-dosa mu Roger, meskipun kamu tidak mencintai Luna, setidaknya bertahan dan dampingi dia hingga anak kalian lahir." Roger terlihat terus menundukkan kepalanya, sudah tahu pada akhirnya keputusan apa yang di ambil oleh Safna untuk dirinya."Dalam pernikahan cinta saja tidak cukup, terkadang cinta memang sangat penting dalam hubungan, tetapi itu bukan satu-satunya yang dibutuhkan dalam pernikahan.Cinta adalah emosi yang bisa berubah, secepat dirimu jatuh cinta, maka tak menutup kemungkinan kamu juga bisa cepat kehilangan rasa cinta pada seseorang. Entah karena hubungan itu berakhir atau menjadi beracun, kamu merasa bosan atau tak merasa ada kecocokan. Sama juga seperti pernikahan yang hanya dilandasi karena cinta, ia akan mudah rapuh."Roger tidak bergeming, memilih terus menundukkan kepalanya dalam rasa lesuh yang liar biasa."Cinta tidak membuat fondasi yang cukup kuat, Roger. C
Baca selengkapnya

Akhirnya

Dua telapak tangan saling menggenggam, sang pemilik bercengkrama dalam canda dan tawa. Beban yang kemarin tersimpan terlepas begitu saja, bukankah tiap persoalan selalu ada pemecahan permasalahan nya.Safna dan Callister terlihat saling menggenggam erat tangan, pasangan pengantin baru yang tengah mereguk cinta yang perlahan bersemi antara satu dengan yang lainnya, berjalan mengitari tempat dan bahkan sesekali membiarkan cahaya kamera mengabadikan momen kebersamaan mereka.Tidak dipungkiri terkadang terdengar tawa saling menyahut di antara mereka, Safna yang melepaskan tawa atas kebersamaan dan Callister yang melepaskan tawa yang sama karena rasa syukur yang begitu mendalam atas segalanya.Mereka mengitari tempat tersebut entah sejak pukul berapa, tidak lupa menunaikan sholat Zuhur dan ashar di masjid di sana. Kemudian menikmati moments bersama didepan jam gadang, juga menikmati makan sore menjelang malam menikmati senja.Hari ini menjadi hari pertama untuk mereka, tercatat dalam sejar
Baca selengkapnya

Upik abu yang terluka

Pov Luna.Pernah hati mu porak-poranda karena seseorang yang kamu percaya?.Aku pernah merasakan nya, dan rasanya sungguh luar biasa. Ketika sebuah kesalahan besar terjadi, dimana bantuan yang kamu berikan berakhir pada malam tragis pemerkosaan.Meskipun aku memberontak dan berteriak sekuat tenaga, pada akhirnya sang pemilik tubuh dan tangan kekar juga kokoh tersebut seolah-olah menulikan telinga. Meskipun tangis ku mengeluarkan darahnya sekalipun, pada akhirnya masa depan ku tetap hancur dan terenggut."Roger, kau melukai ku bukan hanya raga ku tapi juga jiwa dan hati ku. Impian yang ingin di bangun oleh gadis miskin seperti ku pada akhirnya hancur berkeping-keping tidak bersisa mulai malam itu.""Selamat, Anda hamil."Duarrrrrr.Bagaikan petir menggelegar di siang hari bolong saat dokter dihadapan ku berkata, aku hamil.Dengan bola mata berkaca-kaca aku menatap wanita yang usia nya mungkin sudah menginjak angka 45 tahunan tersebut, memberikan selamat pada ku tanpa sedikitpun menaruh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status