Home / Pernikahan / Pembalasan Istri Sang CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pembalasan Istri Sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70

195 Chapters

Mama Alex jatuh sakit

Sinar mentari mulai menembus masuk melalui celah pintu dan jendela. Alex membuka matanya perlahan dan tersadar bahwa dirinya bukan berada di dalam kamarnya. Segala bayangan peristiwa kemarin, juga ucapan papa dan mamanya kembali terngiang di telinganya. Benar, ia memutuskan untuk keluar dari rumah megah dan meninggalkan semua fasilitas miliknya. Alex duduk di tempat tidurnya dan merenung beberapa saat. Hari ini adalah pertama kalinya ia menjadi pengangguran. Biasanya di jam dan waktu seperti ini ia sudah berkutat dengan urusan pekerjaan yang memusingkan.Alex mengambil ponselnya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Sudah lama rasanya ia tidak bangun siang seperti ini, kecuali di hari Minggu.'Intan pasti sudah sibuk bekerja,' gumamnya.Alex memilih mandi dan memesan menu sarapannya. Ia mengirim sebuah pesan untuk Intan agar menghubungi dirinya jika sedang punya waktu luang.Tak lama kemudian, makanan pesanan Alex pun datang. Alex membuka pintu dan membayar makanan pesan
Read more

Haruskah kembali berpisah?

Kondisi Mama Alex yang lemah membuat Alex tak bisa mengacuhkannya. Pikiran dan fokus Alex sepenuhnya tertuju padanya.Papa Alex terus mengintimidasi Alex bahwa dirinya adalah penyebab melemahnya kondisi tubuh sang mama. Papa Alex memanfaatkan kondisi istrinya untuk menekan Alex dan membuatnya merasa bersalah.'Apa benar aku egois dan hanya mementingkan perasaanku sendiri? Apa aku gak boleh mengikuti kata hatiku dan meraih kebahagiaanku?' Pertanyaan itu terus terngiang dalam benak Alex setiap kali ia menatap wajah wanita yang telah melahirkan dirinya.Pagi itu Alex duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur mamanya. Sepanjang malam ia terus berjaga, karena sesekali sang mama akan membuka matanya dan selalu memanggil nama Alex. Jika sedang terbangun, Mama Alex selalu menggenggam tangan putranya dan enggan melepaskannya. Sekalipun Alex berjanji tidak akan pergi, sang mama tidak mudah mempercayai ucapannya. Mama Alex terus meminta Alex berada di sisinya. Alex bahkan harus mengabaika
Read more

Terbongkarnya Kejahatan Johan

"Tuan, ada yang ingin bertemu dengan Tuan," kata asisten rumah tangga Kakek Nugraha siang itu."Siapa?" tanya kakek penasaran."Seorang pria yang belum pernah datang kemari sebelumnya, Tuan. Akan tetapi beliau mengatakan bahwa ada sesuatu yang sangat penting yang harus ia sampaikan pada Tuan," jawabnya."Minta dia menunggu di ruang tamu!"Tidak semua tamu diterima untuk masuk ke ruang kerja atau kamar pribadi Kakek Nugraha. Biasanya hanya anak dan cucu yang akan diijinkan masuk ke dalam kamarnya."Baik, Tuan." Asisten rumah tangga itu berlalu meninggalkan kamar tuannya.Kakek Nugraha meminta perawat untuk membantu mempersiapkan dirinya. Setelah itu perawat mengantar kakek ke ruang tamu. Kakek melihat ke arah seorang pria paruh baya yang duduk di sofa dan menundukkan kepalanya. "Anda mencari saya?" Suara serak namun penuh wibawa milik Kakek Nugraha menggema di ruangan itu.Pria itu mengangkat wajahnya, kumis dan rambut yang mulai beruban terlihat ragu. "I-iya, Tuan."Kening kakek ber
Read more

