Home / CEO / SUGAR MOMMY KESAYANGAN / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of SUGAR MOMMY KESAYANGAN : Chapter 41 - Chapter 50

119 Chapters

BAB. 41 Ucapan Selamat Dari Para Tamu dan Undangan

Suasana di ballroom super mewah semakin hangat saat para tamu undangan mulai melangkah ke depan. Tepatnya di arah pelaminan, tempat Indra dan Yana sedang berada, duduk di atas pelaminan yang sungguh memukau. Semua mata tertuju pada pasangan pengantin yang elegan. Tamu undangan berbaris dengan senyum ceria, menampilkan kebahagiaan saat mereka mendekati pelaminan.Cici dan Anggi, dua sahabat baik dari Yana, adalah yang pertama mendekati pelaminan. Mereka tersenyum riang, Cici lalu berkata, "Selamat ya, Indra dan Yana! Kalian terlihat begitu tampan dan cantik."Anggi menambahkan, "Semoga cinta kalian selalu menyala seperti malam ini. Kami senang bisa menyaksikan pernikahan kalian!"Mona dan suaminya, Joni datang setelahnya.Mona yang membawa karangan bunga yang indah, meletakkannya di pangkuan Yana. Kemudian dia berkata dengan hangat,"Selamat ya, Yana! Kamu begitu memesona malam ini. Semoga kalian berdua bahagia selamanya."Joni tersenyum kepada Indra dan berbicara, "Bro, Anda beru
Read more

BAB. 42 Ternyata Datang Bulan

Setelah semua rangkaian acara pernikahan Indra dan Yana yang berlangsung seharian selesai. Akhirnya kedua mempelai menuju ke salah satu hotel bintang lima yang terletak di daerah Parangtritis.Saat tiba di hotel, mereka langsung disambut oleh staf hotel yang ramah dan profesional. Semua yang terjadi hari ini adalah saat yang tak terlupakan, dan mereka akan memulai babak baru dalam perjalanan pernikahan keduanya.Kamar pengantin telah disiapkan untuk Indra dan Yana. Sebuah tempat yang memancarkan kemewahan dan romantisme. Saat pintu kamar dibuka, mereka seolah masuk ke dalam dunia yang penuh keindahan. Kamar ini terletak di lantai tertinggi hotel, memberikan pemandangan spektakuler ke pantai Parangtritis yang tenang dan samudera yang luas.Kamar ini memiliki desain yang sangat elegan dengan warna putih, biru, dan emas yang mendominasi. Di ruang tengah kamar terdapat ranjang besar yang dilapisi dengan selimut sutra putih berkilau. Di atas ranjang, tergantung kelambu transparan yang men
Read more

BAB. 43 Keinginan Mami Endang

Di pagi yang cerah di sebuah hotel bintang lima di daerah Parangtritis, suasana laut yang tenang menjadi saksi dari kebahagiaan pasangan baru, Indra dan Yana.Saat ini, keduanya sedang bersama dengan orang tua mereka, Papi Candra, Mami Lila, Papi Irwan, dan Mami Endang, berkumpul untuk sarapan pagi yang istimewa di restoran hotel yang megah.Meja makan mereka dikelilingi oleh pemandangan spektakuler pantai Parangtritis yang memesona. Ombak menghantam pantai dengan lembut, menciptakan irama yang menenangkan. Indra dan Yana duduk berdampingan, tersenyum bahagia, dan mata mereka bersinar seperti matahari pagi ini. Dengan senyum lebar Papi Irwan menyapa keduanya,"Selamat pagi, putra ku dan menantu ku. Hari ini adalah hari yang istimewa untuk keluarga besar kita."Mami Endang juga menyapa keduanya sambil memeluk Yana, sang menantu."Mami sangat bahagia untuk kalian berdua. Semoga kalian selalu bahagia."Mami Lila mengangguk setuju, "Indra, Yana, kalian berdua adalah pasangan yang sempur
Read more

