Raline mengusulkan untuk merahasiakan identitas dari istri kedua. Hanya akan memberikan ciri-ciri yang akan dipublikasi. Nama dan asal usul tidak seorang pun boleh tahu sampai hari H.Semakin publik penasaran, diharapkan sang mantan akan semakin penasaran juga. Pasti dia akn semakin berusaha untuk mencari informasi. Bisa jadi akan menyewa orang lain lagi selain dua orang yang kemarin dilempar di jalanan.Eddriz mengangguk dan tersenyum saat Raline memberikan saran. Awalnya ingin memamerkan jika istri yang sekarang adalah jauh lebih muda dan lebih cantik. Namun, jika dirahasiakan akan menunjukkan jika bisa move on dari sang mantan.Walau awalnya bertujuan hanya sekedar pamer bisa menikah lagi. Tanpa disadari sekarang mulai bisa menerima kehadiran istri kedua. Ketulusan dan keluguan Raline mampu mengubah pandangan hidup yang dulu selalu memegang janji akan hidup satu cinta."Bagaimana menurut Anda, Tuan. Akan di publis atau dirahasiakan seperti usul Nyonya Ra?" tanya Asisten Wibi."Kala
"Itu, Tuan. Laki-laki yang duduk di kursi tengah memakai masker tengorak dan topi seperti koboy," jawab Dokter Daniel sambil melihat ke depan dan menggerakkan kepala."Yang memakai baju hitam itu?""Benar, Tuan.""Kamu hubungi Jack saja untuk langsung mendekati dia, kalau perlu langsung interogasi!""Siap, Tuan."Dokter Daniel mengirim pesan WA kepada Bang Jack. Padahal kepala bodyguard itu hanya berdiri tepat di belakangnya saja. Mengirim pesan hanya bertujuan agar tidak menimbulkan kecurigaan.Dengan cepat Bang Jack berjalan ke belakang setelah membaca pesan yang dikirim. Memutari meja pertemuan konferensi pers dan bergabung dengan para wartawan. Duduk disamping detektif cinta dan langsung merangkulnya dengan kuat."Kagak kapok lo," bisiknya.Laki-laki itu tersentak kaget dan gugup tidak bisa menggerakkan badan sedikit pun. Tidak mungkin akan berteriak ditengah keramaian para wartawan yang ingin bertanya. Tidak menyangka bisa dikenali padahal sudah mengubah penampilan."Maaf, Bang.
tidak menyangka laki-laki yang baru saja dipikirkan tiba-tiba memanggil nama dengan suara keras. Ayah Wisnu yang terdengar ingin bertemu dan menanyakan kabar. Hati Raline terasa sesak padahal baru mendengar suara saja.Tanpa disadari air mata menetes teringat semua perlakuan buruk selama tinggal satu rumah. Apalagi teringat tawa Ayah Wisnu saat dijual oleh suami tua. Dengan tega menjual hanya demi membayar hutang dan hidup enak dengan istri baru.Raline menunduk sambil mengusap air mata saat Eddriz berada sejajar berjalan masuk kamar. Tidak ingin suami menganggap cengeng hanya mendengar suara teriakan ayah tiri. Masih ingin menunjukkan keteguhan dan tekat hati ingin balas dendam atas semua perlakuan buruk di masa lalu."Ra, lihat Abang!" Eddriz memandang mata Raline yang memerah karena habis manangis."Kenapa, apakah Ra pingin bertemu dia?""Tidak sama sekali, Ra mendengar suara ayah saja sangat sakit hati, apalagi bertemu. Ra takut ingin menghajar dia dengan tangan Ra sendiri."Air m
