Home / Pernikahan / Ditalak Usai Resepsi / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Ditalak Usai Resepsi: Chapter 41 - Chapter 50

73 Chapters

Calon Mertua dan Menantu

Tiba-tiba seorang wanita berjalan memasuki lobby, membuat Reza yang langsung menangkap sosok itu, seketika terbelalak karena kaget.Reza sudah tidak mungkin lagi untuk berlari menghindar di ruangan yang cukup terbuka dan luas itu. Sosoknya pasti akan tertangkap oleh netra wanita itu. Dan benar saja, wanita yang menenteng paper bag ukuran besar itu sejak memasuki lobby rupanya juga sudah melihat Reza, namun karena usianya yang sudah memasuki senja itu, matanya sudah mulai rabun, sehingga ia belum mengenali betul sosok Reza yang berdiri di kejauhan itu.Sembari berjalan mendekat, kedua alis wanita itu mengernyit, matanya berusaha keras menangkap dengan jelas sosok yang tengah berdiri tegap di sisi meja receptionist itu. Dan ketika jarak mereka hanya tinggal beberapa meter lagi, tiba-tiba wanita itu menjatuhkan paper bag yang dipegangnya. Wajahnya nampak terkejut dan seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Re-rezaaa!" pekik wanita itu."Bunda .... " sahut Reza lirih, wajahnya t
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more

Nasi Kotak yang Bikin Terkesan

Gawat! Kalau Nelly masih di sini bisa-bisa dia akan melihat Reza, setelah dipanggil oleh karyawati reseptionist untuk membantu Riris mengangkut nasi kotak itu.' batin Bu Santi berteriak dan seketika matanya melotot."Eh, Nel! Tante dianter sampai sini aja ya, sebentar lagi taksi online-nya juga akan datang. Mending Kamu cepet-cepet balik aja ke kamar, jam dua nanti mau praktek kan?" bujuk Bu Santi agar Nelly segera kembali ke kamarnya. Dia tidak ingin Nelly melihat Reza yang akan disuruh bagai kacung menurunkan nasi kotak."Oke deh, Tante. Nelly balik ke kamar ya, hati-hati di jalan," sahut Nelly kemudian berlalu begitu saja tanpa salaman, cium tangan atau cipika-cipiki pada Bu Santi. Gadis itu memang cuek sekali, membuat Bu Santi hanya menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat punggung Nelly yang sudah berjalan menjauh darinya.Bu Santi melihat Riris sedang berbicara dengan petugas receptionist. Cepat-cepat dia keluar dari lobby dan menunggu taksi online pesanannya
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

Dijemput Tiba-Tiba

Tiba-tiba gawai Reza berdering, gegas dirogohnya gawai yang ada di saku baju seragamnya dengan tangan kirinya. Tertera nama 'Nelly Kesayangan' sedang memanggil di layar benda pipihnya itu."Duh, ada apa ya, Nelly meneleponku, bukannya dia seharusnya sedang berangkat kerja?" gumam Reza kemudian melanjutkan mengunyah makanannya.Karena gawai Reza tidak berhenti berdering, akhirnya sambil makan diterima juga telepon dari Nelly."Iya, hallo sayang?" sapa Reza diselingi mengunyah makanannya."Iya, Mas, aku cuma mau bilang, undangan pernikahan kita udah jadi. Tadi aku dikabarin pihak percetakan. Aku minta Mas aja yang ambil ya. Nanti sebagian yang buat teman-teman kerjaku Mas anter aja ke rumah sakit ya. Aku kan pulang malam soalnya," jawab Nelly sambil terus nyerocos."Oke, nanti mas ambil undangannya," jawab Reza lagi."Mas satu lagi, itu yang buat Pak Bagas biar Mas aja loh ya yang kasih undangannya," pinta Nelly sambil berjalan keluar dari lift dan menuju lobby.Reza menghela napas kasa
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

