All Chapters of Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer: Chapter 31 - Chapter 40

113 Chapters

Bab 31. Menghangat

Raline memandang lekat-lekat wajah Eddriz yang terlihat marah dan emosi sampai menyipitkan mata. Wajah itu seperti wajah saat sedang mabuk di villa dulu. Kerutan dan lipatan wajah sampai terlihat dengan jelas."Abang," panggil Raline dengan lembut setelah menyadari suami tua itu sedang marah dan emosi."Hhmm." Eddriz terlihat enggan menjawab."Abang kenapa, apakah marah sama Ra?""Hhmm," jawab Eddriz menggelengkan kepala."Mengapa wajahnya kusut seperti baju yang tidak digosok?"Eddriz langsung memegang pipi sambil menatap ponsel dengan lekat. Seolah dia sedang berkaca dan memperhatikan wajahnya sendiri. Tidak menyadari diperhatikan oleh Raline sambil tersenyum."Coba senyum sedikit, pasti nanti terlihat lebih muda!""Eee, Ra pikir Abang terlihat tua banget?" tanyanya kembali melihat wajahnya sendiri."Iya, kalau marah terlihat tua." Raline tergelak sambil melambaikan tangan.Eddriz tersenyum simpul sambil menggelengkan kepala. Emosi sedikit demi sedikit berkurang hanya berbincang dan
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 32. Belajar

Eddriz terus melangkah dan pura-pura tidak mendengar panggilan mantan ibu mertua. Setali tiga uang, Asisten Wibi juga berjalan dengan langkah panjang mengikuti tuannya yang ada di depan. Bahkan, tidak ada yang berani mencoba membantu memanggilkan saat melihat yang dimaksud adalah pengusaha terkenal itu.Ada beberapa security yang berlari mendekati ibu tua yang sedang mengetuk dinding kaca. Mereka melarang mengetuk dinding kaca karena menarik perhatian banyak orang. Disamping itu akan mengganggu keamanan karena terjagi kegaduhan.Saat Asisten Wibi menengok kebelakang, security sedang menggandeng ibu tua itu untuk tidak mendekati dinding kaca. Mereka tampak berdebat dan ibu kandung Nyonya Arum itu terus menunjuk ke arah mantan menantunya. Sedangkan mantan ayah mertua hanya berdiri terpaku melihat mantan menantu dan asisten pribadi berlalu begitu saja."Tuan, apakah Anda melihat mantan mertua itu memanggil Anda?""Iya.""Apakah ...?" Asisten Wibi tidak melanjutkan ucapannya karena melih
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 33. Usil

Eddriz tiba-tiba teringat di luar ada banyak wartawan yang sedang mewawancarai Asisten Wibi. Jika akan ke luar kamar sekarang akan ada banyak resiko yang terjadi. Disamping Raline diketahui media, juga akan emosi karena adanya berita viral tentang mantan istri dan suami yang baru ditemui tadi."Tunggu laporan dari Asisten Wibi, ok?""Hhhmm," Raline mengerucutkan bibirnya karena kecewa."Besok Abang ke Thailand, apakah Ra mau ikut?"Raline mengerutkan keningnya teringat sudah janjian dengan Shafea dan Hanna mulai dari subuh. Pasti harus melakukan penyamaran dan sembunyi dari media jika harus ikut ke negara yang dijuluki negeri gajah putih itu. Sangat merepotkan dan menguras tenaga dan pikiran."Tidak, Bang. Ra di sini saja, nanti setelah acara resepsi baru Ra akan ikut Abang naik pesawat. Anggap saja Ra sudah pernah naik esdawat karena Ra sudah pernah naik truk tronton." Eddriz bukan hanya tergelak, dia tertawa terbahak-bahak sambil memeluk Raline dengan gemas. Bertepatan Asisten Wib
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 34. Tresno Jalaran Soko Kulino

