Beranda / Romansa / Istri Tawanan Duda Tampan / Pemandangan Tak Biasa

Share

Pemandangan Tak Biasa

Penulis: Koran Meikarta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Tiga hari berlalu.

"Aku membuat masalah. Aku membuat masalah."

Elena terus mengulang kalimat itu beberapa kali sejak tiga hari terakhir ini. Dia merasa gelisah karena telah membuat kesalahpahaman pada Kathleen hingga wanita itu menjadi tidak nyaman dengannya. Jika seperti ini, dia tidak akan bisa berteman dengannya. Bahkan setelah kejadian di dapur waktu itu, Kathleen tidak mau mendekatinya. Wanita itu juga menolak bertemu beberapa kali.

Kini yang bisa dilakukannya hanya menatap tanaman dan menyesali apa yang dilakukannya. Elena merasa sangat bosan. "Kapan Ezekiel kembali?"

Di bawah pohon rindang dan beralaskan tikar, Elena memejamkan matanya. Dia mencoba untuk tidur siang dan menikmati waktunya bermalas-malasan, karena tentu tidak ada yang bisa dilakukannya. Namun tanpa sadar, Elena kini justru malah tertidur pulas. Dia tidak bisa menahan rasa kantuknya.

Di sisi lain, tepatnya di dalam mobil yang menuju ke arah rumah, ada Darryl dan Ezekiel bersama sopir yang menjalankan kendaraann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Rasa yang Berubah

    "Tante! Tante habis dari mana? Iel nyariin Tante!"Sebuah suara penuh semangat terdengar saat Elena melangkah masuk ke dalam rumah, tepatnya ke ruang tengah. Dia terkejut ketika melihat di sana sudah ada Darryl dan Ezekiel. Di meja juga terdapat beberapa makanan ringan serta kotak yang cukup besar. Kapan sebenarnya mereka pulang? Kenapa dia tidak tahu? Dia sepertinya tertidur terlalu lama. Namun Elena merasa senang melihat Ezekiel kembali. Dia langsung mendekat anak itu dan ditarik duduk oleh Ezekiel. "Tante tadi di halaman belakang. Dari kapan kamu pulang, Ezekiel?""Dari tadi, Tante. Tante memangnya lagi apa di sana?""Hmm, tidur," ucapnya sambil meringis malu. "Dia hanya tahu bagaimana caranya bermalas-malasan, Ezekiel" celetuk Darryl yang tadi diabaikan Elena dan tidak dilirik. Dia menampilkan ekspresi kesal. "Apa? Apa kau sedang menyindirku?" Elena menoleh dan menatap Darryl dengan kesal. "Aku 'kan tidak bisa ke mana-mana.""Tidak apa-apa kok, Tante, tapi kalau mau tidur lagi,

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Mengintip Pasangan Mesum

    Tok-tok-tok. "Ini aku. Elena.""Masuklah!"Elena membuka pintu ruang kerja Darryl dengan pelan dan gugup. Dia juga sebenarnya sedikit kesal karena harus datang ke sana malam ini, tapi dia tidak bisa mengabaikan perintah Darryl. Hingga terlihatlah tak jauh dari tempatnya berdiri, Darryl tengah duduk di mejanya dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Pria itu tampaknya sibuk bekerja sebelum kedatangannya. "Ada apa?""Kau datang juga. Kemarilah!"Elena mendekat dengan enggan. Dia menghembuskan napas kasar saat tiba di hadapan Darryl. Hingga tanpa banyak bicara, pria itu menarik pinggangnya dan mendudukkannya di paha. Elena harus berpegangan pada bahu Darryl karena terkejut akan apa yang dilakukan pria itu. "K-kenapa seperti ini? Aku tidak nyaman.""Diamlah."Elena tidak bergerak. Dia diam mengikuti instruksi Darryl, sampai pria itu mendekat. Sejenak Elena mengira Darryl akan melakukan sesuatu padanya, tapi pria itu menjauhkan dirinya beberapa menit kemudian dan menatapnya lekat.

