Home / Pernikahan / Ditalak Usai Resepsi / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Ditalak Usai Resepsi: Chapter 11 - Chapter 20

73 Chapters

Siapakah Pemuda Itu?

Sementara itu di Jogja, Reza sudah menjalani aktifitas seperti biasanya. Bekerja dan kadang nongkrong di Kafe bersama teman-teman kerjanya. Di hari week end dia suka berolah raga, futsal, fitness, kadang jogging di depan Gedung Graha Sabha Pramana UGM, niatnya sih sekalian cuci mata. Siapa tahu dia bisa bertemu dengan mahasiswi cantik di sana. Dasar Reza, matanya masih suka jelalatan, dia sepertinya sudah betul-betul melupakan pernikahannya dengan Riris. Tidak ada rasa bersalah dan menyesal di dirinya."Za, gimana proses pengajuan Pembatalan Pernikahanmu di Pengadilan Agama?" tanya bundanya Reza ketika mereka sedang sarapan pagi itu."Alhamdulillah lancar Bun, berkat bantuan Om Andri yang bekerja di sana, semuanya jadi lebih mudah, tinggal menunggu sidang keputusan pengadilan" jawab Reza setelah meneguk secangkir kopi latte nya."Baguslah kalau begitu Za, semoga segera diputuskan oleh pengadilan, agar statusmu tetap lajang di KTP, biar nanti Kamu gampang kalau mau nyari istri lagi, ng
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

Ikhtiar Dimas

Mobil minibus mewah berwarna hitam mengkilat itu kemudian berjalan perlahan keluar dari halaman rumah Riris. Meninggalkan Bu Kardi yang masih terbengong dan berdecak kagum."Siapa toh pemuda itu? Udah ganteng, keren, sepertinya dia orang kaya. Mobilnya aja buagus banget. Ck ... ck ... ck!" gumam Bu Kardi. Lidahnya terus berdecak diiringi dengan geleng-geleng kepala.Sementara itu di dalam mobil mewah, pemuda tampan itu terus mengamati suasana desa yang dilaluinya."Desa ini tidak banyak perubahan," gumamnya.Ketika mobil itu melewati tepi areal persawahan, pemuda itu menegakkan duduknya dan menoleh ke arah kiri jalan."Berhenti dulu sebentar, Pak Dul!" pinta pemuda itu kepada sopirnya."Baik Pak," jawab sopirnya dengan suara pelan.Pemuda itu kemudian menekan tombol pintu mobil otomatisnya sehingga pintu itu terbuka perlahan. Dijejakkannya sepatu hitam mengkilatnya ke permukaan jalan berbatu itu. Dia berdiri di sisi mobilnya, termangu menatap sebuah rumah sederhana di tepi sawah. Ruma
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

Tugas Untuk Reza

Saat menuju kosan Dimas, tiba-tiba gawai Riris berdering. Bergegas di ambilnya benda pipih itu dari dalam swing bag-nya. Terpampang nama Reza di layar itu.'Hh, dia lagi ... ada apa sih telepon aku lagi? Bukankah urusan kami sudah selesai?' Batin Riris merasa kesal."Siapa yang telepon Ris?" tanya Dimas penasaran."Laki-laki itu Mas," jawab Riris tanpa mau menyebut nama mantan suaminya. Gawainya masih terus berdering."Heh, mau apalagi dia, angkat aja Ris, kalau dia macem-macem akan berhadapan sama aku," tukas Dimas kesal. Riris akhirnya menerima panggilan telepon dari Reza."Ada apa sih, Kamu menelepon saya terus?!" bentak Riris kesal. Riris yang biasanya sabar entah mengapa kali ini begitu emosi menjawab telepon dari Reza. Dia merasa sudah lelah berurusan dengan lelaki pengecut itu."Heh, Ris! Kalau nggak mendesak banget juga aku nggak akan telepon Kamu, buat apa coba?" jawab Reza tak kalah sewot."Ya udah ada apa? Waktuku nggak banyak untuk meladeni Kamu!""Aku cuma mau buku nikah
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

