Home / Rumah Tangga / PIL KB MILIK IBU MERTUA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of PIL KB MILIK IBU MERTUA : Chapter 31 - Chapter 40

44 Chapters

Menunggu Waktu yang Tepat

“Kamu?” Mata Naira melebar. Terkejut melihat siapa yang ada di depannya.“Iya, iya. Sorry! Aku terpaksa melakukan ini!” Rena terpaksa minta maaf, telah membuat Naira jantungan, meski ia merasa ini bukan sebuah kesalahan.“Ada apa, sih, Ren? Kamu ngagetin aja!” protes Naira pada sosok yang berada di depannya. Perempuan itu menghela napas panjang karena kelelahan dibawa berjalan terlalu jauh.“Heuh. Ini soal perempuan yang dibawa si Huda tadi. Kamu pasti tidak ingat kan?”“Ya?” Naira tak mengerti.“Saat itu kamu baru masuk kerja di kantor ini dan belum tahu kalau ternyata bos kita adalah Bapak Anggara, yang ternyata belakangan aku tahu adalah mantan pacar kamu,” cerocos Rena. Yang masih juga syok saat tahu seperti apa masa lalu sahabatnya dengan si Bos tampan itu. "Siapa?" tanya Naira tak sabar karena dia benar-benar tak ingat. Mungkin karena saat itu ia tak memiliki perasaan apa pun pada Anggara selain malu, dan sibuk menyelamatkan harga diri. Bagaimana tidak, pria yang dulu dia camp
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Air Mata di Hari Bahagia

Sinta ke sana ke mari mencari sahabatnya yang tengah mengadakan pesta. "Ck. Ke mana perginya anak itu? Tamu datang jauh-jauh dianggurin gini?"Wanita yang kariernya melejit setelah perceraian itu terus berjalan melewati orang -orang ramai memenuhi ruangan mewah milik keluarga Anggara. Tepatnya milik Anggara sendiri, karena pria itu sebelumnya sempat tinggal sendiri. Dan baru saja setelah akan menikah dengan Naira, memboyong ibunya untuk tinggal bersama dan menyongsong hari pernikahan Anggara dan perempuan pujaan hatinya -Naira.Mata Sinta melebar, kala ia menangkap sosok wanita di luar dan hanya terlihat separuh tubuhnya terbalut pakaian pengantin. "Kenapa dia sendirian di sana?" Penasaran, langkah Sinta pun tertuntun mendekati Naira. Ia ingin tahu apa yang menyebabkan wanita itu meninggalkan orang -orang saat acara penting begini? Perempuan itu berniat mengagetkan, tapi ternyata saat Naira berbalik ....."Astaghfirullah ....?" Mata Sinta membelalak, saat dugaannya benar. Itu adalah
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Keputusan yang Terlalu Dini

Anggara menjadi gelisah dan ragu untuk menyampaikan apa yang Sherly bicarakan kepadanya. Dirinya saja langsung syok, apalagi Naira jika diberitahu. Untuk yang itu, Anggara benar-benar khawatir Naira akan pingsan ketika tahu fakta yang terjadi antara mereka. "Kenapa gak ngomong, Mas? Kamu takut?" tanya Naira keras yang mulai tidak sabar dengan diamnya Anggara.'Ya! Ya, aku takut, Nai. Aku takut kehilanganmu,' seru batin Anggara yang terluka. Dia sendiri tak mengerti kenapa harus terjebak kejadian rumit dengan perempuan binal itu. "Kita bicarakan ini nanti di kamar saja, ya." Anggara mendekati Naira. Mencoba melembutkan hati gadis itu.Meskipun Anggara belum tahu pasti apa yang Huda sampaikan ke Naira, tapi mengingat kemunculan pria itu bersama Sherly saja, Anggara sedikitnya sudah menduga kalau ini berkaitan dengan pengakuan sekaligus ancaman Sherly."Aku mau di sini, Mas. Sekarang!" tandas Naira. Tegas! Ia tak mau pergi sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya. Sebuah jawaban past
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Aku saja Belum Tidur denganmu, Mas

