All Chapters of Mantan Istri Yang Amnesia Ternyata Orang Kaya: Chapter 21 - Chapter 30

127 Chapters

Sikap tegas Ela

"Baiklah, sebab suasana hati saya yang hari ini sedang baik, saya akan memberi kalian bertiga kesempatan ke dua. Dengan catatan, turun jabatan menjadi Office Boy. Jika dalam waktu satu tahun kinerja dan tata krama kalian bagus, maka saya akan mengembalikan jabatan kalian seperti semula," jelas Ela kemudian dengan ketegasan tanpa sedikit pun keraguan.Sontak hal itu membuat ketiganya terperangah dengan mata membulat sempurna. "O-office Boy?""Terserah, jika tidak mau kalian bisa segera angkat kaki dari perusahaan ini," ucap Ela acuh tak acuh dan hendak melangkah pergi. Namun langkah itu tertahan oleh tangan yang tiba-tiba memeluk kakinya."Tunggu, Bu Gabriela! Saya bersedia!" ucap salah satu dari security yang diikuti oleh security lainnya. "Saya juga bersedia."Namun tidak begitu dengan Sela. Wajah wanita itu seketika terasa panas. Gejolak amarah mendadak memenuhi hatinya. Hingga membuat kedua tangannya kembali mengepal kuat."Tidak bisa! Jangan mentang-mentang kamu Anak dari pemilik
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Kalimat romantis

Krukk ....Ela tertegun sejenak. Sesekali matanya melirik ke arah Deo. Barang kali pria itu mendengar bunyi perutnya yang keroncongan."Ayo makan, aku lapar," ucap Deo berinisiatif.Ela tahu, sebenarnya pria itu mendengar suara perutnya yang berontak beberapa saat yang lalu.'Ah, malunya aku ....'Ela mengigit bibir bawahnya menahan malu dan rasa lapar yang mulai bergejolak dalam perut, sebab tak sempat memakan apa pun di rumah. Untungnya, bibi Gwen sempat memberinya bekal untuk dibawa."Ayo!" ucap Deo mengulangi ajakannya, saat tak kunjung mendapati persetujuan dari Ela.Sontak hati Ela terhenyak kaget. Dan segera mendorong gagang kursi roda keluar dari dalam ruangan, dan berbelok ke arah kiri.Namun langkah Ela seketika terhenti sesaat setelah beberapa langkah keluar melewati pintu ruangannya.'Tunggu dulu! Aku tidak tahu Tuan Deo akan mengajakku makan di mana. Kenapa tanganku spontan mendorong kursinya keluar?'Ela merasa kebingungan dengan tangannya yang kembali tak dapat dikendal
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Hanya akting

Tak berselang lama. Wanita paruh baya yang bekerja sebagai salah satu penjaga kantin perusahaan itu kembali membawa nampan besar. Berjalan cepat menuju ke arah Ela yang tengah memperhatikannya dari jauh."Silakan, Nyonya Gabriela dan Tuan Deo," ucapnya ramah, seraya memindahkan makanan yang berada di atas nampan ke meja makan.Ela sedikit mengerinyitkan dahi. Menatap bingung pada makanan yang tersaji di depannya.Namun alih-alih bertanya saat menyadari ekspresi wajah Ela, ibu-ibu penjaga kantin sontak berlalu pergi tanpa berpamitan.'Benar seperti dugaanku sebelumnya. Wanita itu hanya mencari muka saat melihat Tuan Deo bersamaku' Batin Ela.Deo terdiam sejenak. Menatap Ela yang tengah duduk berhadapan dengannya, hanya berdiam diri seraya mengamati semangkuk bakso hangat yang tersaji.Tak berselang lama, wanita penjaga kantin kembali membawa semangkuk kecil irisan jeruk. Berjalan setengah berlari menghampiri dengan tergesa-gesa."Maaf, Nyonya, saya hampir melupakan jeruk nipis favorit
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

