Home / Pernikahan / Ternyata Sang Pewaris / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Ternyata Sang Pewaris: Chapter 71 - Chapter 80

126 Chapters

71. Tertolong!

Felix yang terkejut membuat tubuhnya limbung seketika, hampir saja dia ambruk jika tidak ditahan oleh Nick.Felix tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Naya, jika telat mendapatkan penangan dokter.Nick membawa Felix untuk duduk di sofa, kemudian mengambil botol air mineral yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.“Minum dulu tuan.” titah Nick menyodorkan botol yang telah dia buka tutupnya terlebih dahulu.Dengan tangan yang masih bergetar, Felix menerima botol air tersebut kemudian menenggaknya hingga tandas.“Apa hasil lab ini tidak tertukar dok?” tanya Nick memastikan.Dokter menggeleng yakin.”Tidak tuan, itu benar hasil lab dari sampel makanan yang anda bawa.” “Untung saja nona dibawa tepat waktu, telat sedikit saja. Kami tidak dapat melakukan apapun untuk menyelamatkannya.” jelasnya.“Apa ada efek samping yang akan terjadi dengan nona Naya?”“Saat ini kondisi nona Naya masih dalam pemantauan kami tim dokter. Namun saya tidak bisa memastikan sekarang. Kita bisa tahu ji
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

72.Diambang kematian.

“Tempat apa ini?”Naya berdiri di sebuah lapang yang entah dimana, Naya berlari kesana kemari namun tak kunjung menemukan ujung dari tempat ini.Naya mulai ketakutan, dia menangis memanggil semua orang.“Felix!!”“Ayah!”“Ibu!”“Kalian dimana?” jerit Naya.Namun semua percuma, di tempat ini…Naya tidak melihat siapapun selain dirinya disana.Naya terus berlari, berharap dia bertemu seseorang yang bisa menolongnya keluar dari tempat ini.Lama Naya berlari tapi tak kunjung menemukan akhir, Naya menajamkan pendengarnya. Sayup-sayup Naya mendengar suara tangis ibu dan suami yang memanggil namanya.Semakin lama suara itu semakin jelas.“Felix!”“Ibu!” “Kalian dimana?”“Tolong aku!” Naya berteriak, berharap salah satu dari mereka mendengar suaranya.“Aaaaaaa…..!” Naya berteriak ketakutan, ketika melihat sebuah cahaya berbentuk bola yang menggelinding ke arahnya. Naya mencoba berlari namun kakinya terasa berat, tidak dapat bergerak sedikit pun.Bum!!Tubuh Naya terpental! “Dokter! Detak ja
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

73. Rencana resepsi pernikahan.

Beberapa hari di rumah sakit kondisi Naya semakain membaik, hari ini dokter sudah mengizinkannya untuk pulang. Felix membereskan barang-barang di bantu oleh Melani.Sedangkan Naya perempuan itu hanya disuruh duduk menunggu suami dan ibunya selesai berkemas.‘’Bu, apa ayah tidak ingin bertemu denganku?’’‘’Apa ayah membenciku?’’Naya bertanya dengan pelan menatap Melani dengan sendu.Melani menghentikan pergerakan tangannya yang sedang mengemas pakaian, lalu mendongak menatap putrinya yang nampak bersedih. Bagaimana tidak!Dari Naya masuk ke rumah sakit sampai detik ini tidak sekalipun Edoardo datang menjenguk, padahal Melani sudah membujuknya namun tetap Edoardo tidak ingin datang ke rumah sakit. Edoardo beralasan kecewa dengan putrinya itu yang memilih presdir daripada kembali tinggal di rumahnya dan meninggalkan presdir Albert alias Felix.Entah Edoardo belum bisa menerima fakta yang ada atau justru ada hal lain?Hanya Edoardo yang tahu.‘’ Tidak seperti itu, ayah sedang berad
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

