Share

BAB 25

last update Huling Na-update: 2023-12-22 18:06:57

“Pak Dandi bilang, katanya anak yang kamu kandung itu belum tentu anaknya Roby. Dia bilang kenal sama Roby udah lama, dan Roby tuh udah punya pacar. Nggak mungkin kalau dia menghamili perempuan lain.”

Silia geram mendengar cerita ibunya. Bagaimana bisa ayah Yesika begitu kurang ajar?

“Jangan percaya Ma. Itu orang sok tahu. Kalau memang ini bukan anaknya Roby, ngapain juga dia mau tanggung jawab.” Ujar Silia jengkel.

“Ya makanya itu, Mama nggak mungkin percaya. Omongan orang stres kayak gitu nggak ada yang bener. Dia bilang Roby itu matre. Tapi nggak kok kalau kata Mama. Jangankan minta uang, dikasih aja tadi dia sempat nolak.”

“Dia bilang Roby punya pacar. Dia ada ngomong nggak siapa pacarnya Roby?” tanya Silia.

“Nggak ada sih. Mama juga nggak kepikiran buat nanya. Ya udahlah, nggak usah diambil hati omongan ngaco kayak gitu. Buat sakit kepala aja. Lagian Mama juga nggak menanggapi.”

Silia hendak menjawab lagi, namun terdengar pintu kamarnya diketuk.

“Kenapa Mbok?” tanya Amira
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 26

    Yesika dan Silia saling membuang pandangan ke arah yang berlawanan. Silia menghadap ke jendela kaca mobil di sampingnya, begitu pula dengan Yesika. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka.“Tolong berhenti di sini Pak.” Silia tiba-tiba saja meminta Munawar untuk menepikan kendaraan.“Kita belum sampai Sil, kok malah berhenti?” Yesika protes.“Aku mau ngomong sesuatu sama kamu Yesi. Sebentar aja. Lagi pula kampus kita udah dekat. Dari sini aja udah keliatan kan?”Silia membuka pintu mobil dan turun. Dengan sedikit ngedumel Yesika ikut keluar.“Tunggu sebentar ya Pak. Nggak lama kok.” Silia tersenyum pada sopirnya.“Iya Mbak Sil. Saya parkir dulu.” Sahut Munawar.“Mau ngomong apa sih? Pake rahasia segala.” Sungut Yesika.Silia tak menjawab. Dengan pandangan mendelik sebal, ia berbalik badan menuju sebuah warung es di depan mereka.Yesika berdecak namun tetap mengikuti langkah Silia.Setelah memesan minuman, Silia tampak mulai memasang wajah serius.“Apa sih?!”

    Huling Na-update : 2023-12-23
  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 27

    “Mbak Yesi bilang, kalau Mbak Sil mau pergi kencan. Kita disuruh pulang duluan karena Mbak Sil nanti diantar pulang sama pacarnya.”“Jadi itu yang dibilang Yesi?”“Iya Mbak Sil. Kalau nggak, mana mungkin saya berani ninggalin Mbak Sil sendiri. Apalagi waktu itu Mbak Yesi marah-marah sambil ngancam. Katanya saya bakalan dipecat kalau nggak mau dengar apa kata dia.”“Yesi ngancam kayak gitu?” mata Silia menyipit.“Iya Mbak Sil. Kalau ngancam kayak gitu sih bukan sekali itu aja. Sering pokoknya.” Munawar curhat.Silia geleng-geleng kepala. Tak menyangka kalau Yesika begitu sangat menyebalkan.“Apa selama ini Yesi juga sering memerintah Pak Mun seenaknya dan pakai bahasa yang kasar?” “Ya--- gitulah Mbak Sil. Bukannya saya ini mau mengadu antara Mbak Sil sama temennya. Tapi maaf ya, Mbak Yesi itu lama-lama suka ngelunjak. Bahkan sama orang tua kayak saya gini, Mbak Yesi itu nggak ada hormatnya.” Jelas Munawar.Silia menghela dan membuang nafas dengan kasar. “Pak Mun, mulai sekar

