Semua Bab Mengandung Anak Pak Dosen : Bab 71 - Bab 80

89 Bab

Tidak Bisa Menahan Diri

"Berhenti, Suha! Jangan melakukan hal yang akan membuatmu kamu menyesal!"Devan berusaha mencegah perbuatan konyol yang akan dilakukan oleh Nasuha.Begitu juga dengan William yang sama paniknya saat ini, melihat bagaimana Nasuha yang segitu putus asanya tidak ingin diceraikan oleh Devan."Nyonya tolong hentikan! Sadarlah, ada janin yang harus anda lindungi saat ini. Aku mohon hentikan dan simpan pisaunya kembali." ucapnya sambil berjalan pelan untuk menghampiri Nasuha.Sementara Nasuha menggelengkan kepala dengan derai air matanya. Ia tidak mau berpisah dengan Devan apapun yang terjadi. Bahkan, jika harus menggugurkan kandungannya demi suaminya itu mau menerimanya kembali, maka akan dilakukannya dengan sukarela. Itu karena sejak awal kehamilan itu bertujuan agar Devan tetap di sisinya. Tapi, keadaan malah berbalik saat ini."Gak mau! Aku gak mau cerai sama kamu, Mas. Tolong tarik kata-kata kamu tadi. Aku gak mau hidup lagi kalau kamu ceraikan aku," ucapnya lirih.Devan menghela nafas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya

Melepaskan Segalanya

"Ada apa, Mas? Apa terjadi sesuatu? Siapa yang nelpon?" Mazaya bertanya kepada Devan karena sang suami tampak memasang wajah cemas."Mas, ada apa?" ulang Mazaya sambil menepuk pundak Devan karena tak kunjung menjawab pertanyaannya.Devan terdengar menghela nafasnya panjang. Ada rona penyesalan di sana dan rasa bersalah menggelayutinya saat ini."Rendra mengalami kecepatan. Aku harus segera ke sana untuk memastikan keadaannya. Kamu tidak apa-apa kan aku tinggal?" ucapnya yang terdengar seperti meminta izin Mazaya apakah diperbolehkan untuk pergi atau tidak.Sontak saja Mazaya dibuat terkejut mendengar penuturan Devan. Pasalnya mereka beberapa saat yang lalu bertemu dan sempat berdebat. Lalu kini tiba-tiba mendengar pria tersebut kecelakaan. Ada setitik rasa bersalah yang menyerang hatinya saat ini."Iya, Mas. Gak apa-apa. Kamu pergi aja sekarang. Kamu juga pasti khawatir sama keadaan dia saat ini. Aku udah lebih baik sekarang kok," tuturnya yang tidak mungkin mencegah Devan untuk pergi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-11
Baca selengkapnya

Satu Atap yang Sama

"Benar-benar harum, apa kamu juga pakai shampoo, Yaya." Devan yang seperti terbius oleh aroma sabun dan shampo dari tubuh Mazaya, karena menyeruak di kamar tersebut, hingga sampailah ke indera penciumannya."Tentu pakai shampo karena habis mandi, Mas. Mas Devan sendiri kapan mau mandinya? Kan hari ini harus masuk kerja." Mazaya dengan santainya berbicara seperti itu sambil mengambil pakaian di dalam lemari, seakan tidak peka apa sebenarnya yang diinginkannya oleh Devan saat ini."Iya, ini juga mau ke kamar mandi, mau mandi. Tapi, gak mau mandi bersama? Siapa tahu bisa kasih adik buat Aska," ungkap Devan sembari menahan senyumnya agar tidak terlalu kentara bahwa, ia memang dirinya memang menginginkan Mazaya saat ini.Dan Mazaya sendiri bisa menebak ke arah mana ucapan Devan yang mana ia memang sudah tidak memberikan hak sang suami."Nanti aja, Mas. Gimana kalau kita check in di hotel pulang dari kantor dan sampai malam terus pulang buat makan malam, gimana? ... Lagian kan nanti mau pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-13
Baca selengkapnya

Apa ini Karma?