Kejutan Spesial dari Bagas

"Kendedes Salon Day Spa?" Gumam Riris pelan, ketika menyadari tempat itu.Bu Rohman dan Riris saling berpandangan penuh heran. Dalam hati mereka bertanya-tanya, 'apa mau diajak nyalon lagi?'Pak Dul menekan tombol untuk membuka pintu otomatis yang berada di samping Riris dan ibunya. Pintu bergerak perlahan dan akhirnya terbuka sempurna. Namun Riris dan Bu Rohman masih bergeming di tempat mereka duduk."Silahkan Bu Rohman dan Mbak Riris," ucap Pak Dul yang akhirnya sudah keluar terlebih dahulu, tangan kanannya diayunkan ke samping membentuk sudut empat puluh lima derajat sebagai kode mempersilahkan mereka untuk keluar dari mobil.Akhirnya dengan sedikit enggan mereka turun juga dari mobil. Pak Dul mengantar Riris dan ibunya masuk ke dalam Salon. Tiba di dalam, mereka sudah disambut dengan hangat dan ramah oleh beberapa karyawati salon."Selamat datang, Ibu dan Mbak Riris," sapa mereka dengan ramah sekali. Riris dan ibunya hanya tersenyum datar sembari sedikit mengangguk."Mari ikut kam
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

Jawaban Riris

"Nduk, bagaimana? Apakah sudah bisa menjawab lamaran Nak Bagas?" tanya Bu Rohman pelan, tangannya mengusap pelan punggung tangan Riris. Sedangkan Riris masih menunduk sejak Bagas menyampaikan lamarannya. Embun kini telah memenuhi kelopak mata Riris.Riris jadi nampak gugup ketika ibunya memintanya untuk memberikan jawaban. Wanita yang anggun dan bersahaja itu, kini merasa semua mata memandang ke arahnya. Rasa malu membuatnya tidak berani menegakkan kepalanya apalagi menatap orang-orang yang ada di sekelilingnya.Riris masih terdiam, dan semua orang masih dengan sabar menunggu jawaban yang keluar dari bibir Riris yang tipis berbalut lipstik berwarna peach itu. Riris merasa waktu seakan berhenti sesaat, tidak ada suara apapun yang terdengar di ruangan itu, kecuali suara detak jantungnya yang semakin berdebar kencang. Riris merasa detak jantungnya di dengar oleh orang-orang yang ada di dekatnya saat ini. Padahal itu tidak mungkin terdengar kecuali orang itu menempelkan telinganya di dada
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

Berbunga-bunga di Hari Pernikahan Mantan

Mereka berjalan beriringan menuju pelaminan yang terbuat dari panggung yang tidak tinggi itu, hanya setinggi dua anak tangga saja. Panggung pelaminan yang dibalut dengan karpet berwarna merah, latarnya dihiasi oleh aneka macam bunga segar yang didominasi oleh bunga rose berwarna merah dan putih. Tidak ada kursi pengantin di sana. Karena pesta ini hanya pesta kecil yang tidak formal. Suasananya di buat sesantai mungkin. Keluarga dan para tamu bebas bergerak kemana saja, begitu pula dengan pengantinnya yang bebas ke mana saja untuk menyapa tamu-tamunya.Kursi-kursi tamu di susun melingkari meja-meja makan yang berbentuk bulat yang tertutup taplak putih yang menjuntai.Di sudut pendopo terdapat meja prasmanan berbentuk letter L. Sedangkan gubug-gubug kecil yang berisi menu hidangan pelengkap berjejer rapi di kedua sisi meja prasmanan. Para pelayan katering yang berseragam hitam putih nampak sibuk melayani para tamu dan membereskan piring dan gelas kotor yang bekas dipakai oleh para tam
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Malam Pertama Reza dan Nelly

Menjelang Maghrib, pesta kecil perayaan pernikahan Reza dan Nelly telah usai. Semua tamu undangan telah pulang ke rumah masing-masing. Keluarga besar Nelly yang didatangkan khusus dari Jakarta menginap di resort tempat dilangsungkannya pernikahan Nelly dan Reza.Reza memesan tiga pondok-atau biasa di sebut cottage- yang ada di resort yang bernuansa Bali itu. Dua pondok untuk mamanya Nelly dan keluarganya, sedangkan satu pondok khusus untuk pengantin baru. Pondok-pondok di sana tempatnya terpisah-pisah meski masih berada di area lokasi yang sama. Sehingga sang pengantin baru pun tetap memiliki privacy saat menginap di sana, menjalani malam pertama mereka tanpa ada gangguan dari siapapun.Dua pondok untuk keluarga Nelly letaknya di sekitar area kolam renang. Sedangkan pondok khusus untuk Reza dan Nelly posisinya agak menjorok ke laut, sehingga bisa langsung melihat pemandangan laut biru yang membentang luas ketika membuka jendela kamar pengantin ataupun berada di teras pondok.Reza meng
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Hari Pertama yang Penuh Gelora

