Home / Romansa / Berikan Suamimu Untukku, Mbak / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Berikan Suamimu Untukku, Mbak: Chapter 41 - Chapter 50

131 Chapters

41. Semakin Buruk

Aku Aruna, aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku harus mendapatkan mas Bara kembali. Aku sudah tidak ada masalah dengan mama Resti yang dulunya seperti nenek sihir. Mama Resti sekarang semakin mencintai Afnan, aku tahu dari sikap yang di tunjukkannya sehari-hari.Duhai senangnya hatiku jika aku tidak mempunyai masalah dengan mas Bara. Mertuaku sudah begitu menyayangi anakku dan menerimaku dengan baik. Namun sayang, sekarang aku malah kehilangan cinta dan perhatian mas Bara. Semua karena kecerobohanku.Seandainya aku tidak menuduh mas Bara berselingkuh dengan mbak Alya pasti semua akan baik-baik saja, bahkan akan semakin baik. Aku akan memiliki kehidupan sempurna, kehidupan yang kudambakan selama ini."Ma, sudah malam sekali dan mas Bara belum juga pulang."Aku mengeluh pada mama Resti, sudah hampir pukul sepuluh malam mas Bara belum menampakkan batang hidungnya "Kau sudah meneleponnya?"Meskipun tanpa memandangku mama Resti menjawab pertanyaanku dengan baik."Sudah dari jam delapa
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

42. Benarkah Dia Mas Bara

Aku menjadi tidak berdaya sama sekali. Jangankan untuk menegur mas Bara, untuk bertanya saja aku tidak bisa. Aku takut pertanyaanku akan memperkeruh suasana yang sudah keruh ini.Aku tidak bisa mengendalikan mas Bara lagi, semakin hari dia semakin semaunya sendiri. Bukan hanya pulang telat tapi juga menginap entah di mana. Afnan yang semakin lucu seiring pertumbuhannya tidak mampu menahan mas Bara untuk lama tinggal di rumah. Mas Bara hanya sekedarnya saja menghabiskan waktu bersama putranya. Kata orang-orang anaklah yang membuat cinta kedua orang tua semakin tumbuh subur seiring waktu berjalan. Tapi aku tidak merasakan itu. Mama dan papalah yang terlihat sangat mencintai cucunya. Afnan tumbuh sehat dan cerdas. Di usianya yang hampir satu tahun ini dia sudah bisa berjalan dan mengucapkan satu atau kata, gigi depannya juga sudah tumbuh. Aku sangat bangga dengan tumbuh kembang anakku."Mas, nanti belikan mainan mobil yang bisa diduduki dan ada pegangannya untuk di dorong ya."Pintaku
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

43. Beginilah Kalau Sudah Cemburu

Kembali aku mencium bau bau parfum wanita di baju mas Bara, dan ini sudah untuk kesekian kalinya. Mas Bara memang sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Aku merasa mas Bara sudah menantangku. Sepertinya belum ada satu bulan yang lalu aku mengancamnya tapi malam ini dia pulang dengan sempoyongan dan di bajunya menempel bau parfum khas wanita lagi.Aku memberanikan diri untuk mengecek hp mas Bara karena dia benar-benar dalam keadaan tidak sadar, yah kecurigaanku ternyata benar. Ada chat yang belum sempat dihapusnya. Chat dengan seorang yang memasang foto profil seorang wanita cantik. Aku segera memindahkan nomor itu ke kontakku. Kemudian aku juga menyadap WA mas Bara.Mudah-mudahan dia tidak menyadari apa yang kulakukan ini."Sampai bertemu lagi, Mas. Aku akan merindukanmu."Begitu isi chat terakhir dari si wanita yang belum sempat dihapus oleh mas Bara.Berarti mereka tadi baru saja ketemuan. Mas Bara memang sudah sangat berani bermain api denganku. Aku akan menyulutnya dan semua akan terbak
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