Eddriz semakin nyaman berbincang dengan Raline. Gadis sederhana, tetapi mumpuni dalam bela diri itu mulai berani terus terang. Selalu ceplas-ceplot mengatakan apa yang dipikirkan tanpa sungkan."Bukan Abang tidak percaya sama Ra, tetapi Abang waspada karena di luar sana tidak sedikit orang yang ingin berbuat jahat pada Abang."Raline mengangguk dan terdiam serta melamun teringat setelah konferensi pers. Ada berita jika suami adalah pengusaha yang kaya raya dan terkenal sangat tegas. Hanya bisa menebak mungkin ada banyak orang yang tidak suka atau iri dengan keberhasilan yang dicapai.Bisa juga karena sikap dia yang arogan, tegas dan cenderung kejam saat menhadapi lawan bisnis. Pasti ada banyak lawan atau kawan yang berusaha menjatuhkan dengan berbagai cara. Termasuk mantan istri yang sampai sekarang ingin menggangu dan terus mengusik."Ra," panggil Eddriz dengan lembut."Hhmm."Raline masih menunduk dan termenung saat dipanggil oleh Eddriz. Yang dipikirkan bukan hanya orang yang tidak
Setelah Asisten Wibi ke luar dari kantor pribadi Eddriz. Laki-laki yang sering dibilang tua oleh Raline itu masih menahan emosi dan duduk di kantor sendirian. Kali ini tidak ingin menunjukkan kemarahannya di depan Raline.Ada rasa tidak tega teringat hari ini istri kecilnya itu terlihat bahagia. Beberapa saat lalu sudah berhasil membuat tertawa. Tidak ingin membuat perasaan dan moodnya berubah menjadi buruk.Eddriz memijit tengkuknya yang terasa tegang. Kemungkinan tensi darah mulai naik gara-gara baru saja melihat foto yang telah dikirim oleh orang yang tidak di kenal. Ponsel yang sudah pecah menjadi beberapa bagian sudah diganti dengan ponsel yang baru oleh Asisten Wibi."Mengapa tegang sekali leher ini," monolog Eddriz sendiri sambil memegangi tengguk dan ditekannya perlahan.Raline mendengar Eddriz berbicara sendiri karena masuk kantor tanpa mengetuk pintu langsung dibuka begitu saja dan mengucap salam pun tidak, "Apakah Abang bekerja terlalu berat? sini coba Ra pijit tengkuknya!"
Bodyguard bersikap cool dan garang saat dua wartawan mendekati Jenny. Salah setu dari bodyguard berdiri di depan Jenny saat mereka tersenyum melambaikan tangan untuk Jenny. Laki-laki kemayu itu spontan tersenyum dan melambaikan tangan bak peragawati yang berjalan di atas catwalk."Hai, Cowok. Godain kita, dong!" Jenny berjalan perlahan sambil terus melambaikan tangan."Ses Jenny apa kabar?" tanya salah satu Wartawan mengikuti Jenny dan para bodyguard berjalan."Jenny baik, Ganteng.""Ses Jenny ke hotel dalam rangka apa, kok tidak mengawal Nyonya Ed yang baru?""Jenyy ingin bertemu kamu," jawab Jenny asal." Tolong, Ses cantik. kasih bocoran nama Nyonya Ed yang yang baru, dong?"Jenny sengaja membetulkan rambutnya yang terurai. Jalannya sengaja di buat seanggun mungkin. Sambil mentowel salah satu wartawan yang terlihat maco dengan cambang yang lebat.Disamping ingin menggoda Jenny juga ingin tahu kedua wartawan itu melihat Raline masuk private room atau tidak, "Abang Ganteng dari tadi
