Home / Romansa / Cinta Terhalang Restu / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Cinta Terhalang Restu: Chapter 11 - Chapter 20

30 Chapters

bab 11

Adit yang masih fokus menatap langit yang begitu indah dihiasi bintang, tetapi semua itu berbanding terbalik dengan perasaannya saat ini. Irwan menepuk bahu Adit, hingga membuat dia terkejut."Bikin kaget aja," ucap Adit seraya memegang dadanya."Sorry," jawab Irwan."Ngapain lo ke sini?" tanya Adit seraya membalik badannya menghadap ke arah Irwan."Gue hanya ingin memastikan, kalau lo baik-baik saja" ucap Irwan.Adit menatap penuh tanya kepada Irwan, tentunya dia bingung mengapa bisa sahabatnya itu berkata seperti itu. Walau dia sadar sudah seharian ini dia lebih suka menyendiri, itu semua agar membuat hatinya lebih tenang."Kenapa?" tanya Irwan. Saat sadar Adit memberikannya tatapan seperti itu."Lo yang kenapa?" jawab Adit seraya memalingkan pandangannya."Gue bertanya, kenapa lo jadi balik tanya," sahut Irwan."Gak usah dibahas. Lebih baik Lo kembali ke dalam, gue ingin sendiri," tutur Adit. Dia kembali membelakangi Irwan yang masih berdiri di tempatnya.Irwan yang memang sangat m
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

bab 12

Inez dan kedua orang tuanya, kembali disibukkan dengan rutinitas mereka. Namun, tidak seperti biasanya. Inez masih terlihat murung, bahkan beberapa kali dirinya tersandung sampai membuat kedua orang tuanya mengingatkan dia agar lebih hati-hati. “Ayah,” panggil Nilam. “Kenapa Bu?” Jawab Pak Edi. “Ibu merasa aneh dengan anak kita,” ucap Nilam. Entah mengapa dia merasa kalau ada sesuatu yang sedang di pikirkan oleh Inez. “Itu hanya perasaan ibu saja, udah ayo,” ajak Pak Edi. Nilam hanya bisa menghela napas panjang, saat mendengar jawaban dari itu. Padahal dia sangat berharap kalau suaminya akan peka terhadap apa yang dia rasakan tentang putri mereka. Inez sama sekali tidak fokus saat membantu mereka, hingga memutuskan untuk kembali lebih awal. Dan sebelumnya dia meminta ijin dulu kepada keduanya. “Ayah, ibu,” panggil Inez. “Kenapa Neng?” Jawab Pak Edi. “Kamu capek?” sambung Nilam. “Gak kok Bu, apa boleh aku pulang duluan?” tanya Inez. “Kirain Ayah ada apa,” sahut Pak Edit. “I
last updateLast Updated : 2024-05-06
Read more

bab 13

Sebelum Inez kembali pulang, dia baru teringat pesan yang harus di sampaikan kepada Adit. “Aku hampir lupa,” ucap Inez. Dia kembali membalik badannya menghadap ke arah Adit. “Lupa apa?” tanya Adit yang masih berdiri di tempatnya.“Nanti sore, ada acara di balai desa,” tutur Inez. “Acara apa? Kami kan harus pulang sore ini,” ucap Adit.“Mungkin akan ada acara perpisahan untuk kalian, aku juga tidak paham. Hanya ayah memberiku pesan seperti itu,” jawab Inez. Adit masih bingung karena sebelumnya tidak di beritahukan perihal hal itu, di tengah kebingungan itu dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Inez segera melangkah pergi setelah memberitahukan pesan dari ayahnya. Sebenarnya Inez merasa sangat sedih karena sebentar lagi dia akan berpisah dengan Adit. Namun, dia sekarang merasa sedikit tenang setelah Adit berjanji akan membawanya ke Jakarta. Adit segera kembali ke rumah, dia tidak ingin membuat teman-temannya semakin curiga. Sedangkan teman-temannya merasa semakin curiga, mereka in
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

