Semua Bab Istri Tawanan Duda Tampan: Bab 61 - Bab 70

118 Bab

Panggil Aku Sayang

"Elena, apa yang kau pikirkan?" tanya Darryl ketika melihat Elena tampak diam. Wanita itu melamun setelah bertanya soal keluarganya. Elena hanya terlihat sesekali menyantap makanannya. "Makanannya bisa dingin.""Ah, maaf, aku tidak memikirkan apa-apa."Elena meringis dan menyantap makanan kembali. Dia mencoba untuk tetap tenang, walau sekarang dirinya juga tidak bisa tenang. Elena memikirkan soal bagaimana hidupnya nanti bersama Darryl. "Tapi wajahmu terlihat jelas seperti kau memikirkan sesuatu. Elena, tenang saja, tidak akan ada yang tidak setuju jika kau jadi istriku. Jadi jangan berpikir apa pun."Elena terdiam. Dia menatap Darryl dengan pandangan penasaran. Pria itu seperti menyadari kegelisahannya. "Ngomong-ngomong, boleh aku bertanya tentang mantan istrimu?"Darryl terkejut. Dia terdiam saat mendengar pertanyaan Elena yang tiba-tiba. Dia merasa sedikit enggan saat harus membahas soal mantan istrinya. Walau tidak masalah jika Elena ingin tahu. "Apa? Kau bisa bertanya.""Kau sang
Baca selengkapnya

Konfrontasi Langsung

"Tante!"Teriakan Ezekiel melengking keras. Menyapa Elena yang baru turun dari mobil. Pelukan pun didapatnya dan Elena hanya tersenyum. Dia juga membalas pelukan tersebut tak kalah semangat sembari menunduk dan mengecup pipi Ezekiel."Sayang, Tante kangen kamu.""Iel juga!" Ezekiel tersenyum senang. Dia tampak puas melihat Elena tidak lagi murung. Ucapan ayahnya ternyata benar. "Jadi gimana Dedenya? Udah jadi belum?""Eh." Elena melepaskan pelukan Ezekiel dan menatap bocah itu yang tampak sangat antusias. "Itu—""Tidak secepat itu, Ezekiel. Butuh waktu sembilan bulan untuk Elena punya anak. Kemarilah sama Tante!" Kathleen mendekat dan menarik Ezekiel agar menjauh dari Elena. Dia tersenyum ramah pada wanita itu ketika mereka bertatapan, lalu matanya beralih pada Darryl. "Kak, apa kau mau minum sesuatu? Atau kalian lapar? Aku akan membuatkannya.""Aku ingin minuman segar," jawab Darryl sambil mengeluarkan koper kecilnya."Baiklah, ayo, Ezekiel ke dalam!" ajak Kathleen pada Ezekiel. Dia
Baca selengkapnya

Perhatian Elena untuk Darryl

"Ezekiel, coba kamu kerjakan PR-mu. Jangan main terus, ya, Sayang. Besok 'kan Bu Guru Siena akan datang."Elena menegur Ezekiel yang saat ini tampak sedang asyik bermain gadget, tepatnya memainkan permainan anak. Sudah hampir satu jam lamanya, mereka menghabiskan waktu di ruang bermain dan Elena menemaninya. Namun Ezekiel tampak mengabaikan Elena dan sibuk dengan bermain dengan gadget hingga Elena menjadi kesal melihatnya. "Ezekiel ...."Elena memanggil Ezekiel dengan nada lembut, tapi sekali lagi, anak itu tak menggubrisnya. Sampai akhirnya, Elena berdiri dan berkaca pinggang. "Ya sudah kalau kamu tidak mau menurut sama Tante, Tante pergi saja kalau gitu!"Ezekiel yang sedang sibuk bermain terkejut ketika mendengar ancaman Elena. Dia sontak melempar gadgetnya dan berlari memeluk erat Elena dengan ketakutan. "Tante mau ke mana? Katanya mau temenin Iel main? Kok mau tinggalin Iel sih?""Habis kamu juga sibuk main. Kamu tidak mendengarkan perkataan Tante." Elena berpura-pura marah melih
Baca selengkapnya