Saat Eddriz masuk dikawal Jenny dan Asisten Wibi, Raline, Shafea dan Hanna sedang tertawa mendengar cerita Raline tentang keris. Arti keris yang bukan keris sebenarnya yang membuat dua sahabat itu tertawa terpingkal-pingkal. Mereka langsung terdiam seketika saat melihat Eddriz yang memanggil dengan suara menggelegar ditambah dengan sedikit emosi.Shafea dan Hanna langsung berdiri dibelakang Raline kanan dan kiri sambil memegang pundak. Seolah mereka ketakutan bertemu dengan kepala sekolah yang galak dan tegas. Bayangan tentang cerita Eddriz yang selama ini didengar di media sosial dan televisi ternyata benar adanya.Raline cemberut dan mengerucutkan bibirnya. Menjawab dengan mengangguk, berbalik badan melambaikan tangan berpamitan kepada dua sahabat, "Ra, pulang dulu, bye.""Bye, Ra. Terima kasih." dua sahabat itu pucat pasi saat melihat pandangan mata Eddriz yang seolah akan menelan mereka bulat-bulat.Eddriz langsung menarik tangan Raline ke luar dari private room. Ada banyak bodygu
Eddriz mengacak rambutnya karena bingung mengahdapi mood Raline yang terkena sindrom kedatangan tamu bulanan. Raline yang tidak mau terus terang dan Eddriz yang tidak mau mengalah, keduanya akhirnya berdebat. Ditambah Raline yang terus merintih karena perut yang masih sakit dan pinggang yang ngilu semakin menambah Eddriz bingung dan mulai emosi."Pokoknya Ra harus diperiksa dokter dulu sebelum ke supemarket!""Ra tidak mau, Abang. Ra sudah tidak tahan lagi, Ra mau ke supermarket sekarang!""Nanti, Ra boleh beli apa saja yang Ra mau, kalau perlu sepermarketnya boleh dibeli yang penting berobat dulu!" Eddriz tetap tidak mau kalah.Raline semakin emosi berteriak sambil memegangi perutnya yang masih melilit. Berlari ke kamar mandi ingin berganti celana segitiga. Hanya dalam waktu sepermpat jam saja celana itu sudah basah karena tidak memakai pembalut.Eddriz semakin bingung dengan sikap Raline. Apalagi gadis itu berlari ke kamar mandi sambil berteriak kesal. Spontan mengikuti Raline ke ka
Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban
Yang dikhawatirkan mengganggu ketenangan Raline tidak muncul hari ini. Asisten Wibi mendapatkan kabar jika pengusaha baru ayah Wisnu sedang melakukan lobi bisnis di kota Surabaya. Ada lima tim sukses Ayah Wisnu yang berangkat bersamaan akan bersaing melawan perusahaan Bushiry Group.Raline sedang berada di supermarket besar yang ada di lantai satu rumah sakit. Dikawal Jenny dan Bibi Asih kanan dan kiri saat memilih makanan ringan di etalase. Ada pengawalan ketat Bang Jeck dari kejauhan memantau setiap lalu lalang pengunjung.Ada seorang wanita datang mengenakan masker, kaca mata hitam dan berhijab pasmina. Awalnya memilih makanan ringan di samping Jenny. Tidak melakukan hal yang mencurigakan layaknya pengunjung yang sedang berbelanja."Jenny, makanan ini menurutmu varian apa yang paling enak?" tanya Raline."Yang super pedas itu yang paling bikin ketagihan, Nyonya.""Apakah pedas banget?""Tentu saja, Nyonya. Lihatlah tingkat kepedasannya level sepuluh."Tiba-tiba wanita yang mengenak
Rumah sakit hari ini disibukkan dengan persiapan istri pemiliki rumah sakit yang diduga akan melahirkan. Hampir jalan menuju kamar khusus untuk persalinan sudah di sterilkan dari pengunjung rumah sakit. Setiap sudut dan lorong dijaga ketat oleh security dan anah buah Bang Jack.Tidak hanya ambulance yang dikawal oleh Bang Jack. Satu mobil yang di dalamnya ada Jenny, Pak Basri dan Bibi Asih juga langsung dikawal. Asisten Wibi bertugas menjemput sahabat Raline yaitu kekasih hati Hanna dan kekasih kepala bodyguard Shafea.Sampai di rumah sakit brankar sudah siap siaga menunggu di depaan pintu rumah sakit. Bergegas masuk menuju kamar dan diikuti oleh tim dokter langsung berlari menuju kamar khusus. Eddriz ikut berlari disamping branker dan menautkan tangan Raline dengan sempurna.Raline terus mengusap perut yang terkadang menegang terkadang anteng. Wajahnya terlihat bingung selalu melihat sekitar orang-orang yang terlihat tegang. Termasuk wajah Eddriz yang terlihat sangat khawatir dan cem
