Semua Bab DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU : Bab 11 - Bab 20

27 Bab

Bab 11

Dibalik perubahan istrikuBeberapa hari ini aku lewati dengan susah payah. Walaupun sekuat tenaga aku mencoba untuk tidak bicara dengan Kiara, bahkan terkesan menjaga jarak, tetap saja tidak bisa.Lidahku terasa kelu jika tidak bicara, meskipun hanya sekedar iya dan tidak."Sepertinya istrimu memang tidak biasa," Reyhan pun menilai Kiara hanya polos diluar ketika aku mengatakan tentang percakapan Kiara dan Jasmin.Aku pun menilainya demikian. Namun, entahlah. Karena sangat bingung. Antara percaya dan tidak percaya.Tapi itu dikatakan langsung dari mulut Kiara."Aku rasa sebaiknya kalian bercerai," lanjutnya.Deg ... bercerai?Apa aku harus menjauh dari Kiara dan Della? "Kalau tidak mau menjauh, janganlah percaya apa yang kau lihat dan dengar beberapa waktu lalu itu!" Sultan menepuk pundak kiri."Dan kau, jangan ikut campur dalam masalah rumah tangga orang lain. Kisah percintaanmu yang kandas jangan disamakan dengan kisah orang lain," ucapnya lagi pada Reyhan yang hanya menunduk usai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 12

Diam membisu. Begitulah Kiara saat ini. Padahal rekaman ini membuktikan kalau Kiara berada dalam ancaman, tapi dia sama sekali tidak marah."Kenapa kau tidak marah, sayang?" tanya Mama. "Bukankah seharusnya kau marah dan meminta suamimu untuk menebus kesalahannya karena telah berpikiran negatif padamu?"Tapi Kiara malam semakin diam. Sifatnya itu membuatku dan Mama terasa ngilu dan rasa bersalahku teramat dalam."Bicaralah, Sayang," bisik Mama di telinganya.Kiara mengembuskan napas panjang, "Aku lelah, Ma. Lelah tiap waktu dicurigai, setiap aku menjelaskan, Mas Raksa tidak pernah percaya padaku. Tetap saja harus mencari bukti," jelas Kiara. Setiap katanya yang keluar membuat ulu hatiku semakin sakit.Bukannya aku tidak percaya, tapi aku hanya ingin mengungkap kebenarannya kalau Ara-ku tidak terlibat sama sekali.Memang benar Kiara yang sudah menabrak Jasmin, tapi itu tidak sengaja. Mobil yang Kiara pakai mengalami rem blong dan tepat di depan Jasmin sedang membelakangi mobil yang Kia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Baca selengkapnya

Bab 13

Disaat aku telah selesai membanting beberapa barang lalu kembali duduk, laki-laki itu menatapku tajam."Sudah tidak diharapkan, emosian lagi. Kayaknya Kiara rugi banget punya suami sepertimu," ucapnya lagi.Sudah tahu aku masih emosi, bisa-bisanya dia memprovokasi. Seketika aku sudah berdiri di sampingnya, kutarik kerah bajunya, dan kulayangkan tangan untuk meninjunya.Tapi nihil, laki-laki itu berhasil menghindar dengan santainya."Jangan banyak omong kosong!""Lah, kau tidak terima? Dasar egois. Pantas saja Kiara tidak tahan hidup bersama dengan lelaki sepertimu," ucapnya lagi.Kutinju dia beberapa kali. Tapi sayang, bukan dia yang kutinju, melainkan hanya udara. Karena dia dengan cepat bisa menghindar. Bahkan terkesan santai."Dokter Dafa! Ada seorang wanita yang sedang mencarimu," seorang pengawal Sultan yang bertugas di luar tiba-tiba berjalan cepat menghampiri kami.”Kakak urus semuanya di sini, aku akan memperjuangkan apa yang harus aku perjuangkan," bisiknya pada Sultan.Merek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 14

"Jangan!!!"Belum sempat aku menjawab pertanyaan Mama, terdengar teriakan Kiara dari atas."Kiara!" Mama dan aku berlari menaiki tangga secepat mungkin.Aku mohon kau harus baik-baik saja, Kiara.Kubuka pintu kamar, tidak ada apapun. Mama langsung mendekat ke arah Kiara di tempat tidur dan memeluknya erat. Kini kondisinya sangat memperihatinkan.Mungkin tadi dia hanya bermimpi. Benar kata Mama, aku harus percaya sepenuhnya pada Kiara seperti dulu dan memberikan ibu beserta anaknya itu pelajaran yang setimpal."Mama!" panggilnya terisak.Lagi-lagi Kiara memanggil Mama dengan suara yang sangat membuatku tersayat."Kau harus memberantas keluarga benalu itu! Bisa-bisanya mereka memanfaatkan anak Mama," ucap Mama marah.Jari-jari lentiknya mengelus rambut Kiara lembut dan juga wajahnya yang berlinang air mata."Pasti, Ma. Aku akan membuat mereka merasakan posisi berada di tempat Kiara, bahkan lebih."Kududuk di sebelah kiri Kiara dan menyentuh pundaknya pelan. "Mulai saat ini dan seterusny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

Bab 15

"Kenapa mundur?" tanyaku padanya. Sengaja dengan sedikit dikeraskan."Syut, jangan berisik," dia mencoba menutupi bibir dengan telunjuknya."Heh, ternyata datang sama suaminya toh. Gimana, enak gak punya suami tapi hatinya enggak denganmu?" tanya salah satu dari mereka."Ngapain takut, aku ada di sini untukmu. Bukan untuk wanita lain. Apalagi orang-orang yang tidak tahu malu!” ucapku lantang. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Kiara."Lebayyy,” jawabnya menohok.Satu kata, tapi bagai ribuan jarum menusuk dada."Intinya kamu harus percaya diri, Sayang. Jangan minder, tunjukkan kalau kau pantas diperlakukan baik."Beberapa teman Jasmin menatapku tidak percaya. Karena selama ini yang mereka tahu, aku punya sikap yang dingin dan menjaga jarak terhadap wanita. Tidak seperti sekarang, lembut dan perhatian.Tapi itu hanya untuk Kiaraku. Bukan yang lainnya. Catat!!!"Apa benar dia itu Raksa?" salah satu teman Jasmin menyenggolnya.Beberapa detik terdiam, "Te-tentu saja." Jasmin tertawa canggung.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya

Bab 16

"Mencari gimana, Ma?" tanyaku mencoba untuk tetap tenang."Mereka mengatakan kalau mereka adalah keluarga Kiara," jelas Mama dengan sedikit ketakutan di wajahnya.Brakkk...Terdengar bunyi sesuatu yang jatuh di kamar mandi. Apa itu Kiara?Tidak, kumohon kau baik-baik saja. Segera aku membuka pintu kamar. Benar saja, Kiara sudah terduduk tidak berdaya di lantai yang begitu dingin.Kedua tanganku sudah siap untuk mengangkat tubuhnya, namun Kiara menahan tanganku. "Jangan temui orang-orang itu, Mas," lirihnya pelan."Orang-orang?" tanyaku heran. Meskipun beberapa kali tanganku ditepis, tapi beberapa kali juga aku kembali mencoba untuk mengangkatnya. Mana mungkin aku tega membiarkannya terduduk seperti ini dengan keadaan yang acak-acakan."Bagaimana Raksa? Apa perlu kita memanggil dokter?" Mama terlihat lebih khawatir daripada aku."Itu harus, Ma."Lagi-lagi Kiara menahan tanganku yang akan mengambil ponsel, "Tidak perlu memanggil dokter, Mas. Aku tidak apa-apa," ucapnya lemah.Yah, aku h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya

Bab 17

Aku sudah memberi perintah kepada orang-orangku untuk bersiap, tapi wanita tua itu kembali menyembunyikan benda itu dan duduk dengan tenang. Tentu saja bersama dengan istri dan anakku.Sepertinya aku sudah menyepelekan mereka, ternyata orang yang datang dengan mereka sangat banyak. Tentunya dengan membawa senjata api."Kita di sini tidak akan berlama-lama. Tidak masalah jika wanita itu tidak mau menemui kita, asal kau sebagai suami yang rela berkorban untuk istrimu mau berganti posisi dengannya," ucapnya panjang, tanpa kuminta sama sekali. Sumpah, bahkan jika aku punya pilihan, lebih baik tidak membiarkan wanita ini bicara."Apa yang kalian inginkan?” "Kau masih bertanya apa yang kuinginkan? Ternyata kau bukan laki-laki yang cerdas, sungguh membuatku kecewa.""Katakan saja, mungkin aku bisa melakukannya, daripada berbicara panjang lebar tapi intinya belum masuk," ucapku menahan geram.Bisa-bisanya wanita ini mengajak diskusi seorang Raksa, dia pikir dia siapa. Mau orangtua sekalipun,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-29
Baca selengkapnya