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Berbuat Ulah

    "Ugh ...."Elena berkedip dan melenguh. Dia merasa terganggu saat merasakan kecupan di wajahnya. Seseorang membangunkannya dan saat dia membuka matanya, dia sangat terkejut karena orang itu ternyata adalah Darryl. Refleks, Elena menjauh. "K-kau, apa yang kau lakukan? Kenapa menciumku seperti itu?""Kau tidak mau bangun dan ini sudah pagi." Darryl tampak sedikit kaget, tapi dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi santai. Dia juga langsung duduk di ranjangnya. Pagi ini, Darryl merasa segar. Dia puas telah melepas hasratnya pada Elena. Walau itu hanya sementara. "Aku akan mandi lebih dulu. Siapkan pakaianku.""Aku bukan istrimu!" Elena menatap kesal Darryl yang melenggang di hadapannya tanpa pakaian. Pria itu benar-benar seenaknya. "Siapa yang menganggapmu istriku? Kau pelayanku. Siapkan. Jika tidak, aku akan menghukummu lagi seperti semalam.""Sial, kau mengancamku!"Elena menggeram. Dia merasa kesal, tapi dia yang tidak mau melayani Darryl lagi, dengan sangat terpaksa turun dari ran

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Sadari Tempatmu!

    "Ezekiel, kamu sudah bisa menulis 'kan? Coba kamu tulis nama Tante. Tante mau lihat." Elena tersenyum dan menatap Ezekiel penuh minat. Anak itu sedang belajar sendiri sekarang karena tidak ada jadwal Siena. "Menulis nama Tante? Ok, Iel bisa!"Ezekiel tersenyum semangat dan langsung melakukan apa yang diinginkan Elena. Dia mulai menulis nama Elena dengan serius. Tulisannya tentu tidak terlalu bagus, tapi dapat dipahami dengan jelas. "Wah, kamu hebat. Pintar sekali, Sayang," puji Elena saat Ezekiel memperlihatkan hasilnya. Dia langsung mengusap puncak kepala anak itu yang kesenangan. "Iel akan lebih pintar dari Ayah. Kalau sudah besar, Iel janji akan jaga Tante.""Ya, Ezekiel, Tante menantikan itu."Elena mengangkat alisnya dan melihat Ezekiel kembali sibuk. Dia memperhatikan sambil sesekali mengajari anak itu ketika salah menulis huruf. Sampai saat mereka terlalu sibuk, suara langkah kaki tak lagi didengar. Elena juga tidak sadar karena pandangannya hanya tertuju pada Ezekiel. "Apa

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Tidak Didengar

    Sore harinya.... Elena baru saja selesai memandikan Ezekiel dan menemaninya menonton televisi di ruang tengah, ketika suara mobil berhenti di depan rumah. Suara mobil yang sangat Elena kenali dan berhasil membuat perhatiannya teralihkan. Itu Darryl. Pria itu sepertinya sudah pulang. Elena tanpa sadar berdiri. "Mau ke mana, Tante?" Ezekiel spontan menggenggam tangan Elena. Dia menatap penasaran ketika wanita itu berdiri. "Eh, itu ... Ayahmu pulang, Ezekiel." "Terus? Tante mau lihat Ayah? Mau apa?"Deg. Elena berkedip. Dia kemudian tersadar seketika setelah mendengar pertanyaan Ezekiel. Iya juga, untuk apa memangnya dia menemui Darryl? Menyambutnya? Tidak, dia bukan istrinya. Elena mendadak bingung sendiri dengan dirinya. Dia hanya bisa meringis, sampai akhirnya kembali duduk. Namun tak lama kemudian, terdengar suara percakapan. Suaranya semakin mendekat sampai Elena pun menoleh dan melihat Darryl dengan Kathleen berjalan ke arah mereka. Elena tidak tahu bagaimana Kathleen tiba-ti

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Dinikmati, Lalu Ditinggalkan

    "Hah, sial, bagaimana bisa kau langsung tidur setelah melakukannya?"Darryl mengumpat saat melihat Elena yang kini malah tidur dengan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Sebentar lagi waktunya makan malam, tapi Darryl merasa ragu untuk membangunkan Elena yang kelelahan setelah melayaninya beberapa kali. Dia yang sudah mandi pun hanya bisa menatap wanita itu dengan lekat dan sesekali menghela napas. Aneh, Darryl merasa bingung untuk sesaat ketika dia menatap lekat wanita itu. Rasa ketidaksukaannya pada Elena telah berkurang banyak. Dia juga tidak terganggu sama sekali dengan wanita itu, justru Darryl merasa nyaman saat di dekat Elena. Apa yang terjadi dengannya? Ini seperti bukan dirinya. Elena juga mengganggu pikirannya sepanjang malam, bahkan saat dia bekerja sekali pun. "Kenapa aku tertarik padamu? Apa yang kau lakukan padaku?" Darryl menyentuh rambut lembut Elena. Dia mencium aromanya dan menatap wanita itu. Entah bagaimana, rasanya Darryl tidak bisa mengabaikan keberadaan

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Kita akan Menikah

    'Kayleen.'Darryl menatap kuburan istrinya dan meletakkan buket bunga kesukaan istrinya di atasnya. Dia menatap sedih kuburan tersebut. Rasa rindu dirasakannya. Sudah lama dia tidak ke sana dan baru bisa menemuinya sekarang, bersama Kathleen dan sang anak tentunya. Darryl melirik Ezekiel dan meminta anaknya itu mendekat melalui gerakan tangan. "Ezekiel, ini tempat Bundamu istirahat.""Bunda di sini?" tanya Ezekiel dengan polos pada kurang di depannya. "Iya. Kamu bisa menyampaikan apa yang ingin kamu sampaikan."Ezekiel menatap lekat Darryl dan tampak berbinar senang. Hingga dia mendekat dan mulai berceloteh. "Bunda, Bunda apa kabar? Iel kangen banget sama Bunda. Sekarang Ayah ajak Iel ke sini. Iel seneng banget, Bun, akhirnya Iel bisa ketemu Bunda lagi."Darryl tersenyum diam-diam dan mendengarkan anaknya curhat. Dia senang karena Ezekiel bukan anak cengeng yang tidak menerima kematian orang tuanya. Anaknya cukup dewasa untuk tahu kalau ibunya sudah tidak bisa bersama mereka lagi.

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Ancaman Darryl

    "Apa?""Aku tidak mau menikah denganmu!" tegas Elena saat melihat Darryl terkejut oleh kata-katanya. Pria itu sepertinya tidak menyangka jika dia akan menolak. Namun jelas tidak ada alasan bagi Elena menerimanya begitu saja. Apalagi Darryl yang seenaknya berkata mereka akan menikah, tanpa meminta persetujuannya sama sekali. "Huh, kau serius? Atau ini hanya trikmu saja?" Darryl yang sudah sadar dari keterkejutannya, kini menatap penuh minat pada Elena. Dia merasa Elena sengaja menolaknya karena wanita itu hanya ingin dia memohon. Sudah pasti, Elena sedang bermain trik padanya. "Apa? Trik apa maksudmu?" Elena seketika kebingungan. Dia tidak mengerti apa maksud Darryl. "Trik untuk menarik perhatianku. Kau ingin aku memohon?""Kau gila! Aku bahkan tidak tertarik padamu!"Elena refleks menarik tangannya yang tadi digenggam Darryl. Dia menjauh dari pria itu sembari memandang aneh. Dari mana datangnya kepercayaan diri pria itu? Bagaimana bisa pria tua itu tidak sadar diri? "Jangan bermai

Bab terbaru

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Cinta Terakhir (END)

    Beberapa bulan kemudian. Perut Elena sudah semakin besar dan hari ini, dia sudah bersiap untuk melahirkan. Elena sudah berada di rumah sakit, tepatnya di kamar persalinan karena sejak kemarin, dia terus mengalami kontraksi. Darryl pun berada di sana untuk menemaninya. Darryl kalut dan khawatir. Dia bahkan memilih untuk tidak masuk kantor hari ini karena ingin menemani Elena melahirkan. Ezekiel sendiri berada di rumah dan tidak dia izinkan ikut, meski anak itu terus merengek dari semalam. “Makanlah! Aku tahu kau khawatir.”Sebuah suara terdengar. Mengalihkan perhatian Darryl dari lamunannya. Dia mendongak, menatap seorang lelaki yang tidak lain adalah Marcell. Ya, lelaki itu memang ada di sana dan menemaninya sejak semalam. Semua karena dia yang kalut, langsung menghubungi Marcell tanpa pikir panjang. Tentu saja Marcell mengomel dan membentaknya, tapi saat dia mengatakan Elena akan melahirkan, lelaki itu langsung datang dan membantunya membawa ke rumah sakit.Darryl pun sontak melir

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Menahan Diri

    Satu minggu kemudian. Elena melenguh dalam tidurnya. Dia menguap sebelum akhirnya membuka mata. Elena berkedip menatap langit-langit kamar. Dia masih mengumpulkan semua kesadarannya, sebelum kemudian melirik jam di sebelahnya yang menunjukkan pukul empat sore. Elena terdiam, sampai matanya membulat dan dia langsung duduk. Dia menyadari kalau dirinya sekarang berada di kamar, padahal seingatnya dia tadi sedang duduk menonton film di ruang tengah. Apa yang terjadi? Siapa yang memindahkannya? Elena kembali melirik jam dan matanya sontak membulat ketika dia teringat jika ini sudah sore. Suaminya sudah pasti pulang. "Darryl?"Elena berpikir Darryl mungkin sudah pulang, seketika dia langsung memanggil. Elena juga akhirnya bangun dan berjalan keluar kamar dengan hati-hati. Perutnya yang sudah semakin besar, membuat dia menjadi cepat lelah dan jalannya jadi lebih lambat. Untunglah, rumah ini memiliki lift, jadi dia tidak perlu kelelahan naik turun tangga ke lantai bawah. "Darryl?" Elena k