Sisi Lain Darryl

"Tidak biasanya kau baik begini. Apa kau sangat mengkhawatirkanku?"Darryl menoleh. Dia menatap Elena yang menyuapinya makan siang setelah menemaninya dan membantunya yang masih terus bolak-balik ke toilet, walau sekarang tidak separah sebelumnya. "Tidak ada manusia yang tega melihat manusia lainnya menderita," jawab Elena sambil memberi suapan pada Darryl yang masih berbaring. Pria itu tampak tersentak mendengar jawabannya, tapi pada akhirnya, Darryl menerima suapan Elena. "Kau menyindirku?"Elena yang sedang fokus pada makanan Darryl, menoleh seketika dan terbengong sesaat. Dia mencoba menelaah ucapan Darryl, sampai akhirnya menyadari apa maksud pria itu. Elena hampir lupa, Darryl adalah tipe manusia yang akan menari dan mencari keuntungan di atas ketidakberuntungan serta ketidakberdayaan seseorang. "Oh, ya, aku hampir lupa. Kau 'kan bukan manusia."Darryl mendengkus mendengar ucapan Elena, tapi dia tidak membalasnya. Baginya, perkataan wanita itu tidak sepenuhnya salah. Dia meman
Baca selengkapnya

Menggali Lubang Kubur Sendiri

Hari-hari berlalu. Perencanaan pernikahan yang diinginkan Darryl telah dirancang dan Elena tidak dilibatkan secara langsung. Semua tentang pesta pernikahan dan apa pun adalah hak mutlak dari Darryl. Elena tidak mampu menolaknya dan menerima dengan pasrah. Elena kembali menghabiskan waktunya bersama Ezekiel di rumah dan terkurung. Sementara Kathleen mulai sibuk bekerja dan selalu berangkat berdua dengan Darryl. Entah ini hanya alasan atau bukan, tapi Elena tetap merasa terganggu. Kathleen pada akhirnya tidak mau pergi dan tetap tinggal di rumah itu. Wanita itu juga sering bersikap kasar padanya. Hanya saja, Elena kali ini tidak pernah mempermasalahkan. Dia juga tidak mengadu pada Darryl, karena dia tahu pria itu akan menganggap dirinya terlalu pencemburu. Elena kesal saat tidak ada yang percaya padanya, tapi dia juga tidak tinggal diam dan membalas apa yang dilakukan Kathleen, sama seperti saat ini. Elena menyiram wajah Kathleen dengan teh yang dia minum ketika wanita itu menghina or
Baca selengkapnya

Sadar atau Mabuk?

"Jika nanti Elena meninggalkanmu, jangan pernah mencariku."Darryl melangkah gontai saat memasuki rumah. Dia merasa bingung sekaligus khawatir ketika kepalanya terus memutar perkataan Mike. Temannya itu menakutinya, membuatnya merasa semakin khawatir jika apa yang dikatakan Mike benar terjadi. "Tidak ... aku tidak akan membiarkannya," gumam Darryl sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya bersama Elena. Dia ingin memastikan apakah wanita itu sudah tidur atau belum. Setibanya di kamar, Darryl membuka pintu perlahan dan masuk tanpa menimbulkan suara. Dia langsung melihat ke arah ranjang dan menatap Elena yang sedang tertidur pulas. Bibirnya tersenyum tanpa sadar. Kakinya pun melangkah mendekat, setelah dia mengunci pintu. Darryl merangkak naik ke ranjang dan menatap wajah cantik Elena yang sedang tidur. Tanpa sadar tangannya terulur menyentuhnya. Mengusap pipi putih pucat itu dengan lembut. Wanita muda yang kehadirannya tidak lebih dari sekadar jaminan. Sosok yang berani melawan
Baca selengkapnya

Seseorang yang Berharga?

"Elena, jadi bagaimana persiapan pernikahanmu dengan Darryl? Apa kau akan mengundangku juga?""Entahlah, aku tidak tahu, Siena," jawab Elena sambil menyesap teh manis buatannya. Dia menatap guru didik Ezekiel lebih lama. Mereka saat ini sedang berbincang kecil di gazebo setelah Siena selesai mengajar. Wanita itu tidak langsung pulang dan ingin bicara dengannya karena mereka akhir-akhir ini mereka jarang berbincang. "Tidak tahu? Kenapa bisa begitu?"Elena menghela napas kasar dan mengangkat bahunya. Dia menatap lurus Siena. "Ya ... karena, Darryl yang mengurus semuanya. Jadi aku tidak tahu apa pun. Aku juga tidak tahu siapa yang akan kuundang. Mungkin saja, tidak ada.""Apa? Bagaimana mungkin? Kenapa kau tidak protes? Ini pernikahanmu, kau harus dilibatkan."Elena hanya tersenyum menanggapi ucapan Siena. "Siena, kupikir kau juga tahu dengan baik aku ini siapa dan kenapa ada di sini sebelumnya. Biarkan saja Darryl melakukan apa yang dia inginkan. Aku tidak terlalu peduli soal pernikaha
Baca selengkapnya

