Home / Romansa / Belitan Obsesi Presdir Dingin / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Belitan Obsesi Presdir Dingin : Chapter 91 - Chapter 100

115 Chapters

Bab 91. Aku Ingin Suamimu

“Kak Cherry...” Valerie terkejut melihat saudara tirinya di depannya. Menyapu pandangan sekitar di mana ia baru menyadari, jika ia berada di tempat yang begitu asing. Seperti sebuah gudang kotor dan menyeramkan, ia menduga tempat itu pasti berada di pelosok yang jauh dari hunian manusia.“Oh adik tiriku sayang.” Cherry menyeringai membelai wajah mulus Valerie. “Bagus kau sudah sadar."“Apa yang mau kakak lakukan?!” “Aku ingin bermain-main denganmu sebelum kemudian menghabisi dirimu!”Wajah Cherry terlihat begitu menakutkan, seolah ada dendam yang begitu merasuk dalam jiwanya. Valerie mencoba memberontak ingin berlari. Tapi, jangankan untuk berlari melepaskan tangannya pun ia tidak mampu. Kedua tangannya saat ini terikat kuat, begitu juga dengan kakinya. “Lepaskan aku, Kak.”“Untuk apa aku menculikmu jika pada akhirnya akupun melepasmu.” Cherry menarik tubuhnya menjauh. “Terus kakak mau apa?"“Tentu saja melenyapkan dirimu.”“Apa salahku, Kak? Selama ini aku tidak pernah mengusik keh
Read more

Bab 92. Tidak Ada Pergerakan

Lima belas menit sebelumnya. Max masih berusaha mencari keberadaan istrinya. Hingga tiba-tiba ia dikejutkan dengan GPS yang menunjukkan keberadaan istrinya. “Kau tahu tempat ini, Jerry?” Max menunjukkan ponselnya. “Gps yang aku pasang di kalung Valerie. Berhenti di tempat ini.”“Itu gudang pabrik rokok yang terbengkalai, Tuan. Saya tahu tempat itu, sangat jauh dari kota.” “Kita terbangkan helikopter menuju kesana. Bawa anak buahmu Jerry.”“Baik, Tuan.”Dalam kurun waktu beberapa menit Max sudah tiba di tempat di mana penyekapan Valerie. Gudang itu dijaga oleh segerombolan para preman, tapi anak buah Jerry yang teramat tangguh mampu mengatasi itu. Max dengan cepat menyelinap masuk menuju pintu, mencari keberadaan Valerie. Dari balik pintu ia bisa mendengar jeritan Valerie. Dengan pistol di tangannya, ia dengan cepat mendobrak pintu hingga pintu yang terlihat kuat itupun langsung terbuka dan rusak. Tangannya langsung menarik pelatuk di tangannya tepat sasaran.Dorr... Dorr....Dara
Read more

Bab 93. Dia Bukan Mamaku

Valerie dan Sarah langsung menoleh ke sumber suara terlihat Robert dan Joana melangkah mendekat. Valerie tertegun sejenak, ia sudah lama tidak melihat mertuanya itu, tepatnya semenjak Joana memohon agar Gracia dibebaskan. Tapi, melihat kondisinya kini Valerie sedikit heran karena wajah perempuan itu terlihat cerah seolah tanpa beban, sangat berbeda saat terakhir kali keduanya saling bertatapan.“Papa ..."“Mama ...”“Bagaimana kabarmu, Valerie?” tanyanya usai keduanya mendekat.“Kalian ngapain kemari?” Belum sempat Valerie menjawab Max lebih dulu tiba menyambar begitu saja. Raut wajahnya terlihat tidak bersahabat. “Apa ada alasan untuk seorang Ayah ke rumah putranya sendiri?” tanya balik Robert. Max mendesis malas. “Tapi, biasanya memang begitu."“Max —"“Ah sudahlah aku juga mau ke kantor.” Max berlalu meninggalkan semuanya yang diikuti Jerry. Melewati Valerie begitu saja. Seusai kepergian suaminya Valerie kembali duduk menghabiskan sarapannya yang masih belum tersentuh sedikitp
Read more

