“Kamu jual motor kamu? Atau kamu gadaikan?” Amira menatap lekat wajah tampan Roby. “Nggak kok Ma. Motor Roby Cuma lagi di bengkel.” “Silia bilang motor kamu udah nggak ada, dari sejak kamu antar dia pulang ke sini. Memang apanya yang rusak sampai berhari-hari di bengkel?” Roby menggaruk pelan pelipisnya. Ia bingung hendak menjawab apa. “Apa kamu lagi nggak punya uang, buat bayar biaya bengkel, makanya kamu sengaja biarkan motor kamu masih di sana? Bilang aja, biar Mama bantu. Berapa biaya betulin motor kamu?” “Nggak usah Ma. Beneran. Besok atau lusa, paling udah Roby ambil kok, motornya.” Amira membuang nafas. “Beneran? Bukan karena digadai atau nggak ada uang buat bayar bengkel kan?” tanyanya memastikan. Roby menggeleng sambil tersenyum. “Iya Ma. Makasih karena udah peduli sama Roby.” “Ya kan kamu anak Mama juga.” Amira menepuk pundak Roby. “Eh iya, ini untuk kamu ya. Kali aja Silia nanti kepengen makan ini itu, pakai ini aja. Uang kamu disimpan, ditabung.” Amira memberikan b
Read more