All Chapters of Mantan Istri Yang Amnesia Ternyata Orang Kaya: Chapter 31 - Chapter 40

127 Chapters

Surat cerai

Deo menatap lekat ke arah Ela, sementara Ela seketika memutar kepala menghadapnya, seolah begitu terkejut mendengar pengakuan itu.Namun Ela segera memalingkan wajahnya saat tatapan keduanya kembali bertemu.***Malam harinya. Kediaman Matthew. Pukul delapan lewat dua puluh menit."Ela, Papa punya sesuatu untukmu."Matthew yang baru memasuki rumah segera menghampiri Ela yang tengah mengambil segelas air di dapur. Berjalan cepat dengan wajah sumringah. Kedua tangannya menyembunyikan sesuatu dari balik tubuh tambunnya.Ela yang terkejut sebab baru menyadari kehadiran sang ayah hanya memutar kepala menghadap Matthew dengan raut wajah penuh tanya."Tada ...!" ucap Matthew berniat mengejutkan sang putri dengan dokumen yang dikeluarkannya dari balik punggung. Namun alih-alih terkejut, Ela hanya terdiam seribu bahasa. Menatap sebuah dokumen yang berbalut map coklat di genggaman tangan sang ayah."Kamu tidak terkejut?" tanya Matthew memastikan saat tak mendapatkan respon yang ia harapkan dar
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Menakut-nakuti Pram

***Perusahaan. Pukul sebelas malam."Huh ...! Capeknya ...."Pram menghela nafas berat, setelah akhirnya selesai mengerjakan seluruh tugas yang diberikan untuknya.Dengan gagang pel yang masih ia genggam. Pram memutar tubuhnya ke kanan dan kiri untuk sekedar merenggangkan ototnya yang kaku. Bunyi gemretak membuat tubuhnya seketika merasa enteng."Sekarang waktunya istirahat," gumam Pram berbicara pada dirinya sendiri. Menyenderkan gagang pel di samping dinding kamar mandi dan mulai beranjak pergi dengan langkah gontai.Pram berjalan ke segala arah. Seluruh penjuru ruangan tak luput dari pengamatannya. Nampak sunyi dan mencekam.Kini pria berperawakan tinggi nan kurus itu berdiri di ambang pintu dapur. Berkacak pinggang dengan helaan nafas berat. "Jika seperti ini penampakannya, di mana aku harus tidur sekarang?"Kebingungan hebat mulai ia rasakan, saat tak mendapati lagi satu orang pun yang berlalu lalang di sekitarnya. Nampaknya seluruh pekerja telah pulang dan terlelap di rumahnya
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bau badan

***Toilet perusahaan. Pukul tujuh lewat tiga puluh pagi."Ngh ...."Pram melenguh panjang, kala baru kembali mendapatkan kesadarannya.Mata dengan bulu lentik itu mengerjap perlahan. Merasakan cahaya terang yang mulai menyilaukan mata."Aku di mana?" gumam Pram bersusah payah mengeluarkan suara. Bertanya pada dirinya sendiri. Tangannya memegangi kepala yang seketika terasa berdenyut nyeri. Hingga penggalan demi penggalan ingatan malam itu kembali terlintas dalam ingatannya.Sontak Pram tertegun sejenak. Sebelum mengamati setiap inci dari tempatnya tersadar kala itu."I-ini ... toilet? Bagaimana bisa aku sampai di sini? Mungkinkah ...."Pram mencoba menerka dengan asumsinya sendiri. Hingga tubuhnya seketika bergidik ngeri saat beranggapan jika arwah sang putri yang tak terima dengan perlakuannya semasa hidup, menyeretnya paksa ke tempat ini. Sungguh mengerikan jika hal itu benar-benar terjadi.Pram yang mulai panik segera bangkit dari closet duduk. Memutar gagang pintu toilet yang ter
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Anda menghina saya?

