Semua Bab Pernikahan Kontrak untuk Wanita 1 Juta Dolar : Bab 61 - Bab 70

Wajah Ava kembali ceria setelah menutup panggilan. Dia membenarkan posisi duduknya dan mulai berbincang dengan Sarah. Di sisi lain, James terlihat kesal, wajahnya berubah dan tangannya mengepal.Seluruh pembicaraan dalam perjamuan makan malam itu sepenuhnya berkisar pada Rick. Ava memilih untuk diam dan hanya menjadi pendengar. Sarah, sebagai anggota fans club yang baru saja dibubarkan, ikut asyik menimpali pembicaraan. Tentu saja, Sarah tahu lebih banyak tentang Rick daripada mereka."Kalau Nona Sarah mengenal Dokter Rick dengan baik, bagaimana jika mengundangnya ke sini? Aku ingin sekali belajar banyak hal darinya," kata seorang pria di samping Sarah."Ide yang bagus! Aku belum pernah bertemu Dokter Rick, tapi aku melihatnya di berita. Dia sangat tampan! Ya Tuhan, hati wanitaku berdebar-debar," seru pria lainnya sambil menggemaskan tangannya seperti seorang wanita."Jangan hanya bermimpi! Dia sangat sibuk, bagaimana mungkin dia bersedia datang ke sini?" pungkas pria lainnya.Sarah m

Seperti yang disampaikan Rick kepada Ava, beberapa hari ini dia pulang terlambat. Ketika dia pulang, Ava sudah tidur pulas, dan ketika Rick berangkat bekerja, Ava masih terlelap.Saat itu, tepat pada hari Jumat sore. Kevan meminta Ava untuk menggantikan Sarah yang sedang sakit pergi dinas ke luar kota. Ava dengan sigap mengambil alih tugas tersebut dan pergi ke luar kota bersama Kevan dan perwakilan lainnya untuk memulai proyek.Ketika mereka berada dalam pesawat, Ava baru mengetahui bahwa James juga ikut dalam dinas ini. Tentu saja, kehadirannya wajar karena ini adalah proyek kerjasama mereka. James duduk di kursi bisnis, sementara Ava dan perwakilan lainnya duduk di kursi ekonomi.Kevan sudah tiba lebih dulu di Kota Osan, dan begitu pesawat mendarat, dia langsung menjadwalkan pertemuan dengan James. Kali ini, tempat kolaborasi proyek kedua perusahaan berada di Osan, dan mereka sedang dalam tahap persiapan. Sementara itu, Ava sementara waktu menjadi sekretaris Kevan dan mencatat seti

Rick masuk ke ruang di mana Ava terbaring di atas ranjang, masih belum membuka mata. Langkah Rick terasa melayang di udara. Wanita itu, wanita yang selalu menemani tidurnya. Wanita yang selalu menunggunya dengan wajah damai, mendukung semua kegiatannya. Kini, wajah wanita itu begitu pucat, seluruh tubuh Ava terasa dingin saat Rick meraih tangan kanannya.Rick membungkuk, mengusap-usap pipi tirus wanita itu. Mendekatkan bibir ke telinganya dan berbisik, "Jangan tidur terlalu lama. Kamu tak ingin bertengkar denganku?"Ava tak bergerak.Mata Rick berkabut, napasnya semakin berat saat mengecup kening wanita itu. "Ava, jangan menghukumku terlalu lama," kata Rick lirih.James yang berdiri di ambang pintu berdecak kesal, wajahnya berubah kaku dengan tangan terkepal erat. Ingin sekali dia menarik kemeja Rick dan menghajarnya. Hatinya terasa panas, matanya memerah seolah siapapun yang dilihatnya akan terbakar.Saat itu, Scarlett tiba-tiba muncul. Tadinya dia ingin memberi kejutan pada James.

"Rick, aku pikir kamu sangat sibuk dan tak akan kembali hingga menyuruh pengawal yang mengantarku," kata Ava mengusap-ngusap rahang kokoh berbulu halus suaminya."Hmm, sesibuk apa pun itu. Aku takkan mungkin lupa bahwa istriku berada di sini," jawab Rick mantap."Apa besok kita akan kembali?" tanya Ava saat teringat ucapan Kevan."Ya, kita akan pulang. Proyek ditunda karena lusa akan diadakan pesta pernikahan." Rick menjawab tegas sambil mengelus-elus punggung polos Ava.Ava mengernyit terheran, apa pestanya sangat penting hingga proyek dihentikan?"Pernikahan siapa?" tanya Ava penasaran."Mantan suamimu," jawab Rick, singkat.Ava terdiam beberapa detik sebelum kembali bertanya, "Apa kamu akan mengajakku ke pesta itu?""Jika kamu tak ikut bersamaku, apa kamu rela suamimu yang tampan ini diculik wanita lain?" Rick menaik-turunkan alis menggoda Ava.Ava tertegun sesaat. Rick terlalu memesona, banyak wanita yang menginginkannya. Terlalu banyak, sampai-sampai saat itu hampir isi fans club

Rick menyeringai penuh hinaan melihat James tak berdaya. Ava ketakutan di pelukan Rick, yang langsung membawanya pergi tanpa mempedulikan Sarah mematung menyaksikan kejadian barusan.Mereka berjalan bergandengan menuruni tangga keluar dari bar. Saat akan naik ke mobil, barulah Rick memandang Ava dengan tatapan yang dalam, penuh perhatian."Nyonya Rick, semua baik-baik saja," kata Rick, mengelus-elus kepala Ava.Ava membusungkan pipi dan mengangguk pelan, lalu bertanya dengan suara lirih, "Kenapa kamu bisa ke sini?""Bukankah Nyonya Rick minta aku menjemput di sini?" Rick tersenyum hangat, dia membuka pintu samping kemudi dan memasang sabuk pengaman untuk Ava. Tak lama kemudian, Rick sudah duduk di kursi di balik setir."Tapi kamu tidak membaca pesanku. Kenapa tak menghubungiku dulu?" Ava tak sadar suaranya terdengar begitu manja di telinga Rick."Sedang balap," celetuk Rick, tersenyum tipis.Rick menatap Ava dengan begitu dalam, masih belum menyalakan mesin mobil untuk waktu yang lam