Anggara membawa pulang Naira ke rumah pribadinya. Rumah yang kemudian didekorasi mengikuti selera dan keinginan Naira. Sebenarnya Naira pun senang dan bahagia, pulang ke rumah yang akan menjadi rumah masa depannya berrsama Anggara, pria yang kini adalah suaminya, sekaligus cintanya.Namun, itu menjadi sesuatu yang sedikit suram setelah kedatangan masalah demi masalah di hari jadi mereka. Bukan hanya Huda dan Sherly sekarang ia harus menghadapi egoisme seorang ibu dari sang mertua.Naira masih tidak bisa terima dengan apa yang sudah terjadi. Dirinya merasa tidak adil dan terjebak.Sampainya di dalam rumah, Naira dan Anggara menjadi canggung. Ini membuat keduanya seolah-olah belum kenal satu sama lain sebelumnya.Naira sudah masuk sampai ke tengah ruangan. Posisi berdirinya memunggungi pintu dan juga memunggungi Anggara yang masuk belakangan dan menutup pintu. Jantung Naira berdetak lebih kencang saat terdengar bunyi pintu yang dikunci.Pikiran dan hati Naira bertabrakan, antara perasaa
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Kamar yang Mendamaikan

Naira malah melongo mendapati pertanyaan yang tentunya aneh jika ditanyakan pada Naira. Hal-hal semacam itu, tidak pernah ada dalam kamus hidup Naira. Kalau pun tahu, hanya dari film-film atau obrolan orang, yang artinya jika dia diminta menjawab, maka itu akan menjadi jawaban kira-kira."Kok, tanya ke aku, Mas? Kan aku tidak ada di situ. Nama minuman itu saja, aku baru dengar," jawab Naira kemudian."Ahm." Anggara manggut-manggut. Tak nyambung rupanya. "Maksudku tentang kamu belum pernah tidur denganku?""Ya?" Naira melebarkan mata. Kembali melongo berusaha mencerna kata-kata Anggara. "Yang jelas, aku sudah berkata jujur Nai, kalau aku memang tidak ingat jelas tentang apa pun sebelum aku ada di kamar. Yang aku ingat hanyalah kami makan saja," tegas Anggara dengan keyakinan yang tidak penuh."Termasuk tentang tidur bersama dan melakukan hal itu?" tanya Naira tajam. Emosinya kembali naik. "Ya, termasuk itu," jawab Anggara tanpa keraguan.Bagi Naira, itu adalah jawaban yang terlalu ce
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Tamu Meresahkan

Bagaikan sebuah alarm yang memang sudha tertanam di dalam tubuh dan pikiran, tak lama setelah adzan subuh selesai berkumandang, Naira bangun dengan tersentak. Tubuhnya langsung bangun duduk dengan napas yang tercekat.Setelah berhasil mengatur napas, Naira pun mulai membangun ingatannya. Dia menunduk menatap kedua tangannya yang masih menggunakan perhiasan dan lukisan hena. Gaun pengantinnya pun belum lepas dari tubuhnya.Apa yang ada di dirinya masihlah sama seperti kemarin. Tak ada satu pun yang terlepas dari dirinya. Naira masihlah seorang yang mengenakan pakaian pengantin.Kini Naira melihat sekitar dirinya. Ingatannya mulai datang. Naira yakin kalau semalam dia duduk di tepian tempat tidur, mengagumi empuk juga lembutnya tempat tidur. Naira juga ingat tentang keinginannya untuk merebah, memastikan kalau tempat tidur itu memang benar-benar empuk.Dan setelahnya Naira tidak ingat apa-apa. Tapi, saat terbangun, dia tidur dengan posisi sangat baik. Seseorang telah memperbaiki posisi
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

Mertuaku Ternyata Baik

"Mas Huda!" Naira panik sekaligus gelisah. Kemunculan Huda di rumahnya, bukanlah sesuatu yang diinginkan Naira."Aku ada meeting dengan seseorang di restoran dekat sini. Tapi, aku kepagian dan..., karena dekat dengan rumahmu, aku jadinya mampir dulu."Huda celingukan, melihat-lihat sekitar, seolah-olah sednag mencari-cari."Oh, ya, Anggara ada?" tanya Huda santai.Naira menelan air liurnya. Dia tahu kalau Huda bertanya basa-basi. Naira yakin kalau mantan suaminya itu tahu perginya Anggara ke tempat kerja. Itu karena selisih waktu yang tidak banyak."Suamiku kerja , Mas," jawab dingin Naira. Dengan nyata Naira menekankan kata 'suamiku'."Lho, gak libur? Kalian kan pengantin baru. Kita dulu aja, malah langsung bulan madu, kan," ucap Huda sambil terkekeh geli sendirian.Naira tak menanggapi. Dia tidak mau diseret ke masa lalu yang baginya sudah amat sangat tidak penting lagi."Nai, boleh minta minum, gak? Aku tadi buru-buru. Haus, nih." Huda mengelus tenggorokannya dengan wajah meringis.
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Berapa Banyak Pria yang Tidur denganmu