Sementara itu di tempat lain."Tolong siapkan semuanya. Ini demi calon istri dan calon anakku nanti. Aku yakin semuanya akan berjalan lancar sampai anak itu dilahirkan."William rampak berbicara santai dengan seseorang di ujung panggilan. Ia mempunyai rencana membangun sebuah rumah sederhana untuk mereka tempati nantinya.Pria yang sudah dipecat dari pekerjaannya itu tampak bersemangat dan yakin, jika suatu saat nanti Nasuha akan menerimanya dengan lapang dada, tanpa melihat dengan status sosialnya. Terlebih lagi ketika anak mereka sudah lahir dan akan semakin membuat ikatan jalinan diantara mereka semakin kuat.Begitu urusannya selesai dengan orang yang ditelpon nya barusan, William beralih untuk menghubungi Nasuha. Ia sudah dua hari itu tidak memberikan kabar kepada kekasih hatinya tersebut.Namun, panggilan William itu tak kunjung dijawab oleh Nasuha. Bahkan setelah usahanya menghubungi ke tiga dan empat kalinya."Apa terjadi sesuatu?" gumamnya menebak-nebak sambil berjalan mondar-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

Insiden di Kantor

"Aku harus pergi sekarang ... Yaya, ayo kita pergi dari sini."Devan tanpa melirik ke arah Nasuha dan William itu segera berbalik, meninggalkan ruangan perawatan tersebut.Mazaya sebentar bertanda tanya kenapa Devan tiba-tiba ingin pergi, padahal sebelumnya sedang berbicara serius dengan William. Apakah karena panggilan di telepon sebelumnya? Tapi, ada apa? Apa terjadi sesuatu?Meskipun ada banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya saat ini, Mazaya tidak bisa langsung menanyakannya sebelum Devan yang berbicara terlebih dahulu.Sementara Nasuha masih memasang tatapan kosong karena kehilangan calon anaknya. Tidak peduli seberapa keras usaha Willian menghiburnya saat ini. Tapi, kenyataan ia telah keguguran dan tidak ada hal bisa mengembalikan anaknya."Ini semua gara-gara Mazaya, Wil. Aku yakin dia gak terima aku hamil dan akan menjadi bagian keluarga Devan. Dia pasti mencampurkan sesuatu ke minumanku dan buat aku kehilangan anakku yang berharga itu," lirihnya yang menyalahkan Mazaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

'Check In' di Hotel

Mazaya dan Devan tampak berada di dalam mobil yang melaju saat ini. Tapi, sejak tadi tidak ada pembicaraan diantara mereka.Keduanya saling mendiamkan satu sama lain. Terutama Devan yang pikirannya seakan entah di mana.Sedangkan Mazaya sendiri seperti berada di persimpangan jalan, antara apa harus bertanya atau diam saja. Mengingat sebelumnya sang suami bertemu dengan seorang wanita dan wanita itu begitu banyak bicara."Udah lama ya, Devan. Aku dengar kamu sudah menikah dan mempunyai anak juga? Eh, kalau gak salah istrinya pun ada dua. Wah, hebat ya ... Aku baru sadar kalau Devan yang dulunya pemalu, bisa punya dua istri sekaligus."Itulah ucapan wanita yang berbicara dengan Devan sebelumnya, dimana masih teringat dalam ingatan Mazaya saat ini.Namun, Devan tidak menanggapi wanita yang entah siapa namanya itu dan bergegas masuk ke dalam mobil.Mazaya yang tidak mengerti situasi yang ada di depannya itu pada akhirnya mengikuti Devan dan turut masuk ke mobil dengan tanda tanya besar d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya

Perempuan Tidak Waras

"Bagaimana kalau satu kali lagi, sayang? Mandi bersama gak masalah kan?"Devan memasang wajah memelas di depan Mazaya saat ini. Hal yang tidak pernah ditunjukkannya kepada siapapun, kecuali dengan istri keduanya itu seperti sekarang. Ia sudah seperti dibuat mabuk dan selalu menginginkannya lagi dan lagi.Sementara Mazaya menggigit bibir bawahnya untuk sesaat di depan Devan saat ini. Pasalnya ia sebenarnya sudah kelelahan sehabis bermain dengan sang suami di atas ranjang beberapa saat yang lalu. Tapi siapa sangka tenaga Devan dua kali lebih besar dari sebelumnya dan kini malah meminta lagi."Hmm, gimana ya, Mas. Aku sebenarnya--" Mazaya menggantungkan ucapannya, itu karena jika ia menolak maka Devan pasti akan kecewa. Terlebih lagi sang suami sudah menahan diri selama beberapa hari terakhir dengan tidak menyentuhnya. Apa jadinya jika hari ini gagal dan membuat mereka masuk ke dalam hal pertengahan yang sebentar cukup sepele, tapi imbasnya pernikahan mereka yang akan dipertaruhkan di s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Mengatakan Kejujuran