Kesepakatan

"Berakting? Untuk apa?" tanya Ela yang tidak sepenuhnya mengerti alasan Deo melakukan hal itu."Tentu saja untuk perjodohan ini tetap berlangsung, apa lagi?"Deo menatap wajah Ela yang seketika berubah tanpa ekspresi. Seolah tak menyetujui kalimatnya secara langsung."Tuan Deo. Jadi sekarang saya bisa membuat kesimpulan, jika Anda dan saya sama-sama tidak memiliki perasaan. Lantas, apa alasan kita harus meneruskan perjodohan ini?" ucap Ela datar.Sementara Deo nampak terperangah tak percaya. Pengakuan itu terlalu tiba-tiba. Bagaimana mungkin, Ela yang dulunya selalu menempel padanya sekarang mengaku jika tidak memiliki perasaan terhadapnya? Apakah hilang ingatan juga bisa menghilangkan kesan seseorang dalam hati?"Mustahil. Sedikit pun tak ada perasaan padaku?" tanya Deo memastikan seraya menggeleng pelan. Sementara matanya tak berpaling sedikit pun dari wajah Ela tanpa berkedip.Sontak Ela yang sebelumnya sibuk dengan kotak bekalnya segera menatap wajah Deo penuh keyakinan. Kali ini
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Ciuman yang datang tanpa permisi

Ela tertegun untuk sesaat, kala mendapati sang ayah telah berdiri di samping meja mereka."Iya, Om. Kami memang adalah pasangan yang cocok," sahut Deo dengan tersenyum lebar.Sontak kalimat itu mengundang tatapan sinis dari Ela yang langsung memutar kepala menghadapnya."Iya-iya, Om mengakui itu," ucap Matthew seraya tersenyum penuh arti. "Ela, hari ini ternyata Papa ada urusan penting di luar. Kita ke rumah sakitnya besok saja, ya, untuk menjenguk Mama," lanjutnya.Ela yang merasakan bibirnya sedikit kaku sontak memaksakan senyum melengkung di bibirnya. "Baik, Pa.""Deo, setelah ini, bisa kamu antarkan Ela pulang?""Tentu, Om," jawab Deo singkat tanpa sedikit pun keraguan yang terlihat pada wajahnya dari balik topeng."Baik, Papa dan Asisten Papa akan segera pergi menemui Klien di luar perusahaan. Papa pergi dulu, ya," ucap Matthew seraya berbalik badan hendak melangkah pergi. Sementara satu orang pria lainnya yang mengenakan kacamata sontak menganggukkan sedikit kepalanya untuk meny
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

Kebetulan? Atau memang direncanakan?

Tok! Tok! Tok!Hingga suara beberapa kali ketukan pintu membuat aktivitas keduanya terhenti seketika. Menatap cepat ke arah pintu ruangan yang tidak terkunci setelah melepaskan tautan bibir mereka."Sebentar! Jangan buka dulu pintunya!" ucap Ela setengah berteriak seraya mendorong tubuh Deo dengan kuat agar melepaskan kedua tangannya yang melingkar erat di pinggangnya.Setelah terlepas dari cengkraman Deo, Ela sontak berdiri tegak. Membenahi diri dan pakaiannya yang terlihat berantakan."Cepat sembunyi dulu!" bisik Ela dengan tangan mengayun. Memberi isyarat agar Deo cepat mencari tempat bersembunyi, sebelum Ela beranjak hendak membuka pintu.Setelah mengambil nafas panjang, Ela nampak memutar gagang pintu secara perlahan hingga daun pintu terbuka lebar. Terlihat seorang wanita muda dengan balutan jas dan rok hitam nampak sabar menunggu Ela untuk membukakan pintu."Masuklah!" ucap Ela kemudian setelah dirasa Deo telah menemukan tempat persembunyian.Namun saat dirinya berbalik badan h
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

Awal pembalasan dendam Ela

***Keesokan harinya. Gedung perusahaan. Pukul tujuh tiga puluh pagi."Aku terlambat!" pekik Pram dengan langkah cepat yang tak kunjung ia hentikan. Berlari menyusuri jalanan beraspal untuk menuju gedung perusahaan, tempatnya bekerja hari ini.Bukan tanpa sebab. Jarak kontrakan dan perusahaan yang terbilang cukup jauh, membuat waktunya terbuang habis di perjalanan. Terlebih hari ini, Pram tidak dapat menemukan transportasi umum yang akan membawanya ke gedung perusahaan dengan ongkos yang lebih murah dari taksi. Hingga berjalan kaki menjadi pilihan satu-satunya saat dirinya tak memegang uang sepeser pun."Stop!"Suara lantang yang terdengar dari kejauhan, sontak membuat Pram menghentikan langkah kakinya di ambang pintu masuk perusahaan.Suara wanita yang terdengar memekikkan telinga itu, sontak membuat Pram memutar kepala ke arah kanan.Terlihat jelas seorang wanita cantik dengan balutan rok pendek dan jas hitam, berjalan mendekat ke arahnya dengan melipat kedua tangannya di depan dada
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