Namun seketika Pram menggelengkan kepalanya cepat. Menghilangkan segala macam prasangka buruk yang tak masuk akal dalam pikirannya.'Tidak mungkin! Ela dan Gabriela jelas-jelas adalah dua orang yang berbeda. Bahkan dibandingkan dengan penampilannya saja mereka sungguh bukan orang yang sama!'Tak ingin terlalu banyak mengulur waktu yang akan membuat hukumannya diperberat. Pram segera beranjak untuk membersihkan diri.Sementara itu, Ela yang kini dalam suasana hati yang baik, setelah menyaksikan putaran rekaman CCTV kemarin malam, beranjak pergi memasuki ruangan pribadinya.Namun saat baru membuka pintu ruangan, Ela dikejutkan dengan kehadiran Deo yang secara tiba-tiba menyembulkan kepala dari balik pintu. Sontak hal itu membuat tubuh Ela tersentak hingga hampir terjungkal ke arah belakang. Beruntungnya Ela masih berpegangan pada gagang pintu kala itu."Tuan Deo! Tidak adakah kesibukan lain yang lebih bermanfaat selain mengejutkan saya setiap hari?!" ucap lirih Ela dengan penuh penekana
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Surat cerai dari Ela

"Masuk!" perintah Ela pada seseorang dari balik pintu, seraya membenahi rambutnya yang sedikit berantakan.Tak berselang lama, daun pintu mulai bergerak masuk. Memperlihatkan Pram yang telah selesai membersihkan diri. Berdiri tegak dengan menundukkan wajah di ambang pintu dengan memilin ujung bajunya merasa canggung.Sementara Ela masih berusaha mengatur nafas. Menyembunyikan kepanikan hebat yang sebelumnya menyelimuti hati."Haruskah setiap kali kamu datang aku harus menyuruhmu masuk? Jangan menghalangi jalan!" cibir Ela dengan ketegasan. Namun tak sedikit pun memiliki niat untuk menatap lawan bicaranya."Ma-maafkan saya, Bu Gabriela," ucap Pram dengan emosi yang tertahan. Kedua tangannya mencengkram kuat ujung baju yang sebelumnya ia pilin. Berjalan perlahan menuju hadapan sang atasan yang kini tengah sibuk dengan berkas di meja kerjanya.Sesekali mata pria berperawakan kurus itu melirik ke arah Deo yang tengah menatapnya tajam. Sontak Pram segera memalingkan wajah kala menyadari De
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Rumah sakit jiwa

***Perusahaan. Pukul tujuh belas lewat dua puluh menit."Paman Louise, kita antar Ela pulang dulu," ucap Deo pada sang pengawal yang tengah mendorong kursi rodanya di lobi perusahaan setelah keluar dari dalam elevator."Baik, Tuan," jawab singkat paman Louise."Tidak perlu repot-repot, saya bisa pulang naik taksi," sahut Ela dengan wajah datarnya. Berjalan cepat mendahului Deo dan paman Louise yang tengah berjalan dengan langkah gontai."Tidak bisa! Aku sudah berjanji pada Om Matthew untuk mengantarmu pulang," protes Deo dengan kedongkolan yang mulai menyesakkan dada."Tapi saya tidak mau," ucap Ela datar tanpa menghentikan langkah kakinya. Bahkan merasa enggan untuk sekedar menoleh ke arah lawan bicaranya.Sontak kalimat datar itu membuat paman Louise terperangah tak percaya. Sebab baru kali ini, bahkan seumur hidupnya mendengar kalimat penolakan datar itu dari mulut Ela pada Deo yang berinisiatif mengantarkannya pulang.Manik hitam dengan kantung mata kendur itu mengamati setiap g
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Melepas rindu

"Ini nomor ruangannya, Pak."Resepsionis wanita itu memberikan sebuah catatan kecil yang ditulis dengan tulisan tangan. Sebelum kembali menyunggingkan senyum ramah."Terima kasih."Matthew sontak segera meraih catatan kecil itu, sebelum beranjak pergi bersama Ela yang tengah mengekor di belakang tubuhnya.Keduanya berjalan cepat seraya mengamati setiap tulisan yang tergantung di samping pintu ruangan yang berderet di sepanjang lorong.Hingga pada akhirnya, mereka menemukan tulisan yang sama persis seperti tulisan tangan resepsionis wanita yang berada dalam genggaman tangan Matthew."Ini ruangannya. Ayo masuk," ucap Matthew menatap Ela dan pintu ruangan secara bergantian.Perasaan gelisah yang amat sangat mulai kembali Ela rasakan. Jujur saja, dirinya belum siap untuk bertemu dengan ingatannya di masa lalu yang belum sepenuhnya kembali.Kini daun pintu perlahan terbuka saat sang ayah mulai memutar gagang pintu dan mendorongnya perlahan.Namun sosok wanita dengan rambut digelung asal it
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Diizinkan pulang