BAB. 44 Jalan-jalan Ke Pantai Parangtritis

Indra dan Yana tiba kembali ke hotel setelah mengantarkan para orang tua menuju bandara Adisucipto untuk kembali ke Jakarta. Sementara mereka masih akan tinggal di Yogyakarta dalam beberapa waktu kedepan. Selain untuk berbulan madu dan menghabiskan waktu bersama, Indra juga memiliki beberapa pekerjaan penting di Kota Yogyakarta.Keduanya merasa lega setelah perayaan yang indah atas pernikahan mereka. Para orang tua juga telah berangkat ke Jakarta siang ini. Mereka kembali masuk ke dalam kamar yang indah dengan pemandangan laut yang menakjubkan.Saat ini keduanya sedang tidur bersama di atas ranjang sambil saling menatap. Namun Indra masih belum bisa menghajar istrinya di atas ranjang karena Yana sedang datang bulan.Indra pun tersenyum kepada Yana. Seraya berkata,"Sayang, apakah kamu capek?"Nggak kok, Ndra. Memangnya kenapa?" tanya Yana."Kamu kan sedang datang bulan, Sayang. Apalagi dari tadi pagi kita banyak kegiatan ke sana ke mari," ujar Indra dengan wajah khawatir.Mimik waja
Read more

BAB. 45 Eksplor Candi Borobudur

Indra dan Yana yang semalam telah memutuskan untuk mengunjungi Candi Borobudur, salah satu keajaiban budaya di Yogyakarta, Indonesia. Mereka telah bersiap-siap pagi-pagi sekali, penuh semangat untuk menjelajahi keindahan situs bersejarah itu. Setelah sarapan pagi, mereka pun memulai perjalanan menuju ke Candi Borobudur.Indra tersenyum kepada Yana. Sambil berkata "Sayang, siapkah kamu untuk petualangan hari ini?"Yana tersenyum kembali. "Tentu, Ndra. Aku sangat ingin melihat Candi Borobudur, dan aku senang bisa melakukannya bersamamu."Mereka pun memilih menaiki taksi menuju Candi Borobudur. Selama perjalanan, keduanya dapat melihat keindahan pedesaan Jawa Tengah dengan sawah-sawah yang hijau dan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Suasana tenang dan alam yang asri mampu memberikanperasaan damai bagi keduanya.Ketika taksi akhirnya tiba di Candi Borobudur, Indra dan Yana turun dengan penuh antusiasme. Mereka memasuki kompleks candi dan mulai terpesona oleh kemegahan struktur bersej
Read more

BAB. 46 Ingin Balas Dendam

Pagi yang cerah di Kota Yogyakarta,Indra dan Yana bersiap-siap untuk pergi ke sebuah hotel di pusat kota. Mereka terlihat sebagai pasangan baru yang penuh kemesraan.Indra yang merupakan seorang pebisnis sukses, sungguh serasi didampingi oleh Yana, sang istri yang merupakan seorang wanita cantik yang juga berkarier di perusahaan milik keluarganya.Namun Yana sedang mengambil cuti karena mereka baru saja menikah dan sedang dalam masa berbulan madu, sambil menemani suaminya untuk meeting penting dengan para kolega bisnisnya.Keduanya terlihat sangat bahagia pagi ini dan sedang bersiap-siap untuk pergi."Sayang, kita akan pergi ke pertemuan penting di hotel yang terletak di pusat kota hari ini," kata Indra sambil tersenyum manis kepada Yana.Yana tersenyum membalas suaminya, "Tentu, Ndra. Aku senang bisa mendampingimu."Setelah menempuh beberapa saat dalam perjalanan. Akhirnya keduanya sampai juga di sebuah hotel bintang lima yang terletak di pusat Kota Yogyakarta.Di sana terlihat bebe
Read more

BAB. 47 Momen Bersejarah

Kesedihan melanda hati Viktor ketika Yana menolak perasaannya. Mereka duduk di kafe itu, dan ekspresi wajah Viktor penuh dengan luka yang mendalam.Viktor menatap Yana dengan mata yang penuh kebingungan."Yana," ucapnya dengan suara gemetar."Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku telah mencintaimu begitu lama, dan melihatmu bersama Indra begitu menyakitkan bagiku." serunya masih berharap keajaiban terjadi saat ini.Yana menatapnya dengan perasaan simpati di matanya."Maaf, Viktor. Aku tidak bisa. Sebaiknya buang jauh-jauh perasaan mu itu, kamu salah alamat jika menyatakan rasa suka kepadaku. Karena aku adalah perempuan bersuami," tegas Yana.Viktor merasa semakin terluka mendengar kata-kata Yana. Dia mencoba menenangkan perasaannya, akan tetapi rasa kecewa dalam dirinya semakin mendalam."Aku mengerti bahwa kamu bahagia bersama Indra, Yana. Tapi setiap kali aku melihat kalian berdua bersama, rasanya seperti ada pisau yang menusuk hatiku. Aku berharap kamu bisa melihat betapa dalam
Read more