Raline mengulang membaca rekan bisnis yang telah merebut perusahaan milik orang tua teman sekolah. Hampir tidak percaya membaca nama yang tertera dalam laporan itu. Nama Ayah Wisnu yang menjadi perebut perusahaan itu.Raline terpaku dan bingung membaca laporan dari Asisten Wibi. Pasalnya ayah tiri itu tidak pernah mempunyai pengalaman memimpin perusahaan. Tidak pernah juga berkecimpung di dunia bisnis dalam skala besar."Tunggu sebentar, Sayang. Abang juga hampir tidak percaya ini.""Coba panggil asisten Abang sekarang!""Baik, Abang hubungi dia sekarang menggunakan ponsel saja biar cepat."Kurang dari lima menit Asisten Wibi datang dengan tergesa-gesa. Sudah menduga tentang yang akan ditanyakan oleh atasanya terutama sang istri. Sehingga datang dengan membawa bukti dan kabar yang lebih lengkap lagi."Apakah laporan yang kamu berikan tadi benar adanya, Wibi?""Benar sekali, Tuan.""Ayah tiri Ra sekarang seorang pengusaha dari perusahaan itu?""Iya, sekarang ini dia sudah pindah di Jak
Bang Jack berlari medekati karyawan wanita yang pingsan. Wanita muda berumur kurang dari dua puluh tahun itu memejamkan mata. Terlihat wajahnya pucat dan tubuhnya lemah tak berdaya."Cepat panggil petugas klinik!" teriak Bang Jack."Sudah, Bang. Teman wanita ini tadi berlari menuju ke sana!""Bagus, kalian mundur, berikan udara yang cukup agar dia bisa bernapas dengan lega!"Yang awalnya tidak terlihat dari posisi Raline karena adanya kerumunan orang. Sekarang terlihat jelas wanita yang tergeletak tidak berdaya di lantai kantin. Raline menyipitkan mata karena seolah mengenal wanita yang pingsan itu."Ra sepertinya kenal wanita itu, deh, Bang.""Siapa, Sayang?""Entahlah, tetapi Ra lupa-lupa ingat. Siapa dia, ya?""Biarkan dia ditangani oleh dokter dulu, kalau penasaran nanti minta Jack atau Wibi untuk mengetahui identitasnya.""Iya.""Habiskan makannya, apa mau tambah lagi?""Tidak, Ra sudah kenyang."Raline dan Eddriz kembali ke kantor setelah selesai makan siang. Hanya dengan sekali
Asisten Wibi kembali mengirim vidio tentang Arum selama dua jam di dalam perusahaan. Dari CCTV terlihat wanita itu masuk ke kamar mandi. Tidak ke luar dari kamar mandi salama dua jam berlalu.Di dalam kamar mandi tidak ada CCTV. Sehingga bukti yang diberikan oleh Asisten Wibi hanya rekaman Arum masuk dan ke luar dari kamar mandi saja. Tidak ada yang tahu selama dua jam Arum melakukan apa saja."Sekarang ke mana wanita itu?" tanya Eddriz setelah Asisten Wibi selesai bercerita."Kami mengusir Nyonya Arum setelah dia menandatangani surat perjanjian, Tuan.""Surat perjanjian apa?"Asisten Wbi bercerita berniat melaporkan ke pihak yang berwajib tentang tindakan Arum hari ini. Harus ada efek jera agar tidak mengulangi lagi. Namun, wanita mantan istri itu memohon untuk tidak dibawa ke ranah hukum karena berniat baik..Asisten Wibi dan yang lain tidak mengetahui apa yang dimaksud niat baik Arum. Dengan menandatangani surat perjanjian di atas materai Arum melenggang ke luar perusahaan. Dengan