Menikahi Kathleen

"Kak Darryl, apa kita akan langsung pulang? Bisakah kita mampir sebentar?"Darryl yang sedang mengendarai mobil, sontak menoleh ke arah Kathleen yang duduk di sampingnya. Dia menjemput wanita itu seperti biasa sepulang bekerja. Semua karena Darryl merasa bertanggung jawab. "Kau mau ke mana? Ezekiel dan Elena pasti menunggu.""Hanya sebentar. Ke toko kue langganan Kak Kayleen."Deg.Wajah Darryl berubah tegang saat Kathleen menyebut nama mantan istrinya. Dia melirik sekilas Kathleen, sampai akhirnya dia menurut. Darryl membawa mobilnya menuju toko kue langganan mantan istrinya. Tempat yang pasti membuatnya rindu sekaligus sedih. Sesampainya di lokasi, Darryl juga ikut turun. Dia berniat memilih kue untuk diberikan pada Elena."Kak Darryl juga mau menemaniku?" Kathleen melirik Darryl yang ikut masuk ke toko kue dengan penasaran. Mereka disambut oleh pelayan toko dengan ramah dan membiarkan mereka memilih. "Aku mau memberikan Elena sesuatu."Darryl langsung melihat-lihat dan memikirkan
Baca selengkapnya

Tetap akan Menikah

'Kak Kayleen ingin aku menikah denganmu.'Darryl mengerang saat kepalanya memutar perkataan itu. Dia berjalan menuju kamarnya dengan perasaan campur aduk. Tidak bisa berhenti berpikir sedikit pun. Darryl tidak percaya dengan perkataan Kathleen, tapi dia juga tidak bisa menerima jika memang iya mantan istrinya berkata demikian. Sekali pun itu benar, dia tidak bisa membatalkan pernikahannya dengan Elena. Tidak setelah wanita itu membuatnya seperti ini. Darryl mendesah kasar dan membuka pintu kamarnya dengan frustrasi. Dia ingin istirahat sekarang, tapi saat dia membuka pintu, dia melihat Elena yang sedang berganti pakaian dan membelakanginya. Wanita itu tampaknya tidak menyadari kehadirannya dan Darryl tidak berniat mengganggunya. Spontan, dia bersandar di pintu sambil mengamati lekuk tubuh Elena.Mata tajamnya menelusuri bokong, punggung, leher, hingga dadanya yang besar dan kencang. Darryl menelan ludah saat merasakan miliknya bereaksi. Dia merasa selalu bergairah ketika melihat Elena
Baca selengkapnya

Ibu Tiri Jahat

Beberapa hari kemudian."Mustahil."Kathleen menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangan. Dia membaca satu demi satu kalimat di tulisan itu sambil menggelengkan kepalanya tak percaya. Apa-apaan ini? Kenapa dia baru mengetahui fakta sepenting ini? Kakak iparnya menyembunyikan semua ini darinya dan bertingkah seolah-olah semua ini begitu alami. Dia tidak menyangka Elena ternyata bukan pengasuh sebenarnya. "Jadi, kau membawanya sebagai jaminan, Kak?" Kathleen bertanya pada dirinya sendiri saat akhirnya dia tahu, jika paman dari Elena memiliki utang dan wanita dibawa Darryl sebagai jaminan. Namun entah apa yang terjadi setelahnya, Kathleen tidak tahu. Dia sulit mencari informasi lebih dari ini. Walau begitu, Kathleen yang sekarang berada di mobilnya—setelah bertukar transaksi dengan seseorang yang memberikannya informasi—akhirnya langsung mengemudikan kendaraannya kembali ke rumah kakak iparnya. Dia mengendarai mobilnya dengan perasaan campur aduk dan melintasi jalanan di sore hari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status