Semua Bab Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer: Bab 11 - Bab 20

113 Bab

Bab 11. Pernikahan Mutualisme

Raline mendengar semua percakapan Eddriz, Asisten Wibi dan Dokter Daniel dari awal sampai akhir dibalik pintu. Awalnya tidak berniat menguping pembicaraan mereka. Hanya sekedar ingin mengetahui keadaan suami yang sedang dijahit telapak kakinya.Raline langsung teringat pada ayah tiri durjana. Jika benar akan diadakan pesta pernikahan yang sangat mewah. Pasti ayah tiri akan mendapatkan pukulan telak.Pasti menganggap sekarang bahagia dan bukan seperti hidup di neraka seperti yang diinginkan. Akan mempersiapkan hati untuk bersandiwara dengan baik. Ini seperti pernikahan mutualisme nantinya karena memiliki tujuan masing-masing.Setelah mulai jelas dan mengetahui mengapa laki-laki yang menjadi suaminya sering mabuk. Raline kembali duduk di tempat semula yaitu ruang makan. Bibi Asih langsung berlari mendekat, "Mengapa Anda kembali lagi ke sini, Nyonya?""Tolong buatkan sesuatu yang membuat pusing kepala ini hilang, Bibi. Kepala Ra rasanya mau pecah!""Waduh, apa ya obatnya, Bibi tidak tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-03
Baca selengkapnya

Bab 12. Seolah Berdamai

Raline terdiam seketika saat mendengar Eddriz mulai emosi. Padahal dari tadi sudah bisa bicara manis dan terdengar ramah. Wajahnya kembali terlihat garang dan memerah karena mulai emosi."Ayo, sini dekat!" Eddriz kembali menurunkan suara setelah melihat wajah Raline yang terlihat takut."Hhmm.""Mulai sekarang Ra hanya boleh memanggil Abang saja, mengerti?""Iya.""Abang akan berterus terang, sebentar lagi Abang akan mengadakan resepsi pernikahan kita. Ingat pernikahan ini Abang anggap saling menguntungkan.""Apa maksud, Anda?" tanya Raline pura-pura tidak tahu rencana yang dibicarakan tadi dengan dokter dan asisten pribadi.Eddriz bercerita sekilas tentang rencana seperti tadi. Berjanji akan mengatakan tentang rahasia yang disembunyikan tentang ayah tiri. Akan dikatakan setelah acara resepsi dilaksanakan dengan sukses."Kapan resepsi itu akan diselenggarakan, Tuan. Eee, salah. Abang?"Eddriz tergelak dan mengusap rambut Raline, "Belum dipastikan, yang jelas setelah Abang bisa berjala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 13. Pulang ke Jakarta

Setelah Raline selesai membantu Eddriz buang air kecil, Eddriz kembali berbaring dan beristirahat. Raline hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa. Tangannya diketukkan di lutut berkali-kali iseng agar tidak borring.Eddriz melihat Raline dengan heran, biasanya gadis seumuran dia jarang terlepas dari ponsel, "Ponsel Ra di mana?""Ra tidak punya ponsel, sudah mati dari kemarin."Eddriz meraih ponselnya yang berada disamping bantal. Mengirim pesan WA kepada asisten pribadi untuk membelikan ponsel buat Raline. Ponsel terbaru dengan fitur tercanggih yang baru dikeluarkan oleh merk ponsel terkenal.Keesokan harinya, Asisten Wibi datang dengan membawa ponsel untuk Raline yang paling canggih dan terbaru. Atas rekomendasi dari tuannya yangmembuat asisten pribadi itu lebih semangat melakukan perintah. Mungkin awal yang baik yang dilakukan tuannya untuk istri muda yang rela merawat dengan tulus."Ini ponsel untuk Anda, Nyonya." Asisten Wibi memberikan ponsel setelah mereka makan siang di villa.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-05
Baca selengkapnya

