Home / Fantasi / Terbangun: Ingatan Yang Hilang / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Terbangun: Ingatan Yang Hilang: Chapter 21 - Chapter 30

41 Chapters

Chapter 21: Pertempuran Dimulai! (2)

Para pengawal yang panik karena tidak menyadari arah datangnya serangan Emilia, mereka hanya menyadari bahwa tuannya yang tadinya sedang berbicara dengan seseorang yang ada di atas Istana Langit tiba-tiba terdiam. Namun ketika mereka sadar akan keberadaan Emilia yang terlihat cukup jauh dari pandangan mereka, Emilia langsung sudah ada di hadapan mereka, melancarkan serangan mematikan dengan kecepatan diluar nalar manusia dan mengarahkannya ke Tuan mereka Licht.“Tuan Licht?!”Serangan Emilia dari sisi kiri menggunakan tangan kanannya digeser oleh Licht menggunakan pedangnya Sword of Revealing Light agar tidak mengenai tubuhnya. Namun Emilia yang cukup terkejut dengan serangannya yang dibelokkan, langsung merespon dengan serangan kedua dengan menggunakan tangan kirinya yang dikuatkan yang bahkan bisa membelah besi sekalipun. Serangan kedua itu berupa tusukan menggunakan tangan yang mengarah langsung ke leher Licht. Licht yang menyadarinya langsung saja mengarahkan pedangnya ke sisi kan
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Chapter 22: Pertarungan Dimulai! (3)

“Apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu tentang kedatanganmu kesini hingga menghancurkan pelindung Istanaku Licht?”“Waktuku tidak selonggar itu untuk berbincang denganmu, aku hanya ingin melampiaskan amarah ini selain menanyaimu tentang calon penerusku.”“Wow hebatnya... Kau juga sadar rupanya mengenai penyusup yang masuk kemari. Namun, terlepas dari itu kemarahanmu itu sangat tepat untuk mengarahkannya padaku Licht! Sudah lama aku tidak pemanasan. Dan nampaknya kau dikendalikan oleh amarahmu ya terlihat jelas dari matamu memerah. Sungguh disayangkan seorang di level sepertimu jatuh ke dalam emosinya seperti itu.”Roagh!Licht mendorong Emilia dengan aura yang digunakannya sebagai pendorong, saat ini ia melompat dari kuda pegasusnya itu untuk menyerang Emilia.“Cih... Tenagamu sepertinya bertambah karena efek dari amarah itu. Namun teknikmu sepertinya menumpul karenanya!”Hiyah!Emilia menggunakan tenaganya untuk mendorong balik Licht dan ditambah dengan serangan menggunakan kakin
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

Chapter 23: Murid

“Kau benar El, saatnya kita serius!”“Seperti biasa ya Azzo.”Ellard mengaktifkan sihir pendukungnya padaku. Sebuah lingkaran sihir dengan segitiga ditengahnya muncul tepat di bawah tempatku berdiri. Kelebihan Ellard adalah mampu menggunakan sihir pendukung tanpa rapalan, jadi ini mempermudah kami mengalahkan musuh secepat mungkin.Darah yang keluar dari tubuhku karena luka menguap membentuk aura sihir merah yang memancar dan terlihat oleh musuh.“Hei El, kepalaku bagian kiriku kenapa tidak sembuh? Aw..” sambil menyentuh lukanya yang tidak sembuh.“Sihir ini hanya menyembuhkan 50% dari luka yang didapat, jadi ya begitulah. Namun kau tau sihir ini menambahkan kekuatanmu secara signifikan, jadi cepat kalahkan mereka dan kita bantu nona Emilia.”“Baiklah, aku akan maju El awasi punggungku ya! Teknik Pedang Hampa: Langkah Hampa dan Tebasan Tanpa Suara.”Sementara itu para pengawal milik Licht yaitu Rey dan Eno tercengang melihat
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Chapter 24: Perekrutan Murid