    Huling Na-update : 2023-12-26
  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 28

    Silia sedikit merasa risih. Kini Roby dan Vatra terlihat seperti sedang saling tatap. Entah apa artinya tatapan kedua cowok itu, hanya Tuhan dan mereka saja yang tahu.“Tante kira kamu ke sini sama Mama kamu.” Amira menyuguhkan teh manis hangat yang baru saja diantarkan Mbok Ida.“Sebenarnya Mama emang mau ke sini, Tante. Tapi mungkin besok atau lusa. Tunggu ada kesempatan. Cuma saya ingin cepat jenguk Silia, soalnya Mama bilang dia lagi sakit. Jadi saya ke sini Cuma mau memberi support buat Silia.” Jawab Vatra.“Ah, bukan sakit sih. Cuma mual-mual sedikit. Biasalah, namanya juga lagi hamil muda.” Amira mengibas kecil tangannya.“Iya, jadi kamu nggak perlu terlalu khawatir. Karena kalau Cuma mengalami mual di trimester pertama kehamilan itu, ada suaminya aja udah cukup. Nggak perlu support atau semangat dari laki-laki lain.” Kali ini, Roby yang bicara.Silia dan Amira bahkan sampai tersentak mendengar kalimat Roby yang begitu dingin. Terutama Silia. Ia bahkan tak menyangka kala

    Huling Na-update : 2023-12-28
  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 29

    “Kamu jual motor kamu? Atau kamu gadaikan?” Amira menatap lekat wajah tampan Roby. “Nggak kok Ma. Motor Roby Cuma lagi di bengkel.” “Silia bilang motor kamu udah nggak ada, dari sejak kamu antar dia pulang ke sini. Memang apanya yang rusak sampai berhari-hari di bengkel?” Roby menggaruk pelan pelipisnya. Ia bingung hendak menjawab apa. “Apa kamu lagi nggak punya uang, buat bayar biaya bengkel, makanya kamu sengaja biarkan motor kamu masih di sana? Bilang aja, biar Mama bantu. Berapa biaya betulin motor kamu?” “Nggak usah Ma. Beneran. Besok atau lusa, paling udah Roby ambil kok, motornya.” Amira membuang nafas. “Beneran? Bukan karena digadai atau nggak ada uang buat bayar bengkel kan?” tanyanya memastikan. Roby menggeleng sambil tersenyum. “Iya Ma. Makasih karena udah peduli sama Roby.” “Ya kan kamu anak Mama juga.” Amira menepuk pundak Roby. “Eh iya, ini untuk kamu ya. Kali aja Silia nanti kepengen makan ini itu, pakai ini aja. Uang kamu disimpan, ditabung.” Amira memberikan b

    Huling Na-update : 2023-12-30
  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 30

    “Kamu udah mulai mendingan?” Roby yang baru saja masuk ke rumah menyapa Silia yang tampak duduk termenung di sofa ruang tamu.Kalau gadis itu sudah bisa duduk tanpa terlihat lemah, itu berarti keadaannya lebih baik.Namun Silia tak menjawab. Ia hanya melirik sekilas pada Roby yang tampak menenteng plastik berisi barang belanjaan.Roby tak ambil pusing meski pertanyaannya diabaikan. Ia lebih memilih untuk langsung ke dapur, menyimpan stok makanan yang ia beli dari pasar.Saat kembali ke depan dan melewati ruang tamu, Silia masih diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Mau bantu aku masak? Kamu bilang mau belajar.” “Duduk dulu sebentar, Roby. Ada yang mau aku bicarakan.” Silia menatap tajam Roby. Merasa ada sesuatu yang janggal, Roby memilih untuk menuruti kemauan gadis itu.“Kenapa? Ada masalah?” Roby mengambil posisi duduk yang berseberangan. Silia menghela dan membuang nafas sejenak. Tampak ia ingin mengatakan sesuatu, tapi bingung menyusun kata.“Kalau memang ada yang

