Home / Romansa / Gairah Tersembunyi Bos Killer / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Gairah Tersembunyi Bos Killer: Chapter 151 - Chapter 160

167 Chapters

Bab 150. Makan Malam Yang Meriah

“Mengenaskan? Mengenaskan bagaimana?” tanya kakek Wilson penasaran.“Penampilannya mengenaskan, Dad. Rambutnya acak-acakan, dia duduk di pinggir jalan sambil menangis, pokoknya beda jauh dari penampilannya sebelumnya yang sombong dan angkuh.” Nyonya Barbara mendeskripsikan kondisi Sonya yang dilihatnya.“Ah masa sih, Auntie? Apa Auntie yakin itu si nenek sihir Sonya? soalnya aku dan Mom serta kakak ipar baru bertemu dia bebebrapa waktu sebelumnya, saat kami di mall.” Christy menyela penjelasan tantenya.“Benar lah Chris, mata auntie mu ini belum rabun, uncle kamu juga lihat.” Nyonya Barbara menoleh pada suaminya yang direspond dengaan anggukan, mengiyakan ucapan istrinya. “Tadi, aku hampir turun untuk menyapanya, tapi manakala aku ingat kelakuan dia selama ini, terutama sama kamu Tan, aku jadi muak. Mungkin itu hukuman Tuhan buat dia.”“Hm, mungkin dia sudah bertemu kakeknya.” Tuan Wilson mengomentari.“Loh, memang kenapa, Dad? Harusnya kalau habis bertemu kakeknya dia senang, kan?”
Read more

Bab 151. Malaikat Kecil

“Tante ...” terdengar suara gadis kecil yang menggemaskan. Sonya tertegun, ditatapnya wajah imut itu, sepasang mata kecil itu begitu jernih, bersih dan damai. “Tante kenapa menangis?”Terdengar kembali suara kecil itu, Sonya tersenyum, digenggamnya kedua tangan mungil yang sedang menghapus air matanya. Sonya mencium kedua tangan mungil itu.“Hai sweetie, siapa namamu?” tanya Sonya dengan suara serak, ia segera meraih gadis cilik itu ke pangkuannya.“Aku Lily, tante.” Gadis itu menyebutkan namanya.“Lily, nama yang manis, melambangkan kesucian dan ketulusan.”“Semua orang bilang begitu, tapi kata Mom aku adalah lambang ketulusan dan kesucian cinta Mom dan Dad.”“Hm, benarkah? Itu artinya kamu memang sangat spesial.”“Itu benar, Tante. Aku memang spesial buat Mom dan Dad. Dan karena aku adalah lambang cinta Mom dan Dad, maka aku akan selalu memberikan cinta dan kasih sayang pada semua orang, meskipun mereka tidak menyukaiku.”“Oh begitu? kamu akan tetap menyayangi orang yang tidak menyu
Read more

Bab 152. Rekonsilisasi

“Tamu? Siapa?” Nathan bertanya pada Jim, pelayan kepercayaan kakek Wilson. “Tuan Daniel Carter,” jawab Jim. Sontak semua yang ada di ruangan itu tertegun, Daniel Carter adalah putera kedua tuan Carter, ayah kandung Sonya dan Bob, mau apa dia menemui tuan Wilson malam-malam begini. “Ya sudah, aku akan menemuinya.” Kakek Wilson segera berdiri, lalu melangkah menuju ruang tamu diikuti oleh Jim. “Kek, jangan terlalu lama ya, kakek harus segera beristirahat.” Nathan mengingatkan kakeknya, kakek Wilson tersenyum sambil mengangguk. “Kira-kira mau ngapain ya bapaknya Sonya menemui kakek, malam-malam begini lagi.” Mike tidak bisa lagi menyembunyikan penasarannya. “Sepertinya sangat penting, kalau tidak dia bisa menundanya besok, kan?” Chris ikut berkomentar. “Hmm, lumayan pinter juga adikku ini, tapi kira-kira masalah penting apa?” cecar Mike, Chris hanya mengedikkan bahu. “Yang pasti, ini berkaitan dengan tuan Carter.” Nathan menimpali. “Apa mungkin ada kaitannya dengan Sonya?” Kali i
Read more