BAB. 48 Bertengkar

Sesampai di hotel, keduanya pun bergantian untuk mandi. Yana yang lebih dulu mandi karena dirinya merasakan kegerahan yang hakiki."Ndra .... aku mandi duluan, ya? Gerah banget, nih!" tutur Yana lalu segera melangkah menuju ke dalam kamar mandi."Yes, Baby. Aku mau ngecek emailku dulu. Ada beberapa email yang masuk dari para kolega bisnis," sahut Indra kepada istrinya.Dia pun mulai fokus di depan layar Ipad-nya. Lalu tiba-tiba ponselnya berdering beberapa kali. Ternyata ada panggilan telepon dari Nino, sang sahabat yang ingin menemuinya di lobi hotel.Nino ingin menyampaikan suatu hal penting kepada Indra. Karena penasaran, pria itu segera ke luar dari kamar dan mulai melangkah menuju lift, yang akan membawanya ke lobi hotel itu.Sesampai di lobi, Indra dapat melihat Nino yang sedang memegang amplop coklat di tangannya."Hei! Whatsapp, Bro? Sudah lama menunggu?" sapa Indra kepada Nino."Nggak, kok. Gue baru sampai beberapa menit yang lalu," jawab Nino.Lalu ekor mata Indra melihat ke
Read more

BAB. 49 Jangan Membentakku!

Indra diam tak bersuara. Karena sepertinya Yana mulai tersulut emosinya. Sang istri mulai membesarkan suaranya saat ini, sama seperti yang dirinya lakukan."Apakah kamu lupa dengan janji nikah yang kita telah ucapkan beberapa saat yang lalu? Apakah itu tidak ada artinya sama sekali kepadamu?" sergah Yana."Ta ... tapi aku nggak suka jika Viktor Menyukaimu! Kamu harus tahu itu!" Indra kembali lantang."Ndra ... itu perasaannya. Bukan perasaanku. Aku tidak dapat melarangnya. Itu haknya! Tapi aku juga punya hak untuk menolaknya. Aku telah lakukan itu. Kamu pasti sudah menonton rekaman videonya, terus apa lagi?" seru Yana tak habis pikir dengan sikap suaminya."Terus, kenapa kamu menyembunyikan semuanya dariku? Bagaimana kamu menerangkan hal itu? Ayo ... bagaimana kamu menjelaskannya, Tante Yana?" Yana menatap wajah Indra yang masih saja emosi. Dia terlihat menghela napasnya, lalu berkata lagi."Ndra, aku bukannya menyembunyikannya kepadamu. Tapi aku ingin mencari waktu yang tepat untuk
Read more

BAB. 50 Bertemu Mantan

Pagi hari di kamar hotel dekat pantai Parangtritis, sinar matahari perlahan menyusup masuk melalui jendela, menyentuh lembut wajah Yana yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Indra, suaminya, mengusap perlahan rambut panjang istrinya. Dengan lembut dia meraih tangan Yana dan berkata, "Selamat pagi, Sayangku. Bangunlah, mari nikmati indahnya pagi ini bersama-sama."Yana tersenyum lembut, merasa hangat oleh kehadiran Indra. "Selamat pagi, Ndra." ucap Yana malu-malu. Sepertinya dia belum terbiasa tidur satu ranjang dengan suaminya. Indra lalu menggenggam tangan Yana dengan penuh kasih."Sayang ... kamu harus tahu, setiap detik bersamamu adalah anugerah bagiku. Aku janji akan selalu membahagiakan mu." tutur Indra, lalu mengajak istrinya untuk menikmati sinar matahari di balkon kamar hotel.Saat ini keduanya sedangmemandang matahari yang perlahan naik di langit, menciptakan pantulan indah di permukaan air laut. "Pagi ini sungguh luar biasa, Ndra. Begitu tenang dan damai," tukas Yan
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status