Bab 18

Hari ini aku sengaja mengambil cuti untuk istirahat di rumah menemani Kiara dan Mama. Sekaligus mencari tahu bagaimana cara yang dilakukan Mama hingga membuat Kiara berubah drastis."Sebelah sini masih kotor, lho," Mama menunjuk beberapa sudut yang menurutnya kurang kinclong. Ya, begitulah Mama, semuanya harus terlihat sempurna. Kini sedang berperan sebagai mertua yang jahat, padahal kalau sama Kiara sikapnya halus banget, bagikan kapas."Iya, Ma."Entah berapa jam Jasmin bekerja, tapi semangatnya masih sangat tinggi. Baguslah, jadi Kiara tidak perlu melakukan banyak hal."Di atas sana kurang mengkilap," lagi-lagi Mama memberikan komentar.Segera Jasmin melakukannya.Nyapu sudah dia lakukan, dilanjut pel lantai. Keringat ditubuhnya sudah mulai bercucuran. Bahkan baunya sampai tercium. Jorok."Kamu kenapa tutup hidung, Mas?" tanya Kiara ketika melihatku memakai masker. Tentu saja karena bau. Apa dia tidak menciumnya? "Bau banget," beberapa kali aku terbatuk."Masa, sih?""Emang kamu g
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

Bab 19

Jasmin yang dikatai gendut oleh Mama menunjukkan wajah marah. Tentu saja dua tidak menerima.Aku sudah bertahun-tahun mengenalnya, seorang Jasmin bukanlah hal yang kita bisa mengerti."Kenapa? Ada masalah?" Mama memasang wajah tidak bersalah dan menanyai Jasmin dengan beberapa pertanyaan."Jadi istri Raka itu jangan baperan, Jas. Dia gak bakal suka. Mama juga sama. Lebih suka menantu yang kuat dan bisa melakukan apapun. Tidak manja," jelas Mama lagi."Iya, Jasmin minta maaf, Ma," lirihnya sambil sesekali melihat ke arahku dan Kiara yang saling berpandangan.Ngiri kali dia. Siapa suruh dulu kabur, tapi ada untungnya buatku. Jadi tidak punya istri yang bermuka dua. Wkwkkk."Mama juga lebih suka menantu yang bisa mengelola keuangan. Meskipun uang itu sedikit, tapi dia bisa membeli seluruh kebutuhan rumah selama satu bulan.""Itu justru penting, Ma," balas Jasmin, tapi matanya masih menatap kita."Apa kamu bisa?""Tentu saja Jasmin bisa!" serunya. Tentu dengan nada kesombongan.Tapi Kiara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya

Bab 20

Aku masih menimbang untuk memberitahukan kepada Raya kalau papanya masih hidup. Takut nanti dia akan terus kepikiran, terlebih lagi masalah Jasmin juga masih belum selesai."Kamu kenapa Mas, kok wajahnya kusut gitu?" Kiara mendekat dengan wajah penasaran. "Kayak pakaian yang baru diangkat dari jemuran tapi enggak langsung ditindak."Apa? Jemuran? Emang wajahku sekusut itu?Untuk membuktikan, aku menjauh dari Kiara dan mendekat ke arah cermin."Kusutnya sebelah mana? Orang tampan gini juga."Kiara ada-ada saja, mana ada kusut dalam wajah Raksa yang tampan enggak ketulungan ini."Beneran, Mas."Seperti biasa Kiara mulai cengar-cengir. Dasar.Kembali aku teringat tentang papanya Kiara, mertuaku. Kembali aku mendadak diam."Kamu kenapa, sih, Mas? Kok semenjak pulang berubah banget.""Maaf Ra, Mas capek, besok saja kita ngobrol lagi," aku sengaja menghindar. Kalau dekat, takutnya kecelakaan. Maklum, aku tipe suami yang idaman. Enggak tega membiarkan istri kepikiran.Kiara pun diam. Hanya a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status