Ernest merasa jantungnya berdebar-debar kencang, dia juga sudah mulai sulit mengendalikan diri. Yang ada di otaknya kali ini hanya pintu unit rumahnya, dia harus kembali masuk. Tangan kanan pria itu sudah terulur meraih kenop pintu."Ernest, kami ingin mewawancarai mu!"Salah satu awak media sudah berhasil mendekat, dia menyodorkan handphone untuk merekam hasil wawancara. Ernest semakin panik, dia semakin kesulitan mengendalikan emosi. Pria itu memilih diam, hal itu dilihat oleh Hiraya. Dia merasakan ada yang janggal dari sikap Ernest. "Hiraya bisa kah kau urus ini dulu?" Tanya Ernest yang berbisik di telinga Hiraya. Perempuan itu menoleh, dia tidak terlalu paham tapi memilih untuk mengangguk. "Tentu," jawabnya. Setelah itu Hiraya menoleh pada awak media yang sudah berkumpul didepan mereka di jarak kurang dari dua meter. "Nona Hiraya, kau istri Ernest. Kami juga ingin meminta keterangan mu!"Hiraya tersenyum sekilas,"Tentu saja tapi sepertinya tidak sekarang. Hari ini Ernest ada j
Terakhir Diperbarui : 2024-03-15 Baca selengkapnya