Nama Riris Kembali Bersih

Sesampainya di Solo, Pak Dul mulai melajukan mobilnya ke arah desa tempat tinggal Riris.'Loh, ini jalan menuju desa tempat tinggal Riris,' batin Reza.Hatinya mulai menerka-nerka, jangan-jangan Riris yang dimaksud oleh Bos barunya itu adalah Riris, mantan istrinya. Reza mulai gelisah saat mobil telah memasuki areal persawahan di desa tempat Riris tinggal. Nampak ketegangan di raut wajahnya.Dan benar saja, mobil yang dikendarai Pak Dul sudah masuk ke gerbang dukuh tempat tinggal Riris, melewati beberapa kebun dan rumah penduduk. Dan akhirnya masuk ke halaman rumah Riris."Di sini rumah wanita yang bernama Riris itu, Pak," kata pak Dul setelah menghentikan mobilnya di halaman rumah Riris.Reza tertegun, pikirannya berkecamuk. Untuk apa bosnya mencari Riris? Wajahnya nampak tegang."Pak Reza, kok malah bengong?" tanya Pak Dullah."Oh, eh ... iya, Pak," Disapunya wajah Reza dengan telapak tangan kanannya."Pak Dul, sebenarnya Pak Bos mencari wanita yang bernama Riris itu, untuk apa ya?"
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Reza Terpesona

Malam itu Reza memasuki rumahnya dengan langkah gontai. Tugas yang diberikan bosnya memberikan kejutan yang luar biasa untuknya. Gara-gara itu dia jadi tahu cerita tentang mantan istrinya. Dia tak menyangka akibat talaknya di hari pertama pernikahannya, telah membuat Riris begitu menderita."Za, Kamu udah pulang Nak? Kok nggak ngucapin salam sih?" Bunda Reza terkejut melihat putranya sudah berada di ruang makan."Reza udah ucapin salam kok, Bun. Mungkin Bundanya yang nggak denger," jawab Reza dengan lesu."Kamu kenapa, Za? Pulang dari kerja kok murung gitu?" Bundanya Reza yang melihat perbedaan dari putranya merasa penasaran."Reza ceritanya nanti aja ya, Bun, abis bersih-bersih badan," pinta Reza, ditatapnya wajah bundanya dengan sorot mata sendu."Ya udah sana, Kamu mandi dulu, bunda tunggu di ruang makan," pinta wanita paruh baya yang masih tetap menjaga penampilannya itu, badannya tetap langsing meskipun usianya sudah kepala lima.Selesai membersihkan badan, Reza menemui bundanya
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Ketegangan di Malioboro

Tiba-tiba Bu Santi dikejutkan oleh dua sosok wanita yang sedang berjalan ke arahnya. Matanya sedikit terbelalak melihat kedua wanita yang ternyata itu adalah Riris dan ibunya.Langkah kaki mereka semakin mendekat. Bundanya Reza nampak tegang, dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi mantan menantu dan mantan besannya itu. Bu Santi memperlambat langkahnya, sedangkan Nelly semakin berjalan jauh di depannya.Rupanya Riris dan ibunya pun telah melihat sosok bundanya Reza. Mereka berdua pun tak kalah terkejut, Riris dan ibunya saling berpandangan penuh arti.Akhirnya saat mereka berpapasan. Bu Santi memberanikan diri untuk menyapa Bu Rohman dan Riris."Eh, Bu Rohman, Riris ... kebetulan banget ya, bisa bertemu di sini," sapa Bu Santi dengan senyum yang sedikit dipaksakan.Bu Rohman dan Riris menghentikan langkahnya, karena telah disapa oleh mantan besannya itu. Bu Rohman yang sudah tahu segala kesusahan Riris akibat dari perbuatan putranya Bu Santi, hanya mendengus kesal, wajahnya masam t
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Pembalasan Dimas

❤Happy Reading❤Mobil Dimas terus melaju dengan kecepatan rendah, memasuki jalan beraspal yang tidak lebar, pertanda sebentar lagi mereka akan tiba di kosan Dimas dan kontrakan Riris.Tiba-tiba Riris teringat kejadian tadi saat dia dan ibunya bertemu dengan Bu Santi di Malioboro. Dia masih penasaran, kenapa Bu Santi bisa tahu tentang bapaknya yang meninggal dan rencananya pindah ke Jakarta.Diliriknya Dimas di sebelahnya, yang sedang terdiam, asyik menyetir, pandangannya lurus ke jalanan yang ada di depannya. Jika melihat Dimas sedang serius seperti itu, kadang Riris suka penasaran, ingin tahu apa yang sedang dipikirkan oleh sepupunya itu."Mmh ... Mas Dimas, tadi kita di Malioboro berpapasan dengan Bu Santi, bundanya Mas Reza," Riris mulai menceritakan peristiwa yang tadi dialaminya."Oh ya? Trus gimana?" tanya Dimas penasaran."Ibunya Mas Reza menyapa kami duluan, mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya bapak, dan anehnya menanyakan juga tentang kepindahanku ke Jakarta. Kok
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Berkunjung ke Rumah Pak Darmo