    Huling Na-update : 2024-01-03
  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 31

    “Lupakan saja Roby. Itu bukanlah hal yang penting buatmu.” Silia menolak untuk menjelaskan. Bagaimanapun, ia tak mau Roby tahu kalau hal yang sangat ia takutkan adalah, apabila Vatra sampai mendengar tentang apa yang telah terjadi padanya. Roby hanya bisa membuang nafas. Sebenarnya ada rasa bersalah dalam hati karena telah membuat hati Silia bersedih. “Apa aku boleh tidur? Aku tak bisa membantumu masak hari ini. Biar aku beli di luar untuk makan nanti. Kau buat saja makanan untuk kau makan sendiri.” Didengar dari nada suara Silia yang bergetar, Roby tahu kalau gadis itu sedang menahan tangis. Pemuda itu hanya bisa menelan saliva. “Istirahatlah. Aku akan masak, dan kau tak perlu beli makanan di luar. Makanlah dari apa yang sudah disediakan. Aku masak untuk kita makan berdua.” Silia tak menjawab. Hatinya sangat sedih dan kacau. Ia hanya mengangguk kecil dan langsung beranjak dari tempat duduknya. “Hei--- maafkan aku.” Roby berkata saat Silia hampir masuk ke dalam kamar. “Kalau k

    Huling Na-update : 2024-01-06
  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 32

    “Vatra... Tunggu sebentar...” Yesika berlari kecil mengejar Vatra yang hampir masuk ke dalam mobilnya. “Kamu....?” Vatra berusaha mengingat siapa gadis yang kini berdiri terengah-engah di hadapannya. “Kamu masih ingat aku?” Vatra mengangguk. “Kamu temannya Silia kan?” Tanyanya kemudian. “Iya. Kita berkenalan di acara pernikahannya. Masih ingat namaku?” Wajah Yesika yang tadinya full senyum mendadak datar saat melihat Vatra menggeleng. Tak disangka, Vatra bahkan tak mengingat namanya sama sekali. Itu artinya, pertemuan pertama mereka kemarin tidak mengesankan pemuda tampan itu. “Aku Yesika, teman Silia dari SMA.” Yesika mengulurkan tangan, memperkenalkan dirinya kembali. Mau tak mau, Vatra menyambutnya. “Kalau begitu, aku pergi dulu.” Vatra pamit sambil menundukkan kepalanya sekali. “Eh, kamu ke arah mana? Boleh aku menumpang?” pertanyaan Yesika membuat Vatra kembali urung masuk ke dalam mobilnya. “Memangnya kamu mau ke mana?” Vatra

    Huling Na-update : 2024-01-10
  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 33

    “Mau kuantar ke mana?” Vatra membuyarkan lamunan Silia. “Terserah kamu saja. Aku sedang tak tahu mau ke mana.” Silia masih menatap keluar kaca mobil dengan pandangan kosong.“Kau sudah makan?”“Aku tak berselera makan.”“Kalau mau, kita pergi ke restoran kenalanku yang baru buka.”“Tidak usah. Aku tak mau mengganggu selera makan orang-orang saat mendengar aku muntah.”Vatra bisa melihat kesedihan dari raut wajah Silia. Sebagai orang yang pengertian, ia memilih untuk tak bertanya apa-apa lagi. Vatra sengaja membiarkan Silia hanyut dalam pikirannya sendiri.“Kamu mau lihat pantai atau ke taman kota?” Vatra menawarkan salah satu dari dua tempat favorit Silia.Wanita yang sedang hamil muda itu hanya memandanginya dengan tatapan seolah meminta pendapat. “Atau mau main ke rumahku?” Vatra menggoda Silia.“Ketiga tempat itu juga boleh.” Silia akhirnya tersenyum. Ia tahu kalau Vatra hanya sedang berusaha untuk menghiburnya.“Benarkah?” Vatra senang melihat Silia mengiyakan. “Jadi,

