Evi terbangun pada tengah malam, situasi di sekeliling sangat sunyi dan gelap. Hampir semua lampu di dalam bangsal dimatikan, hanya tersisa sebuah lampu di sudut ruangan. Setelah mengamati untuk cukup lama, Evi baru bisa melihat keadaannya sendiri.Dia membuka mulutnya. Melihat sosok yang tidur di sofa, dia pun berseru, "Galih."Entah sudah berapa lama dia terlelap. Saat ini, tenggorokannya sangat kering, bahkan suaranya pun sangat pelan. Suaranya tidak membangunkan sosok yang sedang tidur di sofa, tetapi terdengar gerakan di sampingnya. Sebuah tangan ramping sedang menyodorkan sedotan ke bibirnya. Karen sangat haus, Evi pun menyesap beberapa teguk.Air hangat mengalir melalui tenggorokannya. Pada akhirnya, rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh tenggorokannya yang kering pun mereda. Setelah merasa baikan, Evi berkata, "Kenapa kamu nggak menyuruh Kayla pulang? Tidur di sofa sangat nggak nyaman, besok dia masih harus bekerja, dia nggak boleh kurang tidur."Lampu yang menyala hanya bisa
Read more