"Om, lihat ini! Bagus, kan?" Arbi antusias menunjukkan mainannya, pada Dana. Anak itu sibuk membongkar mainannya dari keranjang. Arbi senang bukan kepalang, dia yang selama ini hanya bisa main dengan uminya dan teman di sekolah, kini dapat teman bermain baru. Gimana nggak senang? Apalagi anak itu sudah lama merindukan sosok Ayah. "Iya, siapa yang beliin?" tanya Dana tak kalah antusias. "Umi, dong .... Ini bisa jalan sendiri lho, Om. Bisa nanjak, bisa belok, seru pokoknya! Tapi baterainya habis, jadi mogok, deh! Padahal larinya cepet lho, Om," adunya dengan bibir mengurucut. "Besok Om belikan beterai baru, mau" "Oh, ya?" Tanya Arbi antusias, yang ditanggapi Dana dengan anggukan. "Iya, bukan hanya baterai, tapi juga mobil-mobilan baru dan baa...nyak mainan. Arbi mau?" Anak itu mengangguk antusias. "Mau! Mau, Om!" Anak sekecil Arbi tentu tidak menolak diberi mainan baru, apalagi uminya yang biasanya membatasi interaksinya dengan orang lain itu, terlihat tak bereaksi apa-apa. "Kala
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya