Home / Romansa / Istri Tawanan Duda Tampan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Tawanan Duda Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

118 Chapters

Terangsang

"Tante! Tante beneran sudah tidak sakit?"Ezekiel melirik Elena yang saat ini tengah merangkai bunga di taman belakang untuk disimpan di vas. Dia juga melakukan hal yang sama dan mengambil bunga lavender. "Tidak, Tante tidak apa-apa. Lihatlah, Ezekiel! Bukankah ini cantik?" Elena tersenyum sambil memperlihatkan bunga peony berbagai warna yang telah dia rangkai. Dia akan menyimpannya di kamar sebagai hiasan. "Wah, cantiknya. Sama kayak Tante."Elena refleks tertawa mendengar pujian polos Ezekiel. Dia tersipu malu. "Tante cantik?""Banget! Tante mirip Bunda. Tante suka bunga itu, ya?""Iya, Tante suka. Sangat.""Kenapa? Kasih tahu Iel dong, Tan." Ezekiel mendekat dan langsung duduk di sebelah Elena. Dia menatap penuh minat pada wanita di depannya, yang kini juga ikut duduk di rumput. "Sebenarnya tidak ada alasan. Tante hanya suka saja, tapi Tante berharap, Tante bisa pegang bunga ini saat nanti Tante menikah," ucap Elena sambil membayangkan dirinya yang akan menikah dan mengenakan ga
Read more

Berhenti Membahas Pria Lain!

"Aakhh! Pelan ... tolong!"Elena mengerang keras sambil menggigit bantal di depannya. Dia mencengkeram apa saja untuk menahan tubuhnya yang terdorong cepat ke depan akibat gerakan kasar Darryl. Wajahnya sudah semerah tomat dan peluh kini menetes di tubuhnya yang tanpa busana. Elena benar-benar benci ini, Darryl memperlakukannya seperti wanita murahan yang bertugas untuk memuaskan nafsunya. "Sialan. Sialan ...."Plak!Sebuah pukulan Elena rasakan di bokongnya, yang membuat dia menjerit keras, bersamaan dengan erangan Darryl. Pria itu akhirnya selesai. Elena bisa merasakan cairan hangat dalam tubuhnya yang membuat dirinya bergetar keenakan, sebelum akhirnya ambruk di ranjang dalam posisi telungkup. Napasnya terengah-engah dan Darryl yang juga telah menjatuhkan dirinya di sampingnya, menatapnya dengan senyum puas. Pria itu jahat. Elena sudah memohon untuk bersikap lebih lembut, tapi keinginannya tidak dikabulkan. Bokongnya juga sakit karena dipukul pria itu beberapa kali. "Ada apa? Ap
Read more

Calon Nyonya Rumah?

"Aku akan ke luar kota beberapa hari. Kuharap kalian bisa menjaga rumah. Terutama kau, Elena," ucap Darryl setelah selesai makan. Dia spontan melirik Elena yang masih menyantap makanan terakhirnya. Wanita itu nyaris tersedak. "A-apa?"Elena hanya bisa menatap Darryl kebingungan. Dia tidak tahu dia salah apa, tapi tatapan pria itu sangat menusuk. Suasana di meja makan pun terasa sangat dingin dan mencekik. Apa sebenarnya yang membuat pria itu marah sekarang? "Kapan Ayah kembali?""Ayah tidak tahu, yang pasti, Ayah tidak mau mendengar ada orang yang mencoba kabur.""Uhuk."Elena berpura-pura tak mendengarkan pria itu dan sibuk minum, serta membereskan piring-piring kosong. Darryl sepertinya sedang sensitif padanya. Dia tidak boleh menambah marah pria itu. "Kalau begitu, semoga perjalananmu berjalan lancar, aku akan membereskan piringnya dulu."Elena yang tidak mau di sana lebih lama, langsung membawa piring-piring yang telah dibereskan dan segera melarikan diri. Untungnya, Darryl tida
Read more