44. Kena Kau

"Apa kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu, Manis?"Aku sengaja mengirim pesan untuk Citra, berniat untuk mengganggunya. Biar mas Bara yang sedang bersamanya merasa marah. Citra tidak membalas. Mungkin mereka tengah asyik memadu cinta, menjijikan sekali!Aku merasa gerah meski sedang di dalam taksi yang ber-AC. Pikiranku sudah jauh berkelana. Sungguh tak terpikirkan olehku sebelumnya jika suatu saat aku akan mendapatkan mas Bara yang bisa berubah. Dulu ia begitu tergila-gila padaku. Aku pun sudah menyerahkan segala yang kupunya termasuk cinta dan sayangku bahkan hidupku rela kuserahkan untuknya. Namun apa yang kudapat kini, sebuah pengkhianatan! "Aku sangat mencintaimu, Citra ...."Mas Bara memeluk Citra dengan mesra. "Tidaaaaaak ....!"Aku berteriak keras sambil menutup seluruh wajahku, aku tak sanggup melihat suamiku berpelukan dengan wanita lain."Ada apa, Bu?"Pak sopir mengerem mendadak kemudian mengurangi kecepatan laju mobilnya sambil menoleh ke arahku sebentar."Maaf, Pak. Tid
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

45. Tenang Kembali

"Kita pulang, Aruna?""Iyalah, Mas. Bukannya Mas mau kerja. Tidak mungkin Mas tidak mengganti pakaian?""Ayolah kita pamit sama Ibu.""Ya, ayo."Pagi ini aku bercakap dengan mas Bara seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Mas Bara mengajakku pulang karena takut nanti jika ditanya oleh mama. Bagaimana mas Bara akan menjelaskan jika mama bertanya 'dari mana'. Kalau jawab dari rumah ibu, mama tak akan percaya karena tidak ada aku. Tidak mungkin juga mas Bara akan menjawab dari menginap di rumah teman, akan ada buntut panjang yang tak habis-habis nantinya.Kami berpamitan pada ibu, ibu tersenyum melepas kepergian kami. Syukurlah ibu tidak tahu jika anaknya tadi malam hampir menjadi seorang p*m*unu*.Mas Bara diam sepanjang perjalanan, entah apa yang ada dalam pikirannya."Kenapa diam, Mas?"Tanyaku memecah keheningan."Lantas mau bicara apa?"Mas Bara malah balik bertanya."Terserah, aku akan mendengarkannya.""Tidak ada yang perlu di dengarkan, Aruna.""Oh ya. Tidak juga mendengarkan wanita
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

46. Beda

Tidak ada keributan lagi, tidak ada cemas yang kurasakan. Aku tidak perlu menunggu mas Bara pulang larut malam atau mengkhawatirkannya sedang menginap di mana.Mas Bara sudah kembali seperti dulu lagi. Pulang tepat waktu dan selalu memberi kabar di mana pun dia sedang berada.Ternyata usahaku tidak sia-sia, perlawananku terhadap sikap semena-mena mas Bara sudah membuahkan hasil.Kembali aku merasakan kebahagiaanku memiliki sebuah keluarga. Keluarga yang memang sudah kudambakan dari dahulu kala, sampai aku menghalalkan segala cara. "Ish .... "Aku mendorong tubuh mas Bara, hampir saja seluruh auratnya terlihat karena selimut yang menutupi tubuhnya terseret oleh tanganku."Apaan sih, Aruna."Gerutu mas Bara sambil membetulkan selimut yang digunakan untuk menutup tubuhnya itu."Kamu yang apaan, kalau nggak niat ya udah nggak usah aja. Dari pada bikin jengkel saja!"Aku menghardiknya. Dengan gerakan kasar aku turun dari ranjang menuju kamar mandi, membersihkan area yang kupersiapkan denga
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

47. Demi Citra

Demi Citra aku memakai aplikasi untuk mengubah suaraku, tadi dia mengatakan kalau ingin menelepon. Sepertinya Citra benar-benar sedang membutuhkan teman curhat. Mungkin mas Bara sudah tidak menghubunginya lagi jadi Citra merasa sendiri. Sayangnya aku sudah menghapus sadap WA-ku, jadi aku tidak tahu lagi perkembangan hubungan mas Bara dan Citra.Sudah beberapa hari tidak lagi ada pesan yang masuk, tepatnya setelah aku berhasil membongkar permainan mereka malam itu. Lantas aku percaya pada mas Bara kalau dia sudah tidak ada hubungan dengan Citra.Aku mengharapkan Citra segera punya waktu untuk menelepon sebelum mas Bara pulang kerja, tidak mungkin aku akan menerima teleponnya di hadapan mas Bara."Hai, Al. Apa kau sedang ada waktu, aku ingin menelepon sekarang.""Ok, Manis."Aku membalas pesan Citra dengan penuh semangat, bahkan aku segera menyiapkan sebotol susu untuk Afnan sebagai antisipasi kalau dia bangun pas aku lagi asyik mengobrol.Perasaan cemas takut ketahuan sempat singgah di
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

