Beranda / CEO / SUGAR MOMMY KESAYANGAN / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab SUGAR MOMMY KESAYANGAN : Bab 71 - Bab 80

119 Bab

BAB. 71 Pertengkaran Di Pagi Hari

Ternyata kerja sama antara Yana dan Viktor telah diketahui oleh indra, suaminya. Akan tetapi Yana menyembunyikan semuanya kepada Indra. Yana tidak mau rumah tangganya dengan Indra mulai tegang lagi gara-gara Viktor. Namun perempuan itu tidak tahu jika sang suami telah mengetahui semuanya.Sementara Indra masih menunggu kejujuran dari Yana yang tak kunjung terjadi. Hari demi hari berlalu namun sang istri tetap bungkam dan memilih untuk merahasiakan semuanya kepada Indra.Cerahnya hari ini,Suatu pagi, ketika Yana sedang bersiap-siap di dapur, Indra menemui sebuah email yang terbuka di laptop milik istrinya. Isinya mengungkapkan kerjasama antara Yana dan Viktor dalam sebuah proyek besar. Indra tercengang dan bingung, tak percaya bahwa istrinya masih saja menyembunyikan sesuatu darinya selama ini.Karena tersulut emosi, Indra pun melangkah menuju dapur, menyusul istrinya dengan sebuah laptop di tangannya.Indra pun berkata dengan ketus, sambil meletakkan laptop di atas meja makan."Ya
Baca selengkapnya

BAB. 72 Ketegangan diantara Indra Dan Viktor

Setelah masuk ke dalam mobilnya, Indra berpikir sejenak,"Apakah yang ku lakukan ini salah? Meninggalkan istriku yang sedang menangis?" serunya dalam hati.Namun hati nurani nya telah tertutupi oleh emosi yang semakin membara di dalam jiwanya. Indra benar-benar merasa kesal kepada istri saat ini. Pria itu pun mulai melajukan mobilnya meninggal area apartemen.Namun ditengah-tengah perjalanan, Indra merasa hampa saat mengemudikan mobilnya menuju kantor, jalanan pagi yang biasanya memberikan kesejukan, kini terasa sunyi. Suasana dalam mobil seakan mencerminkan kekosongan yang dirasakannya setelah meninggalkan Yana di apartemen sendirian.Pemandangan di sekitarnya seolah berbicara tentang kekosongan di hatinya. Kursi kosong di sebelahnya menjadi saksi bisu atas ketidakhadiran Yana yang biasanya menemaninya di setiap perjalanan pagi mereka menuju ke kantor. Mereka biasanya berbagi cerita, tertawa, dan menyusuri hiruk-pikuk Kota Jakarta bersama di pagi hari. Namun, kini hanya sunyi dan ha
Baca selengkapnya

BAB. 73 Menangis Seharian

Dinding apartemen terasa dingin saat Yana mendapati dirinya sendiri, ditinggalkan oleh kepergian Indra ke kantor.Suasana hening dan kesendirian merayap di setiap sudut, menciptakan ketidakberdayaan yang membuatnya terduduk di sofa. Pandangan kosongnya tertuju pada pintu yang baru saja ditutup rapat dengan sangat keras oleh suaminya.Tangis lembut Yana memecah keheningan, mencerminkan kekecewaan dan kesedihan yang tak terduga. Dengan setiap air mata yang jatuh, dia merasakan kehilangan yang mendalam."Kenapa Indra malah meninggalkan ku sendiri?" gumamnya sendu, mencoba meredam rasa sepi yang memenuhi hatinya.Seiring waktu berjalan, ruang tamu yang biasanya penuh tawa dan kehangatan bersama Indra menjadi saksi bisu dari patah hati Yana kali ini. Dia berusaha memahami semua nya, akan tetapi setiap detik yang berlalu hanya menambah beban rasa sepi baginya.Ponselnya berdering, menariknya dari lamunannya. Yana berpikir mungkin itu dari suaminya. Tapi ternyata bukan. Yang mengirimkan pesa
Baca selengkapnya