Ezekiel yang Posesif

"Ezekiel, apa kamu sudah selesai?""Sudah, Bu Guru! Iel selesai!"Tiga hari berlalu sejak kepergian Darryl dan seperti biasa, ini adalah jadwal Ezekiel belajar dari Sienna. Sementara Elena masih mengawasi dan sesekali tersenyum mengamati anak itu belajar. Harus diakui, Ezekiel pintar dan cepat tanggap. Anak itu sudah bisa menghitung dan melakukan penjumlahan. "Yap! Kamu benar semua. Pintar sekali, Ezekiel. Bu Guru punya hadiah buat kamu. Terimalah!""Makasih, Bu Guru!"Ezekiel menerima sebatang cokelat dengan senang, lalu tiba-tiba menatap serius Siena. "Bu Guru, Iel mau tanya serius. Bu Guru tolong jawab.""Ada apa? Apa kamu tidak mengerti soal yang tadi?""Bukan, tapi ... Iel mau tanya, kalau buat Tante Elena jadi milik Iel gimana?" tanya Ezekiel dengan polos sambil berbisik pelan, tapi suaranya tetap terdengar oleh Elena yang berada tak jauh darinya. Hingga akhirnya, wanita itu harus tersedak saat minum. "Ezekiel, apa yang kamu bicarakan?" "Iel cuma tanya saja, Tante. Tante haru
Read more

Seperti Pelukan Ayah

Di sebuah kelab malam mewah dan berkelas, terlihat seorang pria dewasa sedang asyik minum di sebuah meja. Dia adalah Darryl. Dia datang ke kelab malam seorang diri dan lebih memilih memerhatikan sekitar dengan saksama tanpa minat. Tidak juga ikut menari di lantai dansa. Dia merasa tak memiliki gairah selain menikmati apa yang ada di hadapannya dan melepas penat setelah seharian disibukkan pekerjaan. Sayangnya, saat Darryl sedang sibuk sendiri di mejanya sambil minum, dia melihat seorang wanita cantik memandangnya dari arah meja bartender. Kedipan mata genit terlihat. Dia berusaha mengabaikannya, tapi tak lama kemudian, wanita itu mendekati mejanya. "Permisi, Tuan, apa saya mengganggu?"Darryl melirik wanita itu melalui ujung matanya. Dia tahu wanita itu tersenyum padanya. "Tidak, ada apa?""Sepertinya Anda sendiri. Saya juga datang sendiri, bisakah kita mengobrol?"Darryl ingin mengusirnya, tapi dia juga tidak terlalu peduli. "Terserah."Wanita itu tersenyum dan duduk dengan anggun
Read more

Insiden di Pagi Hari

Matahari perlahan masuk menyinari kamar Elena melalui gorden yang sedikit terbuka. Mengusik ketenangan wanita itu yang sedang berbaring di ranjang. Hingga dia semakin menyusupkan kepalanya dan memeluk erat gulingnya. Nyaman. Itulah yang Elena rasakan, sampai beberapa saat kemudian, dia mendengar suara desahan serta sentuhan lembut di pipi. "Sial, bangunlah!"Bisikan halus terdengar dan membuat Elena tersenyum dalam tidurnya, tapi dia terlalu mengantuk untuk sekadar membuka matanya. Justru Elena memeluk gulingnya dengan erat. Hingga sosok yang dipeluk menjadi kelabakan. "Sialan. Bangunlah! Jangan memelukku!" seru Darryl yang langsung mendorong tubuh Elena sambil meringis. Dia yang menjadi guling hidup wanita itu, merasa sangat terusik karena Elena terlalu dekat. Wajahnya sedikit memerah dan tubuhnya agak panas. Darryl merasa tergoda. Elena pasti sengaja melakukannya. Namun saat dia melirik wanita itu yang kini mengusap wajahnya, dia mendadak terdiam. Bibir Elena merengut dan matanya
Read more

Tamu Penting

"Iel mau maafin Ayah kalau kita pergi liburan!""Apa? Liburan?"Elena tersentak dan menatap Ezekiel yang kini meminta sesuatu yang tak terduga. Itu membuatnya terkejut. Begitu juga dengan Darryl. Dia bisa melihat pria itu terpaku di tempat. Dampak dari keributan tadi pagi akhirnya mencapai puncaknya saat siang hari. Elena menikmati tontonan gratis Darryl yang mengemis maaf pada Ezekiel di ruang tengah. Ini lebih seru dari pada drama yang ditontonnya di TV. "Iya, Iel mau keluar dari rumah ini. Iel mau ke pantai. Kalau Ayah kabulkan, Iel maafkan Ayah.""Kamu mau ke pantai? Berdua dengan Ayah?""Tidak, bertiga sama Tante!""Apa?" Elena yang sedang asyik menyantap kacang sambil menonton pertengkaran ayah dan anak, dibuat terkejut. Dia refleks merespon. "Tante juga?""Iya! Kita liburan!"Ini kesempatan emas. Elena mencoba menyembunyikan senyumnya dan melirik Darryl. Dia mungkin akan bertemu temannya jika itu terjadi, atau mungkin dia bisa kabur. Walau Elena menyangsikan hal tersebut. Yah
Read more

Kau Pelayan?