Bab 14. Kedatangan Sopir Mantan Istri

Raline memandang Bagas Pratama dengan kesal. Langsung mendekati Eddriz dan sengaja meraih lengan suami yang berdiri di sampingnya. Sengaja tangan menggelayut manja menunjukkan kekuasaan yang kini di miliki.Hanya dengan kekuasaan bisa melawan polisi gadungan yang selama dua tahun ini sering membohongi sahabat satu sekolah yaitu Shafea. Untung teman satu kelas itu bisa menjaga diri sampai lulus kemarin. Sekarang ini tidak tahu bagaimana nasibnya Shafea dan Hana."Jadi selama ini Aa membohongi Fea? dengan seragam security dirubah menjadi seragam polisi. Aa tidak takut di tangkap pihak yang berwajib menggunakan seragam palsu?"Bagas Pratama menunduk tidak berani menjawab pertanyaan sahabat kekasih gelap. Melihat Raline pun sama sekali tidak berani. Bukan takut kepada Raline, tetapi takut kepada Eddriz majikan tempatnya mencari nafkah selama ini.Tidak hanya Eddriz yang kaget mendengar pertanyaan Raline. Pak Basri dan pegawai yang lain juga tidak menyangka security itu bermain api dengan g
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-06
Baca selengkapnya

Bab 15. Interogasi

Pintu terbuka dengan lebar tanpa diketuk terlebih dahulu. Bukan hanya Asisten Wibi dan Dokter Daniel yang ikut masuk kamar yang lebarnya lebih dari lapangan sepak bola itu. Bibi Asih, Bibi Lia, Jenny dan Pak Basri juga ikut masuk karena menghawatirkan Raline."Tuan!" teriak Asisten Wibi."Nyonya Ra!" teriak Jenny.Eddriz berdiri bertolak pinggang membelakangi Raline. Wajahnya terlihat memerah menahan emosi. Pandangan matanya tajam menatap jam dinding yang berada diatas pigura hiasan dinding. Raline duduk jongkok di sofa panjang yang ada di dekat televisi. Hanya berani melihat suami yang sedang marah dan emosi karena mantan istri. Sambil memikirkan dari mana mantan itu tahu jika hari ini kembali ke rumah."Silakan duduk, Tuan. Saya akan memeriksa tekanan darah Anda terlebih dahulu!"Eddriz mengangguk dan berbalik badan mencari keberadaan Raline. Melihat Raline yang sedang berjongkok dan dikerumuni oleh pembantu dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. duduk pun mata tidak lepas sel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-07
Baca selengkapnya

Bab 16. Pengakuan Sopir

Dengan menahan sakit, sopir dari mantan istri Eddriz bercerita sudah satu bulan ini mencari informasi tentang pengusaha kaya raya Eddriz Bushiry. Tidak akan digaji sebelum mendapatkan kabar atau pesan tersampaikan. Terkadang harus tidur di mobil hanya demi melihat mantan suami dari majikannya mendapat informasi.Anak dan istri memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, majikan wanita itu terus mengancam tidak akan memberikan gaji. Sehingga harus berani nekat untuk menyampaikan pesan agar bisa gajian."Mengapa Nyonya Arum ingin mencari informasi tentang Tuan Eddriz?" tanya Asisten Wibi."aku juga tidak tahu, asal tidak ada Tuan Evan di rumah, Nyonya Arum selalu mengamuk dan marah-marah. Kata bibi pembantu Nyonya Arum sedang ngidam."Asisten Wibi dan Bang Jack saling pandang. Sudah mendengar cerita tentang mantan istri Eddriz itu sedang berbadan dua. Mungkinkah ngidam ingin bertemu atau ingin mengirim pesan kepada mantan suami."Apa pesan yang akan kamu sampaikan kepada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-08
Baca selengkapnya

Bab 17. Detektif Cinta

Belum saja Jenny menjawab pertanyaan Raline, tiba-tiba dikagetkan dengan suara tegas Pak Basri datang dari pintu belakang, "Jangan temui sopir itu, Nyonya Ra!""Kenapa tidak boleh, Pak Basri?""Apakah Nyonya Ra ingin terkena amukan Tuan Ed lagi?""Tidak.""Lebih baik tunggu Tuan Ed saja, Nyonya Arum orangnya sangat cilik dan pandai. Anda harus berhati-hati menghadapi dia!"Ralene mengerutkan keningnya, teringat Ayah Wisnu. Sudah lebih dari tiga tahun bersama ayah tiri yang licik dan rela melakukan apa saja demi tujuan tercapai. Kelicikan ayah durjana dibalas dengan lebih licik lagi.Jika belajar dengan cara licik menurut Raline harus belajar pada Ayah Wisnu. Laki-laki yang telah menjadi ayah tiri selama tiga tahun itu melakukan segala cara. Baik dengan cara halus ataupun cara kasar pernah dilakukannya.Dengan belajar dari pengalaman yang dilakukan untuk membalas Ayah Wisnu, berharap Raline bisa melakukan yang terbaik untuk suami tua yang depresi dan krisis kepercayaan karena mantan is
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 18. Keterlibatan Security

