"Kamu tak apa, Nai?" tanya Anggara setelah Naira terlihat lebih tenang.Wanita itu terhenyak. Pelukan Anggara terlalu nyaman untuk mengusir rasa takut yang baru saja singgah."Am, ya, Bos. Maaf." Naira menarik tubuh seketika. Dua pipinya bersemu malu karena sikap konyolnya sendiri.Anggara pun sama. Ia tiba-tiba merasa canggung karena wanita di depannya memeluk dengan erat. Jujur saja, dadanya berdentum kencang karena itu.'Bodoh sekali kamu, Ga! Sudah tau wanita itu lagi kesusahan. Malah mikir yang enggak-enggak. Apa kamu omes?' rutuknya dalam hati. Untuk menenangkan diri, lelaki itu biasa memaki dirinya sendiri."Ah, ya. Tak apa, Nai. Santai aja." Lelaki dengan senyum pipit itu menggaruk kepala tak gatal."Em. Sebenarnya ... suamiku, em suami saya ....""Gak usah formal, Nai. Lagian kita di luar kantor." Anggara memotong ucapan Naira."Ah, ya. Ga. Aku ....""Ehem." Anggara berdehem. Naira sontak mendongak, melihat wajah bosnya yang rupawan tengah menatap ke langit-langit.Dahi wani
Last Updated : 2023-10-21 Read more