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Hari Pernikahan

    Hari pernikahan tiba. Setelah menunggu selama seminggu, akhirnya hari pernikahan Elena dan Darryl terjadi hari ini. Sebuah gaun indah telah dipakainya. Gaun itu membungkus tubuh dan perutnya yang besar dengan sempurna. Kehamilan Elena terlihat, tapi tentu saja gaun itu tidak membuatnya sesak. Riasan sederhana dengan rambut yang ditata sedemikian rupa, membuatnya terlihat sangat sempurna. Dia berdiri di depan pintu masuk aula pernikahan. Elena tidak sendirian, ada Marcell yang telah bersamanya dengan pakaian yang sangat rapi. Lelaki itu tampak menunjukkan kesedihan yang mendalam. Matanya memerah seperti habis menangis. Penampilannya yang rupawan, tidak menutupi wajahnya yang berantakan. "Kau siap?" Marcell menoleh ke arah Elena. Dia berusaha untuk tidak menangis dan memerhatikan betapa cantiknya wanita itu. Sayangnya, wanita itu akan segera menjadi milik orang lain. "Ya, Kak." Senyum Elena tampak merah. Dia seolah menjadi orang paling bahagia saat ini. Meski ekspresinya telah m

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Hati yang Hancur

    Setelah pembicaraan panjang dan penuh keseriusan, akhirnya Marcell mengizinkan Darryl untuk menikahi Elena. Meski dia sendiri harus hancur. Namun walau begitu, kesepakatan di antara mereka terjadi. Elena akan tetap tinggal bersama dengan Marcell, sampai hari pernikahan. Marcell juga yang akan menjadi walinya. Dia yang akan memastikan Elena baik-baik saja sampai ke tangan Darryl. Darryl pun tidak punya alasan untuk menolak. Dia menyetujui syarat yang diberikan Marcell. "Tante, di perut ini, ada dedeknya Iel, ya?" tanya Ezekiel yang duduk di samping Elena. Keduanya kini berada di ruang tengah saat Darryl dan Marcell sedang bicara. Camilan kesukaan Elena pun terlihat di atas meja. Menemaninya berdua dengan Ezekiel. "Iya, Sayang, ini adalah adikmu. Coba kamu elus." Elena meraih tangan Ezekiel dan meletakkannya di perutnya. "Wah, gerak, Tante!"Mata Ezekiel tampak berbinar senang ketika melihatnya. Dia senang karena dia akhirnya akan memiliki adik. "Iel mau lihat dedeknya Iel. Kapan di

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Merelakan

    Elena mengetuk pintu rumahnya dengan gugup. Dia baru pulang saat hari sudah sore dan pasti Marcell telah pulang. Elena takut bertatap muka dengan sepupunya, apalagi tadi dia sudah meninggalkan Marcell begitu saja dan mengikuti Ezekiel. Namun, tetap saja, ini adalah hal yang harus dihadapinya. Dia harus pergi menemui lelaki itu dan mengatakan semuanya. Tak berapa lama setelah dia mengetuk pintu, pintu pun terbuka dan menampilkan Marcell dengan wajah datar. Elena tidak melihat tatapan senang di wajah sepupunya. "Kakak.""Masuklah, ini sudah sore.""Baik." Elena mengangguk. Dia mengikuti langkah Marcell yang mengajaknya masuk ke dalam. Pintu pun ditutupnya dengan cepat. Elena berusaha menyusul langkah Marcell yang tampak terburu-buru. "Kakak, tunggu! Aku ingin bicara sesuatu denganmu."Marcell yang awalnya berjalan lebih dulu, berhenti dan langsung berbalik ke arah Elena. Dia menghela napas kasar. "Aku juga. Ayo duduk!"Tanpa banyak kata, Elena segera duduk di kursi. Berhadapan langsung