Seminggu kemudian. Pada akhirnya Elena ditinggal berlibur oleh Darryl dan juga Ezekiel. Dia tidak tahu kapan keduanya kembali, tapi sepertinya itu akan memakan waktu yang lama. Ezekiel pasti senang karena ini pertama kalinya jalan-jalan keluar. Berbeda dengannya yang masih terkurung tanpa bisa melakukan apa-apa. Elena hanya menghela napas kasar dan memandangi bunga tanpa minat di taman belakang. Tangga yang ditemuinya dulu untuk memanjat tembok, kini sudah tidak ada. Dia juga tidak bisa mendekati gerbang yang seperti biasa dijaga ketat. Hanya di sinilah satu-satunya tempatnya untuk menghabiskan waktu, sampai Emma yang melihatnya, berjalan mendekatinya. "Nona pengasuh? Apa yang terjadi?""Ah, Emma." Elena mengalihkan pandangannya dan mencoba tersenyum tipis. "Tidak terjadi apa-apa. Aku hanya bosan. Tidak ada Ezekiel.""Tuan dan Tuan Muda pasti sedang menikmati liburan mereka. Saya terkejut Tuan Muda meminta liburan."Elena tidak terkejut. Dia berpikir jika mungkin Ezekiel penasaran
Read more

Musuh atau Sekutu?

Di dalam kamar, tepatnya di depan cermin, Kathleen baru saja selesai mandi dan masih mengenakan handuk. Dia yang telah beristirahat sebentar, kini memutuskan untuk menghubungi pemilik rumah yang tidak ada di tempat. Tak butuh waktu lama baginya panggilan itu terjawab. "Kak Darryl, ini aku Kathleen." Kathleen mulai menyapa Darryl melalui telepon sambil tersenyum. "Kathleen, ada apa menghubungiku? Kau sudah sampai?""Yah, aku sudah di kamar yang Kakak siapkan untukku. Rasanya sekarang lebih baik setelah jetlag." Kathleen menyandarkan tubuhnya di kursi dan mencoba bicara santai dengan Darryl. "Tapi sayangnya, aku tidak bisa menemuimu, Kak.""Maafkan aku, Ezekiel meminta liburan. Aku akan menyambutmu nanti. Tiga hari lagi aku akan pulang."Kathleen tertawa kecil memikirkan Ezekiel. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya. "Begitu, ya, sepertinya keponakanku sudah besar. Nikmati saja waktu liburanmu dengan anakmu, Kak.""Yah, kau juga istirahatlah. Kalau kau butuh sesuatu, kau bisa
Read more

Pemandangan Tak Biasa

Tiga hari berlalu. "Aku membuat masalah. Aku membuat masalah."Elena terus mengulang kalimat itu beberapa kali sejak tiga hari terakhir ini. Dia merasa gelisah karena telah membuat kesalahpahaman pada Kathleen hingga wanita itu menjadi tidak nyaman dengannya. Jika seperti ini, dia tidak akan bisa berteman dengannya. Bahkan setelah kejadian di dapur waktu itu, Kathleen tidak mau mendekatinya. Wanita itu juga menolak bertemu beberapa kali. Kini yang bisa dilakukannya hanya menatap tanaman dan menyesali apa yang dilakukannya. Elena merasa sangat bosan. "Kapan Ezekiel kembali?"Di bawah pohon rindang dan beralaskan tikar, Elena memejamkan matanya. Dia mencoba untuk tidur siang dan menikmati waktunya bermalas-malasan, karena tentu tidak ada yang bisa dilakukannya. Namun tanpa sadar, Elena kini justru malah tertidur pulas. Dia tidak bisa menahan rasa kantuknya. Di sisi lain, tepatnya di dalam mobil yang menuju ke arah rumah, ada Darryl dan Ezekiel bersama sopir yang menjalankan kendaraann
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status