Home / Romansa / Pernikahan Paksa Pewaris Arogan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pernikahan Paksa Pewaris Arogan: Chapter 151 - Chapter 160

365 Chapters

152. Edward dan Adelia.

"Aku menyesal atas semua kelakuanku yang tidak adil baginya, Ayah."Suara Afgan parau dan dadanya terasa sesak.Achmed menatap putranya dengan penuh belas kasihan. "Kita tidak dapat mengontrol takdir, Afgan. Hidup terkadang memberikan cobaan yang sulit, tetapi kita harus berjuang melalui itu bersama-sama. Kita akan menemukan jalan keluar, dan kita akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya."Afgan mengangguk, pria itu menyeka air mata dengan punggung tangannya meresapi kata-kata Ayahnya. Meskipun masih terdapat banyak pertanyaan dan ketidakpastian di masa depan, dia merasa bahwa keluarganya akan menemukan cara untuk melewati semua rintangan dan membangun kembali hidup mereka.Keduanya duduk bersama di ruang tunggu rumah sakit, saling merangkul dalam keheningan yang sarat dengan emosi. Mereka menyadari bahwa untuk mencapai kebahagiaan di masa depan, mereka harus bersatu dan saling mendukung, meskipun jalan ke depan mungkin masih sulit dan penuh tantangan.
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

153. Pergilah! Dan jangan ganggu kami lagi!

"Apa yang terjadi, apakah dia sudah sadar?" tanya Afgan dengan napas tersenggal-senggal karena berlari dari tempat parkiran rumah sakit menuju ke kamar mertuanya."Tidak, dia belum sadar, tetapi kami mendengar dia mengigau.""Edward dan Adelia?"Kanya menganggukkan kepalanya dengan yakin, demikian juga Achmed."Sepertinya kehilangan Adelia ada kaitannya dengan Edward."Afgan mendengkus dengan kasar lalu berkata, "pria itu sudah pergi sejak sebelum kebakaran itu terjadi. Dia sudah ditunangkan dengan Emily dan mereka sudah kembali ke Dubai.""Bagaimana mungkin dia bisa terlibat?" tanya Afgan kepada dirinya sendiri."Ada baiknya kamu menyelidikinya, Afgan. Semua kemungkinan itu jalani saja, toh kamu sudah mencari selama ini.""Ohya, bagaimana dengan Melinda, apakah kamu sudah memaafkan istrimu itu?" tanya Achmed kepada putranya.Afgan menatap sang ayah dengan penuh arti. Dia tidak sanggup memberitahu rahasia tentang bayi ya
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

154. Dia bukan darah dagingku!

"Kau mau mengunjungi kuburannya? Baik! Pergilah ke Perkuburan Makam Sanjaya di Jakarta Selatan. Carilah nama Adelia di blok 7!" seru dengan marah melalui pengeras suara pada ponsel. Pria itu sama sekali tidak mengizinkan sekuriti untuk membuka pintu.Mendengar jawaban dari Edward, hati Afgan seperti tersambar petir kemudian tersayat oleh beberapa belati yang tajam."Pergilah! Kembalilah ke negaramu. Aku sangat membencimu yang membiarkan tubuh Adelia termakan kobaran api begitu saja!"Edward mematikan panggilan dari ponsel sekuriti tersebut. Dengan langkah lesu, Afgan melangkah masuk kembali ke mobilnya.Kenyataan bahwa Adelia sudah meninggal, membuat hidupnya terasa hancur. Dengan tangan sebelah kirinya, dia menghubungi sang ayah untuk mengecek keberadaan makam Adelia.Mobil dilajukan supir kembali menuju ke bandara. Afgan tidak menunggu lagi, melainkan langsung masuk ke pesawat pribadi yang sudah disiapkan sang ayah."Pulanglah, Afgan," ucap Achmed dengan lesu."Makam Adelia memang b
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

