“Eh, itu liat deh. Dia guru honorer baru di sini, padahal denger-denger keluarga suaminya itu konglomerat yang bangkrut itu loh! Apa jangan-jangan dia juga ikutan jatuh miskin, ya? Makanya kerja di sini deh,” seru sosok ibu-ibu yang memakai seragam guru juga. “Sutt, nanti orangnya denger gimana?” kata sosok di sebelahnya. Sialan, dipikir aku tidak mendengarnya apa? Benar, aku sudah jatuh miskin, kenapa? Ingin rasanya aku berteriak di depan wajah mereka. Jika tidak terpaksa akan keadaan, mana mungkin aku mau menekuni pekerjaan dengan gaji receh ini? Memilih untuk pura-pura tuli, aku segera melangkah menuju kelas yang akan aku ajar. Aku mengajar anak SMA dengan mata pelajaran Biologi. Kira-kira baru beberapa minggu aku di sini, aku sudah merasa jengah akan tingkah anak muridku yang kelewat bandel. “Anak-anak, segera kumpulkan pekerjaan rumah kalian di meja ibu agar kita bisa langsung mulai pembahasannya,” kataku Ketika sudah memasuki kelas.
Read more