“Sepertinya kau sudah memahami niatanku menerima kedua tamuku di bawah sana ya Licht. Seperti biasanya kau selalu berpikiran dengan tajam, meskipun kau tidak menggunakan kekuatanmu untuk membuat penampilanmu itu awet muda.” Ucap Emilia.“Terima kasih untuk pujiannya Emilia. Dan aku tidak menyangka jurusku barusan itu bisa dibatalkan semudah itu olehmu, meskipun aku mendapatkan beberapa gangguan dalam pengaktifannya. Apakah yang dibawah sana itu-”“Sesuai dugaanmu. Bagaimana dengan penilaianku tentang mereka? Tidakkah mereka memiliki potensi? Mereka bahkan bisa mengganggu jurusmu yang barusan itu.”“Instingmu dalam menilai seseorang memanglah mengerikan Emilia, dan aku salut kepadamu tentang hal itu, tidak sepertiku ini yang kesulitan untuk menilai potensi dari seseorang.” Ucap Licht terkesan.“Kak Emilia! Apakah semuanya baik-baik saja?” Aku berteriak memanggil kak Emilia karena keadaan tiba-tiba saja suasana menjadi hening. Sihir yang luar biasa tadi menghilang dengan mudahnya. Aku
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

Chapter 25: Dasar dari Pendekar dan Penyihir.

“Tunggu dulu Licht, aku memang menemukan mereka untuk menjadi muridmu. Namun yang kumaksud adalah mereka berdua. Ilmu pedang yang digunakan anak satunya adalah ilmu pedang hampa. Bukankah kau sudah mencari pendekar pedang hampa sebelumnya?” Ucap Emilia.“Memang aku mencari seorang pendekar pedang hampa, namun teknik anak ini masih belum cukup untuk menjadi muridku. Dia hanya mampu menggunakan dasarannya saja.”“Meski begitu, kau terdorong beberapa meter oleh teknik pedang anak ini Licht.”“Hm... Kuakui kau benar Emilia, namun dengan tekniknya sekarang tidak ada yang bisa kuajarkan padanya. Lebih tepatnya aku tidak mampu mengajarinya. Tidak dengan dasarnya yang sekarang.”“Tunggu dulu, bisakah kalian menjelaskannya padaku?! Kenapa tiba-tiba aku ditawari untuk menjadi murid dari Dewa Cahaya Licht?” Ucap Ellard kesal.“Iya dia benar kak Emi, kenapa aku malah dicibir tiba-tiba di sini. Memang benar aku bukanlah pendekar pedang yang hebat, tapi apakah sampai segitunya aku tidak bisa diajar
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Chapter 26: Kisah Masa Lalu, Hilangnya Para Penerus

Setelah percakapan singkat di depan Istana kami masuk ke dalam untuk melanjutkan perbincangan, kakek Licht itu ternyata adalah seseorang yang sangat penting dan merupakan Dewa Cahaya era ini. Dia juga sepertinya kelelahan dari perjalanannya karena dia yang meminta untuk meneruskan perbincangannya di dalam Istana dan dia juga bilang ingin sedikit beristirahat. Aku tidak mengerti bagaimana bisa seorang dewa bisa kelelahan dari perjalanan tetapi dari gelagatnya saat sampai ke sini tadi dia terlihat seperti seseorang yang tergesa-gesa mungkin karena itu dia jadi lelah.“Baiklah akan kulanjutkan lagi tentang seseorang yang kemungkinan bisa menjadi gurumu Azzo.” Ucap Licht. Dia langsung saja berbicara padaku ketika telah menemukan sofa yang nyaman untuk duduk. Benar-benar seorang kakek.“Baik kek aku akan mendengarkannya dengan seksama.”*plak*Bunyi tangan Ellard yang mencapai wajahku.“Aduh sakit woy... Apa yang kau lakukan El?!”“Hei Azzo, apa kau sudah gila?! Memanggil dia kakek, sehar
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Chapter 27: Proyek Zakata

Beberapa jam Sebelum Pertempuran di Istana Langit. Di sisi lain, di Kota Sonnenstadt, penginapan Fazeela.*tap* *glek*Suara seseorang menapakkan kakinya di lantai kayu. Itu adalah di kamar penginapan yang ditempati oleh Legio.“Legio...”Dari keheningan terdengarlah suara seorang wanita.“Hm? Ada perlu apa kau kemari ‘The Myth’ Iter, bukan Larissa atau Luna? Aku tidak tau yang mana namamu, karena kau punya banyak sekali nama.”Ternyata seseorang yang datang mengunjungi Legio adalah ‘The Myth’.“Terserah kau saja.”“Kalau begitu Luna. Yang jelas ada apa kau sampai repot-repot kemari? Apakah kau tidak tau aku sedang mencoba untuk beristirahat?”“Aku tau cara kerjamu yang efektif dengan menyuruh pasukanmu mencari hingga ke seluruh kota. Tetapi aku ada informasi penting untukmu. Seltsam Pioneer telah berkurang satu orang.”“Apa?! Siapa dari kita yang sudah gugur"“Dari misi pengambil alih
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Chapter 28: Pertemuan yang Ditakdirkan