155. Test DNA

"Apa maksudmu?"Afgan mulai menceritakan tentang Bayu dan Melinda yang berselingkuh. Namun, Achmed tidak sepenuhnya percaya sampai Afgan menunjukkan bukti hasil rekaman."Mari lakukan test DNA!""Baik! Lakukanlah seturut kehendakmu, Dad!" Afgan kembali fokus ke kerjaannya dan tidak melayani perkataan sang Ayah lagi.Test DNA dilakukan, namun dengan licik Melinda berhasil mengelabui pegawai test tersebut dengan mengambil sampel rambut Afgan sendiri yang tertinggal di sisirnya.Beberapa hari berlalu, hasil tes DNA akhirnya keluar. Achmed memegang hasilnya dengan gemetar, mencari kepastian atas keraguan yang merayap di benaknya. Afgan, yang sejak awal tetap menjaga jarak dari situasi ini, akhirnya bersedia berbicara."Ayah, apa hasilnya?" tanya Afgan, wajahnya tetap tegar.Achmed menatap hasil tes DNA, kemudian mengangguk dengan penuh kekecewaan. "Ini... ini tidak mungkin. Hasilnya menunjukkan bahwa Alfian adalah anak darahmu, Afgan."Afgan mengernyitkan kening, tidak percaya dengan apa
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

156. Kau mencoba melenyapkan Adelia, benarkah?

Pagi itu, sinar matahari menyinari rumah mereka. Afgan duduk di teras, menatap taman yang perlahan-lahan pulih dari kesedihan. Hari ini dia tidak bekerja karena hari ini adalah hari pertama di tahun 2024.Semua karyawan diliburkan dan Afgan tidak memiliki alasan untuk bekerja. Tatapan dari pria itu terlihat semu dan tidak bergairah.Walau pun rumah itu sepi dengan pelayan yang sebagian besar mengambil jatah cuti, sesekali tetap terdengar suara tangisan si kecil Shintya.Namun, pria itu sama sekali tidak menanggapi tangisan tersebut.Melinda keluar dari dalam rumah, menyadari bahwa percakapan mereka semalam masih meninggalkan luka di hati Afgan."Maafkan aku, Afgan," ujar Melinda dengan penuh penyesalan. Tangannya membuat nampan berisi teh dan gelas-gelasnya. Melinda melangkah mendekati Afgan dan berusaha melunakkan hati pria yang menjadi suaminya itu. "Aku tahu semua ini rumit, dan aku ingin membahagiakanmu. Terima kasih telah memberik
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

157. Pertengkaran

Melinda merasa perubahan dalam hubungannya dengan Afgan. Meskipun rumah mereka kembali penuh tawa dan canda, ada kebekuan yang menyelinap di antara keduanya. Setiap hari, Melinda merasa seperti dia menghadapi dinding dingin yang tidak dapat dia tembus. Pemandangan yang pernah indah menjadi semakin suram.Melinda mencoba mencari jawaban di dalam dirinya sendiri. Dia merenung di tengah malam, duduk di ranjang dengan pikirannya yang bergejolak. Keheningan rumah hanya disela oleh desiran angin yang mengetuk jendela. "Mengapa semuanya berubah?" gumamnya pada dirinya sendiri."Mengapa tidak ada cinta dari Afgan sama sekali walau wanita sial itu sudah kusingkirkan?"Melinda selalu tidur sendiri tanpa Afgan. Dinginnya malam hanya dilaluinya bersama sang putri yang kecil dan sering terbangun di malam hari untuk meminta susu.Sebuah pesan masuk di ponsel Melinda pada tengah malam, saat dia memberikan susu untuk si kecil.[Sudah tidur?]Melind
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

158. Ulang tahun tanpa Ayah

Melinda mendekatinya, menggertakkan gigi. "Waktu? Sudah satu tahun!""Shintya memerlukan Ayahnya, sekarang! Kau akan merusak ulang tahun pertamanya dengan ketidakhadiran Ayahnya?"Afgan menggeram, "Kau tidak mengerti!""Kau yang tidak mengerti, Afgan! Kau membuat Shintya dan aku merasa tidak berarti!" Melinda teriak, mata berkaca-kaca.Afgan merasa tertusuk kata-kata itu, namun ia tetap bersikeras. "Aku pergi sebentar, Mel. Ini penting bagiku.""Dan apa dengan yang penting bagimu, Afgan? Kau memilih melewatkan momen ini untuk apa?" Melinda mencoba meraih perhatiannya dengan memegang lengan kemeja Afgan."Lepaskan!" seru Afgan.Afgan menggelengkan kepala. "Kau tidak bisa memaksa aku meninggalkan Adelia begitu saja.""Dia sudah meninggal, Afgan! Kumohon sadarlah!"Pertengkaran itu semakin memanas, dan suasana tegang menyelimuti rumah mereka. Melinda merasa kekecewaan dan frustrasi yang tumbuh di dalam dirinya. Afgan, terpa
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

