Home / Romansa / Istri Tak Dianggap / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Istri Tak Dianggap: Chapter 141 - Chapter 150

203 Chapters

AK 141 ~ #

Ikhsan masih saja tak bisa berhenti memikirkan Naila yang saat ini berada di rumah sakit, pikirannya terus saja menerawang jauh ke sana.Ia tak tenang, ia merasa keselamatan Naila selalu terancam jika tak berada di dalam panti.“Aku harus membawanya kembali.” Gumamnya.Ia pun nekat mengendarai mobil panti di malam hari, keluar menuju kota tempat Naila berada.Namun Ayu melihat saat mobil itu melaju, tapi ia tak tahu jika calon suaminya lah yang berada di dalamnya.“Siapa ya yang bawa mobil malam-malam begini?” ucapnya.Setiba nya di rumah sakit, dahi Ikhsan berkerut saat melihat banyaknya orang-orang berseragam hitam berkeliaran di setiap sudut rumah sakit.Ia merasa curiga, dan pikirannya segera mengarah pada Toni yang ia tahu bukan orang bisa itu.Ikhsan semakin yakin jika Toni bukan laki-laki baik seperti yang orang-orang lihat selama ini. Baginya, Toni tak lebih dari bahaya yang akan mengancam kesela
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

AK 142 ~ Malaikat maut

Panti menjadi heboh dengan kedatangan Naila, bahkan Abah sampai keluar dari kamarnya karena gaduh yang terjadi.“Ada apa ini?” tanya Abah.“Assalamualaikum, Abah.”“Waalaikum salam wr. wb.”“Astaghfirullahal ‘adziim. Apa yang sudah kamu lakukan ini Gus Ikhsan?” lanjutnya.Raut wajah Abah jelas penuh dengan kekecewaan, bukan hanya tentang kedatangan Naila namun dengan kondisi keduanya datang.“Letakkan tubuh yang bukan mukhrim mu itu ke sofa.” Perintahnya.Ikhsan tahu akan kesalahannya, namun ego nya membuatnya merasa apa yang dilakukan ini benar.Tak banyak kata, abah segera memerintahkan beberapa santi wati untuk menyadarkan Naila dan meminta Ikhsan menemuinya di ruangan.“Nai, bangun dong.”Terlihat salah seorang santri wati membuka botol minyak angina dan mengarahkannya ke hidung Naila.Ayu melihatnya, wanita itu bahkan melihat
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

AK 143 ~ Cemburu

Mereka menemukan lokasi yang dikirimkan Lea, tak hanya lokasi namun juga ponsel yang sengaja di buangnya.Leo menyimpan ponsel adiknya, melangkah maju bergerak bersama yang lain menembus padang ilalang.Sebuah tanda di keluarkan, semua orang menghentikan langkah kakinya. Menatap sekeliling dengan perasaan was-wasnya.“Ada apa?”“Yang di depan memberi tanda untuk berhenti. Sepertinya mereka menemukan tempatnya.” Jelas Toni paham.Leo hanya manggut-manggut, matanya terus mengawasi sekitar. Menatap curiga setiap tumbuhan ilalang yang bergerak searah angina.Terdengar suara langkah kaki mendekat, membuat semua orang waspada dan bersiap untuk menyerang.“Jangan gegabah,” ucap Toni penuh penekanan.Ia takut jika yang bergerak mendekat bukanlah musuh, melainkan tuannya atau bisa nona mudanya.Namun semua tebakan mereka salah, itu adalah anak buah yang sedari tadi memimpin jalan di depan.
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

AK 144 ~ #

Naila duduk di atas ranjangnya, tak bisa memejamkan mata dan terus merasa gelisah tak beralasan.Berkali-kali ia mencoba memejamkan mata, bahkan sampai menghitung domba yang biasanya digunakan untuk membangun dunia mimpi.Namun tak ada gunyanya, ia masih tak bisa memejamkan mata. Seakan matanya meminta dirinya untuk tetap terjaga.“Kenapa perasaanku secemas ini?” gumamnya.“Apa terjadi sesuatu dengan si om ya?”Semakin tak tenang saja dibuatnya. Ia berjalan mondar-mandir sudah seperti setrikaan londry.“Naila?”Panggilan itu menghentikan gerakan kakinya, matanya menatap sendu teman lama yang kini terasa asing baginya.“Ada apa?”Ayu masuk dan memilih duduk di pinggir ranjang Naila, tak lupa ia juga menutup pintu kamar.“Bagaimana keadaanmu?”“Tidak usah basa-basi, katakan apa maumu datang menemuiku malam-malam.”Naila menatap jau
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

AK 145 ~ Akhir sebuah penantian

Lisa datang bertepatan dengan mobil yang di kendarai Antonio juga datang, keduanya turun dari mobil dan berlari bersamaan menuju lokasi penyekapan.Dibawah bangunan sudah terlihat banyak anak buah Lio berjaga, mereka juga menyiapkan segala bentuk pertolongan pertama.Antonio menatap ke atas, matanya membulat saat melihat cucu nya ada di atas sana dengan posisi sangat berbahaya.“Cucuku,” gumamnya.Lisa menatap arah pandang Antonio, ia pun sama terkejutnya melihat bayi lucu itu lemas di ujung bangunan bersama sang suami tercinta.“Lius,” membekap mulutnya tak percaya.Lisa ingin naik menyusul semuanya, namun salah seorang anak buah mencekal tangannya dan menariknya kembali ke bawah.Pada mulanya Lisa marah dan tak terima, namun saat mendengar penjelasannya ia pun mengalah dan menunggu di bawah.Begitu juga dengan Antonio, ia tak bisa berbuat banyak. Nyawa anak juga cucunya sedang di pertaruhkan disini.
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

