Home / Pernikahan / Pelayan Istimewa Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pelayan Istimewa Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

77 Chapters

21. Tamu Tak Diundang

"Sam-Samantha, Hallo... " Sapa Detektif Xavier yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Samantha terduduk.Samantha menoleh dan langsung menengadah dengan begitu terkejut."Xavier?" Samantha sontak bangkit dan menatap Xavier dengan tidak percaya."Samantha, maafkan aku datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan," ujar Detektif Xavier tanpa basa-basi.Samantha terdiam dan terpaku."Samantha, who is this Xavier guy, sih? Kenapa dia tiba-tiba muncul di sini, dan kenapa dia tampak begitu menganggu?" Tegur Bobby pada Samantha, dengan tidak suka karena merasa terganggu, dirinya ikut bangkit berdiri.Xavier menoleh pada Bobby dengan rasa tidak suka. Sementara Samantha bingung harus berbuat apa."Dia temanku, Bobby. Dan-""Apakah kau sudah mendapatkan ijin dari orang tuamu, jika ada orang asing yang datang menemuimu, Samantha?" Bobby segera memotong ucapan Samantha."B
Read more

22. Bahan Makanan Penuh Edukasi

Samantha, didampingi oleh dua pelayannya yang setia, Ava dan Valerie, juga Bobby, bersiap untuk berbelanja kebutuhan bahan pokok rumah tangga. Dengan daftar belanja yang telah disusun oleh Valerie, mereka akan memasuki toko besar dengan semangat. "Ava, Valeria, kita perlu belanja bahan pokok untuk Minggu ini. Aku minta, kalian wajib teliti membaca deskripsi di setiap kemasan, jangan sampai kita memakan dari bahan yang tak seharusnya," perintah Samantha seraya melihat catatan yang dia bawa."Ya, karena kebetulan di sini, mencari makanan dari bahan yang halal memiliki tantangan tersendiri Samantha," sahut Bobby melirik sekilas."Bagaimana, agar kami tidak salah dalam memilih makanan tersebut, Bobby?""Kamu bisa cek dibagian label setiap kemasan, atau jika kurang paham, kamu bisa langsung bertanya pada bagian staff di sana. Tapi yang paling mudah untuk mendapatkan makanan halal, tentu dengan berbelanja bahan makanan pokok universal, seperti beras, s
Read more

23. Pergulatan Pertama Bobby dan Xavier

Samantha baru saja tiba di rumahnya bersama dua pelayannya dan Bobby, setelah berbelanja di supermarket dengan sejumlah barang besar. Kehadiran mereka disusul oleh sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di depan gerbang rumah Samantha, di mana Xavier, sosok tak diundang, muncul.Langkah kedatangan Xavier membuat Samantha terkejut saat melihatnya."Xavier, apa yang hendak kamu lakukan di sini?" Tanya Samantha dengan raut wajah terkejut."Kita perlu bicara, Samantha. Ikutlah denganku," ucap Xavier tersenyum sinis dan sege menarik lengan Samantha."Xavier, lepaskan!" Pekik Samantha.Bobby yang menyadari segera beranjak berusaha untuk melepas tangan Xavier dari Samantha."Dia tidak akan pergi ke mana-mana bersamamu, Xavier! Lepaskan tangan Samantha, kau tidak bisa seenaknya bawa pergi orang lain! Samantha akan bisa pergi, atas ijinku!" Tegas Bobby menatap tajam Xavier."Kau siapa? Samantha itu milikku!" Hadang Xavier dengan ti
Read more

