Carlos turun dari mobil, lalu memanggil Adam di tempat, "Paman Adam."Adam dulunya adalah seorang wakil direktur di Perusahaan Oliver dan memiliki hubungan yang dekat dengan Galih. Carlos sering pergi ke rumah Keluarga Oliver untuk bermain saat masih kecil dan sering bertemu dengan Adam, yang bisa dianggap sebagai seniornya.Carlos tidak mendekat karena orang yang berada di dalam mobil tidak turun, mendekat secara membabi buta malah akan berbahaya di bawah situasi yang tidak jelas.Jendela mobil diturunkan dan Adam menjulurkan kepalanya, Adam menatap beberapa mobil polisi yang berada di paling belakang, sama sekali tidak ada ekspresi panik atau takut setelah dipaksa ke dalam situasi putus asa, dia bahkan menyapa Carlos dengan sangat lembut, "Carlos.""Aku datang untuk membawa Bibi kembali ke rumah sakit.""Vivi berkata bahwa dia mau pergi ke luar negeri bersamaku, kebetulan kita bertemu di sini, tolong sampaikan pada Galih bahwa aku sangat berterima kasih padanya karena sudah menjaga d
Nathan datang sambil membawa jaket tipis setelah beberapa menit kemudian, membuka jaket itu lebar-lebar dan meletakkannya di bahu Kayla, ini adalah jaket Nathan yang lebar dan besar, ujung jaket Nathan bahkan langsung menutupi pinggul Kayla.Kayla menarik ujung jaket. "Bagaimana kamu dan Davin bisa tahu kami berada di mana?"Kayla menebak gudang itu sudah tua dan sudah lama ditinggalkan saat masih berada di dalam gudang, tapi dia menyadari bahwa tempat itu benar-benar sepi dan terpencil setelah keluar, tidak akan ada orang yang masuk jika tidak sengaja melihat tempat ini.Nathan mengangkat dagunya dan menunjuk Theo yang sedang terbaring di dalam unit gawat darurat pada saat ini. "Tanyakan padanya setelah sadar, Theo mungkin harus dirawat selama dua hari berdasarkan situasinya, coba tanyakan pada dokter apakah ada kamar VIP atau nggak.""..." Kayla menatap Nathan dengan bingung, sejak kapan dia memiliki hubungan yang begitu baik dengan Theo? Bahkan sampai memusingkan dia menginap di kam
Parlin segera berbicara saat merasakan tatapan tajam Theo. "Pak Theo, kamu nggak perlu menganggapku sebagai orang atau anggap saja aku nggak berada di sini."Selama mendapatkan banyak uang, mengeong dua kali pun tidak masalah.Kayla melepaskan tangan Theo. "Aku akan membicarakan hal ini denganmu lagi nanti."Nathan berdiri dan menatap Theo sekilas. "Kayla, dia sudah sadar, bagaimana kalau kamu mengambil sarapan untuknya? Jangan sampai pria ini mati kelaparan setelah diselamatkan dengan susah payah, itu akan terlihat sangat menyedihkan."Kayla tahu bahwa ada yang ingin dia ucapkan pada Theo, jadi dia mengangguk. "Baik."Nathan bertanya pada Theo dengan ekspresi serius setelah Kayla pergi. "Apakah sakit kepalamu ada hubungannya dengan sesuatu yang kamu konsumsi dengan sembarangan?"Bibir Theo bergerak dan berkata dengan datar.Theo berkata, "Nggak.""Yakin? Jangan-jangan kamu nggak sengaja memakannya tanpa disadari? Kamu baru saja mengatakan hipnotis, apakah mungkin kamu pernah memakanny
Tentu saja Kayla tidak akan membiarkan Theo mengambilnya, Kayla mengangkat tangan untuk menghindari uluran tangan Theo dan meletakkan sarapan di atas lemari tempat tidur. "Aku nggak tahu kamu mau makan apa, jadi aku membeli banyak macam, kamu mau makan yang mana?"Roti, pangsit, susu kacang, bubur, sup ayam ginseng ... hanya ada makanan ini di luar rumah sakit.Theo melirik sekilas dan berkata, "Sup ayam ginseng."Sup ayam ginseng disajikan di dalam kotak kemasan plastik yang sedikit panas dan tidak mudah untuk memegangnya dengan satu tangan, apalagi kuah di dalamnya bisa tumpah dengan mudah.Kayla merobek kemasan pembungkus alat makan dan memberikannya pada Theo saat teringat bahwa lengan Theo terluka. "Duduklah di sisi tempat tidur karena mudah tumpah."Luka Theo berada di bagian atas tubuhnya dan kaki Theo baik-baik saja, Theo masih bisa berdiri untuk makan, tapi dia malah bersandar di kepala tempat tidur dan tidak ingin bergerak sambil menatap Kayla. "Aku pasien."Kayla menatapnya
