Home / Rumah Tangga / Perfect Younger Husband / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Perfect Younger Husband: Chapter 61 - Chapter 70

81 Chapters

Bab 61 Menangis Lagi

Kata orang setelah suami istri bertengkar dan kembali berbaikan, selalu saja memberikan sensasi yang luar biasa. Mereka berdua seolah tidak mau saling melepaskan satu dengan yang lain. Hingga saat penyatuan selesai pun mereka masih saling memeluk. Tak ada yang mau menjauh dari satu dengan yang lain. “Apa kira-kira yang dilakukan oleh keluarga istri Gerald pada Gerald?” Retta begitu penasaran. “Entah. Kenapa kita harus memikirkannya.” Rylan menaikkan bahunya. “Aku penasaran saja. Tapi, benarkan dia tidak akan mengganggu lagi?” Retta menengadah-menatap suaminya. “Aku jamin, tidak.” Rylan meyakinkan sang istri. “Tapi, aku rasa akan ada pengganggu baru yang akan membuatmu kewalahan.” Dahi Retta berkerut dalam. Dia bingung siapa gerangan yang akan mengganggunya lagi setelah Gerald. “Siapa?” tanyanya ketakutan. “Aku.” Tangan Rylan sudah mulai bergerilya ke tempat-tempat yang dia sukai. “Ach …,” teriak Retta yang terkejut dengan gerakan tangan Rylan. Rylan langsung membungkam mulut
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 62 Ada Apa?

“Coba tanyakan saja pada El. Mungkin di perumahan Adion Green Park masih ada yang kosong atau tidak.” Papa Sean ikut menimpali. “Atau kalian mau tinggal dengan papa dan mama juga boleh.” Papa Sean tersenyum. Dia tidak akan keberatan. Lagi pula juga mereka sendiri.“Biarkan mereka mandiri, Pa.” Shera menangapi apa yang diucapkan oleh papanya. “Iya, Papa hanya menawarkan.” Papa Sean tersenyum. “Terima kasih, Pa, tawarannya, tapi mungkin kami akan mencari rumah sendiri. Agar bisa mandiri seperti yang dibilang Kak Shera.” Rylan lebih nyaman jika tinggal di rumah sendiri. Lagi pula, pastinya dia tidak enak tinggal di rumah mertuanya. Pastinya dia akan merasa sungkan.“Tidak masalah tinggal di mana saja. Yang terpenting kalian cepat punya anak. Papa sudah tidak sabar mengendong bayi. Terakhir menggendong Anka dan Rigel. Sekarang mereka sudah mulai besar. Sudah mulai tidak mau digendong lagi.” Papa Sean memang berharap jika anak-anaknya segera memiliki keturunan. Menjadi seorang kakek itu
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 63 Rumah Sakit

Alangkah terkejutnya Rylan ketika mendapati alat tes kehamilan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah ketika melihat dua garis merah di sana. Sungguh Rylan benar-benar terkejut. “Kamu hamil?” tanya Rylan memastikan. Retta masih menangis. Namun, dia berusaha menjawab pertanyaan Rylan. “Iya,” ucap Retta. Rylan langsung memeluk Retta. Dia tidak menyangka jika ternyata istrinya hamil. Retta yang mendengar pun tak kuasa menahan tangisnya. Dia merasa ini adalah kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rylan mendaratkan kecupan di dahi Retta bertubi-tubi. Dia meluapkan rasa bahagianya pada istrinya itu. “Terima kasih sudah memberikan kebahagiaan yang luar biasa.” Setelah mendaratkan kecupan di dahi Retta, dia segera beralih ke perut Retta. Dia mendaratkan kecupan di perut rata sang istri. “Hai, baby, selamat datang di perut mommy. Kami sudah tidak sabar menunggu cepat besar.” Rylan kembali mendaratkan kecupan di perut Retta. Retta yang melihat Rylan mencium perutnya merasa s
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 64 Sakit Apa?