Bersamaan Eddriz mengejar Raline, bersamaan pula ada yang mengetuk pintu dari luar. Kebetulan Eddriz memegang ponsel, spontan laki-laki tua suami Raline itu mengarahkan ponsel ke pintu. Pak Basri dan Jenny masuk, bersamaan Raline tertangkap dan berada dalam pelukan Eddriz."Ampun, Bang. Ra nyerah!""Eee maaf, Tuah." Pak Basri dan Jenny spontan berbalik badan karena melihat Eddriz yang memeluk Raline dari belakang."Sana kalian keluar, tinggalkan meja di situ saja!" perintah Eddriz masih tetap memeluk Raline."Siap, Tuan.""Abang, ampun!" sepasang suami istri itu masih bercanda tanpa merperdulikan dipandang dengan senyum yang mengembang oleh Jenny dan Pak Basri."Pokoknya Ra harus mendapat hukuman karena telah usil sama Abang."Bak Basri terpaksa menarik tangan Jenny untuk bergegas ke luar kamar. Jenny ikut tersenyum menyaksikan pemandangan langka dan enggan melangkah, "Jangan melihat singa yang sedang jatuh cinta, nanti Jenny terkena cakarnya, ayo cepat keluar," bisik Pak Basri berjal
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 35. Seminar

Raline langsung menutup mulut saat mendengar ada si mantan istri di aula hotel. Hanya membayangkan wanita hamil itu saja pikiran sudah berkelana entah ke mana. Pasalnya teringat suami tua itu yang selalu marah, emosi dan mengamuk saat mendengar tentang dia."Jenny, panggil Bang Jack dan Pak Basri sekarang!" perintah Raline tanpa sadar juga ikut emosi."Siap laksanakan, Nyonya Ra!" Jenny berlari ke luar kamar dengan langkah gemulai."Han, Fea. Nanti jangan takut dan kaget kalau Bang Jack mengeluarkan taringnya," canda Raline saat melihat dua sahabat itu mulai tegang."Fea sudah tegang duluan, Ra. bodyguard itu menyeramkan.""Hanna juga sangat takut saat mata dia melotot, seolah dia mau menelan Hanna mentah-mentah."Raline tergelak sambil menggelengkan kepala, "Bang Jack itu tampangnya galak, tetapi hatinya selembut salju.""Benarkah?" Hanna yang paling antusias mendengar Raline bercerita."Ngomong-ngomong apakah dia masih bujang?" tanya Shafea ikut antusias.Raline tersenyum simpul ter
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bab 36. Tunggu Siap

Tidak perduli meeting baru berjalan setengah dan belum ada kesepakatan serta keputusan. Eddriz bergegas pulang memenuhi permintaan Raline. Hanya Asisiten Wibi yang diperintahkan untuk melanjutkan meeting dan akan dipantau melalui online."Tuan Ed sekarang benar-benar sedang mabuk kepayang dengan istri barunya," gumam Asisten Wibi saat melihat Eddriz bergegas ke luar dari ruang meeting yang ada di perusaahaaan di Thailand.Dari kantor sampai bandara dan menuju Indonesia, Eddriz terus chatting dengan Raline. Raline tetap tidak mau ke luar dari kamar hotel yang tadi ditempai dua sahabat. Hanya Jenny saja yang menemani di dalam kamar, sedangkan Pak Basri menunggu di samping lobi mengawasi sekitar hotel.Perjalanan Thailand Indonesia tidak lah sebentar. Bersamaan Seminar selesai bersamaan Eddriz sampai di lobi hotel. Bersamaan pula Disainer kondang Arum Maharani dan tim keluar dari ruang aula. Aula berada di samping lobi paling ujung dan posisi lift ada di tengah. Eddriz dengan pengawala
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Baɓ 37. Sepertiga Malam

Eddriz tersenyum sambil memandang Raline yang terlelap dalam pelukan. Mengusap rambut yang terurai, mengusap bibir yang mungil. Kemudian berpindah ke pipi dan mengecupnya sekilas."Abang berjanji akan menunggu sampai kamu siap, Ra. Tolong jangan pergi dari sisi Abang," monolog Eddriz sendiri.Setelah Raline terlelap, Eddriz turun dari tempat tidur. Duduk di sofa panjang dan membuka laptop. Harus melanjutkan meeting dengan pemegang saham yang ada di negara Thailand.Walau ada perbedaan waktu antara dua negara, tetapi tidak ada kendala sedikitpun. Mungkin karena Eddriz hatinya sedang berbunga-bunga. Tidak ada emosi dan marah seperti biasa saat meeting tidak sesuai ekspektasi.Eddriz ikut tidur di samping Raline saat sudah selesai meeting. Yang dulu tidur selalu di batasi dengan guling, sekarang guling itu sudah berubah fungsi. Guling yang bernapas lebih hangat dan lebih menyenangkan.Pukul sepertiga malam, Raline terbangun seperti biasa. Yang biasanya bisa langsung turun tanpa menggeser
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Bab 38. Batu Terbungkus Koran