Kayla memelototi Theo selama beberapa detik setelah bicara dan merasa kesal. "Sepertinya kamu sangat tertarik dengan tunangan yang dicarikan Riko untukmu, nggak disangka kamu masih mengingat namanya setelah waktu berlalu begitu lama."Nama ini tidak hanya mewakilkan seseorang bagi Theo, melainkan mewakili awal dari penderitaan, karena penderitaan akan menghampirinya begitu mendengar nama ini. Jadi, jangankan dalam waktu yang singkat, Theo mungkin akan sulit untuk melupakan nama ini seumur hidupnya."..." Theo terdiam selama beberapa saat dan tidak menyangkal, tapi berjanji dengan serius, "Kayla, aku nggak pernah bertemu dengannya, bahkan nggak tahu apakah orang ini benar-benar ada atau nggak, aku sama sekali nggak pernah bertemu dengannya selama dikurung oleh Riko, jadi aku hanya mengingat nama wanita itu dan nggak akan mempengaruhi hubungan kita."Hati Kayla terasa sakit saat melihat pria ini yang sedang berbicara dengan serius dan buru-buru memegang tangannya. "Aku hanya sedang berca
Galih sudah menutup pintu pada saat ini, Galih sepertinya menghindari mereka jika dilihat dari kepergiannya yang tergesa-gesa.Kayla ingin menarik kembali tangannya, tapi tidak dibiarkan oleh Theo, jadi Kayla berkata dengan tidak berdaya, "Aku nggak akan pergi, lepaskan tanganku, aku ngantuk dan mau tidur sebentar."Kayla sama sekali belum menutup matanya sejak bangun dari kemarin malam dan juga terus berada dalam suasana tegang, Kayla sudah merasa sangat mengantuk setelah mengetahui bahwa kondisi Theo sudah baik-baik saja, tapi Kayla memaksa dirinya untuk tidak tidur karena selalu ada orang di dalam kamar pasien.Suasana sudah menenang sekarang, apa yang ingin diketahui sudah diketahui dan Kayla tidak bisa menahan rasa kantuknya, dia bahkan menguap beberapa kali sampai terdapat air mata fisiologis di matanya, mata Kayla yang berair terlihat sangat menyedihkan.Hati Theo melunak dan segera melepaskan tangan Kayla, Theo melihat Kayla berbalik dan berjalan menuju tempat tidur kosong di s
Parlin mempertahankan akal sehatnya untuk menghentikan mobil di pinggir jalan. "Pak Theo, orang yang meninggal adalah ... Giselle."Theo tiba-tiba mengerutkan keningnya. "Siapa katamu?""Nona Giselle, Giselle Tanady, yang memijatmu." Parlin berkata dengan jelas karena takut Theo memikirkan orang yang salah, "Tempat kejadian berada di kolam renang, polisi sedang memanggil orang yang datang ke perjamuan untuk memberikan pernyataan di kantor polisi, sepertinya giliranmu akan tiba.""..."Kayla diikat di taman kemarin malam dan jaraknya tidak jauh dari kolam renang, Giselle kebetulan tidak berada di dalam aula perjamuan saat Kayla keluar.Theo memerintah dengan dingin, "Jangan beri tahu hal ini pada Nyonya."Jangan biarkan Kayla mengetahui bahwa Giselle sudah meninggal jika polisi tidak mencarinya....Kayla tidur untuk waktu yang lama dan bangun pada saat matahari sudah terbenam, cahaya oranye matahari terbenam terhalang oleh tirai dan tidak menyilaukan, Theo sedang duduk di sebelah tempa
Theo mengerutkan keningnya. "Kay masih belum keluar?"Theo hanya menebak-nebak sebelum ini, tapi sekarang dia 100% yakin bahwa Kayla adalah orang terakhir yang ditemui Giselle sebelum kematiannya.Bella berkata, "Cuma ada kita bertiga di sini, kamu nggak bisa lihat dia sudah keluar atau belum?"Bella kebingungan saat dibawa ke kantor polisi dan baru mengetahui bahwa Giselle sudah meninggal setelah selesai memberi pernyataan dan ingin memberi tahu Kayla, tapi dia melihat Kayla dan Theo keluar dari mobil polisi.Bella menatap Theo dengan tatapan curiga. "Kamu sebelumnya nggak mengetahui hal ini? Bukankah kalian, para bos besar, memiliki intelijen di mana-mana? Bagaimana mungkin kamu nggak mendapat kabar apa-apa dari masalah sebesar ini?"Theo melirik Bella dan berkata, "Aku nggak mungkin harus mengetahui semua hal nggak penting di dunia, 'kan? Lagi pula aku adalah manusia, bukan kamera pengawas."Theo melihat jam tangannya dengan ekspresi serius, entah apa yang sedang dia pikirkan.Bella