    Huling Na-update : 2024-01-14

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 61

    “Ibu jangan suka ngomong asal-asalan. Mama nggak suka orang yang kayak gitu,” kata Roby cepat, mencoba menutupi rasa malu.“Ah masa? Nggak kok,” kata Amira sambil mengusap sudut matanya. “Mama malah suka sama Bu Besan yang apa adanya kayak gini.”Roby menatap mama mertuanya, tak percaya.“Justru Mama senang. Sikap dan omongan Bu Besan benar-benar apa adanya, nggak dibuat-buat... asli banget.”Dan seperti ada tombol yang dipencet, suasana langsung mencair. Nasiha mulai tertawa, begitu pula Amira. Mereka mulai bicara santai, dari masalah kehamilan, resep jamu pelancar lahiran, sampai kebiasaan Roby kecil yang suka ngupil.Di sudut sofa, Roby dan Silia hanya bisa duduk diam, seperti dua remaja yang menyaksikan emak-emaknya bonding di atas level mereka.“Aduh, saya baru tahu, ternyata besan saya lucu banget,” kata Amira sambil mengambil sepotong kue lagi.“Saya juga baru tahu, ternyata ibu mertua anak saya ini kayak permaisuri. Cantik, pinter, kaya... aduh, kalah saya,” timpal Nasiha samb

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    Bab 60

    Silia keluar dari kamar dengan langkah pelan. Kaos oversize Roby yang ia kenakan nyaris mencapai lutut, tapi tetap tak mampu menutupi bagian depan tubuhnya yang menonjol jelas.Nasiha yang sedang duduk di sofa dengan posisi tangan menyilang langsung berdiri.“Bentar…! Berhenti di situ!”Silia refleks berhenti, tubuhnya menegang.Nasiha berjalan cepat, berhenti di depan Silia. Matanya menyipit, lalu tanpa izin langsung meletakkan telapak tangannya ke perut Silia yang bulat itu.“Ini… ini hamil?!”Roby melongok dari pintu kamar. “Lho, kok ibu bisa langsung tahu?”Nasiha melotot ke arah putranya. “Ya jelas taulah! Perutnya gede kayak gitu! Apalagi namanya kalau bukan hamil?!”“Cacingan,” jawab Roby polos.“CACINGAN PALALU!” teriak Nasiha sambil langsung menyambar sandal dan melempar ke arah Roby.Roby nyaris kena di jidat kalau saja dia tidak cepat menunduk.“Ibu sabar dulu, sabar,” katanya sambil mengangkat tangan setengah pasrah. “Silia ini bukan cewek sembarangan, Bu. Dia… dia suka ba

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    Bab 59

    Rumah itu akhirnya sepi lagi. Suara sandal emak-emak yang berisik seperti ledakan kecil setiap langkahnya sudah tak terdengar. Nasiha telah kembali ke kampung dengan koper, tas jinjing, dan keranjang yang kini berisi oleh-oleh dari anak tercinta: detergen cair, daster baru, dan entah kenapa—satu pouch lipstik.Roby mengunci pintu, lalu membalikkan badan sambil berseru lirih, “Merdeka…”Seketika itu juga, ia melompat ke ranjang, di mana Silia yang baru saja ia jemput menunggu dengan senyum malu-malu. Mereka beneran kayak pengantin baru yang lagi ketagihan malam pertama.Mereka tidak banyak bicara. Hanya ada tatapan, tarikan napas, dan tubuh yang saling menemukan dalam keheningan malam. Roby mencium keningnya pelan, lalu turun ke pipi, lalu ke leher. Silia mengerang pelan, “Tunggu dulu... aku mandi dulu ya. Aku pengap.”Roby tertawa pelan. “Kamar mandi Cuma satu. Kalau kamu kelamaan, aku nyusul.”“Terserah. Asal jangan rekam-rekam. Aku belum pakai lipstick waterproof.”“Bisa dihapus. T

