Semua Bab Pernikahan Paksa Pewaris Arogan: Bab 81 - Bab 90

365 Bab

81. Berikan pewaris kepada kami yang sudah tua.

Sang ayah melanjutkan, "Aku tak ingin anakku mengabaikan tugasnya untuk memberi keselamatan dan bertanggung jawab penuh atas istri. Kamu harus lebih bertanggung jawab, Afgan. Ceritakan kepada Ayah, mengapa dia bisa meminjam uang sebanyak itu?" Afgan menceritakan dengan singkat tentang Adelia yang menginginkan perceraian lalu berusaha mengembalikan uang mahar. "Kalian gila!" bentak Achmed lalu menampar Afgan dengan kuat, sehingga pria itu terduduk di lantai. Achmed adalah seorang yang keras dalam mendidik anak. Ayahnya langsung mengomel dan memberikan nasehat panjang lebar. Afgan meresapi kata-kata sang ayah sambil menundukkan kepala, merenungkan tindakannya yang gegabah. Meskipun tamparan itu menyakitkan, itu juga adalah pelajaran keras yang dihadapi Afgan. Afgan tidak berani memengan pipinya yang mulai terasa panas dan nyeri. "Sudahlah, Ayah. Aku minta maaf," ujar Afgan dengan suara yang sedikit tercekat. Sang ayah menghela nafas panjang sebelum berkata, "Kamu kepala keluarga se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-20
Baca selengkapnya

82. Malam yang gagal.

Afgan masuk ke dalam kamar 1808 dengan pikiran yang bercabang-cabang. Antara melakukan semua yang dia rencanakan dengan perasaan yang saling bertentangan.Aroma wangi parfum yang lembut dan pintu yang terbuka membuat Afgan mulai terlena.Melinda sudah berbaring di atas ranjang yang sudah ditaburi dengan bunga-bunga. Melinda bergaya manja dengan sebelah tangan menopang kepalanya. Paha putih dan mulus sengaja terpampang sehingga Afgan menelan salivanya dengan cepat."Sayang, aku sudah lama menunggumu," sapa Melinda lalu berdiri dan bergerak ke bar mini untuk mengambil minuman yang sudah dipersiapkan. Di luar dugaannya, Afgan sudah memeluknya dari belakang dan tangannya mulai merajela dengan nakal."Hmm, kamu harum sekali," puji Afgan sambil menghirup dalam-dalam aroma yang dimiliki oleh Melinda.Afgan mengernyitkan alis sekilas karena aroma parfum yang bercampur dengan keringat Melinda membuatnya menjadi sedikit aneh."Afgan, minum dulu. Kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya

83. Bukan sebuah kebetulan.

Sesampainya di rumah, Afgan bergegas dengan langkah besar menuju ke lantai dua, kamar Adelia dan mengedornya dengan kuat.Adelia yang sudah terlelap dalam tidurnya, terpaksa membuka pintu dengan langkah malas dan mengucek mata di hadapan pria itu."Ada apa? Ini sudah malam, apakah aku tidak punya hak untuk tidur?" tanya Adelia sambil menguap lebar.Afgan menatap istrinya dengan tatapan tajam. "Bersihkan kamarku!"Mendengar hal itu, Adelia membulatkan kedua matanya. "Kamu pikir aku pembantumu?""Saya memerintahmu sebagai atasanmu!" bentak Afgan lalu menarik tangan Adelia sehingga Adelia mengikuti langkahnya menuju ke kamar utama."Afgan, lepaskan! Ini sakit!""Ini bukan kantor dan ini di luar jam kerja!" pekik Adelia, tetapi pria itu sama sekali tidak menghiraukannya melainkan tetap menarik tangannya untuk mengikuti langkahnya.Afgan mengunci pintu kamar utama setelah mereka berada di dalam kamar. Afgan melepaskan tangan Adelia.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya

84. Ternyata ini reaksimu bila dipeluk pria!

Dalam hati, Afgan berjanji untuk memeriksa lebih detail besok pagi. Afgan berencana menelusuri semua jejak rekaman CCTV di lokasi lain untuk mengetahui siapa yang bekerja pada malam tersebut. PAda pengecekan pertama, Afgan hanya fokus melihat ke CCTV yang arahnya tepat ke koridor pintu masuk kamar."Nah, sudah siap, Tuan Besar. Aku akan kembali ke kamarku karena ini sudah jam dua malam dan besok aku harus kembali bekerja karena jatah cutiku sudah habis. Permisi."Adelia berkata-kata sambil memutar tubuhnya dan mengangkat ember berisi kain pel dan setumpuk sprei kotor seperti layaknya seorang pelayan. Tubuhnya penuh keringat dan dia merasa gerah."Tunggu!" seru Afgan menghentikan langkah Adelia. Pria itu berdiri lalu melangkah dari ranjang menuju ke arah Adelia dengan tatapan penuh arti. Dia hendak mencium aroma Adelia yang berkeringat sekali lagi untuk menyakinkan dugaannya."Aku harus memeriksamu, untuk meyakinkan bahwa kamu tidak membawa barang milikku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

85. Apakah kamu mulai jatuh hati padaku?

Adelia langsung terduduk dengan mata masih belum bisa menyesuaikan diri terhadap cahaya matahari yang masuk melalui tirai terbuka."Afgan, bagaimana kamu bisa masuk ke kamarku?" tanya Adelia sambil melihat ke dirinya sendiri. Menyadari pakaiannya masih lengkap, Adelia merasa aman lalu menghela napas panjang dan lega.Afgan tertawa kecil melihat tingkah istri murahannya itu. Sambil melangkah menuju ke jendela, Afgan berkata, "Kamu pikir aku sudah menyentuhmu?"Afgan menarik tirai lebih lebar sehingga sinar matahari menyilaukan Adelia. Adelia segera menyipitkan mata dan menutup matanya dengan sebelah tangan."Kamu, bahkan masih berada dalam panggilan genit dengan Edward sampai pagi. Apakah tidur bersama saja masih kurang? Masih harus tidur bersama sambil online?" tanya Afgan dengan penuh kecemburuan.Adelia membulatkan kedua matanya yang sudah berhasil beradaptasi. "Apa maksudmu? Kapan aku tidur dengan Edward?"Afgan memutar tubuhnya dan panda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya

86. Hari ini cuti!

Pertanyaan Adelia membuat senyum di Afgan hilang dan tiba-tiba berubah. Wajahnya kembali dingin dan dengan langkah kasar, pria arogan itu memakai kaosnya kembali lalu berdiri. "Wanita murahan sepertimu, gampang sekali diambil hatinya. Hanya sebuah ciuman dengan gairah karena kebutuhan, sudah bisa membuat pikiranmu menyimpulkan hal yang mustahil seperti itu, padahal kamu sedang bercermin." Afgan berkata sambil lalu, menuju ke arah pintu keluar lalu membuka pintunya. Pria pewaris arogan itu menghentikan langkahnya sejenak lalu menoleh ke arah Adelia yang masih belum habis rasa terkejutnya atas perkataan Afgan tadi. "Sepertinya, saya harus membayarmu sesekali!" Seusai berkata-kata, Afgan menutup pintu dengan kasar. Suara pintu yang dibanting membuat Adelia terperanjat. Air mata sukses mengalir membasahi wajahnya yang sudah dipoles bedak tipis. Adelia kembali mematut dirinya di depan cermin. Perkataan Afgan sangat jelas, bahwa dia tidak menilai dirinya sendiri di depan cermin. Tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

87. Pertunangan Edward Ofel

Adelia semakin bingung karena situasi berubah dengan cepat. Dia sendiri memang menginginkan hal itu, tetapi semua tidak akan segampang yang mereka inginkan. Namun, perutnya tiba-tiba berbunyi nyaring, membuat kondisi mereka saat itu menjadi tidak romantis secara dadakan. "Aku lapar!" Perkataan itu yang malah keluar dari Adelia. Dia memang belum sarapan sama sekali di rumah tadi. Edward tertawa lalu melepaskan pelukannya digantikan dengan genggaman hangat ke tangan Adelia. Dengan lembut, Edward membimbing Adelia menuju ke hotel dekat pantai, di mana pada lantai pertama Hotel terdapat cafe. Baru saja mereka melangkah masuk ke dalam cafe tersebut, tiba-tiba terdengar sebuah suara seorang wanita memanggil Edward. "Edward?" panggil seorang wanita paruh baya dengan tatapan heran. Edward dan Adelia sama-sama menoleh ke arah suara yang jaraknya hanya satu meter tak jauh dari mereka berdiri saat ini. "Mom?" sahut Edward. Wanita paruh baya itu ternyata adalah Ibunda Edward bernama Maya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya

88. Dia itu istri Al-Futtaim? Kau gila!

Pertengkaran mereka terdengar semakin memanas, dan Adelia merasa seperti sedang berada di tengah-tengah situasi yang rumit. Dia ragu apakah seharusnya ikut campur atau tidak, tetapi melihat bahwa Ward terlihat membutuhkan dukungan, dia sangat ingin keluar dari tempat persembunyiannya. "Dengarkan, Mom. Aku tidak mau terjebak dalam Pernikahan Paksa. Semua itu tidak akan berjalan dengan baik untuk kebahagiaan," sahut Edward dengan nada lembut setelah beberapa saat. Pria itu berusaha menjelaskan kepada sang Ibunda sekali lagi. Maya Ofel hanya mendengkus dan melipat tangannya di dada, mendengar perkataan Edward. "Adelia, wanita yang kucintai itu juga terlibat dalam Pernikahan Paksa dengan Pewaris Arogan, Afgan Al-Futtaim namanya. Dia tidak bahagia, Mom," lanjut Edward sambil membawa tangan Ibunya ke dalam genggamannya. "Apa katamu? Dia itu istri Al-Futaim? Kau gila!" Maya Ofel berkata sambil melayangkan pandangan ke sekitarnya dengan tatapan penuh kekesalan. tanpa sengaja, Maya melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya

89. Tepat waktu! Lepaskan Adelia!

Adelia tidak sadarkan diri, tetapi masih bisa mendengar suara kelompok yang ingin mencelakakannya. Dengan sisa kesadaran, samar-samar, Adelia merasa ngeri ketika salah seorang pria dalam kelompok tersebut mencoba menindihnya, dia berusaha menolak dengan kekuatan yang tersisa, tetapi tindakan kejam itu terhenti tiba-tiba. Suara langkah cepat mendekat, dan Afgan muncul di antara mereka. Tangan Adelia berusaha menggapai Afgan yang menatapnya dengan mata tajam seperti seekor elang. "To .. long!" seru Adelia dengan keringat yang sudah membasahi tubuhnya yang penuh dengan gairah aneh. "Apa yang kalian pikir sedang kalian lakukan? LEPASKAN DIA!" Pria yang sedang berada di ranjang terkekeh lalu memberi kode kepada dua pria lainnya untuk mengurus Afgan sementara dia mulai melancarkan aksinya. "Jangan ..." Adelia berusaha menolak dengan sisa tenaga yang ada. Tanpa memberi mereka kesempatan untuk berkata lebih banyak, Afgan melancarkan serangan. Bugh!!! Sebuah pukulan dilayangkan Afgan kep
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-27
Baca selengkapnya

90. Sayang, aku menyukaimu. Kamu tampan sekali!

Adelia bernapas dengan berat dan keringatnya membasahi hampir semua bagian atas tubuhnya. Pakaian atas yang dipakai Adelia juga sudah basah sehingga lekukan bagian atas tubuh wanita itu tercetak dengan jelas. Pemandangan seperti itu membuat hati Afgan gusar dan merasa serba salah. Afgan segera membaringkan Adelia ke ranjang, lalu melangkah ke kamar mandi. Pria itu segera mengisi bak mandi dengan air dingin. Dia harus mendinginkan tubuh istrinya yang sudah berada dalam pengaruh obat yang dilarutkan dalam minuman. Setelah terisi lumayan penuh, Afgan kembali ke kamar dan mendapatkan Adelia sudah membuka pakaiannya sendiri tanpa kesadaran penuh. "Panas ... panas sekali. Tolong aku," rintih Adelia sambil meliuk-liukkan tubuhnya dengan gaya binal. Gluck! Afgan terkesima dan mematung di tempatnya berdiri karena melihat pemandangan yang sangat memancing gairahnya sebagai pria normal. Napas dia sendiri mulai memburu dan bagian celananya sudah mulai ketat. "Sial!" pekiknya dengan mata mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
37
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status