“Retta.” Belum usai melihat sang mama yang begitu panik, kini Rylan dan Retta dikejutkan dengan kehadiran Papa Sean. Sama dengan sang mama, sang papa datang dengan wajah panik juga. Papa Sean menghampiri Retta. Dia memegangi bahu Retta. Memutar tubuh Retta. Mengecek bagian mana yang sakit. Retta yang melihat kelakuan mama dan papanya merasa bingung. Mereka seolah benar-benar ketakutan terjadi apa-apa dengannya. “Sebenarnya ada apa? Kenapa kalian begitu panik?” Retta tidak mengerti dengan sikap mama dan papanya. “Shera bilang kamu di Rumah sakit. Sebenarnya sakit apa kamu?” Mama Stella menjelaskan apa yang terjadi. Retta benar-benar tidak habis pikir dengan kakaknya. Bisa-bisanya sang kakak mengatakan hal itu hingga membuat kedua orang tuanya panik. “Kamu sakit apa sebenarnya?” Papa Sean juga tak kalah panik. Dia menunggu jawaban sang anak. “Aku tidak sakit, Ma, Pa.” Retta langsung menjelaskan.“Tapi, tadi Shera bilang.” Mama Stella merasa aneh. Kenapa anaknya tidak sakit. Pada
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 65 Kebahagiaan Baru

“Aku pikir kita bisa ke sana. Sekaligus babymoon.” Rylan menyeringai. Mungkin kesempatan ini akan sangat mengasyikkan. “Tapi, tentu saja saat dokter sudah mengatakan kamu sudah boleh untuk naik pesawat terbang. Retta mengangguk. Dia sudah membayangkan akan pergi ke London dengan Rylan. Menikmati kota London dengan sang suami. “Sekarang tidurlah. Tidak baik ibu hamil tidur malam-malam.” Rylan menarik selimutnya. Kemudian membawa Retta masuk ke pelukannya. Retta memeluk Rylan. Dia benar-benar senang karena Rylan begitu menyayanginya. Dia bersyukur. Meskipun usia Rylan lebih muda, tetapi dia begitu dewasa. Mungkin jauh lebih dewasa dibanding dirinya. Di dalam pelukan sang suami, Retta memejamkan matanya. Dia tertidur saat itu juga. 🌺🌺🌺Pagi ini Retta bersiap ke kantor. Retta benar-benar tidak merasakan apa-apa. Mual seperti kebanyakan orang bilang pun dia tidak merasakan. Hal itu membuat Retta tetap memilih bekerja. Lagi pula juga untuk apa dia di rumah. Pasti akan sangat bosan se
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 66 Kejutan

Mobil sampai di tempat yang dituju. Rylan menepikan mobilnya. Retta yang merasa mobil sudah berhenti, menduga jika mereka sudah sampai tempat. Hal itu membuatnya semakin penasaran. Rylan turun dari mobil. Kemudian dia beralih ke sisi mobil. Membuka pintu mobil Retta dan membantu istrinya itu untuk keluar. “Sayang, sebenarnya kita di mana?” tanya Retta yang begitu penasaran. “Sudah ayo ikut saja.” Rylan belum mau membuka penutup mata.Rylan berhenti. Perlahan Rylan membuka penutup mata yang menutup mata Retta. Saat membuka mata terlihat banyak orang di depan Retta. “Kejutan.” Shera, Freya, Ghea, Mama Stella, Mommy Shea, Mommy Selly, dan Mama Chika bersorak. Tampak mereka membawa karangan bunga bertuliskan ‘Selamat untuk kehamilan Retta’ Tak hanya mereka saja. Para pria seperti El, Al, Rowan, Papa Sean, Daddy Bryan, Daddy Regan, dan Papa Felix juga ada di sana. Mereka menyambut Retta dan Rylan. Retta menatap Rylan. Dia benar-benar tidak tahu jika Rylan menyiapkan acara perayaan se
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 67 Rumah Baru

Seminggu berlalu begitu cepatnya. Hari ini rencananya mereka akan pindah rumah. Tidak banyak barang yang dibawa mengingat semua barang sudah ada di sana. Mereka hanya membawa baju dan beberapa perlengkapan yang mereka butuhkan saja. Rylan tidak membiarkan Retta untuk merapikan pakaiannya. Dia sendiri yang melakukannya. Rylan tidak mau sampai terjadi apa-apa pada istrinya. Apalagi hanya karena kelelahan. Saat hendak pindah rumah, tampak Mama Stella, dan Papa Sean datang ke apartemen. Mereka ingin membantu sang anak yang akan pindah rumah hari ini. Retta yang hamil membuat mereka was-was. Karena kelelahan pastinya akan berdampak buruk pada kehamilan mereka. “Jangan mengangkat apa-apa!” Rylan yang melihat Retta mengangkat alat-alat make up dan beberapa perlengkapan mandi, langsung mengambil alih. “Ini hanya ringan.” Retta melemparkan protesnya. “Tetap saja tidak boleh. Kamu hanya boleh melihat dan duduk manis.” Rylan tidak mau sampai istrinya kelelahan. Retta hanya pasrah ketika me
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 68 Room Tour