Tommy menemui Johan

"Silvy... Keluar kamu!" Tommy yang baru saja masuk ke dalam rumahnya langsung berteriak dengan suara menggema. Silvy yang sedang berbaring di tempat tidurnya terkejut dan segera keluar dari kamar."Apa sih, Mas? Kenapa teriak-teriak seperti itu? Ada apa, Mas?" tanya Silvy bingung.Tommy menarik lengan Silvy mendekat, tatapan matanya tajam seakan siap mencabik dan menerkam istrinya itu. Sejenak Tommy terdiam, ia merasa sangat bodoh karena telah mencintai putri dari pembunuh papa kandungnya sendiri."Kamu tahu dimana rumah papamu?" tanya Tommy."Papa tiriku? Kamu kan tahu kalau mama dan papaku sekarang tinggal di luar negeri. Ada masalah apa? Kenapa tiba-tiba kamu bertanya tentang mereka?" tanya Silvy dengan heran."Bukan papa tirimu, tetapi papa kandungmu. Dimana dia sekarang?" desak Tommy. Silvy terkejut mendengar pertanyaan Tommy itu. "Mas, kamu kan tahu aku sudah lama gak berhubungan sama papa kandungku. Aku gak pernah ingin tahu apapun lagi tentangnya. Aku gak tahu dimana papa ti
Read more

Tommy menceraikan Silvy

"Pa, itu gak benar kan? Jelaskan pada suamiku kalau semua itu hanyalah salah paham, Pa! Pasti ada orang yang mau memfitnah Papa, iya kan?" Silvy menatap papanya penuh harap.Johan diam beberapa saat, lalu berjalan mendekati Tommy. "Siapa yang mengatakan itu padamu? Semua itu hanya omong kosong dan khayalanmu. Kamu memang sok tahu, Tommy! Atau kamu sedang mencari alasan untuk menjauhi putriku?""Anda mau mendengar sendiri saksi yang akan membongkar seluruh topeng masa lalu Anda? Baiklah, saya akan memanggilnya." Tommy mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya untuk membawa Boby. Tommy segera mengirimkan alamat rumah Johan pada anak buahnya.Johan mulai melihat wajah Tommy yang sangat serius. Ia mulai menerka dalam hatinya, siapa yang berani membongkar kejahatan yang sudah ia kubur selama bertahun-tahun.Silvy merasa bingung, setiap kali ia berusaha mendekati Tommy dan berusaha mengurai situasi yang tidak nyaman itu, Tommy justru menjauh.Silvy hanya bisa duduk di sofa sambil men
Read more

Pembalasan untuk Silvy

"Tommy... Buka pintunya!" Silvy berteriak-teriak sambil menggedor pintu rumahnya.Tommy sudah memberi pesan pada semua asisten rumah tangganya untuk tidak lagi membukakan pintu untuk Silvy."Bi, buka pintunya! Suruh suamiku keluar sekarang!" teriak Silvy lagi.Semua asisten rumah tangga kebingungan, jika mereka berani membuka pintu, mungkin Tommy akan memecat mereka. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi di antara tuan dan nyonya di rumah itu.Namun para asisten rumah tangga itu bisa merasakan bahwa kehidupan pernikahan majikan mereka jauh dari kata harmonis. Tommy dan Silvy terlihat mesra hanya di awal pernikahan mereka. "Buka pintunya! Atau aku akan memecahkan semua kaca jendela dan membakar rumah ini. Aku, Silvy, gak pernah main-main dengan ucapanku!" Silvy kembali mengancam."Apa yang harus kita lakukan? Nyonya Silvy orang yang nekat dan selalu melakukan ancamannya. Dia sering gak berpikir panjang. Dia pernah mencoba melukai dirinya sendiri. Aku takut dia benar-benar akan merusa
Read more

Silvy Depresi

Silvy baru saja terlelap ketika seseorang menarik tangannya dengan kasar."Keluar dari kamarku!" teriak Tommy.Silvy yang masih setengah sadar mengerjapkan matanya. Kepala dan tubuhnya masih terasa sakit karena ulah Tommy yang menyentuh tubuhnya dengan kasar semalam. Silvy merasa tadi malam Tommy bukanlah suaminya yang biasa menyentuh dirinya dengan kelembutan dan cinta. Semalam Tommy berulang kali memukul dan menggigit bagian tubuhnya hingga meninggalkan rasa nyeri dan lebam yang masih terasa.Tommy melakukan semua hanya untuk melampiaskan rasa marah dan mempermalukan Silvy yang sedang berusaha kembali memohon cinta suaminya itu."Mas, aku masih lelah sekali, aku mau tidur sebentar lagi," keluh Silvy. Wanita itu memegang kepalanya dan berusaha menstabilkan tubuhnya saat berdiri. Silvy menutup tubuhnya yang belum berbusana dengan selimut."Bibi, ambil koper dan barang-barang milik Silvy! Bawa semuanya ke teras sekarang juga!" titah Tommy dengan suara keras pada asisten rumah tangga s
Read more