159. Malam perselingkuhan.

Bayu duduk di sudut kafe dengan ekspresi serius. Melinda memasuki ruangan, dan tatapan mereka bertemu. Mereka duduk di sudut yang sepi, di bawah lampu yang redup. Ketegangan terasa menggantung di udara."Bagaimana kamu bisa mencari aku setelah begitu lama?" tanya Bayu dengan raut wajah yang penuh tanya dan penuh kerinduan.Melinda menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Afgan dan aku, kami terasa semakin menjauh. Ada sesuatu yang salah, dan aku merasa seperti aku kehilangan dia. Aku merindukannya, Bayu."Bayu melihat ke dalam mata Melinda, mencoba membaca apa yang sebenarnya terjadi. "Lalu, apa yang kamu inginkan dariku, Melinda?"Melinda terguncang. "Aku tidak tahu, Bayu. Mungkin aku mencari jawaban. Mungkin aku mencari dukungan. Aku merasa terasing di rumahku sendiri."Bayu mengangguk, merasa simpati. Mereka terlibat dalam percakapan yang terbuka, mengungkapkan kegelisahan mereka masing-masing. Mereka berbicara tentang kehidupan mereka yang
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

160. Alasan yang tidak masuk akal.

Keesokan harinya, Melinda pulang dengan wajah lesu dan tubuh yang terasa lelah. Bayu menyerangnya habis-habisan sampai dia merasakan perih di sela pahanya.Dengan menggendong Shintya, wanita itu meneriaki pelayannya."Urus dulu anak ini dan panggil Bibik Kusuk!" perintahnya lalu melangkah dengan kesal menuju ke kamar.Semua pakaian diletakkan begitu saja di lantai. Wanita itu segera menuju ke kamar mandi.Tidak lama kemudian, Bibik kusuk masuk dan Melinda segera keluar dari bathtub dengan hanya memakai bathrobe."Aku capek sekali, keluarkan semua tenagamu untuk memberikan pijatan untukku!" perintah Melinda sambil telungkup di atas ranjang.Ahli terapis yang memberikan pijatan kepada Melinda tersebut, sesekali mengernyitkan alisnya karena melihat dan memperhatikan tubuh Melinda penuh dengan biru-biru kecil dan cupang.Setelah selesai memijat Melinda, ahli terapis itu segera keluar dari kamar. Wanita majikannya itu sudah tertidur dengan
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

161. Rahasia terdalam Melinda

Afgan duduk di meja kerjanya, tumpukan dokumen menumpuk di depannya. Laporan dari para penyelidik yang disewanya memberikan bukti yang sangat jelas mengenai perselingkuhan Bayu dan Melinda.Beberapa kebersamaan Bayu dan Melinda terekam kamera."Seharusnya bukti ini cukup menyakinkan Ayah bahwa Shintya bukan anakku!"Hidup Afgan sebagai seorang pengusaha sukses tiba-tiba terguncang oleh perasaan curiga. Dia mulai mencium aroma ketidaksetiaan di udara, dan intuisinya membawanya pada Bayu.Setelah melakukan penyelidikan diam-diam, Afgan semakin yakin bahwa Bayu adalah pria di balik perselingkuhan istrinya, Melinda. Mungkin itu hanya perasaan curiga yang tak berdasar, tapi Afgan tidak bisa menahan diri untuk tidak mencari kebenaran. Keputusannya untuk mengutus beberapa orang untuk mengintai Bayu dan menangkapnya diambil tanpa ragu."Aku akan bertanya sendiri kepada Bayu sebelum memberikan dokumen dan bukti-bukti ini kepada Ayah!" seru Afgan lalu memuku
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
37
DMCA.com Protection Status