Perlahan Raline mendekati benda yang jatuh di tengah taman. Ada koran yang dugulung dan terlihat kusut. Jika didengar dari suaranya kemungkinan ada benda keras di dalamnyaBaru saja jongkok untuk memeriksa, tiba-tiba ada suara berteriak, "Jangan disentuh, Ra!" teriaknya."Astagfirullah, Abang bikin kaget saja!"Eddriz langsung menarik Raline dalam pelukan. Tadi berniat mengajak sarapan berdua di taman. Tidak menyangka tiba-tiba ada sesuatu melayang sampai di tengah taman.Tidak mengetahui berasal dari mana benda itu datang. Yang terlihat sesaat benda itu berada di tengah taman. Seperti surat kaleng yang tidak bernama."Jack!" teriak Eddriz dengan suara menggelegar.Tidak hanya Bang Jack yang datang, lima anak buah dan tiga security juga ikut datang. Ditambah Pak Basri dan Jenny juga ikut datang. Suara Eddriz yang terdengar seperti suara saat dia mengalami krisis kepercayaan diri dulu."Ada apa, Tuan?""Itu benda terbungkus koran hampir mengenai Ra, kamu periksa sekarang!""Siap, Tuan.
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Bab 39. Cepat Terbangun

Dalam laporan Bang Jack mengatakan dua laki-laki itu sudah ke luar dari komplek perumahan elit itu sesaat setelah melempar batu setengah jam yang lalu. Tepatnya sesaat setelah melempar ke taman mereka langsung pergi meninggalkan komplek perumahan.Nomor motor yang dipakai hanya nomor palsu. Setelah diselidiki dan di croscek dengan teman kepolisian yang berwenang tidak ada nomor itu. Dicari dikaryawan ojek online juga tidak ada yang mirip seperti motor itu."Jadi bagamana, Bang?" tanya Raline."Dia sudah ke luar dari komplek saat Jack ke pos pintu gerbang komplek."Raline memegang dagu sambil mengangguk, "Padahal Ra ingin tenang di sini, tetapi mengapa lebih tidak lebih tidak tenang, ya?" "Apakah mau pindah lagi?""Pindah ke mana, Bang?""Jangan seperti orang miskin, Ra. Abang masih punya rumah selain di sini, punya apartemen juga. Ra tinggal bilang mau yang seperti apa?"Raline tersenyum kecut, dibilang orang miskin, dari kecil sudah terbiasa hidup dengan pas-pasan. Tidak pernah tahu
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Bab 40. Ke Resort

Walau Raline tidak bisa membalas saat Edrriz mengeksplor dan menyusuri bibir mungilnya. Namun, Raline bisa merasakan dan menikmati getaran yang disalurkan. Sampai Raline hampir kehabisan oksigen, tautan dua bibir itu baru terlepas sempurna."Abang." Wajah Raline merona seperti tomat karena malu.Eddriz mengusap bibir Raline yang basah setelah menurunkan Raline, "Apakah Ra baru pertama melakukannya?" "Iya, Ra jadi malu.""Pantas saja, lain kali dibalas jangan hanya menikmati saja!"Raline memonyongkan bibirnya lima centimeter, "Ra tidak tahu caranya, bagaimana bisa membalas?""Mau Abang ajarin?" Badan Eddriz sedikit membungkuk.Raline spontan melihat jam diniding yang berada di atas pintu. Sebentar lagi suami harus berangkat kerja karena akan meeting. Selain karena malu juga masih canggung karena tidak pernah melakukan adegan dewasa itu."Coba lihat sudah jam berapa, Abang?""Meeting bisa ditunda, kalau Ra mau diajarin.""Eee, tidak Ra malu.""Baiklah, Abang tidak akan memaksa."Akhir
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status