Alex masih cemburu

Intan menguatkan hatinya untuk tetap tegar menjalani pekerjaannya. Walaupun hatinya sakit dan kecewa karena kisahnya bersama Alex tidak berakhir dengan indah, ia berusaha fokus dengan rencana dan tujuannya yang semula."Mbak, siang nanti aku ada pertemuan dengan perusahaan asing. Mbak bisa mewakili perusahaan kita di pertemuan para pengusaha muda nanti sore, kan?" tanya Rudy."Oke," jawab Intan tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop di hadapannya."Bagus, aku mau mempersiapkan beberapa hal untuk presentasi nanti sore." Rudy kembali ke ruangannya.Intan kembali berkonsentrasi mengerjakan pekerjaannya memeriksa laporan dari kantor cabang perusahaan mereka. Menjelang siang, Intan melirik jam tangannya. Tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Ia harus segera mempersiapkan diri untuk menghadiri acara sore nanti. Intan memutuskan akan kembali ke rumah sebelum menuju tempat acara itu digelar. Ia harus mandi dan memakai pakaian yang sesuai untuk acara nanti.Setibanya
Read more

Tommy mencari Intan

Tommy masuk ke kamar dan merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Beberapa hari setelah mengusir Silvy, suasana rumah itu benar-benar hampa. Tommy tidak bisa berbincang dengan siapapun di rumah itu. Ia seperti hanya menumpang tidur di rumahnya sendiri. Setiap pagi Tommy pergi bekerja, dan pulang saat hari telah larut.Tidak ada lagi yang menunggunya di rumah atau menanyakan keadaannya. Dalam kesendirian, tiba-tiba Tommy teringat pada Intan. Tommy merasa bingung, kenapa dirinya justru teringat pada wanita yang tidak pernah ia rindukan sebelumnya.'Intan, dimana dia sekarang? Aku baru menyadari kalau pilihanku ternyata salah. Aku telah mencintai orang yang salah, yang justru telah menghancurkan hidupku. Apa mungkin Intan adalah wanita terbaik bagiku? Kenapa baru sekarang aku memikirkan ini?' batin Tommy.Tommy menatap langit-langit kamarnya, terlintas bayangan senyum di wajah Intan setiap mengantar dan menyambutnya saat pulang bekerja. Intan selalu tersenyum dan menjawab dengan lembut
Read more

Tommy kecelakaan

Tommy tidak berhasil menemukan Intan atau informasi apapun dari orang-orang di kampungnya. Hati Tommy penuh dengan tanya, dimana mantan istrinya sekarang ini?Namun ia merasa sedikit lega mendengar informasi bahwa Intan dan keluarganya mungkin bisa hidup berkecukupan dengan penjualan tanah warisan mereka.Tommy kembali ke rumahnya dan beraktivitas seperti biasanya. Beberapa kali Silvy berusaha menghubungi Tommy, tetapi Tommy tidak mau merespon. Tommy yang merasa terganggu akhirnya memblokir dan menutup semua akses Silvy untuk menghubungi dirinya.Pagi itu seperti biasa Tommy pergi ke kantornya. Seorang sopir kantor menjemputnya ke rumah seperti biasa. Saat tiba di kantor, Tommy memanggil sekretarisnya untuk masuk ke ruangannya dan menanyakan pada sang sekretaris mengenai agendanya hari itu. "Apa saja kegiatanku hari ini?" tanya Tommy."Ada jadwal pertemuan dengan klien di Kafe Rose jam tiga sore, Pak," jawab sekretaris itu."Oke, siapkan semuanya. Saya mau pertemuan itu menghasilkan
Read more
PREV
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status