"Tolong periksa kondisi Istri saya, Dok!" pinta Matthew dengan kecemasan berlebih. Berdiri tegak di samping ranjang setelah membantu sang putri untuk meletakkan tubuh lemah sang ibu di atas tempat tidur pasien.Lantas dokter itu hanya mengangguk. Sementara kedua tangannya tengah sibuk memeriksa denyut jantung dan tekanan darah dari pasiennya yang menderita gangguan jiwa."Tidak ada masalah serius, Pak. Ibu Clarissa hanya mengalami guncangan emosi yang hebat, sebab itu tak kuasa menahannya dan akhirnya kehilangan kesadaran," ucap dokter muda itu menjelaskan dengan rinci.Namun baru saja dokter itu kembali membereskan peralatan medisnya. Suara lenguhan berat yang terdengar dari Clarissa membuat ketiganya terkejut. "Ngh ...."Ela nampak berdiri di belakang sang ayah dengan melipat kedua tangannya di depan dada, seraya mengigiti ujung kuku jari kanannya. Guna menghilangkan kecemasan berlebih yang saat ini tengah menyelimuti hati.Sementara Matthew dan dokter tampan itu hanya terdiam. Meny
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Ada apa dengan Clarissa?

"Ada apa, Dok?" tanya Matthew memastikan saat tak melihat dengan jelas keadaan yang ada dalam ruang rawat sang istri.Seketika itu pun dokter mulai tersadar dengan menggelengkan kepalanya cepat. "Ti-tidak ada apa-apa."Dokter muda itu kembali melanjutkan langkah kakinya memasuki ruangan. Membuat ruangan itu kembali senyap dengan keheningan malam."Maaf menganggu, saya hanya ingin menyampaikan, jika Ibu Clarissa saat ini diijinkan pulang untuk melakukan pemulihan di rumah," jelas dokter itu seraya menatap Clarissa dan Ela secara bergantian. Sontak kabar itu membuat keduanya tersenyum bahagia. Meski pun sebenarnya Ela masih tak mampu mengartikan perasaan sendiri.Setelahnya, Ela dan Matthew mulai membantu Clarissa untuk keluar dari ruangannya. Menuntunnya dengan begitu berhati-hati.Terlalu lama berada dalam lingkup rumah sakit membuat Clarissa sedikit kesulitan untuk berjalan terlalu lama. Namun dokter tetap melarangnya menggunakan kursi roda, untuk proses pemulihan dan agar cepat terb
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Kesan nama Deo dalam ingatan Clarissa

"Ba-baik, Tuan," ucap bibi Gwen dengan bibir bergetar halus. Ketakutan hebat mulai menguasai hati wanita paruh baya itu. Tangannya yang mulai gemetar tak karuan seketika memutus sambungan telepon dari Deo dan bergegas menelpon Darren sesuai permintaan sang majikan.Tut ....Bunyi telepon yang terhubung membuat kepanikan bibi Gwen semakin menjadi. Melihat sang nyonya menggerang keras seraya mencengkeram kuat rambutnya, membuat bibi Gwen mengigiti kuku jari dengan perasaan harap-harap cemas. 'Ayo, Tuan Darren ... angkat teleponnya!'"Halo."Sapaan dari seberang telepon membuat bibi Gwen tersenyum bahagia. Sebab pada akhirnya Darren mengangkat telepon setelah beberapa kali terdengar bunyi telepon terhubung."Tuan Darren. Bisakah Anda ke rumah Tuan Matthew sekarang? Ini darurat!" ucap bibi Gwen dengan kepanikan hebat yang tak mampu ia tutupi."Ada apa? Apakah terjadi sesuatu pada Ela? Saya akan segera pergi ke sana!"Nampaknya Darren salah mengartikan maksud dari bibi Gwen yang belum semp
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status