Di kantornya, Anggara benar-benar tidak bisa konsentrasi. Pikirannya tidak bisa sepenuhnya fokus pada perusahaan yang dia bangun. Bercabang ke mana-mana. Dari memikirkan bagaimana menyelesaikan urusannya dengan Sherly, sampai tentang bagaimana dirinya bisa membuktikan kalau tidak pernah terjadi sesuatu antara mereka ke pada Naira. Lelaki yang mengenakan setelan jas berwarna Dongker itu berdiri mematung, menatap keluar melalui jendela kaca. Kedua tangannya terlipat di dada dengan kedua kaki terbuka. Sikapnya benar-benar seperti seorang ksatria yang sedang menatap ke arah medan perang.Di tengah pikirannya yang semakin kelam dan berkecamuk, Anggara dibuat terkejut dengan pintu yang dibuka dengan hentakan keras. Pria tinggi itu langsung berbalik, yang lalu terhenyak begitu melihat siapa yang berdiri di ambang pintu dengan wajah merengut.Sherly mengenakan pakaian yang membuat Anggara malu. Pakaian itu tidak tepat, begitu juga riasannya, dan semua yang menempel pada tubuh Sherly tidak ad
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bukan lagi Pengecut

Di luar ruang kerja Anggara, Naira dan seorang sekretaris, duduk gelisah di tempatnya masing-masing. Si sekretaris, beberapa kali mencuri pandang ke arah Naira dan juga ke pintu ruang kerja bosnya. Ingin sekali dirinya mendekati Naira, lalu mencoba menenangkan.Namun, ia sadar kalau itu pasti tidak akan bisa mengubah perasaan kalut seorang istri yang mengetahui suaminya berdua-duaan dengan wanita lain.Naira sendiri, sebenarnya tidak keberatan dengan kesendiriannya di sofa. Itu membuatnya leluasa berpikir antara tetap di kantor atau pulang, dan antara masuk menerobos ke ruang kerja Anggara atau sabar menunggu sampai tamu wanita bernama Sherly itu keluar.Sebenarnya Naira sangat ingin masuk, dan melabrak wanita itu serta Anggara bersamaan. Rasa kesal, marah, akibat merasa pernikahan ini tidak adil, adalah yang membuat Naira ingin meluapkan pada keduanya sekaligus. Seandai kata Anggara jujur sejak awal, sebelum menikah, atau Sherly datang menemuinya sebelum menikah, pastinya hidup Naira
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Menghadapi Pelakor dengan Elegan

Naira melotot tak terima. Bagaimana bisa ada perempuan tak tahu malu seperti itu. Tanpa ragu, wanita bergerak maju mendekati Sherly dan menjambak rambutnya hingga kepalanya tertarik ke belakang. "Au! Jalang! Lepaskan! Aku bisa melaporkanmu ke polisi!" ancam Sherly sambil berteriak kesakitan."Kamu pikir aku takut, hah?!" Naira melotot di depan wajah Sherly. Dulu mungkin dia tak bisa melawan fisik Rindi yang merebut Huda, tapi tidak sekarang. Anggara di sini untuknya, dia bukan tukang selingkuh seperti suami pertamanya.Anggara panik, ia tak mau kejadian ini heboh dan menarik perhatian yang lain. Rasanya kesabaran Anggara sudah sampai di batasnya. Ia tak mau diam saja. Naira bisa merasakan bagaimana tangan suaminya yang merangkul pinggangnya terasa mengetat, yang artinya Anggara sedang berada pada kemarahannya yang masih ditahan.Naira tentunya tidak ingin martabat suaminya buruk di mata banyak karyawannya. Itu tidak baik karena juga bisa mempengaruhi nama baik perusahaan. Naira harus
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status