24. Pendakian di Gunung Saana, Lapland

"Hai, semuanya! Saya sangat bersemangat untuk festival pendakian kali ini, ke Gunung Saana!" Ujar Petra bersemangat pada beberapa kawanan di sana.Mereka semua menoleh pada kehadiran Petra."Halo Petra! Kami juga sangat bersemangat. Tapi, apa yang kali ini bisa membuatmu begitu bersemangat dan bergembira, Petra?" Tanya sosok yang disebelahnya sambil mengikat tali sepatu, namanya Jukka."Iya, tentu saja! Karena cuaca kali ini terlihat sangat bersahabat untuk kita melaksanakan perjalanan," ucap Petra tersenyum dan berkilah."Mungkinkah, karena sosok perempuan baru itu? Wajah asia dengan campuran Kanada, terlihat sangat menarik sekali, penuh pesona," sahut sosok lain yang bernama Niklas, sambil menunjuk sosok Samantha yang dimaksud dengan pandangannya.Pertra tersenyum manis melihat kehadiran Samantha yang tengah menghampiri perempuan di sana."Yang aku dengar, dia sudah pernah menikah," timpal Jukka yang sudah selesai memperbaiki t
Read more

25. Pulang Dari Keindahan Alam Saana

Petra memimpin absensi dengan cermat, memastikan bahwa setiap peserta tercatat sebelum perjalanan pulang dari acara pendakian yang sukses. Setelahnya mereka melanjutkan acara terakhir di puncak dengan segera."Wah, berhasil juga kita sampai ke puncak Saana! Keren ya? Tapi tidak terasa, kita harus segera kembali pulang ke rumah," ujar Samantha dengan senyum puas."Tentu Samantha, dan ini perjalanan yang sungguh luar biasa. Pemandangan dari sini sungguh memukau. Bahkan aku saja sejak kecil, baru kali ini bisa menginjakkan kaki di Gunung Saana," balas Bobby dengan anggukan dan senyuman puas."Padahal, dirimu berasal dari sini ya."Samantha dan Bobby tertawa kecil bersama."Ayo kita tinggalkan Geaidno kita sebagai kenang-kenangan. Kita semua sudah siap?" Ucap Petra sambil mengeluarkan batu dari tasnya dan menatap Samantha sekilas."Tentu, Petra. Inilah saatnya kita memberikan penghormatan kepada alam," sahut Jukka mengangguk."B
Read more

26. Pertemuan Keluarga Besar di Ottawa

Samantha dan Bobby berdiri di bandara Helsinki-Vantaa dengan ransel dan koper mereka yang siap untuk petualangan lintas benua."Wah, Bobby, ini akan menjadi perjalanan yang menarik ke Ottawa! Sudah lama aku tidak melakukan perjalanan ke Ottawa lagi sejak menikah, kini aku akan kembali lagi ke pulang ke rumahku di sana," ujar Samantha tersenyum senang penuh kerinduan dengan Ottawa."Iya, benar sekali, Samantha. Aku sendiri sudah tidak sabar untuk kembali ke Ottawa sejak menemanimu di Lapland," balas Bobby tersenyum hangat."Baru beberapa waktu kau sudah serindu itu dengan Ottawa, haha. Bagaimana dengan aku, yang sudah bertahun-tahun hanya fokus dengan rumah tanggaku, sampai tidak memiliki waktu untuk berkunjung dengan kedua orang tuaku."Samantha dan Bobby menaiki pesawat menuju Amsterdam untuk transit sebelum melanjutkan perjalanan ke Toronto."Lihatlah pemandangan dari jendela, Bobby. Ini sungguh luar biasa!" Ajak Samantha pada Bobby unt
Read more

27. Lapland Central Hospital

Aleeya, pelayan setia Samantha, tiba di Lapland Central Hospital. Langkahnya terhenti sejenak saat menyusuri lorong yang bersih dan tenang. Dengan tas buah-buahan khas Lapland yang hangat di tangannya, dia mencari kamar tempat Xavier, dirawat setelah kecelakaan tragis.Ketika pintu kamar terbuka perlahan, Aleeya melihat Xavier terbaring lemah di ranjang putih. Dia menyusun senyum dinginnya dan menyapa dengan profesionalitas. "Selamat sore, Xavier. Saya mengantarkan buah-buahan khas Lapland atas perintah Nyonya Samantha. Pastikan Anda tidak membuat keluarga ini repot lebih lama," tutur Aleeya seraya menaruh barang bawaannya di atas nakas kamar inap Xavier."Terima kasih, Aleeya. Apa kabar Samantha?" Tanya Xavier dengan pelan.Aleeya mengangkat sebelah alisnya dan menatap dingin pada Xavier."Mengkhawatirkan, tentu saja. Bagaimana tidak? Semua ini membuatnya sangat terganggu. Karena kau terus saja mengejar Nyonya Samantha tanpa tahu malu.
Read more