Bab 94. Wajahku Menakutkan

“Kenapa dengan wajah ku?” tanya Max bingung.“Kau itu masih tidak menyadari wajahmu yang menyeramkan itu. Jika menantuku melihatnya bisa-bisa dia semakin stress dan cucuku bisa lahir sebelum waktunya. Sudahlah lebih baik kamu diam di rumah. Papa juga mau numpang tidur di sini.” Robert menjawab sambil berlalu menuju kamar tamu, meninggalkan Max dan Jerry yang masih terpaku di tempat.“Kau dengar itu Jerry. Papa bilang jika Valerie akan semakin stress melihat wajahku. Maksudnya apa coba? Memangnya wajahku itu menakutkan?” Max berdecak sementara Jerry hanya terdiam tidak berani menjawab. Bagi Jerry memang tidak menakutkan, tapi sikap dingin Max itu terkadang menyeramkan. Apalagi saat keinginannya tidak segera terpenuhi, pun jika ada yang berani membantah perintahnya, emosinya akan meledak dan siap menghabisi siapapun. Pantas saja jika istrinya yang tengah hamil itu akan stress jika melihat wajahnya. Mungkin saja karena hal itu akan membuat ia teringat perlakuan Max padanya.Semua yang
Read more

Bab 95. Jauh Rindu Dekat Benci

Sepanjang perjalanan ke rumah Max terus menggerutu kesal. Ia merasa Joana terlalu ikut campur urusannya. Seandainya saja ia tidak mengingat nasehat Dokter Elia tentang kondisi janin Valerie, tadi ia pasti akan langsung menerobos masuk menemui istrinya. “Kau lihat itu, Jerry. Perempuan itu benar-benar sudah berani denganku. Bisa-bisanya dia mengusirku, saat aku mau menemui istriku. Dia pikir dia itu siapa?” gerutu Max sambil mengendurkan dasinya.“Dia ibu tiri Anda, Tuan,” jawab Jerry yang langsung mendapatkan pelototan tajam dari Max. “Em... Maksud saya. Istri Ayah Anda,” ralatnya kemudian sambil memukul bibirnya. “Berani kau salah bicara sekali lagi ku gunting bibirmu!” ancamnya yang langsung membuat Jerry kembali memegang bibirnya, membayangkan seandainya itu terjadi, ia pun bergidik ngeri.“Maaf, Tuan.”“Aku heran masa iya sih Valerie bisa stres karena melihat wajahku. Yang benar sajalah. Ini pasti akal-akalan dia saja.”Jerry menghela napas panjang. Tidak mengerti bagaimana ia h
Read more

Bab 96. Kangen

Brughh!! Prakkk!!“Ponselku!!!" Pekik Zenata saat ponselnya jatuh ke lantai usai dirinya menabrak seseorang.“Makanya kalau jalan itu pakai mata!” semprot pria yang ia tabrak dengan galak. Zenata langsung mengangkat wajahnya menatap ke sumber suara bola matanya membeliak melihat Jerry berada di depannya. “Aku heran, kenapa sih kalau setiap bertemu kamu. Bawaannya sial terus!!” balasnya tak mau kalah. Zenata menatap pria itu dengan sengit sebelum kemudian berlalu memungut ponselnya yang terlihat retak. “Dasar cewek aneh!” cibir Jerry kemudian berbalik pergi meninggalkan Zenata yang terlihat kesal.”Dasar perjaka tua. Pantas saja tidak laku-laku. Ya iyalah siapa juga perempuan yang mau sama dia, galaknya melebih macam betina.” Zenata menggerutu sambil melihat ponselnya. “Yah rusak. Baru juga aku benerin kemarin. Gini amat punya hp butut, belum juga ada joh baru. Terpaksa deh cari taksi biasa, tidak mungkin juga aku balik hanya demi pinjam hp Valerie.”Zenata keluar dari lobi, matanya
Read more

Bab 97. Kamu Tetap Cantik

Kandungan Valerie berjalan dengan mudah, dan kini tinggal menunggu saat-saat melahirkan. Semenjak insiden penyekapan Valerie oleh Cherry. Max semakin hati-hati dan menjaganya, ia berusaha memahami jika kondisi Valerie yang tengah mengandung itu begitu sensitif. Meski kadang ucapan Valerie tidak selaras dengan pemikirannya. Ia pernah mengetahui dari salah satu karyawannya jika perempuan hamil itu suka meminta yang aneh-aneh. Tapi, sejauh yang ia ketahui Valerie tidak pernah meminta sesuatu makanan yang aneh. Entah memang tidak ingin atau Valerie selalu minta pada koki di rumahnya. “Apa yang kau inginkan?” tanya Max yang tiba-tiba datang dan duduk di depan istrinya. Valerie yang tengah duduk di kursi santai sambil membaca buku seputar kehamilan merasa heran dan terkejut dengan pertanyaan suaminya. Ia pun mengerutkan keningnya lalu mengangkat sebelah alisnya dengan bingung. Hal itu membuat Max berdecak. “Kenapa tidak menjawab? Apa mulutmu itu tidak berfungsi,” lanjutnya sambil melongga
Read more