Bab 153. Hadiah Dari Ayah

“Terima kasih, Dad. Tapi aku sudah punya rencana sendiri.” Sonya berkata dengan lembut sambil tersenyum pada ayahnya.“Rencana apa, sayang? Apa kamu ... akan kembali ke New York?” tanya tuan Daniel dengan hati-hati, namun Sonya menggelang sambil tersenyum.“Tidak, Dad. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku akan meninggalkan dunia glamour yang selama ini sudah membutakan mata dan hatiku, aku akan memulai dengan kehidupan yang lebih sederhana yang lebih dekat dengan alam.”“Maksudnya, bagaimana, Son?”“Tadi, aku disaat aku benar-benar merasa putus asa, aku bertemu dengan malaikat kecil, yang sudah merubah pandanganku tentang hidup ini, lalu aku berdiskusi panjang lebar dengan sahabatku, Jenny.Akhirnya kami sepakat, aku dan Jenny akan membuka sebuah usaha peternakan, sebelumnya aku akan belajar dulu pada pamannya Jenny yang sudah menjadi pengusaha peternakan yang sukses di Texas, Jenny sudah menghubungi pamannya dan beliau welcome, beliau akan membantu, tinggal menunggu kapan aku
Read more

Bab 154. Pesta Pernikahan

“Di mana kamu, Sonya? Jangan coba-coba mengkhianatiku.”Wajah Richard merah padam, sudah berkali-kali ia menghubungi Sonya, namun nomor wanita itu tidak aktif. Richard memang sudah beberapa waktu memutuskan komunikasi dengan Sonya, hal itu untuk sementara waktu sampai situasi sudah aman.Sekarang, ia mendengar berita bahwa keluaarga Wilson akan mengadakan pesta besar-besaran di Philly, itu berarti fokus Nathan dan keluarganya adalah pada acara tersebut, sehingga ia merasa pengawasan terhadapnya mulai sedikit longgar. Richard juga sudah mempunyai rencana, namun Sonya yang akan menjadi ujung tombak rencananya. Sialnya, wanita itu tidak bisa dihubungi, apa dia ganti nomor?Di sisi lain, Bob sudah menerima informasi dari ayahnya mengenai Sonya, ia juga sudah mendaptkan penjelasan secara detail serta akses untuk masuk ke apartemen Sonya.Bob sangat senang mendengar berita tentang kakaknya, ia berharap sonya sudah benar-benar sadar, dan mau merubah dirinya menjadi lebih baik.Bob segera meme
Read more

Bab 155. Penyesalan Sonya

“Mau apa dia kemari?” Tuan Carter terbelalak, matanya tak berkedip menatap seorang wanita diantara para tamu undangan. Sontak tuan Wilson pun mengikuti arah tatapan sahabatnya.“Sonya?” gumam tuan Wilson.“Apa kamu mengundangnya, Wil?” tanya tuan Carter. Tuan Wilson menggeleng, bagaimana mungkin ia mengundang Sonya, sedangkan hubungan antara kakek dan cucu itu saja sedang tidak baik, selain itu, Sonya juga membenci Nathan dan Nina, jadi sangat tidak mungkin dia mengundangnya.“Dasar tidak tahu malu! Datang tanpa diundang, berpakaian tidak pantas lagi.” Tuan Carter menggerutu sambil menatap Sonya, wanita itu memang memakai pakaian casual. Sonya mengenakan celana jeans dan t-shirt yang dipadankan dengan jaket denim dan sepatu kets, sangat kontras dengan pemandangan para tamu yang mengenakan busana formal, hampir semua tamu wanita yang datang mengenakan gaun malam, hanya Sonya sendiri yang mengenakan jeans.Kakek Wilson hanya terdiam, sepertinya ada yang aneh pada penampilan Sonya. Sudah
Read more

Bab 156. Will You Marry Me?

“Sonya, tunggu!” panggil seseorang yang suaranya sudah sangat dikenal Sonya. Wanita itu pun menghentikan langkahnya, perlahan ia membalikkan tubuhnya, seorang lelaki bergegas ke arahnya, Sonya pun segera menghambur ke arah lelaki itu, keduanya berangkulan erat, air mata Sonya tak terbendung lagi. “Dad, kakek sudah benar-benar membenciku, bahkan mengangkat wajahnya pun untuk melihatku dia tak mau.” Sonya tak kuasa lagi memendam kesedihannya, tuan Daniel pun merasa sangat berat, bahkan kedua mata lelaki paruh baya itu pun basah. “Sabar, Son. Sabar,” hibur tuan Daniel sambil mengelus putrinya. “Seiring dengan berjalannya waktu, hati kakekmu pasti akan luluh. Tadi, saat kamu menuju ke tempat pengantin, kakekmu mengangkat wajahnya dan matanya tak pernah lepas dari memperhatikanmu.” “Benarkah, Dad?” Sonya mengangkat wajahnya, tuan Daniel mengangguk. “Itu artinya masih ada kepedulian di hati kakek padamu, mungkin beliau gengsi dan masih ingin melihat sejauh mana kesungguhanmu untuk berub
Read more