"Mas, kenapa diam aja?! Jawab dengan jujur siapa perempuan itu sebenarnya? Tolong katakan apa adanya. Aku sama sekali gak masalah sama masa lalu Mas Devan. Aku hanya gak mau dengar tentang perempuan itu dari orang lain dan bukannya dari Mas Devan sendiri ...."Mazaya mencecar Devan dengan berbagai pertanyaan tentang wanita yang ingin diketahuinya. Pasalnya wanita yang dimaksudkan oleh Mazaya, sepertinya lebih berani dari dugaannya. Tentu saja karena di mana ada seorang wanita yang ingin menjadi istri ketiga. Menurutnya hal tersebut merupakan di luar nalar, kecuali memang wanita tersebut mempunyai niat tertentu sejak awal.Devan masih terdiam dibalik kemudinya saat ini, ia bahkan tidak bisa fokus menyetir karena Mazaya kukuh ingin mengetahui siapa wanita yang mengirim pesan sebelumnya."Dia hanya kenalan sewaktu sekolah dulu, gak ada yang istimewa," ucapnya pada akhirnya.Mazaya menyipitkan matanya ke arah Devan. Ia merasa ada yang masih disembunyikan oleh suaminya tersebut."Mungk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Tidak Tahu Malu

"Selamat malam, Pak Devan dan Bu Mazaya ya? Kenalkan saya Patricia, guru di sekolah yang Bu Mazaya daftarkan untuk Askara.Dengan senyum ramah, seakan tidak ada hal yang membebani pada raut wajahnya saat ini, wanita yang bernama Patricia itu memperkenalkan dirinya di Devan depan juga Mazaya.Sementara pasangan suami istri itu malah memasang raut wajah datar saat ini, menatap wanita yang saat ini menjadi tamu di rumah mereka tersebut.Bagaimana tidak, itu karena wanita tersebut adalah yang beberapa saat yang lalu dibicarakan oleh Mazaya dan Devan sebelumnya. Wanita yang dianggap gila oleh Mazaya karena telah mengirim pesan kepada suaminya, bahwa Masa dia dijadikan istri yang ketiga.Namun, siapa sangka wanita tersebut ternyata adalah salah satu guru di tempat sekolah yang sudah didaftarkan oleh Mazaya beberapa hari yang lalu.Baik Mazaya maupun Devan sama sekali tidak mengetahui, jika Patricia adalah profesi sebagai guru taman kanak-kanak."Apa boleh saya, duduk?" tanya Patricia dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-03
Baca selengkapnya

Menagih Janji

"Maksud anda apa? Janji apa?"Mazaya menunjukkan raut wajah tidak bersahabat di depan tamunya itu. Ia sudah tidak bisa menahan diri dan rasa sabarnya sudah berada diambang batasnya.Patricia malah tersenyum tipis, lalu beralih kepada Devan yang wajahnya terlihat pucat pasi."Sebaiknya anda tanyakan sendiri pada suami anda itu, Bu Mazaya ... Sepertinya saya harus pamit pulang. Terima Kasih untuk wawancaranya dan sampai bertemu di sekolah Minggu depan, Aska," tukasnya yang turut berpamitan kepada Askara, tapi di saat yang sama ia sama sekali tidak peduli untuk menjawab pertanyaan Mazaya sebelumnya.Sementara Mazaya semakin meradang dari sebelumnya, karena Partisi malah mengabaikan pertanyaannya dan hal itu terang-terangan di depan Devan saat ini."Jangan bersikap di luar batas, Patricia! Kamu pikir siapa bisa bicara seperti itu di sini!" Devan pada akhirnya membuka suara karena tidak tahan lagi dengan sikap kurang ajar Patricia.Dan lagi-lagi Patricia menampilkan raut wajah tenang di de
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status