Retta melempar baju yang baru saja dicobanya ke atas tempat tidur. Sejak tadi dia mencari gaun yang pas untuknya, tetapi ternyata tidak ada yang muat. Perut Retta yang sudah mulai kelihatan membuat baju yang dipakainya begitu ketat. Sehingga membuat Retta terasa begitu sesak. Rylan yang keluar dari kamar mandi melihat kekacauan yang dibuat sang istri. Baju-baju yang berserakan di atas tempat tidur. Sudah seperti baru saja terkena angin topan. “Sebenarnya kamu cari apa?” Rylan menghampiri sang istri. Dia bingung apa sebenarnya yang dicari oleh sang istri. Padahal jelas-jelas baju-baju itu tampak hanya ditempelkan saja di tubuhnya. “Aku cari yang muat untukku, dan tidak ada yang muat.” Retta menekuk bibirnya. Sedari tadi dia mencari baju untuk dipakainya pergi makan malam dengan suaminya, tetapi ternyata tidak ada yang pas. “Ini baru memasuki empat bulan, sudah banyak yang tidak muat, apalagi nanti semakin besar. Aku rasa tidak akan ada yang muat bajuku.” Rylan tersenyum. Hanya kare
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 69 Tidak Mual

Rylan mendaratkan kecupan pada sang istri. Sayangnya, karena terlalu lelah, sampai sang istri tidak terbangun sama sekali. Hal itu karena dia begitu kelelahan sekali. Kehamilan ini memang memberikan dampak yang sedikit berbeda. Retta cepat sekali lelah. Hal itu membuat Rylan tidak bisa memaksakan diri. “Sayang, ayo bangun.” Rylan berusaha untuk membangunkan sang istri. Kecupan yang diberikan Rylan membuat Retta mengerjap. Saat matanya terbuka lebar, tampak sang suami di depannya. Wajah sang suami sudah tampak begitu segar. Hal itu membuat Retta pasti sudah membersihkan dirinya. “Ayo bangun, kamu harus makan. Jangan biarkan perutmu kosong.” Rylan membelai lembut rambut Retta. Tidak akan dia biarkan sang istri kelaparan. “Aku bangun kesiangan, dan aku tidak mual sama sekali. Apa artinya aku harus melakukannya tiap hari agar menghilangkan rasa mualku.” Retta mengalungkan tangannya di leher Rylan. Dia mengerlingkan matanya menggoda sang suami. “Apa aman dilakukan tiap hari?” tanya Ry
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 70 Bertanya Pada Dokter

Retta dan Rylan sampai di Rumah sakit. Tampak sang mama, papa, dan kakaknya di sana. Retta dan Rylan pikir, yang datang hanya orang tuanya saja. Ternyata dugaanya salah. Ternyata Shera dan Al datang juga. “Kak Al dan Kak Shera datang juga?” Rylan menatap sang istri yang berjalan di sampingnya. “Mereka tidak mengabari jika akan ikut.” Retta tidak mendapatkan telepon dari kakaknya sama sekali. Yang menghubunginya hanyalah sang mama. Rylan mengembuskan napasnya pasrah. Jika banyak orang seperti ini tentu saja dia akan kesulitan untuk bertanya pada dokter perihal mual Retta yang tidak terasa saat setelah melakukan hubungan suami istri. “Halo, Sayang.” Mama Stella menautkan pipinya. “Halo, Ma.” Retta tersenyum seraya menerima tautan pipi sang mama. Kemudian dia beralih pada kakaknya. “Kamu tidak mengabari jika akan ikut.” Dia bertanya seraya menautkan pipi. “Aku baru tahu tadi pagi, karena itu aku langsung ke sini. Jadi tidak sempat mengabari. Lagi pula, ikut menengok keponakan sendi
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status