Bab 157. Pesta Dansa

“Rupanya kalian di sini?” Christy menerobos masuk, ia tertegun mendapati suasana di ruangan yang temaram itu, dan gadis itu lebih terkejut lagi melihat Mike dan Laura sedang bermesraan. “Ck, dasar bocah pengganggu, mau apa kamu mencari kami?” sergah Mike. “Ka-kalian pacaran beneran?” tanya Christy masih terkesima. “Yup, malam ini kami mengikrarkan cinta kami, dan kami akan menyusul Nathan dan Nina. Iya kan, sayang?” Mike menatap Laura mesra, gadis itu mengangguk sambil tersenyum. “Oh, selamat kalau gitu, berarti kamu akan menjadi kakak iparku juga, Ra.” Christy merangkul Laura. “Kamu harus mengenalkan Laura pada kakek, om dan tante Mike.” “Tentu,” jawab Mike sambil melirik Laura. Mereka pun kembali ke ruang pesta, Christy masuk terlebih dahulu, dan bergegas menemui Nathan dan Nina untuk mengabarkan berita tersebut, sedangkan Mike dan Laura berjalan dengan santai sambil bergandengan mesra. “Oh, benarkah?” respon Nathan, Nina pun tersenyum bahagia mendengarnya. “Benar, Tan. Aku
Read more

Bab 158. Persiapan Bertemu Ayah

“Will, lihat itu!” tukas tuan Carter, matanya tak lepas dari sepasang anak muda yang sedang berdansa diantara pasangan-pasangan lainnya. Kakek Wilson pun mengikuti arah tatapan sahabatnya, kakek Nathan itu tertegun.“Christy? Siapa anak muda itu? Apa mungkin teman kuliahnya?” gumam kakek Wilson.“Itu cucu perempuanmu kan, Will?” tanya tuan Carter memastikan, kakek Wilson mengangguk.“Kamu tahu siapa pemuda yang sedang berdansa dengan cucumu?” tanya tuan Carter lagi, ada riak kegembiraan di wajahnya, sedangkan kakek Wilson hanya mengedikkan bahu.“Itu Bob, cucukku,” jawab tuan Carter sambil tersenyum.“Oh, itu yang namanya Bob?”“Yeah, benar Will. Aku memang belum sempat mengenalkan padamu, selama ini dia sibuk belajar di luar negeri, pas kembali langsung aku suruh memegang perusahaan dibawah bimbingan Nathan.”Kakek Wilson manggut-manggut, tapi bagaimana keduanya bisa saling mengenal dan terlihat langsung akrab begitu? Kedua kakek itu pun heran. Dulu mereka susah payah untuk menyatuka
Read more

Bab 159. Bertemu Ayah

“Takut? Takut kenapa, my love?” Nathan tertegun, ia menatap sang istri, dan terlihat kegugupan di wajah cantik itu. “Bukankah ini adalah saat-saat yang sudah lama kamu nantikan, bertemu dengan ayah kandungmu.” “Benar Nathany, aku memang sangat merindukan Daddy, tapi aku bingung apa yang harus aku lakukan nanti, apa yang harus aku katakan? Aku takut nanti malah menjadi asing dengan ayahku sendiri.” Nina menghela napas pelan, pertanyaan demi pertanyaan melintas di pikirannya. “Kamu tahu kan, Nathany. Aku tidak pernah merasakan bagaimana rasanya pelukan seorang ayah, aku tidak tahu bagaimana cara menghadapi dan berbakti pada seorang ayah.” Nathan terdiam mendengar ucapan istrinya, bagaimanapun ia lebih beruntung dari Nina karena selama delapan belas tahun Nathan hidup dalam kasih sayang kedua orang tua lengkap, jadi ia bisa merasakan kasih sayang seorang ayah. Sedangkan Nina, ayahnya meninggalkannya saat ia baru berumur 1 tahun, belum ada memory yang tertinggal di ingatannya tentang sa
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status