28. Emosional di Rumah Kanada

Samantha tengah bersantai di lantai atas rumah mewahnya di Kanada, membaca majalah terbaru ditemani beberapa pelayan. Tiba-tiba, telepon dari nomor yang tidak dikenal menggema, namun dengan sigap, ia segera menerima panggilan tersebut."Hallo?" Ucap Samantha."Halo, Samantha? Ini aku, Rey."Samantha terkejut dan merubah posisi duduknya meniadi tegak."Oh, hai Rey. Bagaimana kabarmu?""Kabar baik, Samantha. Bagaimana dengamu?" Tanya Rey basa-basi."Kabarku baik, Rey.""Samantha, aku hanya ingin membantu seseorang yang ingin berbicara langsung denganmu. Dia sudah mencoba menghubungimu dengan nomornya, tapi sepertinya kamu memblokirnya," papar Rey tertawa kecil di seberang telepon.Samantha mengernyitkan dahinya."Ha, hallo, Samantha? Apakah kau telah memblokir nomorku?" Suara Rey berganti dengan suara Xavier."Memblokir? Oh, iya, benar. Maaf ya, aku sengaja," jawab Samantha dengan sangat malas da
Read more

29. Selangkah Lebih Maju

Dengan langkah ragu, Ivander mendatangi kediaman orang tuanya dan meminta maaf kepada orang tuanya, Tuan Emrick dan Nyonya Gretha. Karena beberapa waktu lalu pernah mengusir mereka dan memilih membela Anna, istri sirinya.Ting, nong.Ceklek.Ayah Ivander berdiri diambang pintu dan terkejut mendapati kehadiran putra sulungnya. Mereka segera berbincang di ruang tamu."Ayah... Ibu... Aku datang untuk meminta maaf pada kalian dengan tulus," ujar Ivander dengan rasa ragu dan malu."Apa yang membuatmu datang sekarang setelah semua yang terjadi? Kamu masih menganggap kami sebagai orang tuamu, Ivander? Atau kau punya kebutuhan apa, yang sekiranya kami bisa bantu penuhi?" Tuduh Tuan Emrick dengan tatapan tajam.Ivander menelan salivanya kuat-kuat."Aku menyadari kesalahan besar yang telah ku lakukan. Dan aku benar-benar ingin meminta maaf karena telah mengusir kalian dan memilih membela Anna," ucap Ivander sambil menundukkan kepa
Read more

30. Pertikaian Keluarga Besar

Dengan penuh harapan, Ivander dan kedua orang tuanya melangkah masuk ke Bandara, Jakarta, untuk memulai perjalanan luar biasa ke Ottawa, Kanada. Setelah melewati perjalanan panjang, mereka mendarat di Bandara Internasional Ottawa, disambut oleh udara sejuk musim biasa di Kanada. Mereka mampir di sebuah restoran terlebih dahulu, sebelum akhirnya datang ke hotel pesanan mereka."Ayah, harapanku adalah dapat bertemu dengan Samantha di sini. Sedikit cemas, sebetulnya," ujar Ivander seraya menunggu hidangan mereka."Bersabarlah, Ivander. Kita telah sengaja tidak memberikan kabar, agar dia tidak pergi. Semoga saja rencana ini berhasil," balas Tuan Emrick memberikan semangat pada Ivander."Aku masih merasa bahwa perjalanan ini begitu rumit, tanpa perlu menyusun rencana bertemu dengan Samantha," Nyonya Gretha merespon dengan nada ketus.Ivander menoleh pada Nyonya Gretha."Bu, Samantha berarti banyak bagiku. Aku yakin kita bisa menyeimb
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status