74. Jangan libatkan aku dalam urusan kalian!

“Kau pulang cucu ku. Kemarilah!’’ Glendale menyambut baik dengan kedatangan Felix dengan baik. Dengan penuh hormat Felix mencium tangan pria yang sudah beranjak sepuh itu.‘’Duduklah.’’ titah Glendale.Felix pun menurut, lalu duduk di kursi sebelah Glendale.‘’Bagaimana kabar kakek?’’‘’ Seperti yang kau lihat.’’ sahut Glendale menunjuk dirinya sendiri.Sebenarnya Glendale tidak pernah membenci cucu satu-satunya itu, namun sifat keras kepala Felix yang menurun dari papa nya, membuat mereka berselisih pahan seperti saat ini. Sifat Glendale yang tegas dan tidak suka dibantah, di satukan dengan sifat keras Felix yang tidak suka diatur. Menjadikan mereka bagaikan air dan minyak yang sulit disatukan.‘’syukurlah. ‘’ Felix menarik nafas dalam, mempersiapkan kata-kata agar kakeknya mengerti dan tidak terjadi keributan seperti beberapa waktu lalu pertemuan mereka.‘’ Ada apa? Apa kau ingin mengatakan sesuatu?’’‘’Katakan saja, jangan takut.’’ ucap Glendale memecah keheningan diantara mereka.
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

75.Hampir saja!

“Apa hakmu bertanya seperti itu padaku!” seru Edoardo tidak suka dengan pertanyaan Felix yang ditujukan untuknya.“Aku berhak tahu, karena anda adalah mertua dan tuan Glendale adalah kakek ku. Permasalahan yang terjadi di antara kalian berdua sedikit banyaknya aku mengerti.”“Dan aku pun berhak tahu tentang kebenaran mengenai kematian orang tuaku. Jika ayah bukanlah pelakunya, lantas kenapa harus takut menghadapi kakek?”“Bukankah kalian dulunya cukup dekat?” Felix bertanya dengan menatap wajah sang mertua. Namun Felix tidak menangkap ekspresi apapun selain wajah datar Edoardo. Dulu setiap kali dia bicara dengan pria itu, tidak sedikit pun Felix berani menatap wajahnya. Tapi sekarang….Edoardo mendecih, lalu menatap Felix yang juga sedang menatapnya. Kedua netra mereka bertemu Edoardo menatap menantunya itu dengan tatapan tidak suka.“Sudah berani kau ikut campur urusanku! Haha…iya…iya..aku lupa sekarang kau adalah presdir Albert palsu. Aduh, kenapa aku bisa melupakan itu.” Edoardo me
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

76. Ambil ini, jangan lagi tinggal di tempat itu.

Mobil Nick berhenti di depan sebuah rumah makan yang tidak jauh dari tempat tadi.“Ayo turun.” titah Nick.Embun mengangguk, lalu melangkah turun setelah pintu terbuka. Gadis itu membawa serta karung dan tongkat besinya.Nick mendelik melihat itu.” Taruh!” titahnya.“Yang benar saja, masa kau mau membawa itu masuk. Yang ada malah di usir satpam.” cerocos Nick.Embun menggeleng.” Kalau hilang bagaimana?” Tanpa menjawab Nick mengambil karung serta tongkat besi secara paksa dari tangan Embun, lalu menyimpannya di dalam bagasi.“Selesai, aman bukan?” ucap Nick, melihat pada Embun yang sedang nyengir memamerkan deretan gigi-gigi putihnya.Sebagai orang yang hidup di jalanan Embun terbilang gadis yang cantik berkulit putih dengan rambut hitam legam. Walau saat ini dia hanya memakai baju yang cumpang camping dengan rambut diikat asal namun aura kecantikannya masih terlihat.“Ayo jalan, apa kau mau terus berdiri disini.” tegur Nick, sambil melangkahkan kaki.“Eh, tunggu tuan.” sahut Embun ya
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

77. Hampir jadi korban tabrak lari!

“Kau sudah pulang Nick?” Felix menghampiri Nick yang baru saja masuk kedalam rumah.Kebetulan saat itu Felix juga baru saja tiba dari mengunjungi Edoardo.Nick mengangguk,“Iya tuan. Anda baru pulang?” Nick balik bertanya ketika melihat Felix yang berpakaian rapi.“Iya. Duduklah.” titah Felix, setelah dirinya menjatuhkan tubuh disofa.Kemudian Nick duduk di sofa yang berhadapan dengan Felix.Felix memicingkan mata kala melihat Nick berkali-kali menyugar rambutnya dengan kasar.“Apa ada masalah di kantor?” tanya Felix penasaran, tidak biasanya Nick terlihat resah seperti ini.Nick menggeleng,”Tidak tuan.”“Lalu apa yang sedang kau pikirkan.” tanya Felix lagi.“Aku hampir jadi korban tabrak lari, beruntung ada gadis yang menolongku.” jelas Nick, menceritakan apa yang baru saja di alaminya.“Ya ampun. Apa kau terluka?” tanya Naya yang baru saja datang lalu ikut duduk di samping Felix.“Tidak nona. Hanya lecet sedikit saja.” jawab Nick.“Syukurlah. Gadis yang menolongmu bagaimana? Apa di
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