BAB. 74 Malah Nongkrong Di Bar

Indra keluar dari kantor dengan beban berat, rasa suntuk menyelimuti dirinya setelah pertengkaran dengan Yana.Langkahnya terlihat gontai dan tak bersemangat sama sekali. Tanpa berpikir panjang lagi, Indra memutuskan untuk mengajak Shinta, sekretarisnya, dan Kaleb, asistennya, untuk menemaninya menenangkan diri di sebuah bar di salah satu sudut Kota Jakarta.Kedua orang kepercayaannya itu, terlihat sedang melangkah menuju mobil Indra. Sesampai di sana, sang atasan lalu berkata,"Kaleb! Lo yang menyetir mobil!" perintahnya kepada sang asisten."Beres, Bos!" Lalu mereka pun mulai masuk ke dalam mobil."Bos kita mau ke mana, nih?" tanya Shinta. Sesaat setelah mereka telah masuk ke dalam mobil."Ha-ha-ha! Kita bersantai sejenak Shinta! Pekerjaan kantor sungguh sangat menyita waktu. Jadi saatnya kita berleha-leha dulu! Jalankan mobilnya Kaleb!" seru Indra lalu mulai memejamkan matanya."Beres, Bos!" Kaleb pun mulai melajukan mobil ke sebuah bar.Sebenarnya Indra ingin sekali jika Nino berg
Baca selengkapnya

BAB. 75 Diantar Pulang Oleh Kaleb Dan Shinta

Di dalam hingar-bingar bar yang dipenuhi suara musik yang menggelegar, Indra tenggelam dalam keramaian dan keseruan. Cahaya lampu berkilauan, gelas-gelas berdenting, dan tawa riuh mengisi udara, menciptakan dunianya sendiri di dalam dinding-dinding tempat hiburan malam itu. Baginya, ini adalah pelarian dari pertengkarannya dengan Yana dengan segala pikiran kalut yang sedang menderanya.Namun, tanpa Indra sadari, bersamaan dengan deru musik dan hingar-bingar di dalam bar itu, ponsel Indra yang ada di saku bajunya, menunjukkan serangkaian panggilan yang terabaikan dari Yana. Istrinya yang setia mencoba menghubunginya, namun suara bising di sekitarnya membuat Indra seolah-olah terisolasi dari dunia luar.Sementara para pengunjung bar bersuka ria, Yana yang berada di apartemen menanggung beban kecemasan yang semakin berat. Setiap kali panggilan telepon nya tak dijawab, benang-benang kekhawatiran merajut di dalam benaknya. "Kenapa Indra tidak menjawab telepon nya? Apa yang terjadi di sana
Baca selengkapnya

BAB. 76. Mencari Cara Meminta Maaf

Pagi pun tiba,Indra membuka matanya dengan perasaan yang tidak stabil setelah malam yang penuh dengan wine. Sinar matahari pagi menerobos tirai, menyentuh wajahnya yang lelah. Dengan perlahan, dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam."Sial! Aku mabuk berat tadi malam! Bagaimana aku menjelaskan semuanya kepada Yana?" serunya dalam hati.Apalagi Shinta, sang sekretaris. Perempuan yang sangat dicemburui oleh istrinya ikut mengantarkannya untuk pulang ke apartemen tadi malam."Kenapa bisa sampai kacau begini?" sesalnya.Perlahan-lahan, ingatan Indra tentang tadi malam mulai kembali. Pesta yang terjadi di sebuah bar, yang berlangsung hangat dan penuh wine. Namun, seiring dengan itu, muncul pula gambaran tentang Indra yang kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Botol-botol minuman berjatuhan, tarian liar, dan tawa keras yang mengisi seluruh ruangan.Indra merenung, mencoba menilai sejauh mana tindakannya semalam akan mempengaruhi hubungannya dengan Yana. "Shitt! Kenapa ak
Baca selengkapnya

BAB. 77 Berusaha Memperbaiki Semuanya

Indra mendekati sofa tempat Yana tertidur, hatinya terbebani oleh rasa bersalah yang begitu mendalam. Dia duduk di sebelahnya dengan langkah yang hati-hati, takut akan membangunkan istrinya. Cahaya pagi menyelinap masuk, menerangi ruangan dengan kelembutan, dan mengungkapkan raut wajah Yana yang damai dalam tidurnya.Wajah Yana yang tenang sedikit meredakan kecemasan Indra, namun perasaan penyesalan yang membara masih belum padam. Dengan suara pelan, dia memulai percakapan yang begitu diinginkannya saat ini."Sayangku, bangun. Hari sudah pagi." bisik Indra dengan suara lembut, mencoba untuk tidak mengganggu ketenangan pagi ini. "Maafkan aku, Sayang. Aku benar-benar bersalah kepada mu," ujarnya menyesal.Yana menggeliatkan tubuhnya. Dia membuka mata dengan perlahan, dan menatap Indra dengan ekspresi campuran antara kantuk dan penasaran."Indra, apa yang terjadi?" tanyanya, suara lembutnya terdengar mencerminkan kebingungan.Ternyata suaminya sedang menangis saat ini. Wajahnya menggamb
Baca selengkapnya