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    Bab 58

    Dengan tergesa, Roby mulai meraih pakaian dari kursi, sementara Silia juga ikut panik, berusaha bangkit dan berpakaian semampunya meski perutnya makin besar.“Kamu harus pergi dulu. Sekarang,” ujar Roby cepat. “Kita ke rumahmu. Aku antar.”“Tapi kita belum sarapan. Kamu belum...” Silia menunduk, wajahnya merah padam.Roby menatapnya sejenak, lalu mendekat, mencium kening Silia dengan dalam.“Nanti. Malam ini. Atau besok. Yang jelas... ini belum selesai, oke?”Silia tak bisa menahan senyum walau gugup. Ia mengangguk pelan, lalu menyambar jaket tipisnya. Roby masih mendesis pelan karena harus menahan hasratnya sendiri, tapi waktu tak memberi pilihan.Dalam waktu sepuluh menit, mereka sudah di atas motor, menembus kabut pagi yang masih menggantung tipis. Silia memeluk Roby dari belakang, tak tahu kenapa, hatinya mendadak berat saat mereka berhenti di depan gerbang rumah mewah milik orangtuanya.“Jangan lupa bilang kamu lagi jomblo parah,” kata Silia, mencoba bercanda meski suaranya sedik

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    Bab 57

    Silia menatap ke bawah, menggeleng lirih. “Dulu kupikir... itu yang terbaik. Aku merasa itu satu-satunya cara untuk menebus aibku. Aku sudah bersumpah tak akan menikah lagi seumur hidup. Aku hanya ingin jadi ibu... yang cukup bagi anakku.”Ia mengangkat wajahnya perlahan, matanya mulai berkaca.“Tapi sekarang… setelah semalam… setelah kau memperlakukanku seperti aku layak dicintai…” suaranya pecah, “aku mulai takut. Takut... berharap.”Roby bergeser, meraih tangannya lagi. Tapi Silia menarik diri. Bukan karena marah. Tapi karena takut.“Aku nggak yakin kau akan bahagia bersamaku, Roby,” ucapnya lirih. “Aku... bukan perempuan yang utuh. Aku bukan gadis yang bersih. Aku—”“Berhenti.” Suara Roby memotongnya, lembut namun tegas.Ia bangkit dan berdiri di hadapannya, kemudian berlutut satu kaki. Ia mendongak, menatap Silia dengan penuh keteguhan. “Kau korban, bukan pelaku. Kau perempuan paling kuat yang pernah kukenal. Dan semalam... adalah malam paling hangat yang pernah aku alami. Aku t

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 56

    Silia tak menjawab. Tapi tubuhnya tak menolak saat Roby menunduk dan mencium bibirnya lagi. Lebih dalam. Lebih hangat. Kedua tangannya membelai wajah Silia, kemudian menelusup ke belakang leher, menariknya lebih dekat.Dan kali ini, tanpa keraguan. Roby melumat bibir itu dalam keheningan yang mendesis. Nafas Silia tercekat, tapi tubuhnya ikut tenggelam, menuruti setiap tarikan, setiap tekanan lembut yang Roby beri.Silia hampir kehilangan napas, tapi tidak ingin melepaskan. Ia tak tahu, ciuman bisa terasa selembut ini... seintim ini. Roby mencium dengan kesabaran, menciptakan jeda di antara desahan mereka untuk menyisipkan napas dan rasa.Ciuman itu berkembang—dari malu-malu jadi lebih dalam, lebih panas. Roby memandu, seolah menari, seolah ingin menunjukkan bahwa ini bukan sekadar rasa penasaran.Tak ada yang tergesa. Tak ada yang dipaksa.Tangan Roby bergerak ke pinggang Silia, menarik tubuhnya lebih dekat. Mereka nyaris tak bisa bernafas, tapi tak satu pun ingin berhenti.Ciuman it