78. Nyawa yang hampir terenggut.

Mobil yang dikendarai Nick tiba-tiba saja mengalami remblong, ketika melewati tikungangan tajam.“Tuan! Remnya blong!” pekik Nick dengan panik. Laju mobil sudah tidak dapat dikendalikan.“Astaga! Bagaimana bisa?” Felix tidak kalah paniknya!Bagaimana mungkin banyak kejadian yang membahayakan nyawa mereka dalam sekali waktu. Baru saja mereka melawan orang yang menghadangnya dan harus kehilangan ponsel yang tidak sengaja mereka tinggalkan di dalam mobil. Dan sekarang?Nick mencoba mengendalikan laju kendaraan agar tidak melaju dengan kencang, namun karena jalanan yang menurun membuat Nick kesulitan.“Tuan! Pakai seatbelt dan berpegangan yang kencang. Aku akan mencoba memberhentikan mobil ini.” Felix menganggukan kepala, mengikuti arahan dari Nick. ‘Tuhan seandainya takdirku sampai hari ini, tapi tolong selamatkan tuan Felix.’ batin Nick, dia sudah pasrah dengan keadaan. Yang Nick bisa lakukan saat ini adalah melakukan yang terbaik.Dari arah yang berlawanan Nick melihat sebuah truk
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

79. Rencana busuk Alex.

Pertolongan telah datang, satu mobil dan satu ambulans.Ya, anak buah Nick yang lain yang di hubungi Jo ternyata mereka tidak datang sendiri, melainkan membawa mobil ambulan atas inisiatif salah satu mereka.Setelah mobil berhenti mereka semua turun, dan segera menghampiri Jo dan kedua tuannya.“Tuan presdir, tuan Nick, Jo. Kalian ada yang terluka?” tanya salah satu dari mereka.“Maaf kami. kami datang membawa ambulan.”“Tidak masalah, cepat kalian bawa tuan presdir dan tuan Nick. Bawa segera mereka ke rumah sakit terdekat.” ucap Jo memberikan perintah.Sedangkan Nick pria itu sudah tahan kepalanya semakin pusing sampai untuk membuka mata saja rasanya berat. Felix, pria itu pun sama dengan Nick. Teman-tan Jo yang lain, membantu membawa Nick dan Felix masuk kedalam mobil ambulan dibantu oleh petugas medis.Setelah itu, mobil ambulan langsung Jo perintahkan untuk jalan dikawal oleh beberapa temannya di dalam.Sedangkan Jo, dan satu temannya. Tetap berada di tkp. Pria ingin mencari ta
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

80. Kebohongan Glendale.

Drett! Ponsel Alex kembali berbunyi dengan nama pemanggil yang sama yaitu Glendale. Alex tersenyum penuh kemenangan, benar dugaannya! Pria tua itu pasti akan kembali menelpon.“Alex Albert kecelakaan.” seru Glendale, ketika panggilan tersambung, Alex menjauhkan ponselnya dari telinga. Setelah tidak terdengar lagi suara dari seberang sana, barulah Alex kembali mendekatkan ponselnya ke telinga. “Kecelakaan? Dimana?” tanya Alex dengan suara di buat seolah-olah dirinya panik. “Di jalan X..”“Astaga! Aku turut berduka cita, tidak menyangka jika nasib Albert akan sama dengan Adrian. “ ucap Alex dengan sendu. “Sekarang kau dimana tuan. Aku akan kesana sekarang.”“Apa maksudmu? Aku tidak mengatakan jika Albert meninggal.” sahut Glendale heran. Alex diam pria itu seperti sedang mencari alasan atas ucapan yang telah keluar dari mulut pria itu sendiri. “Bukan seperti itu maksudku tuan, aku hanya turut bersedih atas musibah yang menimpa Albert.”“Em.. Bagaimana keadaannya saat in
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status