Pagi-pagi sekali Mak Paraji yang diundang Mama datang ke rumah. Emak-emak memakai ciput rajut di kepala, dan daster lebar itu sedang memandikan Gathan di bak mandi bayi. Tangannya piawai memegangi bayi telanjang tanpa takut-takut lagi. Gathan menangis saat tubuhnya sedikit di angkat dari air, dibalikkan jadi telungkup di telapak tangan Mak Paraji itu. Aku tersenyum, lucu sekali. "Cup, cup, cup. Bentar lagi ya, ganteng. Biar bersih, wangii." Sambil membasuh dengan tangan satunya Si Mak berceloteh. Sabun yang merata diusapkan ke punggung juga shampoo di kepala Gathan terbilas. Aku jongkok, ikut membasuh."Pak ...." "Lanjutkan saja, Mak.""Iya." Putraku masih saja menangis dengan suara kencang. Dia seperti kedinginan, padahal mandi air hangat. Si Mak telaten dan sabar membersihkan sisa sabun. "Sayang, sayang ... sabaar. Nanti juga biasa ... Cup, cuup." Baby Gathan selesai dimandikan. Sedang dipakaikan baju dan diselimuti bedongan. Beres, diserahkan pada Naya untuk diberi asi. Sed
Read more