Hembusan angin pantai membelai lembut wajah Reza yang masih duduk santai di kursi malas di teras pondoknya. Secangkir kopi hitam tinggal tersisa ampasnya saja. Lelaki yang tengah berbahagia setelah mendapatkan istri pilihannya itu, nampak sibuk berselancar di internet mencari info lowongan pekerjaan.Seorang pelayan resort berjalan mendekat ke arah pondok Reza dengan membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan minuman."Selamat pagi, Pak. Ini saya mengantarkan sarapan pagi," sapa pelayan wanita yang mengenakan setelan celana panjang hitam dan atasan bermotif batik itu."Pagi, oh terima kasih, ditaruh di meja sini aja, Mbak," jawab Reza sembari menunjuk meja yang ada di sampingnya.Mbak pelayan itu meletakkan dua piring nasi goreng spesial dengan telur ceplok di atasnya, kemudian satu piring yang berisi empat potong sandwich dan dua gelas lemon tea hangat."Kok dianter ke sini, Mbak, sarapannya? Biasanya kita yang datangin ke ruang makan resort untuk breakfast," tanya Reza penasaran.
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Kerikil Mulai Muncul di Pernikahan Reza

Reza dan Nelly betul-betul menikmati manisnya bercinta dari pagi hingga menjelang siang. Mereka terus bergumul di dalam pondok. Dunia serasa hanya dihuni oleh mereka berdua, hingga melupakan bahwa di resort itu masih ada mamanya Nelly dan juga saudara-saudara lainnya. Beruntung mamanya Nelly dan yang lainnya paham akan hal itu dan tidak mengganggu aktifitas pengantin baru itu di dalam pondoknya. Siangnya, selepas Dhuhur, mamanya Nelly dan keluarga besarnya sudah bersiap untuk ke bandara. Mereka mengejar penerbangan sore untuk kembali pulang ke Jakarta.Nelly dan Reza hanya melepas mereka di gerbang resort. Mereka masih ingin menikmati bulan madu di resort itu. Reza dan Nelly sudah mengambil cuti nikah selama tiga hari dan mereka berniat akan menghabiskan cutinya di pantai itu."Reza, Nellly! mama tunggu kedatangan kalian di Jakarta tiga bulan lagi ya! Resepsi mewah kalian nanti akan mama persiapkan sebaik mungkin," ucap Bu Ira setelah memeluk dan mencium putrinya sesaat sebelum mema
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Rahasia Hati

(PoV Riris)Sepulang dari acara pesta pernikahan Mas Reza, mantan suami sehariku itu, hatiku malah berbunga-bunga. Aku sudah tidak perduli lagi dengan Mas Reza dan kehidupannya.Aku melihat dia bisa berbahagia mendapatkan istri pilihannya, istri impiannya itu saja aku sudah ikut merasa senang. Tidak ada luka dan air mata. Semoga saja mereka selalu berbahagia, dapat mengarungi rumah tangga yang sakinah, mawadah, warohmah.Apakah aku sudah bisa memaafkannya? Entahlah. Namun jika aku mengingat kepergian bapak, lelaki cinta pertamaku yang telah meninggalkanku sesaat setelah Mas Reza dan bundanya menengok bapak di rumah sakit, hatiku langsung terasa sesak. Aku masih terluka oleh kepergian bapak yang tak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia ini.Kepergian pahlawan hidupku yang selalu menyisakan rindu yang semakin dalam, rindu yang teramat panjang, sepanjang hayatku. Aku hanya bisa berdoa kepada Allah, agar kelak bisa dipertemukan lagi dengan bapak di Syurga-Nya. Penantian yang teramat pa
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status