BAB. 78 Jalan-jalan Ke Bogor

"Ha-ha-ha! Kamu nggak usah khawatir, Sayang. Aku telah meminta cuti untuk mu hari ini. Aku juga tidak masuk kantor untuk sekarang. So ... mari kita jalan-jalan, Istriku!" seru Indra, lalu mengecup kening istrinya."Kamu mandilah, aku akan menunggumu, di sini." tuturnya lagi."Tapi, Ndra. Aku belum menyiapkan sarapan pagi ini," jawab Yana."Ya, Sayang. Kan aku sudah sarapan dan untuk mu, aku akan memesan makanan online. Buruan ya, kamu siap-siap!" seru Indra semangat.Yana mengangguk cepat, lalu masuk ke dalam kamar. Dia segera mandi, sesuai dengan permintaan suaminya.Perempuan itu sangat senang akhirnya kesalahpahaman diantara dia dan Indra, akhirnya terselesaikan juga.Yana semakin senang, saat Indra mengajaknya untuk ke Bogor. "Apakah Indra menginginkan malam spesial di Bogor nanti?" ujar Yana mulai bertanya-tanya dalam hatinya."Jika memang begitu. Aku harus membawa beberapa gaun malam yang seksi," ujarnya lagi.Setelah selesai mandi, Yana pun segera memakai pakaiannya, tak lupa
Baca selengkapnya

BAB. 79 Jalan-jalan Ke Kebun Raya Bogor

"Hari ini kan, hari Jumat. Jadi kita pulang ke Jakarta hari Minggu. Besok kita jalan-jalan lagi, dong! Kamu mau kan istriku tercinta?" goda Indra kepada Yana."Tentu saja aku mau, Ndra! Kapan lagi kita ada waktu bersantai ria? Di Jakarta jadwal kerja kita berdua sangatlah padat," sahut Yana antusias mendengar rencana suaminya."Kalau begitu deal ya, Sayang! Kita pulang hari Minggu ke Jakarta.""Iya, Ndra. Aku setuju, kok." sahut Yana lagi. Setelah memarkirkan mobil di area parkiran khusus para pengunjung restoran,Indra dan Yana lalu berjalan kaki menuju area restoran dengan menikmati udara segar Kota Bogor, di bawah pepohonan rindang yang menjadi ciri khas kota hujan itu. Indra dengan antusias mengajak istrinya, Yana ke sebuah restoran khas masakan Bogor yang terkenal dengan kelezatan hidangan tradisionalnya."Sayang, kamu harus mencoba masakan khas Bogor di restoran iini. Rasanya sungguh lezat dan autentik!" ujar Indra sambil tersenyum kepada sang istri.Yana yang penasaran lalu m
Baca selengkapnya

BAB. 80 Eksplor Paralayang

"Wah ... sepertinya itu ide yang bagus, Ndra! Aku mau mencoba menaiki paralayang," sahut Yana antusias."Okay, Sayang. Aku akan mewujudkan mimpimu," tukas Indra lembut lalu mencium lembut kening istrinya."Tapi ... untuk mewujudkan semua itu, malam ini kita harus tidur cepat. Biar besok kita bisa bangun pagi dengan kondisi badan yang sangat fit. Bagaimana menurut mu?" ujar Indra lalu menuntun istrinya untuk mendekati kasur empuk yang ada di vila itu."Iya, Ndra. Apa yang kamu katakan ada benarnya juga." Yana pun terpaksa mengikuti kemauan suaminya untuk segera tidur malam ini demi rencana besar mereka besok, menaiki paralayang.Lagi-lagi rencana Yana gagal untuk menggoda Indra malam ini. Penyatuan mereka sepertinya harus ditunda lagi."Selamat malam, Sayang. Mimpi indah, ya!" seru Indra lalu mengecup lembut pucuk kepala Yana.Kemudian pria itu pun menutup matanya lalu tertidur dengan pulas. Belum lima menit Indra tidur, suara dengkuran halusnya mulai terdengar di telinga Yana."Indra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status