Keesokan paginya, Riris tengah mematut diri di depan cermin dalam kamarnya. Dirapikannya lagi jilbab segi empat berwarna biru tua yang telah menutupi kepala dan rambutnya itu.'Wajahku ini, memang tidak cantik. Hidungku agak pesek, pipiku agak tembem dan mataku tidak bulat sempurna bahkan bulu mataku juga tidak lentik, pantas saja Mas Reza meninggalkanku." batin Riris sedih.Sejak Reza mentalaknya, dia seolah kehilangan rasa percaya dirinya. Bibirnya mengerucut lalu dihempaskan napasnya dengan kasar.'Astaghfirullah, aku telah berdosa karena tidak mensyukuri ciptaan-Nya. Ya Robb ampunilah hamba,'Riris membatin di depan cermin. Bulir bening luruh dari sudut matanya. Cepat-cepat di usapnya pipinya dengan tissue. Kembali ditatapnya pantulan wajahnya dari dalam cermin.'Ya Allah, percantiklah budi pekerti hamba sebagaimana engkau mempercantik wajah hamba, aamiin"Riris mengucapkan doa dalam hatinya. Tangannya kemudian sibuk memasang bros kecil diantara kedua lipatan jilbab di bawah dagun
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Pertemuan Tak Terduga

Dari tadi ke pantainya cuma sebentar-sebentar aja, padahal aku sudah ingin duduk berdiam diri, menikmati keindahan alam yang disuguhkan oleh Sang Maha Pencipta, Allah Subhanahu Wata'ala. Mengagumi kebesaran-Nya, maasyaa Allah.Masakan Bu Darmo lumayan enak, aku suka dengan udang goreng saos asam manisnya. Tapi aku makan sedikit saja karena perutku masih kenyang gara-gara makan arem-arem tadi. Cepat-cepat kuhabiskan makanan di piringku.Setelah makanan di piringku habis, aku pamit kepada ibu dan Mas Dimas untuk duluan jalan-jalan di pantai. Mereka mengijinkanku, dengan syarat aku harus hati-hati di sana nanti.Bergegas aku berjalan menyusuri jalan setapak yang mulai berpasir ini. Suasananya masih sepi, bahkan aku belum melihat seorangpun di sini. Sebenarnya aku agak takut juga berjalan sendirian di sini. Namun suara deburan ombak yang sudah terdengar, seakan sedang memanggilku dan merayuku untuk ke sana, sehingga tak kuhiraukan rasa takut itu.Akhirnya sampai juga aku di pantai ini. Ma
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Halangan di Tengah Perjalanan

Pandangan Mas Dimas dan ibu langsung tertuju padaku, ketika aku sedang berjalan ke arah mereka. Mereka tetap berdiri di samping perahu, menungguku."Ris, Kamu abis dari mana aja?" tanya Mas Dimas ketika aku sudah menghampiri mereka."Aku abis dari atas sana, Mas." Ku arahkan telunjukku ke gazebo yang ada di lereng tebing itu. Masih kutangkap sosok pemuda yang tadi kutemui di sana. Dia sedang duduk di gazebo itu."Ris, tadi kita ketemu sama Reza, tuh orangnya lagi asyik berduaan sama wanita lain," ujar Mas Dimas geram."Iya Mas, tadi aku juga udah melihatnya. Ya udah yuk, kita pulang aja," pintaku. Di sini rasanya sudah nggak nyaman lagi dengan adanya lelaki yang menyebalkan itu."Iya, Mas ... kita pulang aja, bulek juga udah capek jalan-jalan," sela ibuku. Mas Dimas mengangguk dan kami pun berjalan beriringan menjauh dari pantai.Setelah berpamitan dengan Pak Darmo dan istrinya, kami segera berjalan menuju mobil yang tadi diparkir di pinggir jalan.Ternyata di dekat mobil Mas Dimas ad
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status