bab 14

Satu bulan berlalu semenjak kepergian Adit, Inez menjadi sosok pemurung. Bahkan cenderung lebih suka menyendiri, hal itu membuat orang tuanya begitu bingung dengan perubahan yang terjadi kepada Inez.Lingkungan tempat mereka merasakan perubahan terhadap dirinya, Inez terkenal ramah bahkan selalu menyapa mereka. Sekarang sudah tidak pernah dia lakukan bahkan terkadang dia berjalan sambil melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Hal itu membuat tetangga mereka penasaran, saat Nilam sedang menyapu halaman. Bu Tantri langsung menghampirinya."Rajin banget Ceu, biasanya Inez yang melakukannya," ucap Bu Tantri."Iya Bu, cuma hari ini dia sedang tidak enak badan," jawab Nilam.Bu Tantri semakin penasaran, dia selalu ingin tahu apapun. Tidak jarang membuat dirinya banyak tidak di sukai, tetapi Nilam berusaha bersikap baik kepada Bu Tantri karena mereka bertetangga. Apalagi selama ini tidak pernah ada masalah di antara mereka.“Ceu Nilam, kok saya merasa Inez akhir-akhir ini berubah,” uca
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

bab 15

Nilam masih tampak shock mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Adit, sedangkan Pak Edi semakin marah mendengarnya."Jadi itu alasan kalian melakukan hal seperti tadi?" tanya Pak Edi. Menatap keduanya saling bergantian.Nilam langsung menoleh ke arah suaminya, dia tidak mengerti apa yang sedang di katakan olehnya. Inez dan Adit hanya terdiam mendapat pertanyaan itu, mereka sadar bahwa apa yang telah keduanya lakukan itu salah."Maksud Ayah apa?" ucap Nilam. Sembari menatap penuh tanya ke arah Pak Edi, yang masih fokus menatap kepada Inez dan Adit."Ibu tanyakan saja, apa yang telah mereka lakukan. Bahkan ayah sangat malu saat melihatnya," ungkap Pak Edi.Nilam langsung memalingkan pandangan kepada Inez dan Adit, tentu dia ingin jawaban dari apa yang di katakan oleh suaminya beberapa saat lalu."Neng, nak Adit. Tolong jelaskan ada apa ini?" Pinta Nilam.Mereka berdua masih tetap bungkam, bahkan Inez tidak kuasa untuk membuka mulutnya begitu juga dengan Adit."Apa di antara kalian
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

bab 16

Walau dengan berat hati, Pak Edi dan Nilam. Merelakan putri mereka ikut bersama Adit, semua itu mereka lakukan demi melihat Inez bahagia.Adit dan Inez berangkat pagi sekali, mengingat perjalanan menuju ke Jakarta cukup jauh. Raut bahagia terpancar dari wajah keduanya, terutama Inez yang untuk pertama kali akan menginjakkan kaki di kota besar.Setelah memakan waktu lebih dari 6 jam, mereka telah sampai di depan kediaman Adit. Inez terdiam sejenak terpukau melihat rumah yang begitu megah ada di hadapannya.Biasanya dia hanya melihat di televisi. Namun, sekarang dia bisa melihatnya langsung. Adit yang berdiri di samping Inez tentu paham saat melihat raut wajahnya, menyadari dirinya di perhatikan membuat Inez tampak malu karena terlihat sangat kampungan sekali.“Ayo kita masuk,” ajak Adit. Dia tidak ingin membuang waktu lagi untuk memperkenalkan Inez kepada kedua orang tuanya. Inez hanya menganggukkan kepalanya. Harapannya di sambut baik oleh kedua orang tua Adit pupus sudah, saat mel
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

bab 17

“Papi menampar aku?” tanya Adit. Dia masih tidak menyangka bahwa papinya bisa melakukan hal itu. “Iya. Agar kamu sadar,” jawab Hendra.“Sadar!” sahut Adit.“Kamu sudah di butakan oleh gadis kampung itu, jadi terpaksa Papi Mu melakukan itu,” sambung Leli. Adit tersenyum getir, dia tidak percaya bahwa orang tuanya begitu sangat kejam. Apa yang salah jika dia mencintai Inez. “Mami dan papi salah, justru Inez yang membuat aku mengerti arti cinta,” jawab Adit.“Cinta? Apa papi tidak salah dengar?” ucap Hendra. “Papi tidak salah dengar, justru seharusnya kalian tidak memandang seseorang hanya dari kasta saja,” sahut Adit.Dia berusaha membela Inez di hadapan kedunya, karena dia begitu sangat mencintai Inez hingga dia tidak mau kehilangannya. “Baiklah, kalau kamu mencintai wanita itu. Silakan pergi dan kejar dia, tetapi ingat satu hal saat kamu melangkah keluar dari rumah ini maka pintu rumah ini akan tertutup selamanya,” ucap Hendra. “Kamu pikir cinta itu segalanya? Seharusnya kamu p
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