Pria yang tidak asing

"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" ucap resepsionis pada seseorang yang baru saja menghubunginya dari sambungan telepon kabel."Baik, akan segera saya laksanakan," imbuhnya masih dengan posisi telepon menempel di telinga.Sementara Pram masih terdiam membisu. Telinganya tak dapat menangkap percakapan itu dengan lengkap sebab suara dari seberang telepon tak ia dengar sedikit pun.Setelah meletakkan kembali gagang telepon kabel, resepsionis itu kembali menatap Pram dengan tersenyum ramah. "Tuan, Anda diminta untuk segera ke ruangan pribadi milik Bu Gabriela. Letaknya di lantai paling atas dari gedung ini. Dan satu hal yang tidak boleh Anda lupakan. Anda dilarang menggunakan elevator, jadi gunakan tangga darurat untuk pergi turun dan menaiki lantai perusahaan," ucapnya menjelaskan.Sontak penjelasan itu kembali membuat Pram terperangah tak berdaya. Dengan puluhan lantai bahkan lebih, dirinya diminta untuk turun dan menaiki lantai perusahaan dengan menggunakan tangga darurat? Apakah pemimpin
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Deo yang terus menempel tanpa sadar

"Ma-maafkan saya, Bu Gabriela," ucap Pram sedikit tergagap."Kehilangan fokusmu lagi saat bekerja?" tanya Ela dengan tatapan datar yang ia layangkan pada sang suami yang kini tak mengetahui identitas aslinya.Namun tak ada jawaban. Pram diam tak bergeming. Menatap wajah Ela sekilas sebelum kembali menunduk."Bawa dua botol air mineral itu ke mari!" perintah Ela seraya menunjuk dua botol besar air mineral yang terletak di pojok ruangan.Tanpa banyak bertanya, Pram segera menuruti perintah tanpa sedikit pun mengeluarkan suara. Ketakutan yang tak berdasar kembali membuat tenggorokannya terasa tercekat. Hingga akhirnya Pram meletakkan dua botol air mineral yang masih tersegel itu di atas meja kerja Ela."Minum!" ucap Ela datar seraya sibuk dengan dokumen yang bertumpuk di meja kerjanya. Entah bagaimana sang ayah bekerja, hingga meninggalkan dokumen sebanyak ini untuk meminta persetujuan dan tanda tangan yang harus Ela wakilkan.Pram terperangah. Telinganya tak dapat menangkap jelas kalima
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Rahasia Deo

"Masuklah!" ucap Ela dengan sedikit membenarkan posisi duduknya. Ia tak ingin terlalu memperlihatkan kegugupan yang kini tengah ia alami.Begitu pula dengan Deo. Wajahnya seketika menegang dari balik topeng saat daun pintu mulai bergerak perlahan.Nampak peluh mengucur deras membasahi wajah Pram, dengan deru nafas memburu yang terdengar tak beraturan. Kakinya yang berbalut sepatu bekas berjalan perlahan menuju meja kerja Ela dan mulai memindahkan dua cangkir kopi ke atas sana.Dengan melihat ekspresi wajah Pram yang masih menunjukkan sorot ketakutan, membuat Ela menyimpulkan jika sang suami tidak mendengar percakapan dirinya dan Deo dari arah luar pintu.'Fiuh ...! Syukurlah'Ela seketika menghela nafas lega seraya mengelus dada. Jika sampai apa yang ia khawatirkan benar-benar terjadi, Ela tak tahu lagi harus berbuat apa untuk bisa melakukan penyiksaan selanjutnya pada pria busuk itu."Mana yang manis?" tanya Ela dengan memasang wajah datar. Ia tak ingin kecemasannya terlihat jelas ol
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status