Home / Pernikahan / The Queen Janda Pirang / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of The Queen Janda Pirang: Chapter 91 - Chapter 100

129 Chapters

delapanpuluh

Mama Fatih berkeliling di rumah sakit itu untuk mencari keberadaan Pinka. Ia tidak tahu, siapa nama putri tiri Pinka yang sedang di rawat di rumah sakit.Fatih juga penasaran ingin cepat sembuh dan menemui Pinka sesuai petunjuk Ari.Zhein telah menyiapkan bubur ayam untuk sarapan pagi Zahra. Zahra masih tertidur pulas di kamar tidurnya dan Zhein sudah memberekan rumah kecilnya dan menyiapkan sarapan pagi. Zhein harus segera pergi ke sekolah dekat sini untuk mengajar.Tok ... Tok ... Tok ..."Ra ... Zahra ... Bangun Ra. Aku mau berangkat," ucap Zhein lembut membangunkan Zahra."Eummm ... Ya ... Sebentar," jawab Zahra yang membuka kedua matanya lalu terbangun dan memakai hijabnya. Zahra keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tengah. Dua mangkuk bubur ayam panas sudah ada di meja makan di temani dua gelas teh manis dan satu piring berisi beraneka macam sate dan satu piring lainnya berini gorengan.Zhein sudah duduk di kursi dan menyuruh Zahra untuk duduk di depannya. Zahra pun menggeret
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhsatu

Pinka terdiam menatap Mama Fatih yang kini ada di depannya. Pinka takut masa lalunya di bongkar dan istri dari Pak Lukman meminta semua uang dan barang mewah yang pernah di berikan kepada Pinka. Padahal semua uang, perhiasan dan barang mewah yang bisa di jual sudah di rampa soleh Ayah Sam untuk berjudi dan membayar hutang. Entah bagaimana kabar Ayah Sam saat ini. Benarkah ia sudah meninggal? Atau hanya kabar burung saja berita buruk saat itu yang di dengar Pinka."Mari Bu. Pinka antar ke suami Pinka, mungkin kalau ada ijin, Pinka bisa bicara empat mata denagn Ibu," ucap Pinka denagn santun."Iya Pinka. Terima kasih atas waktu yang sudah kamu berikan untuk saya," jawab Mama Fatih pelan.Pinka mengajak Mama Fatih untuk bertemu dnegan Sean, suaminya. Lelaki itu sedang menggendong Adzan dan Ibu Aisyah sedang mengurus Ainul."Kak Sean ... Ini ada seorang Ibu yang mau bicara dengan Pinka soal masa lalu Pinka," ucap Pinka sambil mengedipkan satu matanya pada Sean."Masa lalu?" tanya Sean pel
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhdua

Sean menggendong Adzan menuju kamar ruang inap yang disebutkan oleh wanita paruh baya tadi. Ini sudah dua jam, dan belum ada tanda -tanda Pinka kembali lagi ke ruangan rawat inap Ainul.Sean membaca satu per satu nomor di denap pintu dan menemukan ruang bernomor yang ia cari. Sean melihat ke arah dalam kamar itu melalui kaca kecil yang ada di depan pintu menmbus ke dalam tanpa harus masuk ke dalam ruangan itu.Benar sekali, Pinka masih ada di dalam denagn wanita paru baya itu yang sedang bersujud di kaki Pinka dan lelaki yang berada di atas ranjang menatap Pinka dengan sorot mata bersalah. Satu lagi lelaki yang berdiri di smaping lelaki yang dudu di ranjang tersebut smabil membawa kotak rahasia."Ada apa sebenarnya?" tanya Sean penasaran pada dirinya sendiri.Kenapa orang -orang itu seperti sedang minta maaf dan menyesali suatu kesalahan. Ada apa ini?Sean memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan rawat inap itu dengan alasan untuk menjemput Pinka kembali ke ruang rawat inap ana
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhtiga

Ibu Aisyah terkejut mendengar pengakuan Zahra dan hanya bisa terdiam dengan tatapan nanar. Dalam hatinya hanya bisa mendesah kasihan denagn apa yang terjadi pada Zahra sebenarnya. Mungkin ini yang menyebabkan Zahra menjadi berubah dan tak lagi seceria dulu.Ibu Aisyah bangkit berdiri dan emmeluk Zahra dengan erat. Biar bagaimana pun, Ibu Aisyah sangat mengapresiasi kejujuran Zahra dan mengakui semunaya tanpa ada lagi yang di tutupi. Ibu Aisyah langsung memeluk Zahra."Kamu harus sabar, Zahra. Ibu akan tetap emnyayangi kamu, sebagai menantu Ibu yang sudah Ibu anggap sebagai anak Ibu sendiri." ucap Ibu Aisyah dengan suara lembut yang menenangkan.Zahra memang mearas dua tahun ini, ia tidak bisa meneriam kehadiran Ainul baik saat bearda di kandungan maupun saat sudah di lahirkan. Zahra rasanya enggan emngurus, merawat dan menyusui putrinya itu sampai kejadian tadi malam membuat Zahra begitu ketakutan."Ma -maafkan Zahra Ibu. Kalau Zahra banayk bersalah pada Ibu. Ibu adalah mertua sekalig
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhempat

Pagi harinya, Pinka datang ke rumah sakit untuk memeriksakan diirnya dan kalau memang hasilnay cocok, Pinka akan langsung mendonorkan sumsum tulang belakangnya.Semalam Pinka ijin pulang membawa Adzan. Sean sendiri kembali ke mess untuk tugas malam. Semenetara Adzan di tinggal di rumah bersama Eva, pengasuhnya. Pinka sudah memberitahu Eva agar tidak memberitahu Sean dimana Pinka berada. Kalau Sean bersikeras mencari Pinka, bilangsaja Pinka sedang pergi membeli bahan -bahan kue agar tidak ada pertanyaan selanjutnya yang membuat Pinka mearsa bersalah.Pinka sudah berada di rumah sakit dan bertemu dengan dokter yang akan memeriksanya. Sejak kemarin, hati PInka kacau balau. Rencananya setelahini, Pinka juga kana menemui Fatih dan Mamanya untuk memberikan maaf, dan melupaka semua yang sudah terjadi. Kalau Mama Fatih ingin pergi ke pusara Ibu PInka, maka Pinka akan mengantarkan mereka untuk melihat betapa damainya hidup Ibu Pinka saat ini. Ibunya telah tenang dan tidak merasakan sakit lagi.
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhlima

Dokter itu tidak gugup sama sekali dan bahkan ia bersikap tenang sekali."Coba lihat berkasnya," ucap dokter itu kemudian.Sean memberikan beberapa berkas yang ia temukan di meja rias di kamarnya kepada dokter itu."Ini. Anda bisa baca, kalau istri saya bersedia menjadi donor untuk Ainul. Tapi jelas, saya tidak mengijinkan. Resiko menjadi pendonor itu tidak mudah. Apalagi, disini jelas, Pinka memmiliki penyakit turunan. Seharusnya anda sebagai doktar tahu soal ini bukan malah diam," ucap Sean lantang dan begitu ketus.Dokter itu membaca seklias dan megedarkan pandangannya ke arah sekeliling lobby ruamh sakit yang mulai d penuhi oleh pasien rawat jalan yang menatap keduanya."Ikut saya," titah dokter itu kemudian lalu berbalik dan berjalan emnuju raungannya. Sean juga mantab berjalan emngikuti doketr itu menuju ruang kerjanya.Napas Sean sudah di atur sedemikian rupa agar tidak terdengar memburu pertanda ia sedang menahan amarah dan kekesalan."Duduk Pak," titah dokter itu sopan.Sean
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhenam

Semua rahasia yang tersembunyi sudah tekuak. Inti dari cerita drama ini sudah akan berakhir. Kesedihan yang beralih menjadi kebahagiaan. Lima tahun kemudian ...Sean akhirnya hidup bahagia bersama Pinka, wanita yang ia cintai. Sean juga menurut saat Pinka tidak setuju bila Sean menceraikan Zahra, kecuali zahra memintanya. Toh, Zahra mendadak pergi setelah pamit kepada Ibu Aisyah, Pinka dan Sean serta Ainul. Tidak ada yang tahu kemana Zahra pergi."Sayang ... Kopi Abi mana?" tanya Sean yang baru selesai memakai seragam polisi dan melihat putra putrinya duduk di meja makan dengan tertib lengkap seragam yang sudah rapi dan wangi."Sebentar Bi. Airnya baru matang," jawab Pinka dari arah dapur."Anak Abi sudah rapi aja. Sudah siap sekolah?" tanya Sean menatap satu per satu putra dan putrinya."Siap Abi. Adzan sudah siap. Tapi Adzan mau peluit, peluit adzan hilang. Hari ini, Adzan mau jadi pemimpin barisan harus punya peluit," ucap Adzan mengadu.Adzan adalah lelaki teliti, sepertinya pelu
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhtujuh

Seharian ini terasa lelah sekali. Setelah pulang sekolah, Pinka, Adzan dan Ainul akhirnya pergi ke Mall sendiri. Tiba -tiba saja, Sean ada tugas lain yang harus di selesaikan, baru saat sore hari, Sean menjemput istri dan dua anaknya di Mall sekalian makan malam bersama dan membungkuskan makanan kesukaan Ibu Aisyah.Tubuh Pinka mulai terasa lelah, sejak operasi sumsum tulang belakang, Pinka merasa imun tubuhnya tak sebaik dulu atau memang hanay perasaannya saja. Tubuhnya mudah lelah dan capek dan lebih mudah terserang masuk angin, flu dan batuk."Abi sedang apa? Mau, Umi buatkan kopi? Atau mau bolu pisang yang Umi buat kemarin? Di kulkas masih ada," tanya Pinka lembut saat melihat Sean duduk termenung di balkon kamarnya."Ehhh ... Umi. Kalau capek, istirahat saja. Nanti Abi buat sendiri," ucap Sean lembut. Sean tahu, Pinka juga pasti lelah. Pinka bukan saja menjadi istri, ibu tapi juga dia mengurus Toko Kue dan Roti Manisnya sendiri. Setiap hari sepulang sekolah, biasanya Pinka akan d
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhdelapan

Sudah dua hari ini, Pinka dan kedua putra putrinya membereskan barang -barang pribadinya yang akan di bawa ke Turki. Sean beberapa hari ini juga sibuk lembur untuk menyelesaiakna lebih cepat tugasnya sebelum akhir tahun. Sean sudah berniat jauh- jauh hari mengambil cuti tahunannya dan menghabiskan waktu berlibur dnegan istri dan kedua anaknya."Umi ...," panggil Ainul lembut sambil menunjukkan kopernya yang terlalu penuh dan tak bisa di tutup.Pinka hanya tersenyum dan menghampiri Ainul lalu membantu anak gadisnya menutup koper pink bergambar barbie itu."Udah di masukkan semua? Barang yang Umi siapkan di kasur tadi?" tanya Pinka pada Ainul.Ainul mengangguk kecil dan menatap tas ranselnya juga yang sudah etrisi penuh dengan makanan ringan yang di belikan Pinka di supermarket sore tadi."Kita jadi berangkat besok, Umi? Abinya aja belum pulang sudah larut malam?" ucap Adzan kemudian."Abi masih sibuk kerja. Karena mau libur lama di Turki jadi Abi harus selesaikan semua kerjaannya biar
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

delapanpuluhsembilan

Perjalanan yang begitu melelahkan, mengudara hampir beberapa puluh jam membuat kedua kaki Pinka terasa sakit. Adzan dan Ainul yang baru pertama kali naik pesawata pun merasa bahagia saja dan sama sekali tak mengeluh.Berbeda dengan Pinka yang memang sedang hamil dan belum memberitahukan kehamilan keduanya ini pada suaminya . Ia merasa sengsara sendiri dan beberapa kali Pinka harus ke toilet untuk muntah.Awalnya Sean tidak curiga. Sean pikir Pinka memang sedang ingin buang air kecil. Pinka kalau cemas da panik seperti itu, akan sering ke toilet. Tapi lama kelaman Sean melihat wajah Pinka semkain pucat dan tubuhnya seperti lemas."Kamu kenapa, sayang," tanya Sean yang langsung menarik kepala Pinka ke dadanya.Pinka nampak menggelengkan kepalanya pelan di dada Sean."Sakit?" tanya Sean sengaja ingin membuat Pinka jujur."Sedikit," jawab Pinka lembut tanpa mau membuka rahasianya yang sudah ia persiapkan sejak lama."Tidurlah," ucap Sean mengulum senyum. Sean tahu, Pinka akan tetap keras
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status