Beberapa saat sebelum pertemuan takdir antara ‘The Myth’ dengan Azzo. (Chapter 11) ‘The Myth’ mencoba menelusuri reruntuhan yang mencurigakan di pinggiran Sonnenstadt.“Hmm... Sisa-sisa reruntuhan di sini tidak seperti biasanya. Beberapa puing masih saja berterbangan meskipun tanpa ada gaya apapun. Apakah ini salah satu bencana teleportasi yang dilaporkan itu? Tetapi jika memang ini salah satunya, kenapa kehancuran gedungnya tidak seperti biasanya dan seharusnya daratan ini rata dengan tanah dan tidak tersisa apapun. Benar-benar penuh pertanyaan. Hm... Ada orang lain di sini selain aku rupanya.”Aku merasakan kehadiran orang lain yang terdeteksi dengan auraku yang telah direnggangkan ke berbagai arah serta dicampur sihir untuk mendeteksi makhluk hidup apapun di sekitarku. Aku menyebutnya sihir deteksi aura. “Itu... Anak-anak? Apa yang sedang dilakukan seorang anak di tempat seperti ini?” Melihat Azzo dari kejauhan.Tetapi, umumnya petualang tidak datang ke tempat ini. Apa karena labi
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Chapter 29: Pendekar Pedang Hampa

Seranganku ditangkisnya dan pedang kami pun beradu disertai gelombang angin yang tercipta karena beradunya serangan kami.“Kau kan...”Dengan sekejap dia menekan balik pedangku dengan pedangnya yang membuatku terdorong hingga aku melompat mundur dan membatalkan seranganku.Uwakh!Aku terkejut karena ternyata tenaganya sangatlah besar dalam menghalau serangan dadakanku itu.Aku mendarat dengan bertahan menggunakan pedangku sebagai titik tumpuan yang kutancapkan ke tanah untuk mengurangi kecepatan dari dorongan serangan balasan tadi.“Ukh... Ternyata kau adalah kakak misterius yang waktu itu. Kenapa kakak ada di sini?” Ucapku“Kau... anak yang waktu itu... Tidak disangka kita akan bertemu kembali. Aku sedang melihat-lihat area ini.”“Pasti karena suara keras barusan ya? Ah itu karena aku jatuh hehe...”Gawat aku tidak bisa memberitahunya mengenai Istana Langit di atas sana. Aku harus mengalihkan perhatiannya d
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Chapter 30: Keseharian Legio

Satu Bulan setelah kejadian di Istana Langit dan pertemuan Delapan Dewa. Saat ini di Penginapan Fazeela.“Huft... Sudah beberapa minggu aku tidak mendapatkan informasi yang bermanfaat sebenarnya ada apa di Sonnenstadt ini? Beberapa minggu lalu aku sempat mendapatkan informasi akan beberapa orang kuat yang memasuki kota, aku bisa merasakan kekuatan sihir dan aura milik mereka. Namun setelah beberapa saat keberadaan mereka menghilang. Sepertinya aku benar-benar terlambat bergerak. Mungkin sesekali aku harus turun tangan sendiri sekalian mencari makanan di sekitar sini.” Ucap Legio di kamarnya sedang bermalas-malasan."Semuanya siap tasku juga sudah, kurasa aku tidak perlu membawa topiku, karena nanti juga pulang ke sini lagi."Setelah beberapa saat berjalan cukup jauh dari penginapan...“Jalanan di sini sepertinya cukup sepi, kata resepsionis di penginapan beberapa penjual makanan lewat jalan ini. Tapi kenapa sepi sekali, mungkin aku kurang jauh menelusuri jalan ini.”Setelah berjalan s
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status