48. Tidak Bisa Bersabar Lagi

Seperti yang pernah kualami sebelumnya, malam ini aku menghabiskan malam dengan penuh rasa kekecewaan.Mas Bara sama sekali tidak menginginkan menghabiskan malam yang penuh cinta bersamaku. Pikirannya entah ke mana dan itu membuatku teramat sebal padanya. Apa lebih baik aku pisah ranjang saja dengan suamiku dari pada setiap malam hanya ada dingin dan sepi saja. Tidak pernah ada lagi kehangatan yang sangat kudamba."Apa kau masih mengharapkan wanitamu itu untuk menemani malammu dan bukannya aku, Mas?""Tidak usah mencari masalah lagi, Aruna.""Aku tidak cari masalah, kau yang sudah cari masalah dan imbasnya sampai sekarang ini masih terasa.""Aku tidak berhubungan dengan Citra lagi.""Tapi kau tidak bisa melupakannya dan kau pasti menginginkannya hingga kau sudah tidak pedulikan aku, aku sakit hati padamu, Mas."Aku tidak tahan lagi untuk tidak mengucapkan kalimat itu. Mas Bara tertegun, mungkin dia tak menyangka kalau aku akan merasa sesakit ini."Maafkan aku, Aruna ...."Ucap mas Bara
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

49. Penyamaran

"Aku ingin bertemu kamu, Citra."Aku sudah tidak sabar lagi rasanya, segera ingin bertemu Citra dan mengadakan perhitungan dengan perempuan gatal itu.Dengan tanpa sengaja aku melihat foto tangan seorang lelaki yang sedang duduk di sebuah kafe bersama Citra.Citra melakukan pembaruan status satu jam lalu dan aku baru sempat melihatnya. Aku tahu betul itu tangan siapa dilihat dari jam tangan dan kemeja yang dikenakannya, aku tidak mungkin salah.Sangat bisa dipastikan kalau itu adalah mas Bara. Ternyata naluriku selalu benar, mereka masih melanjutkan hubungan terlarang itu.Mungkin Citra kurang pas dalam mengambil gambar dirinya sehingga lelaki teman kencannya bisa terlihat olehku. Jelas saja Citra tidak segera membalas pesanku, mereka sedang sibuk berkencan. Menjijikan!Dua jam kemudian Citra baru membaca pesanku. Aku segera meneleponya, tidak sabar rasanya untuk menunggu dia membalas pesanku."Hai bisakah aku bertemu denganmu, Citra ?""Tapi sepertinya aku sedang sibuk dalam waktu ak
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

50. Kenang-kenangan

Dengan hati berdebar aku turun dari sepeda motor dan dengan buru-buru aku membayar bang ojol dengan uang tunai.Aku membenarkan topi dan kaca mata hitamku saat kulangkahkan kaki menuju pintu yang sebelumnya sudah diberitahukan nomornya oleh Citra.Aku menjadi ragu saat sudah berada di depan pintu, suasana sangat sepi sekali. Apa benar Citra ada di dalam? Aku mengirim pesan padanya jika aku sudah berada di depan pintu rumahnya, langsung saja ia membalas. Dia akan segera membukakan pintu untukku. Hatiku semakin tidak karuan.Langkah kaki Citra terdengar menuju pintu, sekuat tenaga aku berusaha untuk menyingkirkan rasa gugupku."Silakan masuk, Al."Aku mendorong pintu tanpa bicara, kemudian aku masuk. Sepertinya Citra merasa takut padaku. Dia mundur dua langkah menjauhiku. Aku membuka topi dan rambutku jatuh tergerai, sepertinya Citra terkejud sekali. Kemudian aku juga melepas kaca mata hitamku."Kau ....?"Aku tersenyum sinis. "Iya, ini aku. Kau masih mengingatku dengan baik bukan?"Ci
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status