AK 146 ~ Harapan semua

Sekar tak hentinya menangis, selama di perjalanan ia terus menggumamkan nama sang putra. Begitu juga dengan, Wilson.Mendengar apa yang terjadi kepada menantunya membuat hatinya terluka, terlebih apa yang menimpanya itu hanya karena ingin menyelamatkan sang cucu.“Begitu besar pengorbananmu, Nak. Ayah mohon bertahanlah, “ batinnya begitu sendu.Mobil berhenti di pelataran rumah sakit, Sekar bergegas turun diikuti yang lainnya. Mereka semua segera menuju ruang operasi.Melihat kedatangan istrinya, Antonio segera berdiri dan memeluknya. Leo yang juga melihat sang ayah segera berdiri membawa serta Brian dalam gendongannya.“Ayah,” sendu Leo. Wilson tahu apa yang kini tengah di rasakan sang putra, ia memeluk Leo untuk menguatkannya.“Harus kuat, adikmu butuh kita untuk bisa bangkit.” Bisiknya.Mata Lea terus menatap pintu di depannya, ia sangat berharap suaminya keluar dari sana lalu memeluknya dengan s
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

AK 147 ~ Diatas mimpi

Sudah hampir satu bulan lamanya semenjak kasus penculikan Brian, namun masih tak ada tanda-tanda dari Lio untuk segera sadar.Selama itu pula Lea masih setia mendampingi suaminya, setiap hari ia selalu menghabiskan waktunya di rumah sakit.Brian juga tak ingin kalah dengan ibu nya, bocah yang sudah paham situasinya itu selalu merengek pada oma nya pergi menyusul sang ibu.Toni masih tak bisa melupakan apa yang telah menimpa tuannya, hal itu membuat api kemarahan tak pernah padam dalam hatin nya.Hingga saat ini ia masih ingin sekali membunuh, Lius dengan tangannya. Melihat kilat kebencian itu membuat, Antonio,  tak bisa berbuat banyak. Ia sangat paham dengan amarah yang saat ini selalu menyelimuti hati Toni.Rania sudah kembali seperti biasa, berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari kursi roda maupun tongkatnya.Hari ini, semua orang hendak berkumpul mengunjungi Lio. Tak ada yang ingin tertinggal dalam moment itu, termasuk Naila yang b
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

AK 148 ~ ##

Di tengah tingginya pepohonan, berdirilah dua insan manusia dengan saling berhadapan. Ikhsan benar-benar tak ingin berbasa-basi dengan calon istrinya itu, ia ingin semuanya jelas dan mengakhiri ini semua.Namun ia tak bisa melakukan itu semua, ada banyak hal yang akan di pertaruhkan untuk egonya.Bukan hanya orang tuanya, namun nama panti juga akan terseret jika ia menuruti semua ego hatinya.“Apa tujuanmu sebenarnya?”Ayu menengadahkan kepalanya, menatap tinggi calon suami yang kini berdiri tegak didepan mata.“Kau bukannya tahu, bukan kamu yang ingin saya peristri. Jelas kamu tahu siapa orangnya.”Ayu tertuduk, meremas kedua tangannya yang kini terasa dingin oleh keringatnya.Ia tahu kemana arah pembicaraan Ikhsan kali ini, dan Ayu pun sudah menyiapkan mental untuk semua pertanyaan itu. Namun ketika hari itu datang, rasanya lidahnya begitu kelu hanya untuk berucap.Tak ada keberania untuknya berbicara,
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

AK 149 ~ Doa Istri

Toni selalu saja terngiang dengan ucapan Naila, semua yang dikerjakannya menjadi tak karuan karena pikirannya yang sedang tak baik-baik saja.Berulang kali ia terdengar menggerutu, bahkan membuang nafasnya secara kasar berkali-kali dalam satu waktu.Toni dibuat frustasi, ia pun terlihat mengacak-acak rambutnya hingga berantakan. Kini penampilannya benar-benar kacau tak seperti biasanya.Tak ingin membuat kesalahan yang lebih fatal, ia memilih menyudahi semua pekerjaannya hari ini. Tujuannya saat ini ada menemui tuannya, itu adalah satu-satunya obat bagi dirinya yang tak tahu harus bagaimana.Setibanya di halaman rumah sakit, ia buru-buru menaiki lift menuju ruangan Lio di rawat. Beberapa kali ia kembali mendesah sembari menatap ponsel pintarnya.Kali ini bukan Naila, namun memikirkan Lius yang masih dalam pengawasan para anak buahnya. Antonio yang belum mengambil keputusan membuat Toni mau tak mau harus mengurusnya, mengatasi semua keluhan para ana
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

AK 150 ~ Takdir hidup dan mati

Ikhsna yang belum bisa menerima pernikahannya dengan nekat mendatangi tempat dimana Naila tinggal sekarang.Dan disinilah sekarang dirinya, di rumah milik Lio.Duduk dengan jantung yang terus berdegub kencang dengan sangat tak karuan. Ada rasa takut juga cemas yang bercampur jadi satu.Namun ada keyakinan kuat yang terus membuatnya tak ingin mundur.“Gus?”Ikhsan menatap arah suara, bibirnya terangkat begitu melihat Naila berjalan menghampirinya.Rasanya semua beban yang sedari tadi memberatkannya hilang entah kemana. Dan hal ini membuat Ikhsan semakin yakin dengan perasaan dan keinginannya.Naila memilih duduk tepat di hadapan Ikhsan, ia ingin memberi jarak jelas diantara keduanya.“Ada apa, Gus, datang kesini?”“Maaf jika kedatanganku mendadak dan membuatmu merasa tak nyaman, Nai.”“Katakan, aku tak punya banyak waktu. Maaf,” sopannya.“Aku tahu kamu m
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status