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 55

    Minggu siang itu, rumah Amira tampak ramai. Suasana arisan dipenuhi gelak tawa ibu-ibu sosialita yang saling bertukar kabar, sambil mencicipi camilan yang tersaji rapi di meja panjang. Tapi hari itu, perhatian mereka tak bisa lepas dari satu sosok yang duduk anggun di sisi kanan ruang tamu.Silia.Wajahnya berseri, makeup-nya halus tanpa cela, dan rambutnya ditata sanggul simpel dengan sedikit hiasan pearl clip di sisi kanan. Bahkan gaun polos yang dikenakannya tampak elegan berkat aura percaya diri yang ia pancarkan.Amira tersenyum penuh kebanggaan. “Anakku cantik, ya?”Salah satu teman arisan, Nyonya Kamil, mendekat sambil membungkuk sedikit, mengamati wajah Silia dengan takjub.“Amira… siapa yang dandanin Silia? Beneran deh, flawless banget. Nggak menor, tapi elegan. Look ini tuh susah banget dicapai, lho.”Amira melirik ke arah dapur, lalu tersenyum. “Yang dandanin? Roby.”“Roby?” alis Nyonya Kamil terangkat. “Suaminya?”“Iya, suaminya. Dia tuh ternyata jago makeup, bisa ngebentu

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 54

    Amira mendekat, matanya membesar. "Ya ampun, kamu cantik banget, Sayang. Astaga... ini make up tipis atau kamu habis perawatan mahal?"Silia nyengir kecil. "Make up-nya Roby, Ma. Baju juga dia yang belikan."Amira menatap Roby. "Kamu beneran dandanin Silia? Belajar dari mana?"Roby tertawa pendek. "Nggak belajar dari mana-mana, Ma. Cuma ngikutin feeling dan ngeliat sekilas di sosial media.""Wah, ternyata kamu punya bakat alam yang nggak semua orang bisa," puji Amira penuh rasa takjub.Arman tampak mengangguk pelan, lalu berdiri dan menepuk bahu menantunya. "Kalau gini terus, bukan cuma Silia yang makin cantik, kamu juga makin dapat respek dari Papa, Roby."Roby hanya mengangguk. Senang sekali, karena pada akhirnya sikap Arman mulai melunak padanya."Tapi kalian mau ke mana sekarang?" tanya Amira."Kami pamit, Pa. Ma. Hari ini kami pulang ke kontrakan. Nanti sore Roby udah harus masuk kerja lagi."Meski agak kecewa, tapi Amira dan Arman terpaksa melepaskan kepulangan anak dan menantu

  • Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun    BAB 53

    Roby tertawa pelan. "Karena aku sudah capek diam. Capek menahan semuanya seolah-olah aku baik-baik saja. Kau tahu, Silia? Aku tahu sejak awal ini semua cuma kesepakatan. Tapi kau juga tahu... tidak ada satu pun dari kita yang benar-benar sanggup bersikap netral soal perasaan."Silia tak langsung membalas. Matanya mulai menyesuaikan diri dengan gelap. Ia bisa melihat bayangan Roby yang menunduk, punggungnya sedikit membungkuk seolah menanggung beban yang tak pernah sempat dibagi."Aku nggak pernah ingin bikin semua ini rumit," katanya pelan. "Aku cuma... kadang kehilangan arah. Dulu aku pikir aku sudah selesai dengan Vatra, tapi nyatanya aku belum benar-benar sembuh. Dan kamu... kamu terlalu diam. Terlalu datar. Sampai aku bingung harus bagaimana menghadapi kamu."Roby mendongak, menatapnya dalam gelap. "Lalu sekarang? Kau masih ingin kita terus berpura-pura?"Silia menarik napas dalam. Ia ingin menjawab, tapi kata-katanya terhenti di tenggorokan."Aku nggak tahu, Roby," jawabnya akhir

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status