Home / Pernikahan / The Queen Janda Pirang / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of The Queen Janda Pirang: Chapter 111 - Chapter 120

129 Chapters

seratus

Beberapa tahun kemudian ...Usia Ainul sudah menginjak delapan belas tahun. Begitu juga dengan usia Adzan yang tak berbeda jauh dengan Ainul adiknya. Seangkan Fatima baru saja lulus dari sekolah dasar.Ibu Aisyah, Ibu Sean, mertua Pinka telah meninggal setahun yang lalu. Kini mereka tinggal di negara Turki mereka dan membuka usaha restaurant khas masakan asal negaranya.Pagi ini, seperti biasa Sean, Pinka dan ketiga buah hatinya makan bersama di ruang makan dengan suasana keluarga yang hangat dan menyenangkan.Pinka selalu memasak makanan kesuakan mereka secara bergantian."Pagi sayang," sapa Sean yang langsung meraih pinggang Pinka dan mengecup pipi istri kesayangannya itu.Pemandangan itu sudah terlalu biasa dipertontonkan untuk ketiga buah hatinya. Mereka terkadang iri dengan kasih sayang Abi Sean yang terlalu memuja Uminya."Pagi Abi ... Katanya libur? KOk udah pake seragam?" tanya Pinka bingung. Pasalnya Pinka merasa bersalah karena tak menyiapkan seragam dan perlengkapan lainny
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratussatu

Ainul dan Adzan tidak satu sekolah. Ainul lebih memilih sekolah kejuruan sedangkan Adzan lebih memilih sekolah umum. Ainul sangat sibuk di kegiatan sekolah yang berbau religi. Makanya Ainul ingin melanjutkan kuliah agama di Mesir untuk memperdalam ilmu agamanya.Berbeda dengan Adzan yang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang dokter. Abinya menyuruh Adzan untuk sekolah polisi, namun Adzan tetap pada pendiriannya memilih kuliah kedokteran dengan alasan ingin merawat Abi dan Umi dimasa tua.Fatima juga akan melanjutkan sekolah menengah pertama. Fatima sendiri memilih untuk masuk ke Pondok untuk mengembangkan ilmunya.Sebagai orang tua, Sean dan Pinka hanya mengarahkan, memberikan nasehat dan pandangan ke depannay seperti apa. Apapun pilihan mereka, Pinka dan Sean akan tetap mendukung."Mi ... Abi berangkat dulu ya," ucap Sean yang telah selesai sarapan dan Pinka ikut berdiri untuk mengantarkan suaminya keluar.Ketiga anaknya juga telah siap untuk berangkat sekolah dengan ikut bersama
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

102

Beberapa minggu kemudian waktunya untuk Adzan dan Ainul melaksanakan ujian akhir nasional. Setiap malam Ainul berusaha keras untuk belajar agar mendapatkan nilai yang baik. Begitu juga dengan Adzan yang terus bangun dini hari untuk belajar memperisiapan ujian dengan baik."Gimana persiapan ujiannya?" tanya Sean pada kedua putra dan putrinya yang nampak terlihat tegang menghadapi hari pertama ujian ini."Siap kok Bi. Santai aja," ucap Adzan yang memang selalu tenang menghadapi situasi appaun."Kamu Nul? Kelihatan gugup?" tanya Abi lembut sambil menatap Ainul lekat.Pinka masih sibuk memasak dan menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan ketiga buah hatinya."Sudah siap kok, Bi," ucap Ainul pelan sekali."Kamu kenapa? Kelihatan gak sehat?" tanya Sean sambil memegang kening Ainul dengan punggung tangannya.Ainul memang agak demam. Tubuhnya terasa panas dingin sejak semalam dan lemas."Mi ... Ainul sakit Mi!! Bawakan obat," teriak Sean pada Pinka yang baru saja masuk ke ruang makan sambil me
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratustiga

"Cepat pergi Dzan. Nanti kamu terlambat ke sekolah, malah gak bisa ikut ujian," ucap Ainul pada Adzan."Terus kenapa? Kamu sendiri kenapa malah mencari masalah baru disaat sudah mau selesai sekolah kita? Apa kamu sudah tidak mau melanjutkan mimpi kamu?" tanya Adzan dengan kedua mata menatap tajam ke arah Ainul."Tolong Dzan. Sekali ini saja. Itu dia Marko sudah datang," ucap Ainul yang langsung hapal akan kedatangan Marko dengan mobil sportnya."Ya udah sana. Aku kan disini, tinggal gas aja," ucap Adzan ketus sambil menatap mobil Marko dengan tajam. Diam -diam, Adzan merekam smeuanya dengan baik di memori otaknya. Warna mobil, plat mobil dan Marko yang keluar dari mobil tanpa memakai seragam sekolah telah melambaikan tangan ke arah Ainul.Ainul melihat kode itu dan mengangguk kecil ke arah Marko."Ainul pergi ya. Gak usah dijemput, biar Marko yang antar Ainul pulang," ucap Ainul pelan sekali dengan wajah kembali muram saat berjalan menuju ke arah Marko menunggu.Adzan menutup helm ful
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratusempat

"Ainul belum pulang Umi?" tanya Adzan dengan cepat saat amsuk ke dalam rumah tanpa memberi salam terlebih dahulu karena melihat sepatu Ainul belum nampak di rak sepatu.Ainul adalah gadis yang rajin dan rapi. Ia paling tidak suka bagian depan rumah itu berantakan. Perkara sandal jepit yang warnanya sudah kecokelatan saja bisa jadi perang dunia kelima kalau sampai ditemukan oleh Ainul."Belum Dzan. Bukannya bareng sama kamu?" tanya Pinka tak terlalu cemas. Biasanay kalau tidak pulang bareng dengan Adzan, Ainul bisa pulang sendiri atau nebeng dengan teman sekelasnya yang satu arah pulang."Adzan pergi dulu, Umi," ucap Adzan dengan cepat yang hanya meletakkan tasnya dan langsung pergi lagi menggunakan motor besarnya tanpa mengganti pakaiannya.Adzan mengendarai cepat motor besar itu lalu pergi ke rumah Marko. Tempat dimana Ainul selalu minta diantar dengan alasan mengajar secara privat.Tok ... Tok ... Tok ..."Cari siapa?" tanya seorang wanita paruh baya dari arah samping rumah besra i
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratuslima

"Kak Ainul tidak bisa hadir anak manis. Sekarang habiskan dulu makanannya baru kita bicara. Kak Adzan mau minta tolong sama kalian semua. Tapi ... Kalau kalian bisa bantu kakak, itu juga. Kalau gak bisa ya gak masalah," ucap Adzan pada semua anak panti."Apa itu Kak? Kita pasti akan bantu Kakak," ucap seorang anak laki -laki yang paling besara dan paling berani di panti.Adzan memiliki peran yang penting atas panti itu. Rumah panti itu pernah menjadi sengketa dan semua anak di usir dari panti. Beruntung ADzan dan Ainul meminta tolong pada Abi dan Uminya untuk membeli rumah panti tersebut dan tetap membuka panti itu secara umum. Sampai saat ini Pinka, Umi Adzan adalah donatur tetap Panti.Sambil menikmati makan siang. Semua anak panti mendengar dan menyimak cerita Adzan. Tidak semua cerita itu adzan jelaskan. Intinya, Adzan hanya ingin tahu kemana Ainul pergi selama ini.Semua anak panti mengangguk paham akan kecemasan Adzan sebagai anak tertua."Kita pasti bantu Kak Adzan. Kira -kira
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratusenam

Langit sore sudah mulai memerah dan Adzan baru saja sampai dirumah. Untung saja, mobil Abinya belum ada digarasi. Itu tandanya Abi Sean belum pulang dan DAzan tidak perlu banyak memberikan argumen tentang kemana ia pergi seharian ini setelah pulang sekolah.Adzan emmarkirkan motor besarnya dan meletakkan helm ful facenya dirak helm. Kedua matanya terpaku pada satu pasnag sepatu AInul yang sudah ada dirak sepatu.Adzan masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam sambil menyapa Uminya yang sudah melotot ke arah Adzan."Dari mana saja kamu, Zan? Ini sudah mau petang, baru ingat pulang? Kamu tidak makan seharian juga! Kalau Abi tahu kamu bisa habis dimarahi, ini waktunya ujian bukan untuk main- main," ucap Pinka yang terus bicara panjang lebar untuk menasehati putra kesayanagnnya.Tapi, Bukan Adzan namanya, aklau tidak bisa membuat Uminya sellau luluh dan tenang kembali bagai kucing yang sudah ketemu majikannya. Adzan itu menurunkan sifat Abinyaa yang lembut, ramah sekaligus selalu membuat
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratustujuh

Tok ... Tok ... Tok ..."Ainul? Ada apa didalam? Kenapa kamu berteriak keras?" tanya Pinka yang terus mengetuk kamar Ainul tanpa ada jawaban dari dalam.Adzan dan Ainul saling berpandangan dan Adzan langsung menyelot pintu kamar itu agar Uminya tak bisa membuka.Adzan lalu menghampiri Ainul yang masih menutup tubuhnya dengan baju yang akan diapkainya lalu bicara sangat lirih sekali."Ma -maafkan aku, Ainul. Aku tak snegaja melihat ini semua. Kalau kamu mau marah, silahkan marah atau pukul aku sepuasnya ..." ucap Adzan yang lalu disela oleh Ainul."Cepat bersembunyi dikolong tempat tidur. Aku harus membuka pintu untuk Umi agar tak cemas," ucap Ainul dengan cepat lalu memakai pakaian itu dan membuka pintu kamarnya. Ia pastikan Adzan sudah menyelinap ke kolong tempat tidur ainul untuk bersembunyi.ceklek ..."Kenapa Ainul?" tanya Umi Pinka begitu cemas dan emlongo ke arah dalam untuk melihat situasi kamar Ainul yang masih tertata dengan rapi."Gak ada apa -apa Mi. Maaf kalau udah bikin
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratusdelapan

"Apa yang kamu sembunyikan Ainul?" tanya Adzan sambil menatap tajam ke arah Ainul."Bukan apa -apa, Kak. Keluar sana, Kak," ucap Ainul begitu lantang dan sangat ketus. Ainul terkejut bukan main saat Adzan malah berjalan menuju meja belajarnya. Ainul belum sempat membereskan semuanya tadi."Apa itu? Sini lihat?!" ucap Adzan lantang."Keluar Kak!!" ucap Ainul tanpa mau melihat Adzan lagi dengan nada tinggi."Kakak akan keluar setelah kamu tunjukkan apa itu!" tegas Adzan pada Ainul.Ainul menggelengkan kepalanya pelan lalu berlari ke arah kamar mandi dengan cepat dan memuntahkan isi perutnya di wastafel. Beberapa kali, Ainul sudah menahan rasa mual yang ingin keluar dari mulutnya. Namun kali ini, Ainul sudah tak sanggup menahannya.Adzan mengikuti Ainul yang terus mengeluarkan isi perutnya dengan suara yang terdengar kesakitan. Perlahan tangannya memegang keran dan memutar hingga airnya mengucur mengguyur muntahan Ainul.Ada rasa iba pada Ainul. Adzan memijat tengkuk Ainul dan membant
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

seratussembilan

"Abi panggilkan dokter keluarga gimana?" tanya Sean pada Pinka."Boleh Bi," ucap Pinka menyetujui penawaran Sean.Jantung Adzan ikut berdegup keras saat Abinya ingin memanggil dokter keluarga. Adzan sudah berjanji untuk menyembunyikan sesuatu rahasia besar yang sama sekali belum jelas itu pada Ainul."Gak usah panggil dokter juga, Bi. Dikasih obat masuk angin juga sembuh," ucap adzan membela Ainul."Adzan, Habiskan makan malam kamu, lalu kamu lanjutkan belajar kamu untuk persiapan ujian besok," titah Pinka merasa ada yang aneh dengan Adzan dan Ainul."Iya Umi," jawab Adzan pasrah lalu menghabiskan makan malamnya dan kembali masuk ke dalam kamar.Kebetulan Adzan tinggal sendiri di ruang makan. Abi Sean sudah sibuk menelepon dokter keluarga yang tak kunjung tersambung dan mencari dokter lain. Umi Pinka sedang menyuapi Ainul yang sedang tak berselera untuk makan. Padahal makanan yang dibawa uminya itu adalah makanan kesukaan Ainul."Kamu sakit apa sih? Mual, pusing, tapi gak panas," ucap
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status