"Silakan Abang lihat sendiri ini di ponsel Ra!"Raline menunjukkan hasill temuan tadi pagi yang diambil dari ponsel milik laki-laki yang berada di kantor security. Walau hanya dengan di foto pesan yang diambil, tetapi cukup jelas tulisan percakapan itu dibaca. Mata Eddriz terbuka lebar membaca satu per satu dengan jelas sangat berbeda dengan cerita Asisten Wibi."Kapan Ra dapat ini?" tanya Eddriz setelah selesai membaca semua pesan yang difoto menggunakan ponsel."Tadi jam tiga pagi, ditemani Pak Sardi."Edrriz langsung menengok ke arah Pak Sardi, "Benar, kamu yang temani, Sardi?""Benar, Tuan."Eddriz meminta keterangan kepada Asisten Wibi dan Bang Jack. Mereka berdiskusi dengan alot karena cerita berbeda versi. Yang awalnya iba, kini menjadi amarah dan kesal karena merasa dibohongi.Raline berbisik kepada Pak Sardi untuk meminta semua nomor ponsel pegawai tanpa kecuali. Di ponsel Raline hanya ada nomor Pak Sardi, Jenny dan Eddriz serta dua sahabat. Akan menyelidiki tentang orang ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya

Bab 19. Konferensi Pers

Raline mengusulkan untuk merahasiakan identitas dari istri kedua. Hanya akan memberikan ciri-ciri yang akan dipublikasi. Nama dan asal usul tidak seorang pun boleh tahu sampai hari H.Semakin publik penasaran, diharapkan sang mantan akan semakin penasaran juga. Pasti dia akn semakin berusaha untuk mencari informasi. Bisa jadi akan menyewa orang lain lagi selain dua orang yang kemarin dilempar di jalanan.Eddriz mengangguk dan tersenyum saat Raline memberikan saran. Awalnya ingin memamerkan jika istri yang sekarang adalah jauh lebih muda dan lebih cantik. Namun, jika dirahasiakan akan menunjukkan jika bisa move on dari sang mantan.Walau awalnya bertujuan hanya sekedar pamer bisa menikah lagi. Tanpa disadari sekarang mulai bisa menerima kehadiran istri kedua. Ketulusan dan keluguan Raline mampu mengubah pandangan hidup yang dulu selalu memegang janji akan hidup satu cinta."Bagaimana menurut Anda, Tuan. Akan di publis atau dirahasiakan seperti usul Nyonya Ra?" tanya Asisten Wibi."Kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-11
Baca selengkapnya

Bab 20. Sengaja dibuat Penasaran

"Itu, Tuan. Laki-laki yang duduk di kursi tengah memakai masker tengorak dan topi seperti koboy," jawab Dokter Daniel sambil melihat ke depan dan menggerakkan kepala."Yang memakai baju hitam itu?""Benar, Tuan.""Kamu hubungi Jack saja untuk langsung mendekati dia, kalau perlu langsung interogasi!""Siap, Tuan."Dokter Daniel mengirim pesan WA kepada Bang Jack. Padahal kepala bodyguard itu hanya berdiri tepat di belakangnya saja. Mengirim pesan hanya bertujuan agar tidak menimbulkan kecurigaan.Dengan cepat Bang Jack berjalan ke belakang setelah membaca pesan yang dikirim. Memutari meja pertemuan konferensi pers dan bergabung dengan para wartawan. Duduk disamping detektif cinta dan langsung merangkulnya dengan kuat."Kagak kapok lo," bisiknya.Laki-laki itu tersentak kaget dan gugup tidak bisa menggerakkan badan sedikit pun. Tidak mungkin akan berteriak ditengah keramaian para wartawan yang ingin bertanya. Tidak menyangka bisa dikenali padahal sudah mengubah penampilan."Maaf, Bang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status