Eddriz memandang Arum dengan perasaan jijik dan kesal. Mantan istri itu terang-terangan menawarkan diri seperti wanita malam yang sedang menjajakan jasanya. Tiba-tiba teringat masa lalu yang dikalukan wanita mantan istri itu dulu saat berselingkuh."Kamu gila, aku bukan laki-laki yang doyan berselingkuh seperti kamu.""Aku tahu Bang Ed masih ada rasa cinta sama aku, jadi apa ...?" Arum tidak melanjutkan ucapannya saat Eddriz melambaikan tangan tanda tidak setuju."Stop, jangan dilanjutkan ucapan kamu, di sini tidak ada sama sekali nama kamu. Cinta masa lalu sudah aku kubur dalam-dalam, pergi dari sini!" Edrriz menunjuk dadanya sendiri."Bang Ed, please! aku ...!" Arum kembali tidak melanjutkan ucapannya karena mendengar suara seorang wanita yang memanggil dengan suara manja.."Abang!" teriak Raline pura-pura tidak mendengar percakapan suami dan mantan istrinya."Sayang, kemarilah!" Eddriz merentangkan tangannya menyambut Raline.Dengan sengaja Raline duduk dipangkuan Eddriz saling ber
Arum tetap tidak bisa dan dilarang keras masuk ke area resort milik Eddriz. Wanita mantan istri Eddriz itu dengan terpaksa ke luar dari area Ancol dengan kawalan ketat bodyguard pribadi Eddriz. Sambil komat-kamit mengucapkan sumpah serapah dan bahasa yang kasar seperti biasanya.Eddriz melihat semua yang dilakukan Arum dari kantor pribadi melalui CCTV. Hanya melihat sendiri tanpa didampingi oleh Raline. Sengaja tidak mengajak Raline agar istri tercinta bisa istirahat tanpa memikirkan apa pun terutama ulah mantan istri."Dasar wanita gila, ke laut saja sana!" teriak Eddriz ketika wanita mantan istri itu sesaat setelah di paksa ke luar dari area resort.Dengan menata hati dan menghilangkan emosi, Eddriz menyusul Raline yang sedang bersantai. Duduk di balkon sambil melihat deburan ombak dari samping resort. Tidak terlihat halaman depan terutama gerbang pintu utama sehingga Raline tidak melihat drama Arum yang ingin bertemu.Asisten Wibi mendekati Hanna yang sedang duduk berbincang dengan
Hanna terdiam sambil memandang wajah Asisten Wibi yang menunggu jawaban. Sayangnya, Hanna belum sempat menjawab pertanyaan cinta, ada suara Bang Jack menggelegar dari kejauhan, "Asisten Wibi!" teriaknya.Spontan Asisten Wibi dan Hanna menengok ke arah Bang Jack yang melambaikan tangan meminta untuk mendekat, "Ada apa?" tanya Asisten Wibi."Ada mantan istri Tuan Ed berjalan menuju ke sini!""Waduh gawat ini, Han. Tolong bantu Mas!""Ada apa, Mas?""Mantan istri Tuan Ed menuju ke sini, tadi Tuan Ed berpesan untuk mengusir dia!"Asisten Wibi berlari ke arah Bang Jack yang menunggu dengan cemas. Harus mencegah wanita mantan istri itu sebelum membuat ulah, "Mana orangnya?" tanya Asisten Wibi setelah berdiri disamping Bang Jack."Itu lihatlah!" Arum berjalan mendekati resort dengan dikawal asisten pribadi seorang wanita dan satu laki-laki yang tidak dikenal.Tidak hanya Bang Jack yang menunggu Asisten Wibi mendekat. Anak buah Bang Jack juga ikut menunggu perintah selanjutnya. Tindakan apa y