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Jadi Ayah Anakku

    "Aku harap Ezekiel suka." Elena berjalan bersama dengan Siena menuju ke arah kamar di mana Darryl dirawat. Tangannya menenteng makanan yang dipesannya untuk Ezekiel. Lalu dia menoleh ke arah Siena. "Terima kasih, ya, kamu sudah mau mendengarkan ceritaku.""Ya, Elena, santai saja. Aku mengerti perasaanmu, yang penting sekarang semuanya aman. Lalu, apa kau mau kembali pada Darryl?"Elena terdiam sesaat, tanpa menghentikan langkahnya. Pipinya tampak memerah dan dia mengangguk malu-malu. "Aku tidak bisa melupakannya. Aku sangat mencintainya.""Syukurlah, Elena, aku harap Darryl segera pulih dan kalian bisa bersama lagi.""Terima kasih, Siena."Tidak ada lagi percakapan setelah itu, Elena terus melangkah di lorong rumah sakit sambil memikirkan, bagaimana caranya dia memberitahu Marcell soal keputusannya ini. Dia berharap, kakak sepupunya itu tidak akan marah. Saat berjalan bersama, Elena melihat kamar Darryl ada di depannya. Dia segera mempercepat langkahnya untuk melihat keadaan pria itu

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Luluh

    "Jadi begitulah ceritanya. Darryl sangat stress dan menderita ketika kau pergi, Elena. Sebagai temannya, aku merasa tidak sanggup mengatakan ini. Dia memang agak bodoh dalam memahami perasaannya, tapi dia sangat mencintaimu. Aku berani bersumpah."Elena terdiam saat mendengar perkataan Mike soal Darryl. Dia melihat pria yang mengatakan sebagai teman Darryl itu menangis tersedu-sedu. Bahkan mengusap air matanya dengan tisu. Tak dipungkiri dia merasa terkejut mendengar penuturannya. "Dia sakit karena memikirkanmu dan sepertinya dia hilang fokus saat berkendara. Aku sangat mengkhawatirkannya. Tolong kembalilah padanya. Dia itu tidak mencintai Kathleen, dia mencintaimu.""Iya, Tante ..., tolong kembali pada Ayah. Iel selalu lihat Ayah tiap malam cium baju Tante. Ayah rindu Tante," ucap Ezekiel sambil ikut menangis. Dia terisak dan mencoba membujuk Elena agar iba pada kondisi Darryl. "A-apa? Benarkah itu?"Elena yang mendengar pengakuan Ezekiel dan perkataan Mike, tentu saja langsung ter

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Jatuh Sakit

    Ezekiel tidak datang lagi. Elena sedang menikmati waktunya sendirian di teras. Dia terus melihat jalanan sejak tadi siang. Menunggu kehadiran anak kecil dan ayahnya yang sudah terhitung hampir setiap hari selalu ke sini. Ezekiel hanya satu hari menginap dan dua hari bermain dengannya sambil diantar Darryl pagi-pagi sekali. Namun hari ini keduanya tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya hingga sore tiba. Elena yang sudah agak terbiasa dengan kehadiran dua orang itu, tidak bisa menampik perasaan tidak nyamannya. Dia menjadi gelisah. Terlintas bayangan Darryl tiba-tiba di kepalanya. Apa dia merindukan pria itu? Ataukah anak dalam kandungannya yang merindukannya? Elena merasakan firasat tidak enak tentang pria itu. Perasaan cemas itu, membuat Elena terdiam beberapa saat. Dia melamun di teras sampai tak menyadari suara motor Marcell yang pulang. Pikirannya hanya tertuju pada Darryl dan Ezekiel saja. "Elena, apa yang kau lakukan di sini?" "Darryl—eh, Kakak." Elena menoleh dan menata

  • Istri Tawanan Duda Tampan   Kecelakaan

    "Apa? Apa kau gila, Elena? Kau mau anak itu menginap di rumah ini? Anak bajingan itu?""Jangan keras-keras! Dia punya nama, namanya Ezekiel." Elena berusaha sabar menjelaskan pada Marcell soal keputusannya untuk membiarkan Ezekiel menginap. Mereka berdua saat ini sedang berada di ruang tamu dan Marcell menentang keras idenya. "Lagi pula, ini hanya sehari. Besok Ayahnya akan menjemputnya.""Tidak bisa! Aku tidak suka! Bocah itu bagaimana pun adalah anak bajingan! Aku tidak mau dia tidur di sini!"Elena memejamkan matanya dan mencoba bersabar. "Dia hanya anak kecil yang tidak bersalah. Tolong izinkan, Kak. Ini juga keinginan bayiku. Dia ingin tidur dengan Ezekiel."Rahang Marcell mengeras. Kedua tangannya mengepal kuat. Dia semakin kesal pada Elena yang tampaknya tidak bisa mengabaikan Darryl. Padahal wanita itu sudah berjanji tidak akan kembali. "Aku tidak tetap setuju!""Baiklah! Kalau Kakak tidak setuju, aku pergi saja dari sini! Aku akan tidur di luar!" seru Elena yang mulai jengkel

DMCA.com Protection Status