"Maaf, aku tidak bisa membantu kamu, Mas. Sebentar lagi kita akan jadi mantan, tunggu saja surat sidang pertama perceraian kita," tegasku."Bagus, Mbak Aira. Pria mokondo seperti itu harus dibuang." Tiba-tiba pengunjung disebelahku menyindir Mas Aksa. Kebanyakan pengunjung resto anak muda yang sedang nongkrong, karena menu resto tidak hanya ayam bakar madu saja tapi merambat menu yang sedang digandrungi anak muda.Suara riuh dan sorak dari pengunjung membuat wajah Mas Aksa memerah menahan malu, salah sendiri kenapa dia berlutut seperti itu."Ai, kita bisa perbaiki semuanya. Kamu masih mencintai mas, kan, Sayang," ucapnya tanpa memperdulikan omongan sumbang pengunjung resto.Tawaku seketika pecah. Cinta, dia bilang aku masih mencintainya? Hanya wanita bodoh setelah dikhianati masih mencintai suaminya. "Mas, jangan geer. Cintaku sudah terkikis saat kamu membawa Selena ke rumah. Jadi, jangan pernah mengatakan cinta," ujarku kesal."Huuuh! Mamam, tuh, cinta," celetuk seseorang dari belak
Baca selengkapnya