Home / Pernikahan / The Queen Janda Pirang / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of The Queen Janda Pirang: Chapter 41 - Chapter 50

129 Chapters

tigapuluh

"Apa?! Menikah lagi?!" ucap Ibu Aisyah tak percaya."Lelaki baik macam apa dia yang tak bisa menjaga hatinya malah emnikahi perempuan lain? Atau kalian ada amsalah sebelumnya?" tanya Ibu Aisyah mulai penasaran denagn kisah asmara Pinka.Pinka hanya bisa tersenyum kecut, wajahnya tetap menampilkan keramahan tapi batinnya sungguh tersudut tersakiti. Rasanya ia ingin berteriak kencang hingga memekakkan telinga banyak orang, agar semua orang paham dengan batinnya yang begitu kecewa."Tetap saja, beliau lelakio baik yang pernah Pinka kenal. Nyatanya lelaki itu mau mnikahi Pinka dan menerima Pinka apa adanya, Ibu. Kalau masalah suami pInka menikah lagi, tentu ada penyebabbnya, bukan secara tiba -tiba," ucap Pinka tetap menjaga kehormatan suaminya. Pinka yang benar -benar sudah jatuh cinta pada Sean, tak bisa mengatakan hal buruk tentang suaminya. "Mulia sekali hatimu Pinka," ucap Ibu Aisyah merasa terenyuh dengan cerita Pinka. Pinka terlihat jujur dan apa adanya. Tak sedikit pun Pinka mena
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhsatu

"Kak Sean?!" ucap Pinka lirih. Sean tersenyum manis sekali dan memeluk tubuh Pinka dengan penuh kerinduan serta mencari kenyamanan."Malam ini aku ingin bersamamu Pinka, aku rindu kamu," ucap Sean menciumi sleuruh wajah Pinka seperti sudah berbulan -bula tak bertemu. Padhal baru beberapa jam saja mereka terpisah.Kedua mata indah Pinka berbinar bahagia. Sean suaminya mendatanginya dan memeluk tubuhnya dengan erat, bahkan Sean tak ragu lagi untuk mencium wajahnya."Kamu menangis?" tanya Sean yang secara tak sengaja mencium Pinka tepat mengenai air matanya yang menetes di pipi mulusnya.Pinka tak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya pelan."Apa kamu tidak bahagia bersamaku, Pinka? Kamu merasa tersakiti?" tanya Sean pada Pinka penasaran."Gak Kak. Pinka malah bahagia, Kakak datang. Pinka rindu Kakak. Harum tubuh Kakak, membuat Pinka candu," ucap Pinka jujur.Pinka membalas pelukan Sean dan memeluknya dengan sangat erat. Tubuh mereka saling berhimpitan di bawah selimut. Tubuh Sean t
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhdua

Pertarungan malam yang indah sudah terlewati denagn sempurna. Sean masih memeluk tubuh polos Pinka dengan erat. Baru saja terlelap sebentar, dari luar kamar sudah terdengar suara ketukan Ibu Aisyah yang membangunkan Pinka."Pinka ... Pinka ... Bangun, Nak sudah shubuh," panggil Ibu Aisyah lembut sambil berulang kali mengetuk kamar Sean.Pinka membuka kedua matanya dan menjawab, "Iya Bu." Pinka masih belum sadar dari tidurnya, karena tubuhnya masih terasa lelah dan cape. Tubuhnya juga masih terikat tangan Sean yang terus memeluknya tak mau melepas.Kedua mata Pinka langsung terbuka lebar dan mmebalikan tubuhnya untuk membangunkan Sean, suaminya."Kak ... Kak Sean, bangun Kak. Ibu sudah bangun. Baru saja membangunkan Pinka. Kalau Ibu tahu, Kakak ada disini, bisa runyam semuanya," bisik Pinka terus menggoyangkan tubuh Sean dan menepuk -nepuk pipi Sean agar lelaki itu cepat terbangun dari tidurnya.Biasanya Sean langsung terbangun bila ada yang membangunkan, kenapa kali ini nampak susah s
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhtiga

Dengan cepat Sean melepaskan pelukan Zahra dari perutnya dan bergegas mengambil piyama handuk dan memakainya."Aku belum sholat shubuh," ucap Sean yang langsung berwudhu dan keluar dari kamar itu meninggalkan Zahra sendirian di kamar mandi.Zahra hanay terdiam dan duduk di atas kloset tertutup sambil emnikmati percikan air shower yang mengenai tubuhnya. Kenapa Sean, suaminya begitu ketus, dingin dan sanagt cuek sekali. Padahal, dulu sikap Sean begitu hangat, ramah dan lembut."Aku telah melakukan apa yang aku bisa. Aku berusaha untuk menjadi istri yang baik, tapi kamu seolah malah ingin menjauhiku," batin Zahra dalam hatinya ingin sekali berteriak dan menangis.Sean hanya mendengus kesal. Ia mengeringkan rambutnya dan memakai pakaiannya lalu sholat shubuh di kamar.Zahra sudah mandi dan masih memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya lalu mendekati Sean yang baru saja mengucapkan salam pertanda sholatnya telah selesai."Kenapa kamu seolah ingin menjauhiku, Mas? Kenapa kamu seperti me
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhempat

Tatapan Sean begitu kesal ke arah depan. Jawaban Zahra sama sekali tidak mencerminkan wanita sholehah putri dari seorang kyai besar dan terpandang.Zahra juga terdiam, hatinya juga kesal. Pernikahan impiannya seolah akan kandas dalam waktu cepat."Besok aku harus pergi. Aku ada tugas," ucap Sean lantang.Zahra menoleh ke arah Sean dan menjawab ketus, "Aku ikut. Aku harus ikut.""Aku tidak mungkin membawamu Zahra. Ini tugas ke tempat yang jauh dan sangat beresiko," ucap Sean pada Zahra."Terus? Kamu mau bawa teman hiburanmu itu?" tanya Zahra ketus."Teman hiburanku? Siapa yang kamu maksud? Pinka?" tanya Sean tetap terlihat tenang."Siapa lagi. Jangan -jangan, kamu tidak mau menyentuhku karen ausdah kena pelet, wanita itu? Iya? AKu juga bisa melakukan yang lebih panas dari dia," ucap Zahra penuh emosi.Mobil yang sedang di lajukan Sean langsung di hentikan begitu saja dengan rem kaki yang di injak mendadak. Sean pun menoleh ke arah Zahra dengan tatapan tajam."Jaga ucapanmu Zahra! Kamu
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhlima

"Kamu membentak Zahra, Mas?" ucap Zahra tak percaya."Iya. Kenapa? Kamu tidak terima? Kalau aku bilang salah, ya pastinay kamu itu salah, Zahra," ucap Sean ketus."Tapi aku istrimu, Mas. Kenapa malah bela wanita penghibur ini?" ucap Zahra semakin kesal."Aku tidak bela Pinka. Posisiku netral, dan aku tidak suka dengan orang yang suka menghina seseorang," ucap Sean yang langsung berbalik dan masuk ke dalam rumah untuk menemui Ibunya.Zahra menatap Pinka tajam dengan kedua mata melotot."Aku tidak pernah tahu, asal usul kamu, gadis penghibur. Aku hanya tahu, kamu itu hanya seorang purel yang hinggap dari satu laki -laki ke laki -laki lain," ucap Zahra mengejek."Itu masa lalu aku, Kak Zahra. Jadi kamu gak perlu mau tahu soal aku di masa lalu aku. Jangan suka cari -cari atau mengorek masa lalu Pinka," ucap Pinka ketus dan pergi meningalkan Zahra sendirian.Zahra makin kesal, sebenarnya Zahra bukan wanita yang mudah cemburuan selama ini. Tapi, melihat Pinka, hatinya begitu cemburu, aplagi
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhenam

Ucapan Sean begitu membuat Pinka terdiam. Pinka pikir, ia hanya sementara disini, dan selanjutnya akan ikut bersama Sean. Nyatanya tidak. Pinka juga akan di tinggal Sean, sama seperti Zahra yang juga di tinggal Sean.Pinka menunduk sambil memegang gelas yang berisi air hangat."Kamu gak apa -apa kan?" tanya Sean kemudian."Gak apa -apa. Kalau memang Kak Sean yang meminta Pinka untuk menjaga Ibu. Pinka pasti akan jaga Ibu dengan baik," ucap Pinka lirih."Maafkan Kakak ya, Pinka. Kakak berjanji, suatu hari semua hari adalah milik kita berdua," ucap Sean menatap Pinka dan menyentuh tanagn Pinka dan menggenggam erat.Pinka hanya mengangguk setuju. Rasanya ingin memeluk Sean, tapi itu tak mungkin ia lakukan. Pinka tidak mau terlibat masalah dengan Ibu Aisyah terutama dengan Zahra.Hari semakin sore, Zahra, Sean, Ibu Aisyah dan Pinka masih mengobrol di ruang tamu. Kebetulan hari ini sedang hujan. Pinka sibuk untuk menggoreng camilan hangat dan membuat minuman jahe."Silahkan dinikmati," uca
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhtujuh

Zahra hanya bisa diam dan tetap membuatkan kopi untuk Abi dan Sean, suaminya, tanpa mempedulikan Zhein yang berdiri di dekatnya.Fathonah hanya melirik ke arah Zhein dan Zahra lalu bangkit berdiri sambil menatap keduanya."Ekhemm ... Jadi yang berduaan siapa? Fat atau kak Zahra?" ucap Fat penuh emosi.Zhein menoleh ke arah Fathonah yang menatap tajam pada manik mata fathonah."Jaga mulut kamu, Fat! Kamu itu kenapa sih? Tiba -tiba berubah begini?" ucap Zahra pada Fathonah."Bukannya Fat yang seharusnya brtanya begitu?" ucap Fat dengan geram."Apa amksudmu Fat? Kita bersahabat sudah lama. Waalupun kamu masih junior, tapi aku siap merekomendasikan kamu pada Abi," ucap Zahra merasa tak terima di perlakukan seperti ini."Sudah. Ayo Fat kita ke aula untuk mengajar kembali," titah Zhein pada Fathonah.Zhein segera pergi dari hadapan kedua wanita yang membuatnya pusing tujuh keliling. Melihat Zhein yang sudah pergi dan keluar dari dapur umum, Fathonah berjalan mendekati Zahra."Ternyata kam
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhdelapan

Satu minggu kemudian ...Sean pun belum ada kabar hingga detik ini. Entah selamat atau tidak, tidak ada yang tahu. Pemberitaan di TV pun terasa sunyi.Ibu Aisyah terus berdoa demi keselamatan putranya. Pinka sendiri selalu cemas setiap malam. Ponselnya terus di pandangi dengan tetesan air mata yang luruh jatuh begitu saja tanpa di minta.Sejak Sean peri, Zahra pun kembali ke pOndok Pesantren denagn alasan ingin menjaga Abinya dan tetap ingin mengajar disana. Pinka menjaga amanah Sean untuk menjaga Ibu Aisyah yang sudah menua dan tetap membantu setiap keperluan Ibu Aisyah."Belum ada kabar dari putraku, Pinka?" tanya Ibu Aisyah pagi ini yang mengeluh kepalanya pusing. Badannya panas dan tubuhnya mulai menggigil.Pinka sejak pagi sudah membuat bubur untuk Ibu Aisyah dan menyuapi wanita tua itu denagn penuh kasih sayang."Belum ada Bu. Ini Pinka juga berusaha emnelepon dan mengirim pesan, namun sama sekali tak ada balasan. Mungkin terlalu sibuk atau ponselnya tidak bisa di gunakan," ucap
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

tigapuluhsembilan

"Kalau menurut Ibu.? Kira -kira apa hubungan Pinka dan Kak Sean?" tanya Pinka kembali tanpa menjawab pertanyaa Ibu Aisyah.Kening Ibu Aisyah mengumpul di tengah hingga membentukkerutan yang berarti belia sedang bingung juga dengan pertanyaan Pinka."Mana Ibu tahu. Kalian yang tahu. Ibu hanya merasa hubungan kamu dan Sean itu lebih dari sekedar teman atau sahabat. Mungkin ada perasaan tersembunyi?" tanya Ibu Aisyah pada Pinka.Pinka melebarkan senyumnya dan emmegang tangan Ibu Aisyah lalu memeluk tubuh tua itu dengan erat."Pinka akan lebih senang bisa menjadikan Ibu sebagai Ibu Pinka, baik menjadi Ibu angkat atau bahkan menjadi Ibu mertua," ucap Pinka lirih. Kedua matanya basah. Selama tinggal di rumah ini, baru kali ini, Pinka bisa memeluk Ibu Aisyah dengan erat.Ibu Aisyah cukup tersentak dengan jawaban Pinka yang menurutnya kurang tepat."Ibu mertua? Pinka, kamu memang baik, kamu itu ramah, tulus. Tapi kamu tahu, seluruh kmpung ini tahu asal usul kamu. Kalau pun Sean belum menikah,
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status