Bab 98. Calon Istri Saya

Begitu Jerry membukakan pintu mobil, Max langsung turun tangannya terulur menyambut tangan istrinya. Keduanya berjalan masuk menuju lokasi pesta. Semua mata memandang ke arah Max. Banyak perempuan yang menatapnya dengan tatapan memuja, cemburu bagaimana melihat Max begitu manis memperlakukan istrinya. Tentu saja mereka begitu ingin berada di posisi itu. Sayangnya semua hanya bisa khayalan saja. Max tak sekalipun melepaskan tangan istrinya. Ia biarkan Valerie mengikuti kemanapun ia melangkah. Ia kenalkan istrinya itu pada rekan bisnisnya tanpa terkecuali. ”Max, tidakkah kita bisa duduk. Kakiku pegal banget."Mendengar keluhan istrinya Max langsung menoleh dan mendapati istrinya tampak meringis. “Oke.” Ia membawa Valerie ke sebuah kursi. “Mau minum atau makan sesuatu?” tawarnya.“Sebentar, Max.” Valerie berniat membungkukkan tubuhnya ingin menjangkau bagian kakinya yang terasa ngilu. “Aduh tidak sampai lagi,” lanjutnya kesal karena terhalang perutnya yang besar.“Kenapa kakinya?” Ma
Read more

Bab 99. Ganti Rugi

Beberapa menit sebelumnya...Max, Valerie dan Jerry tengah menikmati hidangan yang tersaji dalam pesta tersebut. Sambil mengobrol dengan rekan bisnisnya yang ternyata pemilik pesta tersebut. Sesekali sang pemilik pesta tersebut meledek Jerry lantaran belum juga mau menikah, padahal Max saja sudah menemukan belahan jiwanya.“Banyak perempuan cantik di sini, Jerry. Cobalah kamu pilih lalu kenalan barangkali ada yang cocok.”Jerry hanya menanggapinya dengan senyum tipis yang disertai rasa malas. Ah, entahlah sejauh ini ia masih merasa nyaman dengan kesendiriannya. Padahal usianya memang sudah cukup matang. Entah karena dirinya yang tidak bisa mendekati perempuan, atau memang ia yang memang tidak ingin memiliki pasangan. Padahal memang benar, seharusnya ia mulai bisa mengatur kehidupan pribadinya. Tidak selamanya ia sendiri, jika dulu ia harus memperhatikan dan menemani Max. Tapi, sekarang Max sudah memiliki seorang istri. “Tunggu saja, Pak. Asisten saya ini memang misterius tapi bisa ju
Read more

Bab 100. Menikahlah Denganku

Valerie tersentak melihat Zenata tangannya ditarik paksa oleh Jerry membawanya keluar dari pesta. Ia berniat menyusulnya, tapi cekalan tangan sang suami mengurungkan niatnya. “Biarkan saja mereka berdua."“Tapi, Max. Kau tidak lihat bagaimana Jerry menghajar pria itu? Lalu bagaimana jika ia akan berlaku yang sama pada Zenata." Wajah Valerie memucat ketakutan dan kecemasan terlihat jelas di sana. Masih ia ingat bagaimana Jerry benar-benar menghajar habis pria tadi tanpa ampun. Baru ia sadari jika Jerry juga tidak kalah mengerikannya seperti Max. “Tidak mungkin Jerry seperti itu. Bagaimanapun dia seorang pria yang dapat berpikir secara benar.”“Ishh, kau ini mentang-mentang dia asistenmu. Kau bela saja dia terus!" gerutu Valerie merebut jus jeruk di tangan suaminya lalu meneguk hingga tandas, membuat Max melongo. “Kamu haus?" “Tidak! Tapi aku lapar.” Valerie merenggut kesal. “Sudah tahu minum ya hauslah, pakai nanya,” lanjutnya menggerutu jengkel.Max menarik napas panjang. Dalam ha
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status