bab 18

Inez terus berjalan tanpa tahu tujuan, dia masih tidak menyangka bahwa akhir dari kisah cintanya dan Adit berakhir menyakitkan seperti ini. Dia memutuskan untuk kembali pulang, dengan uang seadanya yang dia miliki tentu cukup untuk ongkos ke sana. Dengan langkah gontai dia mencari terminal terdekat. Penampilannya yang begitu berantakan menjadi pusat perhatian setiap orang yang melihatnya. Tetapi Inez tidak memperdulikan hal itu. Hari masih sangat gelap Inez telah sampai kembali di desa, dia terdiam sejenak sambil kembali mengingat saat akan pergi bersama Adit. Senyum mengembang di wajahnya tetapi semua berbanding terbalik sekarang. Nilam masih sibuk bersih-bersih rumah. Namun, dia langsung berhenti saat melihat Inez datang dalam keadaan yang begitu sangat menyedihkan. “Neng. Kamu kenapa?” tanya Nilam. Inez masih terdiam seribu bahasa, bahkan raut kesedihan begitu jelas terlihat dimatanya. “Jawab ibu, kamu kenapa?” tanya Nilam kembali. Bukanya memberikan jawaban Inez justru mel
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

bab 19

Dua bulan berlalu, kini Inez sudah bisa melupakan Adit dan kembali melanjutkan hidupnya. Namun, semua kembali berubah saat dia sadar bahwa telah telat datang bulan. Dia memberanikan diri untuk pergi ke desa lain, untuk membeli alat tes kehamilan. Mengingat di desanya hanya terdapat bidan membuat dia terpaksa untuk pergi ke apotik yang terdapat di desa sebelah.“Nez,” panggil Dian. “Kamu kenapa ada di sini?” tanya Inez. Seketika dia langsung panik, saat bertemu dengan sahabatnya. “Aku lagi beli obat untuk Bapak, kalau kamu sendiri?” jawab Dian. Inez semakin bingung tidak mungkin dia berkata jujur, apalagi dirinya sangat tahu bahwa kedua orang tua mereka akrab. Membuatnya takut jika dia mengatakan hal itu kepada orang tuanya. Dian menatap heran karena Inez justru termenung saat mendapatkan pertanyaan seperti itu, dan dia kembali menanyakan hal yang sama kepada Inez untuk kedua kalinya.“Kamu sekarang sudah tidak pernah ke rumah lagi, kenapa?” tanya Dian. “Aku sudah tidak pernah k
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

bab 20

Semakin hari gosip tentang kehamilan dirinya mulai menyebar di desa, membuat dia semakin sering berada dikamar bahkan hanya sesekali keluar jika memerlukan sesuatu. Kedua orang tuanya seperti biasa pergi ke ladang. Namun, kini Inez tidak pernah ikut bersama mereka. Bahkan Nilam dan Pak Edit sudah mendengar selentingan kabar tentang punyanya. Tetapi dia tidak terlalu menggubris akan hal itu. “Mang, apa berita yang saya dengar itu benar?” tanya Mang Ujang. “Berita apa Mang?” Jawab Pak Edi. “Iya, kayanya heboh banget,” sambung Nilam.Keduanya langsung menatap penuh tanya ke arah Mang Ujang, apalagi melihat raut wajahnya yang begitu penuh tanya. Mang Ujang sebenarnya tidak enak menanyakan tentang berita yang sudah sangat gempar, bahkan dirinya belum percaya dengan kabar itu. Karena dia sangat mengenal bagaimana sosok Inez, yang selama ini bersahabat dengan putrinya.“Sebelumnya saya minta maaf, tetapi apa benar kalau Inez sedang hamil?” tanya Mang Ujang dengan begitu hati-hati saat m
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status